10
BAB II LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tentang simbol dan makna dan relevansi pepali yang ada di eks- karesidenan Banyumas belum ada yang melakukan. Adapun penelitian yang
pernah dilakukan oleh Sugeng Priyadi dalam bukunya yang berjudul “Banyumas antara Jawa dan Sunda” dan oleh Budiono Herusatoto dalam bukunya yang
berjudul “Banyumas Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak” adalah penelitian tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi di eks-karesidenan Banyumas.
Perbedaan penelitian simbol dan makna dan relevansi pepali yang ada di eks- karesidenan Banyumas dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya terletak
pada objeknya. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sugeng Priyadi dan Budiono Herusatoto hanya membahas tentang sejarah dan peristiwa yang tejadi di
eks-karesidenan Banyumas yang memuat pepali di dalamnya. Pembahasan terhadap pepali hanya sebatas cerita saja, sedangkan penelitian tentang simbol dan
makna dan relevansi pepali yang ada di eks-karesidenan Banyumas ini mengungkap simbol dan makna dan relevansi pepali pada masyarakat di eks-
karesidenan Banyumas. Metriks dalam penulisan skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, tahun 2005, meneliti tentang
11
“Pantangan Sabtu Pahing di Kabupaten Banyumas” kajian bentuk, makna, dan persepsi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk,
makna, dan persepsi masyarakat terhadap pantangan sabtu pahing di kabupaten Banyumas. Letak perbedaan penelitian pantangan sabtu pahing dengan penelitian
simbol dan makna dan relevansi pepali yang ada di eks-karesidenan Banyumas adalah pada objek penelitiannya. Penelitian pantangan sabtu pahing meneliti
tentang bentuk, makna, dan persepsi masyarakat, sedangkan penelitian simbol dan makna dan relevansi pepali yang ada di eks-karesidenan Banyumas meneliti
tentang simbol dan makna dan relevansi pepali pada masyarakat di eks- karesidenan Banyumas yang meliputi kabupaten Purbalingga, Banyumas, Cilacap,
dan Banjarnegara. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diselaraskan bahwa di dalam pepali
terdapat simbol dan makna tersembunyi yang tidak diketahui oleh semua masyarakat eks-karesidenan Banyumas. Selain itu relevansi pepali pada
masyarakat merupakan penggambaran terhadap perkembangan pepali yang ada di eks-karesidenan Banyumas, apakah pepali tersebut masih dilaksanakan atau tidak
dan apa alasannya, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat di eks-karesidenan Banyumas
yang meliputi kabupaten Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara.
2.2 Folklor