penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu dan perencanaan pengembangan.
c. Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, melalui:
a. pembelian terdiri dari pembelian secara tender oleh Panitia Pembelian Barang
Farmasi dan pembelian secara langsung dari pabrikdistributorpedagang besar farmasirekanan
b. produksipembuatan sediaan farmasi terdiri dari produksi steril dan produksi
non steril c.
sumbangandropinghibah
d. Produksi
Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
e. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender,
konsinyasi atau sumbangan.
f. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilannya,
mudah tidaknya meledakterbakar, dan tahantidaknya terhadap cahaya, disertai
Universitas Sumatera Utara
dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
g. Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta untuk menunjang pelayanan medis Depkes RI, 2004. Menurut Kepmenkes No. 1197MENKESSKX2004, ada beberapa metoda
yang dapat digunakan oleh IFRS dalam mendistribusikan perbekalan farmasi dilingkungannya. Adapun metoda yang dimaksud antara lain resep perorangan,
sistem distribusi persediaan lengkap di ruangan dan sistem distribusi unit dosis.
2.4.2 Pelayanan Farmasi Klinis
Pelayanan farmasi klinis adalah pelayanan langsung yang diberikan apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat. Pelayanan farmasi klinis meliputi:
a. pengkajian pelayanan dan resep
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk peracikan obat,
pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat
medication error. Tujuan pengkajian pelayanan dan resep untuk menganalisa adanya masalah
terkait obat; bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada
Universitas Sumatera Utara
dokter penulis resep. Kegiatan yang dilakukan yaitu apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan serta tinggi
badan pasien, nama, nomor ijin, alamat, dan paraf dokter, tanggal resep, ruanganunit asal resep. Persyaratan farmasetik meliputi, nama obat, bentuk, dan
kekuatan sediaan, dosis dan jumlah obat, stabilitas, aturan dan cara penggunaan. Persyaratan klinis meliputi, ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat,
duplikasi pengobatan, alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki ROTD, kontraindikasi dan interaksi obat.
b. penelusuran riwayat penggunaan obat