Peneliti Te rd ahu lu

commit to user 26 sangat tergantung pada hipotesis yang dibangun, misalnya seberapa besar biaya yang harus ditanggung, bagaimana pemeliharaannya, dan lain sebagainya. Pendekatan CVM ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua, dengan teknik survei. CVM pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui: pertama, keinginan membayar Wi llingness To Pay atau WTP dari masyarakat, misalnya terhadap perbaikan kualitas lingkungan air, udara, dan lainnya dan kedua, keinginan menerima Wi llingness To Accept atau WTA kerusakan suatu lingkungan perairan menurut Fauzi 2004 dalam Firandari 2009. Hanley dan Spash 1993 dalam Firandari 2009 menyebutkan bahwa langkah-langkah dalam penggunaan CVM terdiri dari enam langkah, yaitu: a. Menyusun hypothetical market, b. Penentuan besarnya penawaranlelang bid, c. Menghitung rataan WTP danatau WTA, d. Menduga kurva penawaran, e. Menjumlahkan data, f. Mengevaluasi perhitungan CVM.

J. Peneliti Te rd ahu lu

Salma dan Indah 2004 yang mengalisis tentang permintaan Obyek Wisata Alam Curug Sewu, Kabupaten Kendal dengan pendekatan biaya commit to user 27 perjalanantravel cost. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur nilai ekonomi yang diperoleh dari pengunjung wisata alam Curug Sewu Kabupaten Kendal dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu individual travel cost method. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan jumlah kunjungan individu sebagai variabel dependen dan enam variabel sebagai variabel independen yaitu variabel travel cost ke Curug Sewu meliputi biaya transportasi pulang pergi, biaya konsumsi, biaya tiket masuk, biaya parkir, biaya dokumentasi, dan biaya lain–lain Rp, variabel biaya ke obyek wisata lain Rp, variabel umur tahun, variabel pendidikan tahun, variabel penghasilan Rp dan variabel jarak km. Penelitian tersebut diperoleh nilai ekonomi Curug Sewu yaitu nilai surplus konsumen yang diperoleh sebesar Rp. 896.734,90 per individu per tahun atau Rp 224.198,70 per individu per satu kali kunjungan, sehingga dihitung total nilai ekonomi wisata alam Curug Sewu sebesar Rp 12.377.025.750,00 dari hasil uji signifikansi diperoleh bahwa hanya dua variabel yang signifikan secara statistik yaitu variabel travel cost ke Curug Sewu dan variabel jarak, sedangkan variabel-variabel independen yang lain tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap jumlah kunjungan obyek wisata alam Curug Sewu Kendal. Tejo dan Adi 2010 yang meneliti mengenai penilaian ekonomi Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, Sumatra Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: 1 karakteristik pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu; 2 faktor-faktor yang mempengaruhi commit to user 28 permintaan kunjungan rekreasi; 3 persamaan permintaan manfaat rekreasi dari Taman Wisata Alam Punti Kayu; 4 valuasi ekonomi Taman Wisata Alam. Hasil penelitian diketahui, karakteristik pengunjung yang terdiri dari umur, jenis kelamin, penghasilan, jenis pekerjaan, biaya yang dikeluarkan selama kegiatan rekreasi, motivasi, dan jenis kendaraan yang digunakan sangat bervariasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan model analisis regresi berganda. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Taman Wisata Alam Punti Kayu meliputi biaya perjalanan, jumlah penduduk per kecamatan, dan jumlah waktu kerja per hari. Model persamaan permintaan berdasarkan metode biaya perjalanan, yaitu Y = -4,018 + 0,0002428 X1 dengan r 2 = 0,767; Y adalah permintaan rekreasi dan X1 adalah biaya perjalanan. Valuasi ekonomi dari Taman Wisata Alam Punti Kayu diperoleh dari nilai rata-rata kesediaan berkorban, nilai yang dikorbankan, dan surplus konsumen per 1.000 penduduk yang masing-masing adalah Rp 365.932,21; Rp 165.485,99, dan Rp 200.446,21. Hakim dan Sri dan Manggara 2011 yang meneliti tentang Economic Valuation of Nature-Based Tourism Object in Rawapening, Indonesia: An Application of Travel Cost and Contingent Valuation Method. