Analisis Sensitifitas Biaya Pengering ERK

7 Petani 2000 - 20.0 - 8 Petani 10000 - 2.5 - Keterangan : Petani yang menjual cengkeh basah tidak melakukan usaha pengeringan Tabel IV-2 menyatakan bahwa: 1 Kelompok 1: Bagi pedagang pengumpul, jika harga cengkeh basah turun hingga Rp 4000,- maka usaha pengeringan cengkeh masih layak dilakukan menggunakan pengering ERK jika harga cengkeh kering di atas Rp 14.500,- per kg. 2 Kelompok 1: Pada saat harga cengkeh basah turun menjadi Rp 8000,- per kg, maka usaha pengeringan masih layak dilakukan jika pedagang masih dapat menjual cengkeh kering di atas Rp 27.500,- per kg. 3 Kelompok 1: Jika harga cengkeh basah naik mencapai Rp 10.000,- per kg, maka usaha pengeringan dengan pengering ERK masih layak jika harga jual cengkeh kering mencapai Rp 33.900,- per kg. 4 Kelompok 3: Pada saat harga cengkeh kering jatuh menjadi Rp 14.500,- per kg, petani yang menggunakan pengering ERK masih dapat melanjutkan usaha pengeringan jika memiliki luas kebun 2 Ha. 5 Kelompok 3: Pada saat harga cengkeh kering mencapai Rp 27.500, per kg, usaha pengeringan dengan pengering ERK masih dapat dilanjutkan jika luas lahan minimal yang dipunyai petani 1.8 Ha. 6 Kelompok 3: Pada saat harga cengkeh kering mencapai Rp 33.900, per kg, usaha pengeringan dengan pengering ERK masih dapat dilanjutkan jika luas lahan minimal yang dipunyai petani 1.7 Ha. 7 Bagi petani yang menjual cengkeh basah, maka titik impas terjadi pada harga jual cengkah basah Rp 2000,- per kg apabila petani mempunyai lahan seluas 20 ha. 8 Bagi petani yang tidak melakukan pengeringan cengkeh, tetapi menjual cengkeh basah, maka titik impas terjadi pada harga jual cengkeh basah Rp 10.000,- per kg apabila petani mempunyai lahan seluas 2.5 ha.

6.2.6.2. Pengaruh Perubahan Kecepatan Udara Pengering

Berdasarkan perhitungan optimisasi biaya konstruksi pengering ERK menggunakan data percobaan 3 Bab IV Lampiran III-5, maka dilakukan analisis biaya untuk menentukan kelayakan usaha. Analisis biaya dengan metoda NPV menggunakan kecepatan udara pengeringan di atas rak sebesar 0.04 mdt, 0.05 mdt dan 0.06 mdt. Perbandingan yang dilakukan adalah untuk kelompok 1 yaitu pedagang pengunpul cengkeh yang menggunakan pengering ERK dan untuk kelompok 3 yaitu petani yang menggunakan pengering ERK. Data dan hasil perhitungan dinyatakan pada Tabel VI-3. Pada Tabel VI-3, baik pada kelompok pedagang maupun petani, peningkatan kecepatan pengeringan akan memberikan keuntungan yang lebih besar, meskipun bedanya tidak nyata. Perubahan penggunaan kecepatan udara pengering pada tingkat suhu yang sama, akan berdampak pada waktu efektif pengeringan, namun secara total, tidak mengubah jumlah hari pengeringan, sehingga kapasitas pengeringan relatif tetap. Tabel VI-3. Pengaruh kecepatan terhadap keuntungan pada suhu pengeringan 48 o C Kelompok Pengguna Kecepatan udara pengering mdt Luas pengering m2 Biaya pokok pengeringan Rpkg cengkeh basah NPV total Rp Tahun pengembalian modal 1 0.04 13 m 2 373 49.910.100 2 1 0.05 13 m 2 352 52.192.468 2 1 0.06 13 m 2 342 52.877.609 2 3 0.04 13 m 2 803 20.591.414 4 3 0.05 13 m 2 782 22.916.327 4 3 0.06 13 m 2 771 23.629.832 4

