No Peraturan
Keterangan Ruang di kawasan lindung.
2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi kegiatan pemantauan, pengawasan dan penertiban.
3 Apabila Pemerintah Daerah Tingkat II tidak dapat menyelesaikan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 dan ayat 2, wajib diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I untuk diproses langkah tindak lanjutnya.
16. Keputusan Presiden
Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi
Pantai Utara Jakarta;
Menimbang:
a. bahwa sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1994 tentang Repelita Enam, Kawasan Pantai Utara adalah termasuk kategori Kawasan
Andalan, yaitu kawasan yang mempunyai nilai strategis dipandang dari sudut ekonomi dan perkembangan kota;
b. bahwa untuk mewujudkan fungsi Kawasan Pantai Utara Jakarta sebagai Kawasan Andalan, diperlukan upaya penataan dan pengembangan
Kawasan Pantai Utara melalui reklamasi pantai utara dan sekaligus menata ruang daratan pantai yang ada secara terarah dan terpadu;
Pasal 4 Wewenang dan tanggung jawab Reklamasi Pantura berada pada Gubernur
Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pasal 11
1 Penyelenggaraan Reklamasi Pantura wajib memperhatikan kepentingan lingkungan, kepentingan pelabuhan, kepentingan kawasan pantai
berhutan bakau , kepentingan nelayan dan fungsi-fungsi lain yang ada di
Kawasan Pantura. 17.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19
Menhut-II2004, tentang Kolaborasi Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam Bab III Pelaksanaan Kolaborasi Pengelolaan.
Pasal 4 ayat 1 menjelaskan Kolaborasi dalam rangka pengelolaan KPA adalah
proses kerjasama yang dilakukan oleh para pihak yang bersepakat atas dasar prinsip-prinsip saling menghormati, saling menghargai, saling percaya
dan saling memberikan kemanfaatan
18. Peraturan Menteri
Kehutanan No. P.48Menhut-II2010
tentang pengusahaan pariwisata alam di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan
Raya dan Taman Wisata Alam
Pasal 9 1 dinyatakan pengusahaan pariwisata alam diberikan dalam bentuk
IUPJWA danatau IUPSWA Pasal 10
2 Permohonan IUPJWA di TN dan TWA, dapat diajukan oleh : a. Perorangan;
b. BUMN; c. BUMD;
d. BUMS; atau e. Koperasi.
19. Peraturan Pemerintah
No.12 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Berlaku Pada Kementerian Kehutanan
Pasal 1 1 Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian
Kehutanan meliputi penerimaan dari p. Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam;
20. Peraturan Daerah
Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012. Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI
Menimbang b. bahwa wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan
bagian kawasan strategis nasional, maka perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan
secara terpadu dengan kawasan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Lanjutan
No Peraturan
Keterangan Jakarta 2030
Puncak, dan Cianjur Jabodetabekpunjur; d. bahwa Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berada dalam kota delta
delta city sehingga pengarusutamaan tantangan dan kendala daerah delta melalui pengelolaan tata air, analisa resiko bencana, dan perbaikan
ekosistem, harus menjadi perhatian utama dalam penataan ruang;
Pasal 3 Pembangunan Daerah diarahkan untuk mewujudkan visi Jakarta sebagai
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan, sejajar dengan kota-kota besar dunia, dan dihuni oleh
masyarakat yang sejahtera. Pasal 4
Untuk mewujudkan visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, misi
pembangunan Daerah sebagai berikut: a. membangun prasarana dan sarana kota yang manusiawi;
b. mengoptimalkan produktivitas kota sebagai kota jasa berskala dunia; c. mengembangkan budaya perkotaan;
d. mengarusutamakan pembangunan berbasis mitigasi bencana; e. menciptakan kehidupan kota yang sejahtera dan dinamis; dan
f. menyerasikan kehidupan perkotaan dengan lingkungan hidup.
