PENGARUH TERAPISENTUHTERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PESANTREN I KEDIRI

(1)

PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI

PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PESANTREN I KEDIRI

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama : Pendidikan Kesehatan

Oleh :

HENY KRISTANTO S540907126

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2008


(2)

PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI

PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PESANTREN I KEDIRI

Disusun oleh : Heny Kristanto

S 540907126

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan N a m a Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJ NIP. 130 543 191

Januari 2009

Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 131 918 507

Januari 2009

Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK,MM,MKK NIP. 130 543 994


(3)

PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI

PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PESANTREN I KEDIRI

Disusun oleh : Heny Kristanto

S 540907126

Telah disahkan oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan N a m a Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJ NIP. 130 543 191

Pebruari 2009

Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 131 918 507

Pebruari 2009

Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK,MM,MKK NIP. 130 543 994


(4)

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Heny Kristanto

NIM : S540907126

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa usulan tesis saya yang berjudul :

PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PESANTREN I KEDIRI adalah benar – banar karya sendiri. Hal – hal yang terdapat dalam usulan tesis ini dan bukan merupakan karya saya, diberikan tanda kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila diketahui dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan usulan tesis.

Surakarta, Januari 2009 Yang membuat pernyataan


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan rahmat, hidayah dari Allah S.W.T, sehingga saya Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan, dapat menyelesaikan penyusunan usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Sentuh Terhadap Antropometri Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren I Kediri “. Penyusunan usulan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Yth. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Yth. Direktur Program Pascasarjana beserta Staff Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas kebijakan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

3. Yth. Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK,MM,MKK, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(7)

4. Yth. Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJ, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan perhatian untuk penulis dalam penyelesaian usulan penelitian.

5. Yth. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan saran dan arahan dalam penyusunan usulan penelitian.

6. Yth. Ketua dan Anggota Yayasan Dharma Husada Kediri, atas kesempatan dan dukungan finansial kepada penulis dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Yth. Direktur Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri atas kesempatan dan ijin yang diberikan pada penulis dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Yth. Pembantu Direktur II dan III Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri atas dukungan yang diberikan pada penulis dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Rekan – rekan dosen tetap, staf tata usaha Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri atas dukungan yang diberikan pada penulis dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

10. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dorongan moril kepada penulis dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(8)

11. Istri dan anak – anakku yang selalu memberikan dorongan moril kepada penulis dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

12. Rekan – rekan seangkatan Kelas Pararel Kediri dan segenap pengelola pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta bantuan dan kerjasamanya.

Selanjutnya penulis sangat menyadari bahwa usulan penelitian yang telah disusun jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak guna perbaikan dan kesesuaian dari usulan tesis yang telah disusun.

Surakarta, Januari 2009


(9)

ABSTRAKSI

Heny Kristanto, S540907126, Pengaruh Terapi Sentuh Terhadap Antropometri Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren I Kediri, Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009

Gangguan pertumbuhan bayi disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang memadai. Dari tahun ke tahun, tercatat angka kelahiran bayi masih tinggi, termasuk angka kelahiran di Kota Kediri. Mengingat tingginya angka kelahiran dan usia bayi sebagai masa potensial dalam pertumbuhan, maka harus dilakukan upaya mengoptimalkan pertumbuhan bayi, salah satunya dengan dilakukan terapi sentuh. Tujuan dari penelitian adalah untuk membuktikan adanya perbedaan antropometri pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri

Rancangan penelitian menggunakan Randomized Control Trial, teknik pengambilan sampling total sampling, sample dalam penelitian berjumlah 20 bayi. Variabel penelitian adalah terapi sentuh ( variabel independent ) dan antropometri bayi (variabel dependent).

Dari hasil pengolahan data antropometri dengan menggunakan uji ANOVA dan uji t pada sampel dependent, didapatkan peningkatan yang signifikan pada tinggi badan bayi (kelompok perlakuan pada minggu ke 4, kelompok kontrol pada minggu ke 5) dan juga terjadi peningkatan yang signifikan pada berat badan (kelompok perlakuan pada minggu ke 5, kelompok kontrol pada minggu ke 6). Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada lingkar kepala bayi kelompok perlakuan dan kontrol.

Peningkatan tinggi badan yang signifikan disebabkan oleh adanya sekresi neurochemical beta-endorphine akibat dari dilakukannya terapi sentuh yang selanjutnya akan menyebabkan disekresikannya hormon pertumbuhan. Adanya peningkatan berat badan yang signifikan , disebabkan oleh adanya perangsangan nervus vagus yang kemudian meningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada lingkar kepala bayi kelompok perlakuan dan kontrol disebabkan karena pertumbuhan sel otak yang lebih lambat.


(10)

ABSTRACT

Heny Kristanto, S540907126, The Effect of The Touché Therapy On The Anthropometry for Infants In Working Area Service of The Public Health Center Pesantren I Kediri. This Thesis is for The Magisteral Medical Study Program for Family, The Post – Graduate Program Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009

The hindrance of infant development is caused by unbearable environmental factor. From year to year, it has been recorded that the infant natal figure is still high, including the natal figure in Kediri – City. Since the high infant natal figure and the infant age as the potential period for development, therefore, it should be optimally cared the development for infant, one of them is done by touché therapy. The objective of the research is to prove that there is a difference between infant cared with anthropometry therapy using touché therapy in working area service of the Public Health Center Pesantren I Kediri.

The research plan uses the Randomized Control Trial, the collecting sampling technique uses Total Sampling, and the total sample is 20 infant. Variable research is touché therapy (independent variable) and infant anthropometry (variable dependent).

From the result of processing data of anthropometry by using ANOVA test and T test on dependent sample, it can be obtained the significant improvement on the height of the infant (for the treatment group on the 4th week observation, the control group on the 5th week observation and the control group on the 6th week observation). No significant improvement for the head circle of the infant for the treatment control group.

The significant improvement on the height is caused by the secretion of Neuro-chemical beta-endorphin the result of the touché therapy treatment, and later it can cause the discretion of hormonal development. The significant improvement on the weight is caused by the stimulus of the nervous vagus that can increase the level of gastric and insulin absorption enzyme. No significant improvement on the head circle of the infantfor the treatment and control groups is caused by the very slow development of the brain cell.


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...iii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRAC ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR SKEMA... xv

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan... 5

1. Tujuan Umum... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

1. Manfaat Teoritik ... 6

2. Manfaat Aplikatif ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Pertumbuhan ... 7


(12)

1. Definisi Pertumbuhan ... …7

2. Dasar Biologis Pertumbuhan ... 7

3. Pertumbuhan Setelah Lahir ... 8

4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ... 9

5. Teknik Pengukuran Pertumbuhan ... 10

6. Parameter Penilaian Pertumbuhan ... 12

B. Terapi Sentuh Pada Bayi ... 15

1. Definisi Terapi Sentuh... 15

2. Macam dan Tehnik Terapi Sentuh... 15

3. Mekanisme Dasar Terapi Sentuh ( Fisiologi ) Pada Bayi ... 16

4. Manfaat Terapi Sentuh Pada Bayi ... 17

5. Posisi Terapi Sentuh ... 26

6. Langkah – langkah Terapi Sentuh ... 26

7. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Terapi Sentuh... 27

8. Teknik Terapi Sentuh ... 28

C. Air Susu Ibu ( ASI ) ... 32

1. Proses Pembentukan ASI... 32

2. Kandungan ASI ... 33

3. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Ibu ... 35

4. Lama Pemberian ASI... 36

5. Frekuensi Penyusuan ... 36

6. Pemberian ASI Bagi Ibu Bekerja ... 36

D. Kerangka Teoritis ... 37

E. Hipotesis Penelitian... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Rancangan Penelitian ... 38

1. Tempat Penelitian ... 38


(13)

B. Data dan Sumber Data ... 40

C. Populasi dan Sampel ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sampel ... 40

3. Besar Sampel ... 41

4. Teknik Sampling... 41

D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 42

1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 42

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

1. Deskripsi Penelitian ... 44

2. Penyajian Data ... 45

a). Data dan Sumber Data ... 47

b). Data Khusus ... 52

B. Pembahasan ... 64

1. Tinggi Badan Bayi yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Terapi Sentuh... 65

2. Berat Badan Bayi yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Terapi Sentuh ... 66

3. Lingkar Kepala Bayi yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Terapi Sentuh ... 68

C. Keterbatasan Penelitian ... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70


(14)

D. Implikasi ... 72 E. Saran... 72


(15)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Kerangka Teori Terapi Sentuh.... ... 38 Skema 2 Strategi Penelitian ...40


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Berat Badan Dan Tinggi Badan Rata – Rata Usia Bayi... 13 Tabel 2 Perbandingan Tinggi Badan Bayi Kelompok Perlakuan

dan Kelompok Kontrol...52 Tabel 3 Uji Benferoni Pada Pertambahan Tingg Badan Kelompok

Perlakuan dan Kelompok Kontrol... 53 Tabel 4 Uji t Perbedaan Tinggi Badan Kelompok Perlakuan dan

Kelompok Kontrol.... ... 54 Tabel 5 Perbandingan Tinggi Badan Pretest dan Berat Badan

Perlakuan Pada Kelompok Perlakuan.... ... 55 Tabel 6 Pertambahan Berat Badan Pada Kelompok Perlakuan

Dan Kelompok Kontrol... 56 Tabel 7 Uji Benferoni Pada Pertambahan Berat Badan Kelompok

Perlakuan dan Kelompok Kontrol... 57 Tabel 8 Uji t Perbedaan Berat Badan Kelompok Perlakuan dan

