Surat pemberitahuan Daftar surat pemberitahuan Bukti setor bank Kwitansi

Ad.5 Fungsi Pemeriksa Intern Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungs pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik. Disamping itu, fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi 2001:488 adalah:

1. Surat pemberitahuan

2. Daftar surat pemberitahuan

3. Bukti setor bank

4. Kwitansi

Surat Pemberitahuan merupakan dokumen yang dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Daftar Surat Pemberitahuan merupakan rekapitulasi kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Bukti Setor Bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas. Kwitansi merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka. Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini: 1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang saatnya ditagih oleh bagian penagihan. 2. Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur. 3. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan remittance advice dari debitur. 4. Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kas. 5. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang. 6. Bagian kas mengirimkan kwitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur. 7. Bagian kas menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsment oleh pejabat yang berwenang. 8. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur. GAMBAR HAL 30

D. Metode Penaksiran Piutang Dagang Tidak Tertagih

Piutang dagang yang timbul dari penjualan barang atau jasa, secara teoritisnya harus dinilai pada jumlah yang mencerminkan nilai sekarang dari penerimaan kas di masa depan yang diperkirakan. Seperti yang diungkapkan oleh Fred K. Skousen, Earl K. Stice, dan James D. Stice dalam bukunya Intermediate Accounting 2001:364 adalah sebagai berikut: Piutang usaha dilaporkan pada nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu nilai kas yang diharapkan. Ini berarti bahwa piutang usaha harus dicatat bersih sesudah memperhitungkan estimasi piutang ragu-ragu, potongan dagang dan retur serta pengurangan harga jual yang diantisipasikan. Tujuannya adalah agar piutang yang dilaporkan sebesar klaim terhadap pelanggan yang diharapkan akan tertagih dalam bentuk kas. Dalam kegiatan operasi perusahaan, beberapa piutang akan dapat ditagih atau tidak dapat direalisasi mungkin karena langganan sudah jatuh pailit atau sebab-sebab lain yang menimpa pelanggan. Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang disebut beban atau kerugian dari piutang tak tertagih uncollectible accounts, piutang ragu-ragu doubtful accounts, atau piutang macet bad debts. Tidak ada satu pun ketentuan umum yang merupakan pedoman untuk menentukan kapan suatu piutang tak tertagih. Kenyataan bahwa seorang debitur gagal untuk membayar kewajiban sesuai kontrak penjualan atau weselnya terpaksa ditolak pada tanggal jatuh tempo belumlah berarti bahwa utang-utang