commit to user
15 hanya menyediakan barangjasa yang dibutuhkan masyarakat yang
bertempat tinggal dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan, atau dikenal dengan sektor non unggulan. Pengertian
tentang perubahan struktur ekonomi ini tentunya harus dipahami secara jernih dengan menggunakan konsep-konsep sektor primer, sekunder dan
tersier.
3. Paradigma baru teori pembangunan ekonomi daerah
Penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi daerah pada dasarnya harus dilaksanakan dengan memanfaatkan segenap potensi
sumber daya daerah secara optimal. Dalam konteks pembangunan ekonomi daerah terdapat paradigma baru teori pembangunan ekonomi
daerah seperti yang disajikan dalam Tabel 2.1. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
mengakibatkan terjadinya pergeseran sistem pemerintahan yang lebih terbuka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Titik berat
otonomi di daerah KabupatenKota maka kegiatan perekonomian di daerah semakin terbuka sehingga daerah yang memiliki sumber daya yang
potensial dapat dikelola dengan baik yang pada gilirannya daerah tersebut akan dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat.
commit to user
16 Tabel 2.1
Paradigma Lama dan Paradigma Baru tentang Teori Pembangunan Ekonomi
KOMPONEN KONSEP LAMA
KONSEP BARU Kesempatan Kerja
Semakin banyak perusahaan = semakin banyak peluang
Perusahaan harus mengembangkan
pekerjaan yang cocok dengan kondisi
penduduk daerah
Unggulan Pembangunan
Pengembangan dari sektor ekonomi
Pengembangan lembaga- lembaga
ekonomi baru
Aset-Aset Lokal Keunggulkan komparatif di
dasarkan pada aset fisik Keunggulan kompetitif
di dasarkan pada kualitas lingkungan
Sumber daya Pengetahuan
Ketersediaan angkatan kerja Pengetahuan sebagai
pembangkit ekonomi Sumber : Blakely 1994:62
4. Analisis sektor unggulan
Berdasarkan teori-teori ekonomi yang ada, perbandingan peranan suatu sektor di Kota Surakarta pada periode tertentu dengan sektor yang
sama pada tingkat Jawa Tengah, apabila hasilnya lebih dari satu maka dapat dikatakan sebagai sektor unggulan. Menurut teori ini, suatu daerah
dapat dibedakan ke dalam daerah andalan dan bukan andalan yang selanjutnya dalam penelitian ini dimodifikasi dalam sistem perekonomian
Kota Surakarta, yang dibedakan ke dalam sektor unggulan dan sektor bukan unggulan yang dapat dilihat dari sisi kontribusi maupun
pertumbuhannya. Keunggulkan komparatif daerah dapat diukur dengan Location Quotient LQ di mana dalam menentukan sektor unggulan yang
commit to user
17 dimiliki oleh daerah adalah dengan cara membandingkan setiap sektor
ekonomi di Kota Surakarta dengan peranan sektor ekonomi yang sama pada tingkat propinsi Jawa Tengah.
Sektor ekonomi unggulan atau disebut juga sektor ekonomi basis adalah usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan industri dalam
suatu daerah. Cara mengukur dilakukan dengan membandingkan peranan kegiatan industri dalam perekonomian daerah itu dengan peranan
kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau nasional Arsyad, 1999: 141.
5. Potensi ekonomi