Kelompok Kontrol.... ... 58 Tabel 9 Perbandingan Berat Badan Awal dan Berat Badan

Selama Perlakuan.... ... 59 Tabel 10 Peningkatan Lingkar Kepala Pada Kelompok Perlakuan

Dan Kelompok Kontrol... 60 Tabel 11 Peningkatan Lingkar Kepala Pada Kelompok

Perlakuan Dan Kelompok Kontrol... 61 Tabel 12 Uji t Perbedaan Lingkar Kepala Kelompok Perlakuan

dan Kelompok Kontrol... 62 Tabel 13 Perbandingan Lingkar Kepala Pretest dan Berat Badan


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Timbangan Bayi.... ... 11

Gambar 2 Papan Pengukur (infantometer)... 11

Gambar 3 Pita Pengukur .... ... 12

Gambar 4 Data Umur Ibu bayi... 47

Gambar 5 Data Pekerjaan Ibu bayi.... ... 48

Gambar 6 Data Pendidikan Ibu bayi.... ... 49

Gambar 7 Data Pola Pengasuhan Anak.... ... 50


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian.... ... 76

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam ...77

Lampiran 3 Tabulasi Data Pedoman Wawancara Mendalam ...79

Lampiran 4 Data Umum Ibu Bayi...80

Lampiran 5 Uji Prasyarat Asumsi ...87

Lampiran 6 Lembar Evaluasi Kemampuan Ibu Dalam Latihan Terapi Sentuh ...136

Lampiran 7 Rekap Kemampuan Ibu Dalam Latihan Terapi Sentuh ...137

Lampiran 8 Lembar Observasi Antropometri Bayi ...138

Lampiran 9 Pengolahan Tabulasi Data Pengukuran Antropometri ...148

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian ...167


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan bayi tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature) atau hanya faktor lingkungan (nurture) saja, akan tetapi kedua faktor mempunyai peran yang sama dalam pertumbuhan bayi. Dalam pencapaian pertumbuhan yang optimal, setiap bayi mempunyai potensi biologisnya sendiri – sendiri. Potensi biologis atau faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses pertumbuhan bayi. Potensi biologis yang bermutu diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Di negara – negara berkembang tidak terkecuali Indonesia, gangguan pertumbuhan bayi disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan yang kurang memadai untuk pertumbuhan bayi. Kewaspadaan untuk mengetahui pertumbuhan bayi pada setiap tahapan usia sangat perlu dilakukan, dengan cara pengukuran pada bagian – bagian tubuh bayi. Pengukuran bagian tubuh pada bayi, dimaksudkan untuk menentukan dan membandingkan norma – norma untuk jenis kelamin dan usia, sehingga dapat ditentukan pertumbuhan bayi sesuai dengan usia atau mengalami keterlambatan. Pertumbuhan yang terjadi pada bayi dipengaruhi oleh faktor genetik (biologik), pola makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan sesuai kebutuhan (sosial) pada bayi. Memberikan Air Susu ...


(20)

Susu Ibu (ASI) saat bayi meminta (on demand) agar produksi ASI dan pertumbuhan bayi optimal. Isapan si kecil dan pengosongan komplit payudara merupakan rangsangan terbaik untuk meningkatkan jumlah ASI. Selain dari pada itu ASI bukan hanya sekadar kaya nutrisi, namun ASI adalah materi hidup, yang juga mengandung enzim yang membantu agar pencernaan bayi bisa menyerap nutrisi dengan baik. Pada awal kehidupan bayi lebih sering menyusu sekitar 8-12 kali per hari. Bayi yang mendapat ASI dengan baik, akan tumbuh menjadi bayi yang sehat, pintar. Kecukupan dalam mendapatkan ASI, bukan hanya sekedar kodrat akan tetapi merupakan usaha (kemampuan untuk menghisap) dari bayi itu sendiri dan produksi ASI. Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecukupan ASI bagi bayi, diantaranya adalah ibu meningkatkan konsumsi sayuran, cairan dan buah. Semua upaya untuk meningkatkan produksi ASI lebih sering difokuskan pada ibu, tetapi bayi yang mengkonsumsi dan sebenarnya walaupun tidak secara langsung, mempunyai peran dalam produksi ASI tidak pernah mendapatkan perhatian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi ASI, meningkatkan keinginan bayi untuk menetek dan mencegah gangguan pertumbuhan bayi adalah dengan dilakukannya terapi pijat pada bayi.

Pada tahun 2007 angka kelahiran bayi di Propinsi Jawa Timur mencapai 594.265 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun yang sama angka kelahiran bayi di kota kediri berjumlah 3.310 kelahiran. Selanjutnya pada laporan Dinas Kesehatan ...


(21)

Kesehatan Kota Kediri, pada bulan September, tercatat 140 kelahiran bayi dan dari sembilan puskesmas di wilayah Kota Kediri, tercatat Puskesmas Pesantren I memiliki angka kelahiran tertinggi, sejumlah 20 kelahiran.

Sentuhan adalah indera pertama yang dikembangkan oleh embrio ketika ia bergerak – gerak dan dipijat dalam kandungan dan pada saat itu janin dilingkupi oleh cairan amniotic. Ketika bayi secara perlahan – lahan mulai masuk ke jalan lahir, maka ia akan menerima sebuah pijatan yang berguna untuk mempersiapkanya menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Setelah bayi lahir, mereka memerlukan rasa tentram yang dihasilkan oleh sentuhan penuh cinta. Praktik pijat terus berlanjut sepanjang rentang kehidupan sang bayi dan pijat juga diberikan pada bayi – bayi serta orang dewasa. Terapi sentuh mampu menciptakan hubungan kasih sayang yang kuat antara ibu, ayah dan bayi. Mekanisme dasar pijat bayi memang belum banyak diketahui, namun kini para pakar sudah mempunyai beberapa teori serta mulai menemukan jawaban. Ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan pengaruh pijat bayi terhadap berat badan, antara lain pengeluaran beta endorphin dan aktivitas nervusvagus. Selain itu pijatan mampu meningkatkan saraf otonom, yakni saraf – saraf yang antara lain bertanggungjawab atas kelangsungan kerja otot polos, misalnya otot – otot di usus. Saraf otonom merangsang pelepasan hormon yang membantu penyerapan makanan, dengan demikian secara tidak langsung terapi sentuh memperbaiki sistem pencernaan. (Booklet Nakita, httphonestlyme. multiply. com, diakses


(22)

tanggal 12 Agustus 2008). Terapi sentuh secara tidak langsung dapat meningkatkan berat badan pada bayi. Dr. Akira Prayudijanto, Sp.A bersama rekan dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair /RSU Dr. Soetomo Surabaya bahwa terdapat perbedaan pertambahan berat badan dan panjang badan secara bermakna antara bayi prematur yang dilakukan terapi sentuh dengan bayi prematur yang tidak dilakukan terapi sentuh. Pada pengamatan selama 16 minggu yang dilakukan oleh Dr.Ina Rosalina, Sp.A dan rekan dari FK Unpad/RSU Dr. Hasan Sadikin Bandung terhadap 40 bayi (20 bayi laki – laki dan 20 bayi perempuan), bayi cukup bulan dan normal, berat badan lahir lebih dari 2.500 gram dan akan diberikan ASI ekslusif hingga minimal 4 bulan, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan berat badan bayi yang sangat bermakna antara kelompok pemijatan dan kontrol pada masing – masing jenis kelamin. Berbagai manfaat terapi sentuh yang berhubungan dengan percepatan pertumbuhan pada bayi telah diteliti, diantaranya adalah pengaruh terapi sentuh terhadap aktivitas nervus vagus, sekresi hormon pertumbuhan dan penurunan catecholamine.

Bayi cukup bulan, lahir dengan kelebihan cairan dan selanjutnya akan kehilangan berat badan 5-10% dari berat lahir dan akan kembali ke berat lahir semula dalam beberapa hari. Berat badan bayi akan kembali sesuai berat badan lahir pada hari ke-10 atau selambat - lambatnya hari ke-14. Peningkatan berat badan yang cukup pesat pada bayi terjadi pada bulan pertama kelahiran sampai


(23)

dengan akhir tahun pertama. Terjadinya peningkatan berat badan bayi terutama jika bayi hanya mendapat ASI yang adekuat. ASI mengandung nutrisi terbaik untuk kesejahteraan bayi, akan tetapi tidak setiap bayi bisa mendapatkan dan tidak setiap ibu mau memberikan ASI.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian guna membuktikan pengaruh terapi sentuh yang dilakukan secara teratur terhadap peningkatan antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) bayi di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri.

B. Rumusan Masalah

Apakah terapi sentuh yang dilakukan secara teratur pada bayi dapat meningkatkan antropometri (berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala) bayi di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri.?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Membuktikan adanya perbedaan antropometri pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri.

2. Tujuan Khusus

a. Membuktikan adanya perbedaan tinggi badan pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh .


(24)

b. Membuktikan adanya perbedaan berat badan pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh

c. Membuktikan adanya perbedaan lingkar kepala pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Dengan diketahui mekanisme peningkatan berat badan bayi, maka secara teori pelaksanaan terapi sentuh dapat digunakan sebagai salah satu teknik untuk mengatasi masalah pertumbuhan bayi.