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai ekonomi di Rawapening. Penelitian ini diharapkan dapat melihat seberapa jauh peran pariwisata alam dipandang sebagai tempat wisata yang ramah lingkungan. Karena manfaat dari wisata alam biasanya memiliki berbagai sumber daya alam seperti keanekaragaman hayati, manfaat langsung, dan secara tidak langsung terkait dengan fungsi commit to user 29 ekologi penting yang tidak hanya dianggap sebagai obyek wisata. Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari survei lapangan ke pelaku yang mengunjungi Rawapening wisata. Metode analisis yang digunakan dua metode. Ada metode biaya perjalananTCM dan metode penilaian menggunakan CVM. Penelitian ini menemukan faktor penting penentu kemungkinan individu untuk bersedia membayar nilai nominal tertentu untuk perbaikan kualitas lingkungan adalah jumlah tawaran nominal, pendapatan, dan pendidikan. Kemudian, penentu jumlah kunjungan adalah pengalaman berkunjung, biaya perjalanan, pendapatan, usia, dan persepsi. Nilai ekonomi ekowisata diperkirakan Rp 7.410.000.000,00 untuk surplus konsumen dan Rp 1.650.000.000,00 untuk total manfaat per tahun. Selain itu, responden bersedia membayar tidak hanya untuk konsumsi mereka sendiri, tetapi juga karena alasan lain di berkaitan dengan kegiatan rekreasi mereka sendiri dari danau. Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pemerintah daerah seharusnya menaikkan harga tiket masuk di Rawapening, karena manfaat dan surplus konsumen sangat tinggi. Ini digunakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan pariwisata di Rawapening. Herath dan John 2004, yang meneliti tentang Estimating The Economic Value Of Mount Buffalo National Park With The Travel Cost And Contingent Valuation Models. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai ekonomi dari Gunung Buffalo National Park dengan biaya perjalanan TCM dan model CVM yang merupakan taman nasional tertua di Victoria, Australia. Telah ada peningkatan pesat dalam jumlah pengunjung di taman commit to user 30 nasional selama dekade terakhir dan pengelolaan taman nasional, terutama dalam alokasi anggaran dan potensi kerusakan karena jumlah pengunjung yang meningkat. Pilihan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan di taman nasional tetap tidak jelas karena kurangnya informasi tentang parameter permintaan dan biaya pengguna. Penelitian ini memperkirakan nilai ekonomi dari taman yang menggunakan metode biaya perjalanan TCM dan metode kontingensi CVM. TCM tersebut memberikan surplus konsumen yang lebih tinggi CS dari CVM tersebut. CS menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari taman nasional yang tinggi dan terdapat kesempatan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengembangakan potensi yang ada menggunakan rencana manajemen yang tepat. Putra 2010 yang meneliti tentang penilaian ekonomi lingkungan di objek wisata pantai Teleng Ria dengan menggunakan metode pendekatan biaya perjalanan travel cost di Kabupaten Pacitan. Penelitian ini dapat diketahui nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,583 atau 58,3 variasi variable dependen mampu dijelaskan oleh variable bebas, sedangkan sisanya 41,7 dejelaskan oleh variable lain. Hasil analisis yang digunakan adalah regresi logistik menunjukkan bahwa kemampuan prediksi variable pendapatan, usia, pendidikan, jarak tempat tinggal, fasilitas, frekuensi kunjungan, dan keamanan terhadap minat wisatawan dalam melakukan kunjungan secara keseluruhan adalah 81,7 yang artinya kecenderungan wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali ke objek wisata pantai Teleng Ria sebesar 81,7. commit to user 31 Pramudhito 2010 mengenai pengaplikasian biaya perjalanan travel cost pada wisata alam air terjun Jumog, kabupaten Karanganyar. Hasil dari penelitian ini diperoleh dari analisis biaya perjalanan dimana akan menunjukkan surplus konsumen dan total manfaat bagi pengunjung air terjun Jumog. Total manfaat pengunjung pada karcis masuk sama dengan nol yaitu sebesar Rp 74.578.533,33 dan jika surplus konsumen per 1000 penduduk per tahun pada tariff karcis Rp 3.000,00 adalah Rp 41.230.347,21. Besaran nilai rata-rata ketersediaan untuk memebayar WTP per penduduk terhadap pengembangan fasilitas di air terjun Jumog adalah Rp 7.014,06.

K. Kerangka Pe mi kir an