Pokja Perbekalan Kelompok Kerja .1 Pokja Perencanaan dan Evaluasi

sesuai, menghitung jumlah kebutuhan obat, menyesuaikan antara kebutuhan dengan dana yang tersedia, mengevaluasi pemasok, melakukan negosiasi atas dasar kualitas, jaminan ketersediaan, dan harga yang wajar sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

3.2.4.2 Pokja Perbekalan

Pokja perbekalan dipimpin oleh seorang apoteker selaku kepala pokja yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi RSUP. H. Adam Malik Medan, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi alat kesehatan habis pakai AKHP, instrumen dasar, reagensia, radiofarmasi, obat, dan cairan, memproduksi obat-obatan dan pengujian mutu sesuai dengan kebutuhan rumah sakit serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perbekalan. Instalasi farmasi RSUP. H. Adam Malik memiliki 9 ruangan yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan perbekalan farmasi yaitu ruang produksi, gudang bahan berbahaya dan mudah terbakar, ruang pembuatan aquadest, gudang jamkesmas, gudang askes tablet dan cairan, gudang umum, gudang floorstock, gudang floorstock Cathlab jantungbedah jantung, dan ruang pengklaiman. Untuk memudahkan pengendalian stok, maka penyusunan stok perbekalan farmasi digudang mengguunakan prinsip first expired first out FEFO dan first in first out FIFO. Penyusunan perbekalan farmasi dalam kemasan besar disusun di atas rak atau pallet secara rapi dan teratur, menggunakan lemari khusus untuk Universitas Sumatera Utara penyimpanan narkotik, menyimpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara dan cahaya pada tempat yang sesuai. Pembelian dengan nilai diatas 200 juta dilakukan oleh panitia pengadaan melalui tender kepada rekanan. Perbekalan farmasi yang masuk diterima oleh panitia penerima barang bersama-sama dengan bendaharawan barang untuk menerima, memeriksa dan meneliti keadaan perbekalan farmasi, disesuaikan dengan SPB dan SP, bila sesuai maka perbekalan farmasi diserahkan ke instalasi farmasi melalui pokja perbekalan, kemudian dibuat berita acara. Petugas pokja perbekalan menerima dan meng-entry ke SIRS, dan disimpan sesuai dengan sifatnya. Administrasi yang dilakukan oleh pokja perbekalan meliputi membuat laporan distribusi barang dan laporan narkotik. SIRS yang telah diterapkan sejak januari 2009, mempermudah kegiatan pencatatan perbekalan farmasi yang masuk dan keluar ke buku penerimaan dan pengeluaran barang serta ke kartu stok serta pencatatan stok opname setiap bulan dan diakhir tahunnya. Pokja perbekalan melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, yang dimaksud dengan produksi adalah kegiatan membuat, merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegiatan produksi yang dilakukan adalah pembuatan, pengenceran dan pengemasan ulang. Kegiatan pembuatan, antara lain : akuades, kegiatan pengenceran antara lain pengenceran H 2 O 2 . Kegiatan pengemasan ulang re- packing ke dalam kemasan yang lebih kecil antara lain alkohol 96 dan 70, isodin povidon iodium, dan H 2 O 2 . Universitas Sumatera Utara Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan seperti: a. rawat inap terpadu Rindu, CMU lantai tiga IPI dan COT, instalasi gawat darurat IGD dan Apotek I dan Apotek II. b. instalasi seperti instalasi diagnostik terpadu IDT, instalasi hemodialisa IHD, instalasi patologi anatomi IPA, instalasi patologi klinik IPK, dan instalasi radiologi. IPK telah memiliki kerja sama operasional KSO dengan pihak lain untuk reagen tertentu, namun untuk pengadaan reagen lain yang tidak termasuk KSO tetap dilakukan oleh instalasi farmasi. c. user lainnya seperti poli-poli rawat jalan.

3.2.4.3 Pokja Farmasi Klinis