2. Manfaat Aplikatif

Tindakan terapi sentuh, dapat di ajarkan kepada bidan dan ibu – ibu yang mempunyai bayi, sebagai salah satu metode untuk menghindarkan masalah kecukupan dan kesesuaian nutrisi dan masalah pertumbuhan pada usia bayi.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan

1. Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh atau sebagian organisme. (Sacharin R, 2001 : 3)

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel dan organ, yang biasa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik. (Soetjiningsih, dr. DSAK, 2006 : 1)

Merupakan pertambahan jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. (Hidayat A.A, 2005 : 15)

2. Dasar Biologis Pertumbuhan

Jaringan hidup, matang atau embrionik, terdiri dari sel – sel dan bahan interseluler dan sebagian besar dari embriologi berkaitan dengan perubahan – perubahan dalam bentuk, posisi yang relatif dan aktifitas – aktifitas dari sel – sel. Kendatipun perubahan – perubahan selama perkembangan kehidupan organisme ini, perbedaan yang ditimbulkannya, sebagian besar sel – sel secara pasti memiliki ciri – ciri yang umum.


(26)

3. Pertumbuhan Setelah Lahir a. Pertumbuhan Tinggi Badan

Pada saat lahir panjang badan bayi sekitar 50 – 55 cm dan untuk mencapai tinggi badan orang dewasa (sekitar 175 cm), ia harus tumbuh tiga setengah kali panjang badan awal.

Pertumbuhan tinggi badan tidak seragam sepanjang hidup. Sebelum lahir kecepatan pertumbuhan maksimum terjadi pada bulan ke empat pada kehidupan janin, dengan kemajuan yang melambat sesudahnya. Walaupun demikian, jika dibandingkan dengan bayi dan anak pada hakekatnya disaat lahir, bayi bertumbuhdengan sangat cepat.

Pada tahun pertama setelah kelahiran, panjang badan bertambah dengan sekitar 50 persen dan pada tahun kedua bertambah dengan 12 sampai 13 cm. Sesudahnya pertumbuhan dalam tinggi badan menetap dengan kecepatan pertumbuhan sekitar 5 sampai 6 cm per tahun.

b. Pertumbuhan Berat Badan

Pada saat lahir, bayi aterm mempunyai berat rata – rata 3,5 dalam rentang berat sekitar 2,7 sampai 4,5 Kg. Berat badan lebih bervariasi dibandingkan dengan panjang badan dan lebih tergantung pada lingkungan ibu daripada faktor – faktor genetik anak. Anak perempuan aterm rata – rata lebih ringan sekitar 14 g dibandingkan dengan anak laki – laki yang aterm dan seorang anak kembar mempunyai berat badan


(27)

sekitar 680 g kurang dari bayi tunggal. Urutan anak dalam keluarga merupakan faktor dalam berat lahir kemudian cenderung agak lebih berat dari anak yang lahir pertama kali.

Pertambahan berat badan rata – rata seorang bayi selama bulan pertama sekitar 200 g per minggu, pada 3 bulan kedua 150 g per minggu dan pada tahun kedua 42 g per minggu.

Pada akhir tahun pertama, berat badan sekitar kelipatan tiga pada akhir tahun kedua telah menjadi kelipatan empat.

c. Pertumbuhan Ukuran Kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial dan untuk menaksir pertumbuhan otak. Menurut Nellhaus, pertumbuhan kepala tidak dipengaruhi oleh suku bangsa, ras dan kondisi geografis. Pertumbuhan lingkar kepala paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari rata – rata 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan a. Faktor Heredokonstitusionil

Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Perlu diingat, bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Jenis kelamin pada umur tertentu, ...


(28)

tertentu, pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lainnya.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang juga ikut menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Lingkungan yang dimaksud sebagai sebagai faktor yang ikut menentukan tercapainya potensi bawaan adalah lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” baik pranatal maupun pascanatal. 5. Teknik Pengukuran Pertumbuhan

Ketepatan dan ketelitian cara pengukuran sangat penting dalam menilai pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara pengukuran akan mempengaruhi hasil pengamatan. Sehingga peralatan yang digunakan untuk pengukuran harus sama untuk pengukuran pertama sampai pengukuran selanjutnya.

a. Pengukuran Berat Badan.

Pengukurannya dilakukan dengan memakai alat timbangan yang harus ditera secara berkala. Jenis dan merek alat timbangan yang dipakai tergantung dari umur anak, khususnya berat badan anak. Pada balita dipakai timbangan dengan derajat selisih skala 10 – 50 g. Untuk beberapa kali pelaksanaan penimbangan, alas timbangan yang digunakan harus sama dan tidak basah. Selanjutnya bayi yang dilakukan penimbangan hanya mengenakan popok. Terkait dengan pengukuran berat badan bayi,


(29)

dibawah ini adalah gambar timbangan bayi. Gambar. 1 Timbangan Bayi

b. Pengukuran Tinggi Badan

Pada anak usia di bawah 5 tahun, pengukuran dilakukan dengan berbaring. Anak sebaiknya diletakkan di atas meja dengan alas keras. Panjang tongkat pengukur tidak boleh kurang dari 125 cm. Pengukuran dilakukan dari telapak kaki sampai ujung puncak kepala bayi. Terkait dengan pengukuran tinggi badan bayi, dibawah ini adalah gambar alat ukur tinggi badan / panjang badan bayi.


(30)

c. Pengukuran Lingkar Kepala

Pengukuran ini terutama dilakukan pada bayi sampai usia 3 tahun. Pengukuran lingkar kepala dilakukan dengan cara meletakkan pita ukur pada oksiput melingkar ke arah supraorbita dan glabela. Selanjutnya alat yang digunakan untuk pengukuran lingkar kepala bayi, seperti gambar dibawah ini.

Gambar. 3 Pita Pengukur

6. Parameter Penilaian Pertumbuhan

Pertumbuhan tidak terjadi secara statis akan tetapi suatu proses perobahan, dimana seorang anak dapat tumbuh normal sesuai usia atau gagal tumbuh atau baru sembuh dari gangguan pertumbuhan. Penilaian pertumbuhan pada anak perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk menentukan dan mengetahui pertumbuhan dibandingkan dengan usia anak. Untuk mengetahui pertumbuhan anak digunakan parameter – parameter tertentu, yang meliputi baku Harvard, NCHS atau baku Nasional.


(31)

a. Berat Badan

Hampir semua bayi cukup bulan menunjukkan karakteristik ukuran pertumbuhan. Selain itu berat badan merupakan salah satu antropometri yang menggambarkan tentang massa tubuh (tulang, otot, lemak). Keadaan tidak normal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. b. Tinggi Badan

Ukuran tinggi badan merupakan salah satu jenis antropometri yang sering digunakan dalam menilai kecukupan gizi anak.

TABEL 1. BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN RATA – RATA USIA BAYI

UMUR (bulan)

BERAT (gram) TINGGI (cm)

Standar 80% standar

Standar 80% standar

Lahir 3.400 2.700 50,5 40,5

0 – 1 4.300 3.400 55,0 43,5

2 5.000 4.000 58,0 46,0

3 5.700 4.500 60,0 48,0

4 6.300 5.000 62,5 49,5

5 6.900 5.500 64,5 51,0

6 7.400 5.900 66,0 52,5

7 8.000 6.300 67,5 54,0

8 8.400 6.800 69,0 55,5

9 8.900 7.100 70,5 56,5

10 9.300 7.400 72,0 57,5

11 9.600 7.700 73,5 58,5


(32)

- 2 SD (2%) + 2 SD (98%)

c. Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala perlu dilakukan secara rutin dan berkala, terutama dalam masa 6 bulan pertama kelahiran. Ukuran lingkar kepala bayi mempunyai korelasi dengan masa otak yang tersimpan didalamnya. Dibawah ini adalah grafik ukuran lingkar kepala bayi.

GRAFIK 1. LINGKAR KEPALA USIA BAYI

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 2 4 6 8 10 30

32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62


(33)

B. Terapi Sentuh Pada Bayi

Sentuhan sangat penting bagi bayi, terutama pada bayi yang lahir prematur dan bayi yang sedang dalam perawatan khusus. Bayi – bayi yang lahir melalui operasi caesar dan karenanya tidak menerima pijatan melalui jalan lahir juga membutuhkan banyak sentuhan. (Becker, 2007 : 133 – 134)

Berikut akan diuraikan tentang praktik terapi sentuh pada bayi, yang terdiri dari beberapa bagian; meliputi : definisi, macam dan teknik, mekanisme dasar pijat bayi, manfaat, dan teknik pemijatan

1. Definisi Terapi Sentuh

Terapi sentuh adalah kebersamaan dan saling bersentuhan secara fisik dan emosi.

2. Macam dan Tehnik Terapi sentuh

a. Bayi prematur, melalui 3 (tiga) tahapan :

1). Memegang tanpa mengusap (hand containment / a nonstroke hold) 2). Metode kaguru (skin to skin contac )

3). Pijat premature, dengan tahapan : memberi rangsangan raba, kinestetik, dan rangsangan raba.

b. Bayi usia 0 – 1 bulan

Disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan – usapan halus. Sebelum tali pusar bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.


(34)

c. Bayi usia 1 – 3 bulan

Disarankan gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang singkat.

d. Bayi usia 3 bulan – 3 tahun

Disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat.

3. Mekanisme Dasar Terapi Sentuh (Fisiologi) Pada Bayi

Mekanisme dasar pijat bayi memang belum banyak diketahui, namun kini para pakar sudah mempunyai beberapa teori serta mulai menemukan jawaban. Ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorphin, aktivitas nervusvagus dan produksi serotonin.

a. Beta endorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan

Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. b. Aktivitas nervusvagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan

Pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervusvagus (saraf otak ke – 10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan sekresi insulin, dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik, sehingga berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat. Aktivitas nervus vagus meningkatkan volume ASI.