6.2.6.3. Pengaruh Perubahan Suhu Udara Pengering

Berdasarkan data pada percobaan 3 Lampiran III-5, akan dilihat pengaruh perubahan suhu udara pengering terhadap keuntungan pada usaha pengeringan cengkeh. Pada analisis ini dibandingkan 3 operasi suhu pengeringan, yaitu 45 o C, 48 o C dan 50 o C. Hasil analisis ini dirangkum pada Tabel IV-4. Bagi kelompok pedagang pengumpul, perubahan suhu pengeringan sangat berpengaruh terhadap keuntungan. Semakin besar suhu pengeringan yang digunakan, akan semakin menguntungkan. Suhu pengeringan yang diijinkan untuk pengeringan cengkeh tidak lebih dari 60 o C, karena suhu tinggi menyebabkan kehilangan minyak atsiri. Bagi petani, penambahan tingkat suhu pengeringan tidak memberikan kecenderungan tertentu pada keuntungan. Hal ini disebabkan, petani tidak menggunakan kapasitas maksimum untuk mengeringkan cengkeh. Kapasitas cengkeh yang dikeringkan adalah cengkeh yang dihasilkan dari kebun dan jumlahnya sangat terbatas. Penambahan tingkat suhu akan menambah biaya pemakaian bahan bakar. Pada tingkat suhu 50 o C, terjadi penurunan biaya penggunaan listrik, sehingga secara umum meningkatkan keuntungan, tetapi nilai keuntungannya masih lebih rendah dibandingkan dengan operasi pengeringan pada suhu 45 o C. Pemakaian suhu lebih rendah menyebabkan waktu pengeringan lebih lama. Di tingkat petani disarankan mengoperasikan pengering pada suhu 45 o C, untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Penggunaan suhu 45 o C, tentunya akan mengakibatkan mutu produk yang lebih rendah dibandingkan dengan operasi pada suhu 48 o C, namun demikian perbedaan mutu ini tidak memberikan perbedaan harga jual cengkeh kering secara nyata. Pengeringan mempengaruhi kadar air dan kadar minyak atsiri cengkeh. Pada percobaan pengeringan 1, 2 dan 3 Bab IV desertasi ini, kadar minyak atsiri yang dihasilkan di atas nilai 20 vb, dimana nilai ini masuk ke dalam kriteria mutu I. Tabel IV-4. Pengaruh suhu operasi pengeringan terhadap keuntungan Pengguna Suhu udara pengering mdt Luas pengering m2 Biaya pokok pengeringan Rpkg cengkeh basah NPV total Rp Tahun pengembalian modal 1 45 13 m 2 463 19.458.661 4 1 48 13 m 2 373 49.910.100 2 1 50 13 m 2 362 51.433.699 2 3 45 13 m 2 1123 29.778.135 3 3 48 13 m 2 803 20.591.414 4 3 50 13 m 2 791 22.175.544 4

6.2.6.4. Pengaruh Perubahan Kapasitas Pengering

Pada analisis biaya ini digunakan hasil optimisasi dengan data pada percobaan 3, dibandingkan untuk 3 kapasitas yang berbeda. Hasil analisis biaya dirangkum dalam Tabel VI-5. Bertambahnya kapasitas pengeringan, akan semakin memperbesar keuntungan usaha dan ditandai dengan mengecilnya biaya pokok pengeringan. Namun demikian modal yang dibutuhkan juga semakin besar. Penggunaan pengering berkapasitas besar harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Di tingkat petani, luas lahan perkebunan cengkeh yang sangat menentukan besarnya kapasitas produksi cengkeh. Dengan asumsi bahwa, luas lahan yang dimiliki petani rata- rata 2 Ha, hanya dapat dihasilkan 0.5 ton per tahun. Nilai ini sangat kecil bila dibandingkan dengan kapasitas pengeringan menggunakan pengering ERK sebesar 23 ton per tahun. Dengan demikian perubahan kapasitas pengering ERK bagi petani, hanya akan menambah biaya tanpa menambah keuntungan. Tabel IV-5. Pengaruh kapasitas pengering terhadap keuntungan pada kondisi suhu pengeringan 48 o C, kecepatan udara pengering 0.04 mdt Pengguna Kapasitas pengering kgoperasi Luas pengering m2 Biaya pokok pengeringan Rpkg cengkeh basah Total NPV Rp Tahun pengembalian modal 1 140 6.3 m 2 599 3.530.000 6 1 386 13 m 2 433 40.500.000 2 1 1041 29 m 2 402 132.560.000 1.5 Analisis biaya pengeringan cengkeh menggunakan ERK telah dilakukan yang ditujukan untuk pengguna petani dan pedagang pengumpul. Berdasarkan hasil analisis biaya, dapat disimpulkan bahwa pengering ERK layak digunakan oleh petani maupun pedagang pengumpul. Secara umum, baik bagi petani ataupun pedagang pengumpul, penggunaan pengering ERK akan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan lamporan.