Pasal 5 ujuan penataan ruang Daerah sebagai berikut
g. terwujudnya penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan;
Bagian Kedua Kebijakan Penataan Ruang
Pasal 6 5 Untuk mewujudkan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e, ditetapkan kebijakan sebagai berikut:
a. pelaksanaan konservasi kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan lindung, sumber daya air, dan pengembangan RTH
untuk keseimbangan ekologi kota Jakarta; b. Pengembangan RTH untuk mencapai 30 tiga puluh persen dari
luas daratan Provinsi DKI Jakarta terdiri dari RTHPublik dan RTH Privat yang didedikasikan sebagai RTH bersifat publik
seluas 20 dua puluh persen dan RTH Privat seluas 10 sepuluh persen sebagai upaya peningkatan kualitas kehidupan
kota;
c. penurunan emisi gas rumah kaca sebagai upaya mengantisipasi pemanasan global dan perubahan iklim; dan d. penetapan dan
pemeliharaan kawasan yang memiliki nilai strategis yang berpengaruh terhadap aspek lingkungan.
7 Untuk mewujudkan penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g,
ditetapkan kebijakan sebagai berikut: a.
pengelolaan dan pengendalian pembangunan kawasan pesisir dan pulau kecil dengan mempertimbangkan kelestarian dan
keberlanjutan lingkungan ;
Pasal 11
1 Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 5 huruf a, meliputi:
b. mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan hutan mangrove sebagai pengamanan terhadap abrasi pantai;
c. mempertahankan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, hutan lindung, taman wisata alam, taman nasional, kawasan
hutan, kebun bibit untuk perlindungan keanekaragaman
Lanjutan
No Peraturan
Keterangan
biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah dan ilmu pengetahuan; dan
2 Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 5 huruf b, meliputi:
a. meningkatkan kuantitas dan kualitas RTH yang tersebar di seluruh
wilayah kotakabupaten serta mempertahankan ketersediaan RTH yang ada;
3 Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 5 huruf c, meliputi:
c. meningkatkan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau
melalui refungsi hutan mangrove, pembangunan taman atap roof garden, dinding hijau green wall dan pemilihan vegetasi yang
memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap CO2;
Pasal 12 1 Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat 6 huruf a, meliputi: a.
menjaga keterkaitan fungsional antara Jakarta sebagai kota inti dengan Bodetabekpunjur
Bagian Kedua Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Lindung
Pasal 65 1 Peruntukan ruang untuk fungsi lindung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 64 ayat 1 huruf a, meliputi:
a. kawasan hutan lindung; b. kawasan perlindungan daerah bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat; d. kawasan suaka alam;
e. kawasan pelestarian alam; f. kawasan cagar budaya;
2 Penetapan lokasi peruntukan ruang untuk fungsi lindung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a sampai dengan huruf f, termuat pada
Gambar 16 dan Gambar 17 dalam Lampiran I Peraturan Daerah ini. Pasal 66
1 Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat 1 huruf a yaitu Hutan Lindung Angke Kapuk.
2 Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat 1
ditetapkan dengan ketentuan kawasan yang berfungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
3 Pemanfaatan dan pengelolaan ruang kawasan hutan lindung Sebagaiman dimaksud pada ayat 2, dilaksanakan melalui :
a. pemanfaatan ruang untuk peningkatan fungsi dan mempertahankan luasan kawasan hutan lindung;
b. pemanfaatan ruang untuk memelihara jenis dan kerapatan tanaman hutan yang memiliki fungsi lindung sesuai dengan jenis
tanah, kemiringan lereng, ketinggian, intensitas hujan, dan parameter fisik lainnya di kawasan hutan lindung;
c. pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bentang alam; dan
d. penerapan ketentuan mengenai pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan lindung.
Pasal 67
3 Pemanfaatan dan pengelolaan ruang kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 dan ayat 3, dilaksanakan melalui:
Lanjutan