(35)

Penyerapan makanan yang menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas nervusvagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya.

c. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neirotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh terutama IgM dan IgG.

d. Mengubah Gelombang Otak

Pijat bayi akan membuat bayi tidur lelap, meningkatkan kesiagaan (alertness) dan konsentrasi, karena pijatan akan mengubah gelombang otak, yaitu dengan menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha. Perubahan gelombang otak ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan Electro Enchepalo Gram (EEG).(Kautsar, http:// kautsar.wordpress.com, diakses tanggal

12 Juli 2008).

4. Manfaat Terapi Sentuh Pada Bayi

a. Efek Biokimia dan Fisik Yang Positif

1). Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain :

a). Menurunkan kadar hormon stress (cortisol, norepinephrine, dan epinepinephrine)


(36)

b). Meningkatkan kadar serotonin (Roesli, 2001 : 24) c). Normalkan glukosa darah

d). Perpendek masa perawatan dengan stimulasi taktil atau kinestetik

e). Menurunkan gejala kecemasan f). Atasi sembelit

(Sari, http:// www.gayahidupsehatonline.com, diakses tanggal 12 Juli 2008).

2). Efek biokimia, pijatan memberikan efek fisik/klinis sebagai berikut: a). Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem immunitas

(sel pembunuh alami).

b). Mengubah gelombang otak secara positif. c). Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan. d). Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan. e). Meningkatkan berat badan.

f). Meningkatkan volume ASI

g). Mengurangi depresi dan ketegangan. h). Meningkatkan kesiagaan

( Roesli, 2001 : 24 )

i). Mengurangi resiko pegal otot dan menurunkan kadar kreatin kinase (enzim yang diperlukan otot untuk berkontraksi)


(37)

k). Terbukti efektif mencegah pegal jangka pendek

l). Pijatan ringan dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah

(Bunda dan Balita, 2002 : 11)

m). Membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan tubuh bayi

n). Membantu bayi dalam pengenalan diri o). Bayi akan tidur lebih lelap

p). Meningkatkan kecerdasan bayi (Seri Ayah Bunda, 2007 : 90) b. Efek fisiologis

1). Sistem Peredaran Darah

Kegunaan pijat pada sistem peredaran darah akan meningkatkan aliran darah dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang, baik darah arteri maupun darah vena. Pijatan dilakukan dengan tekanan yang agak dalam (kurang lebih) pada seluruh permukaan tubuh bayi.

Sentuhan akan merangsang peredaran darah dan akan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan keseluruh tubuh (Kautsar, http:// kautsar.wordpress.com, diakses tanggal 30 Juni 2008).


(38)

2). Sistem Limfatik

Sistem limfatik mempunyai tekanan lebih rendah dan lebih lambat alirannya dibanding darah serta tidak kontraktil, artinya kerja sistem tergantunggaya gravitasi, gerakan oto, sendi serta tekanan dari luar. Oleh karena itu pijat sangat berperan untuk aliran limfatik. Racun dan sampah tubuh akan dialirkan ke pembuluh darah untuk dinetralisir, bengkak/edema akan berkurang. Karena kelenjar limfe dapat dipacu oleh pijat maka pembentukan limfosit akan meningkat, dengan kata lain aliran limfe menjadi lancar dan jumlah limfosit yang meningkaat akan meningkatkan sistem kekebalan yang dapat membantu mencegah infeksi dan penyakit. Sel yang membunuh bakteri akan tiba ditempat infeksi lebih cepat.

3). Kulit

Pijat akan memberikan rasa nyaman karena kulit banyak dipenuhi oleh reseptor sakit, tekanan dan gerakan. Rangsangan pada reseptor tersebut akan menyebabkan perubahan reaksi reflek seperti pelebaran pembuluh darah, relaksasi otot dan pori-pori akan terbuka. Pijat akan membawa panas kepermukaan kulit dan membuka pori-pori serta mengeluarkan keringat. Keringat akan membuang racun dan sampah tubuh. Pengeluaran sebum/keringat akan meningkat, hal ini sangat membantu untuk kulit yang kering. Pemakaian minyak pada ...


(39)

pada saat pijat sangat bermanfaat untuk mengembalikan kelembaban dan nutrisi pada kulit. Pijat juga mengembalikan kekencangan kulit yang kering sehingga mencegah ketuaan.

Tekstur, kekencangan dan kondisi kulit bayi akan semakin baik denga pijat teratur. Sirkulasi darah akan menjadi aktif dan sampah tubuh akan dibuang denga cepat dari sistem tubuh. Kulit bayi akan terlihat lebih sehat dan bersinar setelah treatment. (Becker, 2007 : 135 – 136)

Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai respon tersluas. Sensasi sentuhan raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak dini karena bayi telah merasakannya sejak masa janin yaitu ketika dikelilingi dan dibelai oleh cairan hangat ketuban. Ujung – ujung saraf pada permukaan kulit bereaksi terhadap sentuhan – sentuhan dan selanjutnya mengirim pesan – pesan ke otak melalui jaringan saraf di tulang belakang (Kautsar, http:// kautsar .wordpress.com, diakses tanggal 30 Juni 2008).

4). Sistem Muskuloskeletal

Selama pijat posisi otot ditarik kearah samping dan memanjang, sedangkan pada saat latihan otot hanya posisi memanjang. Keadaan ini akan meningkatkan mikrosirkulasi yang menyebabkan penyembuhan ketegangan otot dan menguraikan perlengketan jaringan ...


(40)

jaringan sehingga akan mencegah jaringan parut. Dengan kata lain dapat mencegah udem/bengkak dan parut diantara otot. Kegunaan lain adalah mengeluarkan racun seperti asam laktat yangmenyebabkan kelesuan. Kontraksi yang tidak normal yang disebut kram dapat juga disembuhkan dengan pijat meningkatkan fleksibilitas dan integritas dari jaringan. Pijat juga menguraikan ketegangan postur.

Pijat bayi akan membuat sendi dan otot menjadi lebih fleksibel dan lemas dan membuat bayi mampu mengkoordinasikan gerakan ototnya. (Becker, 2007 : 135 – 136)

5). Sistem Saraf

Pijat mempengaruhi sistem saraf dari tepi sampai ke pusat. Tekanan pada reseptor saraf di kulit akan menyebabkan pelebaran vena, arteri dan kapiler sehingga akan menghambat penyempitan, melemaskan ketegangan otot, melambatkan detak jantung dan meningkatkan gerakan usus disaluran cerna. Pijat juga memberi dampak pemacuan saraf vagus yang berhubungan dengan sistem perut besar dan merangsang pengeluaran hormon penyerapan.

Penelitian pijat bayi menunjukkan adanya peningkatan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang akan memacu pertumbuhan pada bayi. Pemacuan saraf vagus ini juga akan memacu


(41)

hormon absorbsi/penyerapan makanan seperti insulin dan gastrin, dimana kedua hormon tersebut akan meningkatkan absorbsi makanan dan bayi akan merasa cepat lapar dengan demikian akan meningkatkan berat badan secara bermakna. Pernyataan ini telah dibuktikan oleh Field,dkk., 1986 yang melaporkan bayi-bayi yang dipijat memperlihatkan peningkatan kadar kedua hormon tersebut dan peningkatan tonus saraf vagus.

Rangsangan saraf vasodilator, dan ketegangan otot akan sembuh dengan adanya respon relaksasi. Penelitian pada bayi sehat yang mendapat pijat menunjukkan peningkatan jam tidur, dan gampang tidur, peningkatan interaksi antara ibu dan bayi, menurunkan rasa tegang pada bayi.

Sungguh menyenangkan melihat bagaimana bayi bisa tidur lelap setelah menerima pijat singkat. Iritabilitas, frustasi dan kemarahan menjadi berkurang sehingga ibu tidak perlu repot di malam hari. Pijat juga sangat bagus untuk kondisi pikiran orang tua dan juga bayi – orang tua menjadi tidak terlalu gelisah dan lebih mampu mengatasi tekanan dan kecemasan akan bayi mereka. Ketenangan dan kedamaian bisa dipulihkan. (Becker, 2007 : 135)

6). Sistem Pencernaan

Terapi sentuh mampu meningkatkan saraf otonom, yakni saraf – saraf ...


(42)

saraf yang antara lain bertanggungjawab atas kelangsungan kerja otot polos, misalnya otot – otot di usus. Saraf otonom merangsang pelepasan hormon yang membantu penyerapan makanan, dengan demikian secara tak langsung pijat memperbaiki sistem pencernaan. (Booklet Nakita, httphonestlyme.multiply.com, diakses tanggal 12 Agustus 2008 ).

Pijatan pada perut bayi ketika bayi terserang kolik, dapat merangsang gerakan peristaltik usus (gerakan mengembang dan mengkerut dari dinding usus untuk mendorong makanan) agar normal kembali. (Ayah Bunda, 2007 : 90)

Penyebab kolik ( sakit perut ) antara lain berupa gangguan pada mekanisme kontrol tidur / bangun atau terjadinya gangguan interaksi antara orang tua dan bayi (Kautsar, http:// kautsar.wordpress.com, diakses tanggal 12 Agustus 2008 ).