6.3. DAFTAR PUSTAKA

Ruhnayat A., dan A. Dhalimi. 1997. Flukstuasi hasil cengkeh. Monograf Cengkeh 2. Balitro. Bogor. Ruhnayat, A., dan P. Wahid. 1997. Aspek iklim terhadap pertumbuhan, pembungaan dan produksi cengkeh. Monograf Cengkeh 2. Balitro. Bogor. Rosmeilisa, P. dan Ermiati. 1997. Tataniaga cengkeh di Indonesia. Monograf Cengkeh 2. Balitro. Bogor. Ruhnayat A. 2004. Hasil survei cengkeh di Sulawesi. Balitro. Tidak dipublikasikan. Wahid, P. dan E. Surmaini. 1997. Pola tanam berbasis cengkeh. Monograf Cengkeh 2. Balitro. Bogor.

VII. SIMPULAN UMUM

Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dan hasil-hasil yang telah dicapai, telah diperoleh disain pengering ERK dengan biaya konstruksi yang optimal dan dapat memberikan performansi yang sesuai kebutuhan pengguna, serta menghasilkan produk kering yang bermutu tinggi. Secara kuantitatif hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

Optimisasi biaya konstruksi pengering ERK untuk cengkeh telah dilakukan dalam penelitian dan menghasilkan delapan skenario disain dengan biaya konstruksi yang optimal. Kedelapan skenario disain tersebut adalah: 1. Skenario 1 adalah pengering ERK dengan biaya konstruksi optimum Rp 5.595.000,- dengan ukuran bangunan 2.5 m x 2.5 m x 2.4 m, di dalamnya terdapat 8 tumpukan rak, masing-masing rak berukuran 1.7 m x 1.7 m, untuk mengeringkan cengkeh dengan kapasitas 142 kg, membutuhkan plat absorber dari bahan plat seng dicat warna hitam pudar tidak mengkilat seluas 3.36 m 2 , dan penukar panas dari pipa besi dengan luas pindah panas sebesar 1.4 m 2 . Kipas dengan daya 90 W mampu untuk menghasilkan kecepatan lokal di atas produk sebesar 0.04 mdt. Untuk mempertahankan suhu pengeringan pada 50 o C, selain energi dari matahari dengan tingkat radiasi 500 Wm 2 pada siang hari, pada malam harinya dibutuhkan bahan bakar arang sebagai energi tambahan dengan laju pembakaran 1.2 kgjam. Dengan kondisi tersebut produk cengkeh dari kadar air awal 72.8 bb dapat dikeringkan hingga mencapai kadar air akhir 12 bb dalam waktu 35.7 jam Lampiran III-6. 2. Skenario 2 adalah pengering dengan biaya konstruksi optimum Rp 10.570.000,- dengan ukuran bangunan 3.6 m x 3.6 m x 2.4 m, di dalamnya terdapat 8 tumpukan rak, masing-masing rak berukuran 2.8 m x 2.8 m, untuk mengeringkan cengkeh dengan kapasitas 386 kg, membutuhkan plat absorber dari bahan plat seng dicat warna hitam pudar tidak mengkilat seluas 5.12 m 2 , dan penukar panas dari pipa besi dengan luas pindah panas sebesar 5.4 m 2 . Kipas dengan daya 243 W mampu untuk menghasilkan kecepatan lokal di atas produk sebesar 0.04 mdt. Dengan tingkat radiasi surya sebesar 500 Wm 2 , pada siang hari, maka suhu pengeringan yang dihasilkan adalah 50 o C. Sedangkan pada malam hari bahan bakar arang digunakan sebagai energi tambahan dengan laju pembakaran 4.8 kgjam. Dengan kondisi tersebut produk cengkeh dari kadar air awal 72.8 bb dapat dikeringkan hingga mencapai kadar air akhir 12 bb dalam waktu 35.7 jam Lampiran III-7. 3. Skenario 3 adalah pengering ERK dengan biaya konstruksi optimum Rp 21.261.000,- dengan ukuran bangunan 5.4 m x 5.4 m x 2.4 m, di dalamnya terdapat 8 tumpukan rak, masing-masing rak berukuran 4.6 m x 4.6 m, untuk mengeringkan cengkeh dengan kapasitas 1042 kg, membutuhkan plat absorber dari bahan plat seng dicat warna hitam pudar tidak mengkilat seluas 8 m 2 , dan penukar panas dari pipa besi yang dicat warna hitam pudar -