commit to user
41
8. Fasilitas X6
Fasilitas merupakan jasa pelayanan yang diberikan Obyek Wisata Ndayu Park untuk mendukung aktivitas-aktivitas pengunjung saat
mengunjungi obyek wisata tersebut. Fasilitas yang diberikan Obyek Wisata Ndayu Park berupa resort, pendopo pertemuan, toilet, gazebo,
resto, dan pusat oleh-oleh khas Sragen. Pendapat responden mengenai fasilitas yang ada di Objek Wisata Ndayu Park ini dapat dinyatakan
dengan lengkap dan kurang lengkap. Variabel ini diukur dengan dummy 1=jika lengkap, 0= jika kurang lengkap.
F. Prosedur Analisis Data
Prosedur analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis diskriptif mengenai karakteristik sosial ekonomi responden, Travel
Cost Method TCM dan Contingent Valuation Method CVM. Pendekatan TCM digunakan untuk mengkaji permintaan Objek Wisata Ndayu Park dan
pendekatan CVM digunakan untuk mengkaji WTP pengunjung terhadap harga tiket masuk Objek Wisata Ndayu Park.
1. Analisis Diskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara diskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner mengenai
karakteristik sosial ekonomi pengunjung dan perilaku pengunjung yang bersedia dalam membayar serta kepuasannya terhadap pelayanan
objek wisata tersebut.
commit to user
42
2. Analisis Permintaan Objek Wisata Ndayu Park dengan Travel Cost
Method Analisis fungsi permintaan Objek Wisata Ndayu Park dilakukan
dengan menggunakan metode biaya perjalanan atau Travel Cost Method khususnya biaya perjalanan individu atau Individual Travel
Cost Method ITCM. ITCM dirumuskan sebagai berikut Fauzi, 2004 dalam Tri, 2009 :
Keterangan : Vij = Jumlah kunjungan oleh individu i ke tempat j
Cij = biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi lokasi j
Tij = Biaya waktu yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi lokasi j
Qi = Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dari tempat yang dikunjungi
Sj = Karakteristik substitusi yang mungkin ada di tempat lain Yi = Pendapatan income dari individu i
Analisis biaya perjalanan ini adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari nilai kemauan membayar pengunjung Willingness To
Pay terhadap barang publik, tempat rekreasi yang merupakan barang publik yang tidak mempunyai harga pasar. Biaya perjalanan
Vij = fCij, Tij, Qi, Sij, Mi
commit to user
43
mempengaruhi adanya permintaan jumlah pengunjung yang didasarkan untuk menentukan nilai barang publik yang menggunakan
metode biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung. Metode biaya perjalanan digunakan untuk menghitung tingkat
kunjungan per 1000 penduduk per tahun. Fungsi dari faktor biaya perjalanan, waktu yang digunakan untuk melakukan perjalanan, obyek
wisata alternatif yang berada dalam zona penelitian, serta penghasilan wisatawan. Fungsi faktor-faktor tersebut dapat dilihat dalam rumus
berikut Mugi, 2008 : Kunjungan1000th =
Keterangan : Pengunjung dari zona
N : Pengunjung tiap minggu P : Jumlah penduduk dari zona
3. Analisis WTP Pengunjung terhadap Harga Tiket Masuk Objek Wisata
Ndayu Park dengan Contingent Valuation Method.
Tahap dalam penerapan analisis CVM menurut Hanley dan Spash 1993 dalam Fauzi 2010, yaitu :
1. Membuat Pasar Hipotetik Pasar hipotetik dibangun untuk memberikan suatu alasan mengapa
masyarakat seharusnya membayar terhadap suatu barangjasa
commit to user
44
lingkungan dimana tidak terdapat nilai dalam mata uang berapa harga barangjasa lingkungan tersebut. Pasar hipotetik harus
menggambarkan bagaimana mekanisme pembayaran yang dilakukan. Skenario kegiatan harus diuraikan secara jelas dalam
kuesioner sehingga responden dapat memahami barang lingkungan yang dipertanyakan serta keterlibatan masyarakat dalam rencana
kegiatan. Selain itu, dalam kuesioner perlu pula dijelaskan perubahan yang akan terjadi jika terdapat keinginan masyarakat
untuk membayar. 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP
Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hal ini dapat dilakukan melalui
wawancara dengan tatap muka, perantara telepon, atau dengan menggunkan surat. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
untuk memperoleh nilai WTP, yaitu : a. Bidding Game, yaitu metode tawar-menawar dimana
responden ditawarkan sebuah nilai tawaran yang dimulai dari nilai terkecil hingga nilai terbesar hingga mencapai nilai WTP
maksimum yang sanggup dibayarkan oleh responden. b. Closed-ended Referendum, yaitu metode dengan memberikan
sebuah nilai tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun responden tidak setuju dengan nilai
tersebut.