Untuk mengurangi kolik, yang biasanya ditandai dengan tangisan melengking, orang tua dianjurkan memijat bayinya ketika kolik berlangsung dan setiapkali sebelum bayi tidur. (Artikel Mom & Baby Room,http://achizablogsome.com, diakses tanggal 30 Juni 2008)

Pencernaan dan pembuangan pada bayi akan menjadi semakin baik, banyak ibu melaporkan bahwa pijat membuat bayi mereka bisa mengkonsumsi ...


(43)

mengkonsumsi ASI dengan lebih baik, sehingga pola menyusui menjadi semakin baik. Bayi yang dipijat jarang mengalami mulas, sembelit dan diare. Dengan pijatan pada abdominal secara teratur terjadi perubahan pola makan. (Becker, 2007 : 134)

7). Sistem Kekebalan

Bayi yang dipijat lebih tahan terhadap infeksi dan mengalami lebih sedikit masalah kesehatan. (Becker, 2007 : 135)

8). Sistem Pernafasan

Beberapa bayi tampaknya memiliki banyak lendir. Pijat akan membuat bayi jarang batuk, demam, mengalami masalah pernafasan dan infeksi telinga. (Becker, 2007 : 135)

Pijatan juga dapat melegakan saluran nafas yang menyempit karena asma, mampu mengurangi perasaan gelisah dan depresi sehingga serangan asma berkurang. (Artikel Mom & Baby Room,http://achizablogsome.com, diakses tanggal 30 Juni 2008) c. Efek psikologis

1). Emosi bayi

Bayi dan anak yang dipijat lebih jarang mengalami masalah emosional dan psikologis setelah besar nanti. Mereka lebih percaya diri, mandiri dan merasa aman dan lebih mampu mengendalikan diri. (Becker, 2007 : 135)


(44)

Pada perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk terbinanya cinta kasih secara timbal balik, dan akhirnya menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri (Kautsar, http:// kautsar.wordpress.com, diakses tanggal 30 Agustus 2008).

5. Posisi Terapi Sentuh

a. Ketika memijat bayi, duduklah diatas lantai dengan kaki terjulur didepan Anda. Anda bisa sedikit mengangkat lutut dengan cara meletakkan bantal dibawahnya sehingga bayi ada di paha Anda atau

b. Letakkan duvet tebal diatas lantai dan tutupi dengan handuk hangat dan lembut.

6. Langkah – langkah Terapi Sentuh a. Sebelum mulai memijat, pastikan :

1). Tangan anda bersih dan hangat.

2). Kuku atau perhiasan anda tidak akan menggores kulit bayi. 3). Ruang kamar hangat dan tidak berangin

4). Bayi tidak dalam keadaan lapar atau baru saja makan. 5). Anda tidak terganggu selama kurang lebih 15 menit. 6). Anda duduk dengan nyaman dan santai.


(45)

8). Siapkan handuk, popok ekstra, baju ganti dan baby oil atau baby lotion.

9). Jangan membangunkan bayi hanya untuk dipijat

10).Jangan memijat bayi yang sedang tidak sehat atau tidak mau dipijat 11).Tidak boleh memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

12).Perlu dilakukan sentuhan ringan disepanjang wajah sisi bayi dan mengusap – usap rambut kepala, sambil diajak bicara

b. Selama memijat, sebaiknya :

1). Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda.

2). Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi anda lebih rileks.

3). Mulailah dengan sentuhan ringan. Perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.

4). Perhatikan isyarat yg ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, segera hentikan pijatan. Bisa jadi, si kecil bosan atau ingin digendong, ingin disusui, atau mengantuk.

5). Jika anda menggunakan baby oil, segera mandikan bayi dengan air hangat setelah dipijat.

7. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Terapi Sentuh a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah ...


(46)

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) karena perilaku baru didasari oleh pengetahuan. Kesadaran dan sikap positif dan bersifat langgeng (long lasting) dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran (Notoatmodjo, 1997: 127). Pengetahuan orang tua tentang pijat pada bayi, menetukan orang tua untuk dapat atau tidaknya dalam mempraktekkan terapi sentuh atau pijat pada bayi.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan – tindakan ( praktik ) untuk memelihara ( mengatasi masalah – masalah ), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindkan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran, sehingga perilaku akan bertahan lama (long lasting) dan menetap ( langgeng ), karena didasari oleh kesadaran.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita


(47)

tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi spesifik, misalnya hal – hal yang menunjang upaya peningkatan status kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai – nilai baru yang diperkenalkan. Tingkat pendidikan mempengaruhi keberanian orang tua untuk memutuskan melaksanakan praktik terapi sentuh atau pijat pada bayi

8. Teknik Terapi Sentuh

Teknik terapi sentuh (pijat) bayi adalah sebagai berikut : a. Wajah

Pijatan yang dilakukan di wajah bayi, bertujun untuk melemaskan otot – otot wajah bayi.

1). Tekan jari-jari anda pada kening, pelipis dan pipi bayi 2). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat daerah di atas alis

3). Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung bayi ke arah pipinya

4). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat sekitar mulut bayi, tarik hingga ia tersenyum


(48)

5). Pijat lembut rahang bawah bayi anda dari tengah ke samping, seolah-olah membuat bayi tersenyum

6). Pijat secara lembut daerah di belakang telinga ke arah dagu. b. Dada

Pijatan yang dilakukan pada dada bayi, bertujun untuk memperkuat paru – paru dan jantung.

1). Letakkan kedua tangan anda di tengah dada si kecil. Perlahan, gerakkan ke atas, kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke ulu hati tanpa mengangkat tangan seperti membentuk gambar hati.

2). Dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan ke arah bahu seperti membentuk kupu-kupu.

c. Perut

1). Tekhnik pemijatan biasa

Pijatan di perut membantu meningkatkan sistem pencernaan dan mengurangi sembelit. Yang harus diperhatikan, jangan memijat di atas tulang rusuk atau di atas ulu hati bayi.

a). Lakukan gerakan memijat di atas perut bayi seperti gerakan mengayuh sepeda, dari atas ke arah bawah lewat perut.

b). Angkat kedua kaki bayi dan tekan lututnya perlahan-lahan ke arah perut.


(49)

c). Buat gerakan melingkar dengan kedua tangan secara bergantian searah jarum jam, dimulai dari sebelah kanan anda, seperti membentuk bulan sabit dan matahari

d). Rasakan gelembungan angin dan dengan jemari anda dorong searah jarum jam.

2). Tekhnik Pemijatan “I Love You”

a). Gerakan “I”: Pijatlah ke arah bawah perut dengan menggunakan jari-jari tangan kanan anda di sebelah kiri perut bayi, membentuk huruf “I”.

b). Gerakan “Love”: Membentuk huruf “L” terbalik. Pijatlah dari sebelah kanan ke kiri perut bayi, kemudian dari atas ke bawah perut.

c). Gerakan “You”: Membentuk huruf “U” terbalik.Pijat dari kanan bawah ke atas, kemudian ke kiri, lalu ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah bayi.

d. Tangan dan Kaki

1). Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang pemukul softball, dengan gerakan seperti memeras, pijat tangan bayi dari bahu ke pergelangan tangannya.

2). Lakukan gerakan kebalikan, memeras tangan dari arah pergelangan tangan ke arah pangkal lengan.


(50)

3). Tarik lembut jari-jari bayi anda dengan gerakan memutar.

4). Dengan kedua ibu jari, secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan.

5). Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung.

6). Untuk kaki, gunakan cara yg sama seperti memijat tangan. e. Punggung

Pijatan yang dilakukan pada punggung bayi, bertujun untuk memperkuat otot – otot yang menyangga tulang belakang bayi

1). Tengkurapkan bayi, dan pijat dengan gerakan maju mundur menggunakan telapak tangan di sepanjang punggung bayi.

2). Luncurkan salah satu telapak tangan anda dari leher sampai ke pantat bayi dengan sedikit tekanan.

3). Dengan jari-jari anda, buat gerakan-gerakan melingkar, terutama pada otot di sebelah tulang punggung.

4). Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kakinya untuk mengakhiri pijatan anda.

C. Air Susu Ibu ( ASI )

1. Proses Pembentukan ASI


(51)

Kelenjar tersebut pada dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan, namun mengalami perbedaan perkembangan. Pada laki-laki cenderung mengalami kemunduran (degenerasi) dan tidak berfungsi sebagai penghasil air susu. Pada perempuan kelenjar susu berkembang makin nyata setelah memasuki masa pubertas.

Pada seorang perempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan makin berkembang oleh pengaruh hormon estrogen, somatomamotropin, dan prolaktin. Proses tersebut dimulai pada trimester pertama kehamilan. Hormon estrogen berfungsi untuk membuat hipertrofi sistem duktus (saluran). Sedangkan hormon progesteron berfungsi untuk menambahkan sel-sel asinus pada payudara. Somatomamotropin berfungsi untuk pertumbuhan asinus dan perubahan-perubahan dalam sel, pembentukan kasein, laktoalbumin, dan laktoglobulin. Selama proses kehamilan, air susu tidak keluar karena hormon prolaktin yang merangsang pengeluaran ASI dihambat oleh Prolactin Inhibiting Hormone (PIH).

2. Kandungan ASI

Keunggulan ASI bila dibandingkan dengan susu hewan atau susu sumber lain terletak pada kecukupan dan kelengkapan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan bayi, termasuk kandungan protein dan asam aminonya. Kandungan fenilalanin dan tirosin di dalam ASI lebih sedikit karena jika


(52)

berlebihan ...

berlebihan dapat berbahaya bagi neonatus (bayi baru lahir). Sistin yang penting untuk pertumbuhan lebih banyak terdapat pada ASI. Metionin lebih banyak terkandung dalam susu sapi karena jika berlebihan di dalam ASI maka neonatus tidak dapat mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum berfungsi sempurna. Dan taurin yang penting untuk perkembangan otak terdapat 30-40 kali lebih banyak pada ASI.

