Analisis Location Quotient LQ

commit to user 50 Tabel 4.10 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tanpa Migas Propinsi Jawa Tengah, 2005-2009 NO Lapangan Usaha Tahun RATA- RATA 2005 2006 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Pertanian 22,52 22,15 21,48 21,44 21,27 21,77 2 Pertambangan dan Hasil-hasilnya 1,05 1,15 1,16 1,14 1,14 1,13 3 Industri Pengolahan 27,61 27,33 27,58 27,18 26,61 27,26 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,89 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 5 Bangunan Konstruksi 5,99 6,04 6,11 6,18 6,27 6,12 6 Perdagangan 22,62 22,74 22,86 22,81 22,99 22,80 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,72 4,80 4,91 5,02 5,09 4,91 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,81 3,86 3,89 3,98 4,08 3,92 9 Jasa-jasa 10,77 11,04 11,11 11,36 11,65 11,18 PDRB Tanpa Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS, PDRB Propinsi Jawa Tengah, Beberapa Tahun Penerbitan

D. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Location Quotient LQ dan Analisis Shift – Share

a. Analisis Location Quotient LQ

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat 6 sektor yang secara konsisten memiliki koefisien LQ 1 dari tahun 2005 – 2009 mulai dari yang terbesar yaitu: Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; Listrik, Gas dan, Air Bersih; Pengangkutan dan Komunikasi; BangunanKonstruksi; Perdagangan; dan Jasa-jasa. Sektor-sektor yang memiliki koefisien LQ 1 selama periode penelitian yaitu sektor Industri Pengolahan; Pertambangan dan Hasil- commit to user 51 hasilnya; dan Pertanian. Analisis sektor unggulan dengan menggunakan Analisis Location Quotient LQ maka dapat disampikan: 1 Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan dengan LQ sebesar 2,522 artinya bahwa nilai tambah sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan di Kota Surakarta lebih besar 2,522 kali dibandingkan Propinsi Jawa Tengah; 2 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dengan LQ sebesar 2,507 artinya bahwa nilai tambah sektor sektor Listrik, Gas dan Air Bersih di Kota Surakarta lebih besar 2,507 kali dibandingkan Propinsi Jawa Tengah; 3 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan LQ sebesar 2,029 artinya bahwa nilai tambah sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kota Surakarta lebih besar 2,029 kali dibandingkan Propinsi Jawa Tengah; 4 Sektor BangunanKonstruksi dengan LQ sebesar 2,019 artinya bahwa nilai tambah sektor BangunanKonstruksi di Kota Surakarta lebih besar 2,019 kali dibandingkan Propinsi Jawa Tengah; 5 Sektor Perdagangan dengan LQ sebesar 1,151 artinya bahwa nilai tambah sektor perdagangan di Kota Surakarta lebih besar 1,151 kali dibandingkan Propinsi Jawa Tengah; 6 Sektor Jasa-jasa dengan LQ sebesar 1,076 artinya bahwa nilai tambah sektor perdagangan di Kota Surakarta lebih besar 1,076 kali dibandingkan Propinsi Jawa Tengah. commit to user 52 Hasil perhitungan LQ secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Location Quotient LQ Kota Surakarta, 2005 – 2009 NO Lapangan Usaha Tahun Rata- rata Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 Non Unggulan 2 Pertambangan dan Hasil-hasilnya 0,044 0,038 0,037 0,037 0,034 0,038 Non Unggulan 3 Industri Pengolahan 1,038 1,020 0,988 0,971 0,964 0,996 Non Unggulan 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 2,451 2,513 2,489 2,518 2,562 2,507 Unggulan 5 Bangunan Konstruksi 1,971 1,964 2,012 2,075 2,071 2,019 Unggulan 6 Perdagangan 1,135 1,145 1,145 1,167 1,163 1,151 Unggulan 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,096 2,074 2,030 1,969 1,978 2,029 Unggulan 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2,571 2,560 2,543 2,485 2,452 2,522 Unggulan 9 Jasa-jasa 1,100 1,090 1,086 1,058 1,043 1,076 Unggulan Sumber: Lampiran 5 dan Lampiran 6 data diolah Berdasarkan Tabel 4.11 yang menunjukkan bahwa sektor unggulan untuk dikembangkan di Kota Surakarta selama periode penelitian 2005 – 2009 adalah sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; sektor BangunanKonstruksi ; sektor Perdagangan; dan sektor Jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut secara konsisten mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB kota Surakarta lebih besar dibandingkan kontribusinya terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah. Artinya sektor-sektor tersebut selama periode penelitian diharapkan memiliki kemampuan terhadap peningkatan perekonomian Kota commit to user 53 Surakarta sehingga sektor-sektor ini patut dikembangkan terus di Kota Surakarta. Walaupun sektor-sektor tersebut adalah sektor unggulan dengan LQ 1 tetapi apabila diamati lebih lanjut maka setiap tahun terjadi fluktuasi LQ. Hal ini menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kota Surakarta dalam membuat kebijakan yang mampu mendukung perekonomian Kota Surakarta dan bersifat operasional seperti adanya kepastian perijinan dari sisi biaya dan waktu yang terukur, revitalisasi pasar tradisional, penjaminan permodalan bagi usaha kecil dan kalender kegiatan budaya yang terencana.

b. Analisis Shift-Share