32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan folklor. Pepali yang hidup di masyarakat eks-karesidenan Banyumas merupakan folklor
yang bentuknya lisan. Dilihat dari jenis folklor, pepali yang ada di masyarakat eks-karesidenan Banyumas merupakan jenis folklor antropologi, karena pepali
merupakan sebuah ungkapan tradisional yang dipercaya dan dilaksanakan oleh masyarakat eks-karesidenan Banyumas.
Pendekatan model folklor itu sendiri merupakan pendekatan yang mengungkap kebudayaan masyarakat secara terperinci. Data yang diperoleh
melalui pendekatan model folklor mengenai pepali yang ada di eks-karesidenan Banyumas diporeleh dari informan dan observasi. Pendekatan model folklor
menganalisis simbol dan makna dan relevansi pepali yang ada di eks-karesidenan Banyumas.
3.2 Sasaran Penelitian
Objek atau sasaran pada penelitian ini adalah pepali Adipati Wirasaba sebagai dasar dari lahirnya pepali di eks-karesidenan Banyumas khususnya di
kabupaten Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara dimana di dalamnya terdapat data tentang simbol dan makna dan relevansi pepali yang ada
di masyarakat eks-karesidenan Banyumas.
33
3.3 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pepali yang ada di eks- karesidenan Banyumas yaitu kabupaten Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan
Banjarnegara. Data ini ditentukan berdasarkan wilayah eks-karesidenan Banyumas yang dulu masih menjadi kekuasaan Adipati Wirasaba. Sehingga
pepali yang ada masih dipertahankan dan dilaksanakan oleh masyarakat di eks- karesidenan Banyumas.
3.4 Sumber Data
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu : 1.
sumber data tertulis yaitu berupa buku yang berjudul antara lain: 1 Banyumas antara Jawa dan Sunda karya dari Sugeng Priyadi; 2 Banyumas
Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak karya dari Budiono Herusatoto; 3 Pantangan Sabtu Pahing karya dari Sugeng Priyadi; dan 4 Sejarah
Banyumas karya dari Adi Sarwono, dimana dalam buku-buku tersebut terdapat data pepali yang bersumber dari riwayat Adipati Wirasaba.
2. sumber data lisan yaitu berupa hasil wawancara dari berbagai narasumber
yaitu : 1.
nama : Drs. Adi Sarwono alamat : Desa Kalimandi, Purwareja Klampok
umur : 60 tahun kapaistas : Pensiunan PNS
34
Adi Sarwono merupakan tokoh budayawan lokal yang mengamati perkembangan kebudayaan khususnya kebudayaan Banyumasan, sehingga Adi
Sarwono merupakan
seorang yang
dianggap mengetahui
kebudayaan Banyumasan dalam hal ini adalah pepali yang ada di eks-karesidenan Banyumas.
Hasil wawancara adalah sejarah dari lahirnya beberapa pepali di eks-karesidenan Banyumas, antara lain; 1 pepali Adipati Wirasaba; 2 pepali Balai Sipanji; 3
pepali jambatan Kali Sidulah; 4 larangan menanam padi hitam pada masyarakat desa Katilinggar kecamatan Padamara kabupaten Purbalingga; 5 pepali desa
Bleter: 6 pepali desa Sambeng. 2.
nama : Haryono alamat : Desa Maos, Cilacap
umur : 55 th Kapasitas : Tokoh Masyarakat
Haryono adalah tokoh masyarakat desa Maos kabupaten Cilacap yang dianggap mengetahui seluk beluk tentang pepali yang ada di kabupaten Cilacap.
Hasil dari wawancara adalah sejarah dari lahirnya larangan menikah bagi masyarakat desa Pesugihan dengan masyarakat desa Pesanggrahan kecamatan
Pesugihan kabupaten Cilacap. 3.
nama : Mulyana umur : 65 th
alamat : Desa Mandiraja, Banjarnegara kapasitas : Tokoh Masyarakat
35
Mulyana adalah sesepuh dari masyarakat dukuh Legok kecamatan Mandiraja kabupaten Banjarnegara yang dianggap mengetahui tentang pepali
yang ada dikabupaten Banjarnegara khususnya pepali yang ada di dukuh Legok. Hasil dari wawancara adalah sejarah dari lahirnya larangan menanam dan
memanen padi pada hari Jum”at Pon di dukuh Legok desa Mandiraja kecamatan Mandiraja kabupaten Banjarnegara.
3.5 Teknik Analisis Data