Kandungan ASI lainnya secara biokimia yaitu: a. Protein

Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak yang penting untuk pertahanan tubuh dan antibodi.

Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh. b. Karbohidrat

Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus, menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, serta menahan kalium, fosfor dan magnesium tetap di berada di dalam tubuh. c. Lemak

Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap

Kolesterol, asam lemak esensial, asam palmitat, serta garam empedu yang membuat penyerapan lebih baik lebih banyak terkandung.


(53)

d. Laktoferin, lisozim, IgA,

Berfungsi melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan, radang saluran pernafasan dan paru-paru, penyakit telinga, dan diare.

e. Mineral

Kadar Natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari dehidrasi dan kelebihan natrium dalam darah. Sebanyak 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30%. ASI juga mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinat, yang membuat penyerapan seng lebih efisien. Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi yang meningkatkan perkembangan saraf dan otak.

3. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Ibu

ASI tidak hanya penting bagi bayi saja tetapi penting pula bagi ibunya. Hubungan batin antara ibu dan bayinya menjadi lebih terasa karena dekatnya hubungan mereka melalui proses penyusuan. Secara klinis telah pula diteliti bahwa penyusuan dapat mengurangi risiko kanker payudara. Selain itu proses penyusuan berguna pula sebagai kontrasepsi alamiah untuk enam bulan pertama pasca melahirkan. Rasa nyeri pada payudara yang timbul akibat penumpukan ASI, tidak akan terjadi jika ibu dapat menyusui secara teratur.


(54)

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihkannya adalah tiga puluh bulan, ………” (QS. Al Ahqaaf : 15) 4. Lama Pemberian ASI

WHO telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 4 – 6 bulan. ASI juga dapat terus diberikan selama masih diinginkan bayi. Al Quran menganjurkan pemberian ASI selama dua tahun (QS. Al Baqarah : 233). Hal ini secara ilmiah erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh bayi pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Mengingat pada masa tersebut bayi sangat rentan terhadap infeksi dan gangguan tubuh lainnya, maka ASI dengan berbagai kandungannya yang sempurna sangat diperlukan untuk membentuk kekebalan tubuh yang akan melindunginya dari beberapa penyakit – penyakitinfeksi.

5. Frekuensi Penyusuan

Ibu dengan bayi cukup bulan melakukan penyusuan pada periode awal setelah melahirkan dengan frekuensi 8 kali perhari. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

6. Pemberian ASI Bagi Ibu Bekerja

Pekerjaan bukan menjadi halangan bagi seorang ibu untuk memberikan ASI bagi bayinya. Berbagai cara telah dipercaya mampu mencukupi kebutuhan ASI bagi bayi yang ibunya bekerja. Seorang ibu dapat


(55)

memompa atau mengeluarkan air susunya untuk ditampung dan disimpan di dalam lemari es. Bila bayi membutuhkan susu maka ASI tersebut dapat langsung diberikan dengan dihangatkan terlebih dahulu tanpa terjadi kerusakan pada ASI tersebut.

D. Kerangka Teoritis

Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain melalui pengukuran kadar kortisol ludah, kadar kortisol plasma, kadar hormon stres (catecholamine) urine, dan pemeriksaan Electro encephalogram (EEG). Selain itu dengan dilakukannya terapi sentuh pada bayi akan menyebabkan efek biokimia yang positif pada tubuh bayi, yaitu menurunkan kadar serotonin.

Terapi sentuh yang dilakukan secara teratur dan benar, akan menyebabkan terjadinya perangsangan pada nervus vagus yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan sekresi insulin. Selanjutnya dengan sekresi enzim penyerapan gastrin akan menyebabkan penyerapan makanan menjadi lebih baik dan menjadikan bayi lebih sering lapar. Dilain pihak, dengan disekresikannya insulin, menyebabkan terjadinya penurunan kadar glukosa darah. Sejalan dengan dua kondisi tersebut (bayi sering lapar dan penurunan kadar glukosa darah), menyebabkan disekresikan hormon pertumbuhan. Sekresi


(56)

hormon pertumbuhan selain disebabkan karena kondisi di atas, disebabkan juga secara langsung dari rangsangan taktil pada proses terapi sentuh.

Skema 1. Kerangka Teori Terapi Sentuh

E. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh penerapan terapi sentuh terhadap percepatan antropometri pada usia bayi yang ditunjukkan dengan percepatan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala .

Bayi

Terapi Sentuh

Efek Biokimia, Fisik dan Fisiologis

Percepatan Antropometri Meningkatkan konsumsi ASI

1. Lingkar kepala 2. Tinggi badan 3. Berat badan


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Rancangan Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pemilihan lokasi atau site selection berkenaan dengan penentuan unit, bagian, kelompok, dan tempat dimana orang – orang terlibat di dalam kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti.

Penetapan lokasi penelitian pada penelitian kualitatif yang bersifat penelitian lapangan dalam bentuk studi kasus, berkaitan dengan pembatasan masalah dan luasnya daerah penelitian (Sutopo, H.B 2006). Selanjutnya dalam penelitian ini, tempat dilaksanakannya penelitian adalah di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 27 Nopember 2008 sampai dengan 5 Januari 2009.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Randomized Control Trial, dimana responden dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok penelitian. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara bersamaan diberikan penjelasan tentang penerapan ASI ekslusif yang meliputi peran ASI pada kesehatan ibu dan anak, cara menyusui yang benar, manajemen laktasi pada ibu yang bekerja. Selanjutnya pada kelompok perlakuan diberikan pelatihan ...


(58)

pelatihan terapi sentuh. Untuk menghindari supaya ibu tidak lupa teknik pelaksanaan terapi sentuh, peneliti membagikan buku panduan terapi sentuh pada 10 ibu kelompok perlakuan. Responden pada dua kelompok, sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pengukuran antropometri, yang meliputi berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala pada bayi.

Skema 2. Strategi Penelitian

SAMPEL POPULASI

KELOMPOK KONTROL RANDOM

KELOMPOK EKSPERIMEN

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

PRETEST

PELATIHAN TERAPI SENTUH

TIDAK DILAKUKAN TERAPI SENTUH

ANALISIS DATA PENGUKURAN ANTROPOMETRI

DILAKUKAN


(59)

B. Data dan Sumber Data

Pemahaman mengenai sumber data penelitian sangat penting. Kesesuaian dan ketepatan dalam menentukan sumber data, akan berpengaruh pada kedalaman informasi yang diperoleh.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data panjang badan, berat badan, lingkar lengan, lingkar kepala, kesesuaian pelaksanaan terapi sentuh pada kelompok perlakuan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah bayi dan ibu pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ( Sugiyono, 2007 : 61 ). Selanjutnya yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri yang berjumlah 20 bayi

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. ( Sugiyono, 2007 : 62 ). Selanjutnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan kriteria tertentu :


(60)

a. Kriteria inklusi :

1). Umur bayi, minimal 1 bulan 2). Bayi mendapatkan ASI. 3). Berat badan lahir 3 – 3,5 Kg

4). Bayi dirawat oleh orang tua kandung ( Ibu ) b. Kriteria ekslusi :

1). Riwayat kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. 2). Bayi dalam kondisi sakit atau cacat.

3). Bayi diberikan makanan tambahan. 3. Besar Sampel

Karena jumlah populasi bayi usia antara 1 bulan sampai dengan 4 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Pesantren I berjumlah 20 bayi, maka dengan tujuan untuk menjaga kredibilitas dan validitas hasil penelitian, besar sampel

penelitian adalah semua bayi yang dilahirkan pada bulan Oktober 2008 di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri .

4. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi (Alimul, AA. 2003. 37). Karena jumlah populasi yang terbatas dan dianggap homogen, maka dalam pengambilan


(61)

D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel Penelitian a. Variabel bebas

Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah terapi sentuh pada bayi usia 1 bulan sampai 4 bulan.

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung/dependent adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Selanjutnya dalam penelitian ini, yang dimaksud sebagai variabel tergantung adalah antropometri pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lainnya.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud sebagai terapi sentuh adalah suatu tindakan atau aktivitas sentuhan, pemijatan yang dilakukan oleh orang tua kepada bayinya dan tidak hanya semata – mata melibatkan kondisi fisik tetapi juga psikologis. Tujuan dilakukannya terapi sentuh pada bayi, salah satunya adalah terjadinya peningkatan antropometri bayi, yang meliputi panjang badan, berat badan, lingkar lengan dan lingkar kepala yang diukur dengan satuan sentimeter.


(62)

E. Teknik Pengumpulan Data

Setelah dilakukan inform consent maka pengambilan data dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, mendapatkan data tentang pengetahuan ibu bayi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap terapi sentuh. Tahap kedua, mendapatkan data kemampuan ibu tentang pelaksanaan terapi sentuh pada kelompok perlakuan dengan cara observasi. Tahap ketiga, mendapatkan data berat badan, tinggi badan, tebal kulit trisep dan lingkar lengan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data dilakukan dengan cara analisis deskriptif dari pengukuran antropometri bayi, baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. Dari hasil analisa deskriptif terhadap pengukuran antropometri tersebut, akan dibandingkan hasilnya untuk mengetahui adanya perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari pengukuran antropometri, dilakukan analisis inferensial dengan menggunakan rumusan uji ANOVA untuk membandingkan adanya kenaikan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala bayi. Selanjutnya tabulasi data juga akan dilakukan uji T pada sampel dependen, untuk membandingkan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala bayi setiap minggu antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.


(63)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Penelitian

Pelaksanaan penelitian pengaruh terapi sentuh terhadap peningkatan antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) bayi di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri diawali dengan pengambilan data bayi yang dilahirkan pada bulan Oktober 2008. Selanjutnya melalui bidan desa, peneliti mendapatkan data alamat masing – masing bayi tersebut dan dilanjutkan dengan kunjungan rumah pada masing – masing calon responden. Pada tanggal 27 Nopember 2008, 20 ibu bayi bayi dihadirkan untuk mendapatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif, dilanjutkan dengan pengisian lembar isian oleh ibu bayi dan pengukuran antropometri bayi. Pada saat yang bersamaan, peneliti menentukan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan tabel acak. Setelah ditetapkan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka peneliti mempersilahkan ibu bayi beserta bayi pada kelompok kontrol untuk pulang. Pada kelompok perlakuan dilanjutkan dengan pelatihan terapi sentuh. Pelatihan terapi sentuh ...


(64)

sentuh diawali dengan peragaan pelaksanaan terapi sentuh, dilanjutkan dengan memandu ibu bayi – ibu bayi kelompok kontrol dalam pelaksanaan terapi sentuh sesuai dengan tahapan. Pada saat ibu bayi – ibu bayi kelompok kontrol mempraktekkan terapi sentuh kepada bayinya, peneliti melakukan evaluasi kemampuan ibu bayi dalam pelaksanaan terapi sentuh. Setelah pelaksanaan praktik terapi sentuh yang dilakukan oleh ibu bayi – ibu bayi kelompok perlakuan, peneliti membagikan buku panduan pelaksanaan terapi sentuh.

Selanjutnya setiap satu minggu sekali, peneliti melakukan kunjungan

rumah, baik pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk

melakukan pengukuran antropometri bayi, yang hasilnya akan ditampilkan

pada hasil penelitian.

2. Penyajian Data

Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan

kesehatan anak, karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan

fisiologis, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang

buruk pada pertumbuhan anak. Telah dilakukan penelitian selama 6 minggu

terhadap 20 bayi yang berusia 1 bulan lebih 4 hari sampai dengan usia 1

bulan lebih 21 hari, untuk mengetahui perbedaan antropometri pada bayi


(65)

yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh di wilayah kerja Puskesmas

Pesantren I Kota Kediri. Penyajian data hasil penelitian, terbagi atas data

umum yang menampilkan data karakteristik responden dan data khusus yang

menampilkan data antropometri bayi yang mendapat perlakuan terapi sentuh

dengan bayi yang tidak mendapat perlakuan terapi sentuh.

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

yang muncul dari catatan – catatan lapangan. Reduksi data merupakan

bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data hingga

kesimpulan / verifikasi.

Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 20 responden (10

bayi perlakuan dan 10 bayi kontrol), yang ditentukan sesuai klasifikasi

seperti yang telah diuraikan pada BAB III. bagian pengambilan sampel

dari 20 total jumlah cakupan bayi pada bulan Oktober 2008.

b. Sajian data

Sajian data hasil penelitian ini dikategorikan berdasarkan

pengelompokkan data umum (merupakan data demografi yang meliputi


(66)

tingkat pendidikan ibu bayi bayi, status pernikahan, jumlah anak,

pekerjaan dan antropometri bayi ) dan data khusus (data antropometri

bayi). Berikut ini sajian data tersebut :

1) Data Umum

a). Data Umur Ibu bayi

Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner Gambar 4. Data Umur Ibu bayi

Umur ibu bayi berada pada rentang 23 tahun sampai 32 tahun, dengan sebaran umur 23 tahun 1 ibu bayi, umur 24 tahun 5 ibu bayi, umur 25 tahun 2 ibu bayi, umur 26 tahun 2 ibu bayi, umur 27 tahun 2 ibu bayi, umur 28 tahun 2 ibu bayi, umur 29 tahun 2 ibu bayi, umur 30 tahun 3 ibu bayi dan umur 32 tahun 1 ibu bayi.

kode

Kontrol Perlakuan

u

m

u

r

32

30

28

26

24


(67)

Jumlah responden 20 bayi didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, dan selanjutnya oleh peneliti ditindak lanjuti ke Bidan Praktik Swasta di wilayah kerja puskesmas Pesantren I untuk mendapatkan alamat responden.

b). Pekerjaan Ibu bayi

.

Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner

Gambar 5. Data Pekerjaan Ibu bayi

Dari hasil tabulasi pengisian kuesioner tentang pekerjaan ibu bayi, didapatkan data 10 ibu bayi (3 ibu bayi kelompok perlakuan dan 7 ibu bayi kelompok kontrol) sebagai ibu bayi rumah tangga, 6

responden ...

Perlakuan

Kontrol

Perlakuan

Kontrol

Perlakuan

Kontrol

Perlakuan

Kontrol

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

IRT

Pekerja

Pabrik

Swasta

PNS

Pekerjaan Ibu


(68)

responden (2 ibu bayi kelompok perlakuan dan 4 ibu bayi kelompok kontrol) sebagai pekerja pabrik, 3 ibu bayi (2 ibu bayi kelompok perlakuan dan 1 ibu bayi kelompok kontrol) sebagai pegawai negeri, 1 ibu bayi (kelompok perlakuan ) pekerja swasta.

c). Pendidikan Ibu bayi

Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner Gambar 6. Data Pendidikan Ibu bayi

Tingkat pendidikan terakhir responden terdiri beberapa kategori / tingkatan, berikut akan diuraikan berdasarkan lulusan yang terendah, dimulai dari responden dengan lulus, Sekolah Menengah Pertama ( SMP ), Sekolah Menengah Atas ( SMA ), Akademi ( Diploma ), serta Sarjana. Responden dengan lulusan SMP berjumlah 5 (lima) ... Perlakuan

Kontrol

Perlakuan Kontrol

Perlakuan Kontrol

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SMP SMU PT


(69)

5 (lima) responden, sedangkan responden lulusan SMU berjumlah 10 (sepuluh) responden. Responden dengan lulusan Diploma terdapat 2 orang, sedangkan responden dengan lulusan sarjana terdapat 2 (dua) responden.

d). Pola Pengasuhan Anak

Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sendiri Orang Tua Saudara Pengasuh

Pola Pengasuhan Anak

Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner Gambar 6. Data Pola Pengasuhan Anak

Sesuai hasi pengisian lembar kuesioner, didapatkan hasil pola pengasuhan anak yang dilakukan sendiri sejumlah 15 responden (7 responden kelompok perlakuan, 8 responden kelompok kontrol), dibantu oleh pembantu rumah tangga 1 responden (1 responden


(70)

kelompok perlakuan), dibantu oleh orang tua 3 responden (1 responden kelompok perlakuan, 2 responden kelompok kontrol), dibantu oleh saudara 1 responden (1responden kelompok perlakuan).

e). Jumlah Anak

Perlakuan Kontrol

Perlakuan Kontrol

Perlakuan Kontrol

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1 2 3

Jumlah Anak

Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner Gambar 7. Data Jumlah Anak

Sesuai hasi pengisian lembar kuesioner, didapatkan responden yang memiliki 1 orang anak berjumlah 7 ibu bayi (4 ibu bayi kelompok perlakuan, 3 ibu bayi kelompok kontrol), ibu bayi yang memiliki 2 orang anak berjumlah 8 ibu bayi (4 ibu bayi kelompok perlakuan, 4 ibu bayi kelompok kontrol), ibu bayi yang memiliki


(71)

3 orang anak berjumlah 5 ibu bayi (2 ibu bayi kelompok perlakuan, 3 ibu bayi kelompok kontrol).

2) Data Khusus

a). Tinggi badan pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh.

Dilakukan uji ANALISIS OF VARIANS (ANOVA) untuk membandingkan adanya kenaikan tinggi badan yang signifikan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Tabel 2. Perbandingan Tinggi Badan Bayi Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Tinggi Badan Kelompok Perlakuan

Pengukuran

Minggu 61,723 5 12,345 10,723 ,000

Galat 62,167 54 1,151

Total 123,890 59

Tinggi Badan Kelompok Kontrol

Pengukuran

Minggu 23,607 5 4,721 4,596 ,001

Galat 55,480 54 1,027

Total 79,087 59

Sumber : Tabulasi Lembar Observasi

Berdasarkan hasil uji ANOVA pada data tinggi badan bayi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka dapat dijelaskan bahwa kelompok perlakuan ada pertambahan tinggi badan yang signifikan ...


(72)

signifikan selama 6 minggu (sig = 0,000), dan pada kelompok kontrol ada pertambahan tinggi badan yang signifikan selama 6 minggu (sig = 0,001).

Setelah dilakukan uji ANOVA pada hasil pengukuran tinggi badan bayi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka data tinggi badan tersebut dilanjutkan dengan uji Benferroni. Uji ini dimaksudkan untuk melihat pertambahan tinggi badan setiap minggu pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Tabel 3. Uji Benferoni Pada Pertambahan Tingg Badan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Dependent Variable Minggu Minggu Mean

Difference (I-J) Sig.

Tinggi Badan Perlakuan 1 2 -,5400 1,000

Tinggi Badan Kontrol 1 2 -,24000 1,000

Sumber : Tabulasi Lembar Observasi

Pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setiap minggu terdapat pertambahan tinggi badan, walaupun pertambahan tinggi badan tidak secara signifikan. Pada kelompok perlakuan didapatkan pertambahan tinggi badan secara signifikan pada minggu ke 4 sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan pertambahan tinggi badan signifikan pada minggu ke 5.


(73)

Selanjutnya untuk membandingkan tinggi badan setiap minggu antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dilakukan Uji t untuk sampel dependent.

Tabel 4. Uji t Perbedaan Tinggi Badan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differ ence 95% Confidence Interval of the

Difference

TB_1 Equal variances

assumed ,019 ,891 ,753 18 ,461 ,3100 ,4118 -,5552 1,1752

TB_2 Equal variances

assumed ,038 ,848 1,428 18 ,170 ,6100 ,4273 -,2876 1,5076

TB_3 Equal variances

assumed ,115 ,738 1,873 18 ,077 ,8800 ,4698 -,1069 1,8669

TB_4 Equal variances

assumed ,175 ,680 1,902 18 ,073 ,9000 ,4733 -,0943 1,8943

TB_5 Equal variances

assumed ,180 ,676 2,303 18 ,033 1,1600 ,5037 ,1019 2,2181

TB_6 Equal variances

assumed ,210 ,653 3,099 18 ,006 1,5700 ,5067 ,5055 2,6345

Sumber : Tabulasi Lembar Observasi

Berdasarkan hasil uji t, didapatkan penjelasan sebagai berikut :

Pada minggu ke 1 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,461)

Pada minggu ke 2 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,170)


(74)

Pada minggu ke 3 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,077)

Pada minggu ke 4 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan(sig = 0,073)

Pada minggu ke 5 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ada perbedaan yang signifikan ( sig = 0,033)

Pada minggu ke 6 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ada perbedaan yang signifikan ( sig = 0,006)

Selanjutnya juga dilakukan uji t untuk sampel berpasangan yang bertujuan untuk membandingkan kelompok perlakuan saja : sebelum terapi dengan sesudah terapi.

Tabel 5. Perbandingan Tinggi Badan Pretest dan Berat Badan Perlakuan Pada Kelompok Perlakuan

Paired Differences t

Mean Mean

Sig. (2-tailed)

Pair 1 PreTB_P - TB_P1 -1,9700 -11,771 ,000

Pair 2 PreTB - TB_P2 -2,5100 -12,298 ,000

Pair 3 PreTB - TB_P3 -3,0700 -12,998 ,000

Pair 4 PreTB - TB_P4 -3,6400 -14,140 ,000

Pair 5 PreTB - TB_P5 -4,2200 -15,781 ,000

Pair 6 PreTB - TB_P6 -4,9800 -18,859 ,000

Sumber : Tabulasi Lembar Observasi

Dari hasil uji t untuk sampel berpasangan, didapatkan penjelasan sebagai berikut :


(75)

Sebelum terapi dengan minggu ke 1 : ada perbedaan (sig = 0,000) Sebelum terapi dengan minggu ke 2 : ada perbedaan (sig = 0,000) Sebelum terapi dengan minggu ke 3 : ada perbedaan (sig = 0,000) Sebelum terapi dengan minggu ke 4 : ada perbedaan (sig = 0,000) Sebelum terapi dengan minggu ke 5 : ada perbedaan (sig = 0,000) Sebelum terapi dengan minggu ke 6 : ada perbedaan (sig = 0,000) b). Berat badan pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi

sentuh.

Dilakukan uji ANOVA untuk membandingkan adanya kenaikan berat badan yang signifikan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Tabel 6 Pertambahan Berat Badan Pada Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

BeratBadan Perlakuan

Pengukuran

Minggu 7534833,333 5 1506966,667 44,023 ,000

Galat 1848500,000 54 34231,481

Total 9383333,333 59

BeratBadan Kontrol

Pengukuran

Minggu 5294500,000 5 1058900,000 22,836 ,000

Galat 2504000,000 54 46370,370

Total 7798500,000 59


(76)

Berdasarkan hasil uji ANOVA pada data berat badan bayi kelompok perlakuan dan kelompok control, maka dapat dijelaskan bahwa kelompok perlakuan ada pertambahan berat badan yang signifikan selama 6 minggu (sig = 0,000), dan pada kelompok kontrol ada pertambahan berat badan yang signifikan selama 6 minggu (sig = 0,001)

Setelah dilakukan uji ANOVA pada hasil pengukuran berat badan bayi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dilanjutkan dengan uji Benferoni untuk melihat pertambahan berat badan per minggu pada kedua kelompok

Tabel 7 Uji Benferoni Pada Pertambahan Berat Badan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Dependent Variable Minggu Minggu

Mean

Difference (I-J) Sig.

BeratBadanPerlakuan 1 2 -190,000 ,383

BeratBadanKontrol 1 2 -250,000 ,182

Sumber : Tabulasi Lembar Observasi

Pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, didapatkan pertambahan berat badan signifikan pada minggu ke 2.

Selanjutnya untuk membandingkan berat badan setiap minggu pada kedua kelompok dilakukan uji t untuk sampel dependent.


(77)

Tabel 8 Uji t Perbedaan Berat Badan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

BB_1 Equal variances

assumed ,177 ,679 2,012 18 ,059 135,000 67,103 -5,978 275,978

BB_2 Equal variances

assumed ,101 ,754 ,981 18 ,340 75,000 76,467 -85,651 235,651

BB_3 Equal variances

assumed ,300 ,591 1,092 18 ,289 100,000 91,591 -92,425 292,425

BB_4 Equal variances

assumed ,062 ,806 1,660 18 ,114 170,000 102,388 -45,110 385,110

BB_5 Equal variances

assumed ,315 ,582 2,124 18 ,048 210,000 98,883 2,255 417,745

BB_6 Equal variances

assumed ,110 ,744 2,894 18 ,010 280,000 96,753 76,730 483,270

Sumber : Tabulasi Lembar Observasi

Berdasarkan hasil uji t, didapatkan penjelasan sebagai berikut :

Pada minggu ke 1 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,059)

Pada minggu ke 2 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,340)

Pada minggu ke 3 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,289)

Pada minggu ke 4 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan(sig = 0,114)

Pada minggu ke 5 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ada perbedaan yang signifikan ( sig = 0,048)


(1)

ANTROPOMETRI LAHIR ANTROPOMETRI No. KODE RESPONDEN UMUR SEX TB (cm) BB (gr) LK (cm) TANGGAL OBSERVASI TB (cm) BB (gr) LK (cm) 29 NOPEMBER 2008

51,4 4300 35,0

6 DESEMBER 2008

51,6 4600 35,3

13 DESEMBER 2008

51,9 4800 35,5

20 DESEMBER 2008

52,4 4900 35,7

27 DESEMBER 2008

52,8 5000 36,0 5. AK.05 1 bln 15

hari

LAKI -LAKI

49,5 3100 33,4

3 JANUARI 2009

53,4 5150 36,3

29 NOPEMBER 2008

50,8 4200 35,2

6 DESEMBER 2008

51,1 4350 35,4

13 DESEMBER 2008

51,2 4500 35,5

20 DESEMBER 2008

51,4 4800 35,7

27 DESEMBER 2008

51,6 5100 35,9 6. AK.06 1 bln 10

hari

PEREM PUAN

50 3250 34,0

3 JANUARI 2009


(2)

ANTROPOMETRI LAHIR ANTROPOMETRI No. KODE RESPONDEN UMUR SEX TB (cm) BB (gr) LK (cm) TANGGAL OBSERVASI TB (cm) BB (gr) LK (cm) 29 NOPEMBER 2008

51,2 4300 34,6

6 DESEMBER 2008

51,4 4600 34,8

13 DESEMBER 2008

51,5 4800 35,1

20 DESEMBER 2008

52,7 4900 35,4

27 DESEMBER 2008

52,8 5000 35,6 7. AK.07 1 bln 16

hari

PEREM PUAN

49,5 3100 33,2

3 JANUARI 2009

53,0 5150 36,9

29 NOPEMBER 2008

53,2 4550 35,3

6 DESEMBER 2008

53,3 4800 35,6

13 DESEMBER 2008

53,6 4950 35,7

8. AK.08 1 bln 9

hari

LAKI -LAKI

51,0 3350 34,0

20 DESEMBER 2008


(3)

27 DESEMBER 2008

54,3 5450 36,2

3 JANUARI 2009

54,6 5600 36,4

ANTROPOMETRI LAHIR ANTROPOMETRI No. KODE RESPONDEN UMUR SEX TB (cm) BB (gr) LK (cm) TANGGAL OBSERVASI TB (cm) BB (gr) LK (cm) 29 NOPEMBER 2008

51,3 4300 34,4

6 DESEMBER 2008

51,4 4600 34,6

13 DESEMBER 2008

51,6 4800 34,9

20 DESEMBER 2008

52,9 4900 35,2

27 DESEMBER 2008

53,1 5000 35,6 9. AK.09 1 bln 19

hari

PEREM PUAN

49,6 3050 33,2

3 JANUARI 2009

53,4 5150 36,8

29 NOPEMBER 2008

50,7 4300 34,6 10. AK.10 1 bln 4

hari

PEREM PUAN

49,5 3200 33,6

6 DESEMBER 2008


(4)

13 DESEMBER 2008

51,1 4600 35,0

20 DESEMBER 2008

51,4 4700 35,1

27 DESEMBER 2008

51,7 5950 35,2

3 JANUARI 2009


(5)

(6)