commit to user
45
c. Payment Card, yaitu suatu nilai tawaran disajikan dalam bentuk kisaran nilai yang dituangkan dalam sebuah kartu yang
mungkin mengindikasikan tipe
pengeluaran responden terhadap barangjasa publik yang diberikan.
d. Open-ended Question, yaitu suatu metode pertanyaan terbuka tentang WTP maksimum yang sanggup mereka berikan dengan
tidak adanya nilai tawaran sebelumnya. Namun, dengan menggunkan metode ini biasanya responden mengalami
kesulitan untuk menjawab, khusunya bagi yang belum memiliki pengalaman sebelumnya mengenai nilai perdagangan
komoditas yang dipertanyakan. 3. Memperkirakan Nilai Tengah dan Nilai Rata-Rata WTP
Setelah data-data nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah perhitungan nilai tengah median dan atau nilai rata-rata mean
dari WTP tersebut. Perhitungan nilai penawaran menggunakan nilai rata-rata, maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari
yang sebenarnya, oleh karena itu lebih baik menggunakan nilai tengah agar tidak dipengaruhi oleh rentang penawaran yang cukup
besar. Nilai tengah penawaran selalu lebih kecil daripada nilai rata- rata penawaran.
4. Memperkirakan Kurva WTP Kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP
sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi
commit to user
46
nilai tersebut sebagai variabel independen. Kurva WTP tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan nilai WTP
karena perubahan sejumlah variabel independen yang berhubungan dengan mutu lingkungan. Selain itu, kurva WTP dapat pula
digunakan untuk menguji sensitivitas jumlah WTP terhadap variasi perubahan mutu lingkungan. Contoh variabel bebas yang
mempengaruhi nilai WTP antara lain adalah tingkat pendapatan Y, tingkat pendidikan E, tingkat pengetahuan K, tingkat umur
A, dan beberapa variabel yang mengukur kualitas lingkungan Q. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat
berkorelasi linear dengan bentuk persamaan umum sebagai berikut:
WTPi = fYi, Ei, Ki, Ai, Qi dimana i = responden ke-i. 5. Menjumlahkan Data
Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Keputusan
dalam penjumlahan data ditentukan oleh : a. Pilihan terhadap populasi yang relevan. Tujuannya untuk
mengidentifikasi semua pihak yang utilitasnya dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan yang baru dan semua pihak
yang memiliki batas politik yang relevan, dimana dipengaruhi oleh kebijakan baru tersebut.
commit to user
47
b. Berdasarkan rata-rata contoh ke rata-rata populasi. Nilai rata- rata contoh dapat digandakan oleh jumlah rumah tangga dalam
populasi N, meskipun akan timbul kebiasan, sebagai contoh adanya tingkat pendapatan tertinggi dan terendah. Jika variabel
telah dimasukkan ke dalam kurva penawaran, estimasi rata-rata populasi µ, dapat diturunkan dengan memasukkan nilai
populasi yang relevan ke dalam kurva penawaran. Nilai ini dapat digandakan dengan N.
c. Pilihan dari pengumpulan periode waktu yang menghasilkan manfaat. Hal ini bergantung pada pola CVM yang akan
digunakan. Pada setiap kasus dari aliran manfaat dan biaya dari waktu ke waktu cukup panjang, masyarakat dikonfontasikan
dengan keperluan penggunaan preferansi saat ini untuk mengukur tingkat preferensi di masa depan, sebagaimana
adanya implikasi discounting. 4.
Analisis Regresi a.
Pemilihan Model Pengaruh variabel bebas dapat diketahui terhadap variabel
terikat digunakan alat analisis statistik yaitu regresi linier berganda dengan bentuk semi-log. Analisis regresi linier berganda dengan
bentuk semi-log merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel.
commit to user
48
Menganalisis TCM dengan kunjungan ke Objek Wisata Ndayu Park yang dipengaruhi oleh biaya perjalanan ke Ndayu Park, pendidikan,
pendapatan, jarak, umur, dan fasilitas sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut:
TK Y = f LnX
1
, X
2
, LnX
3
, X
4
, X
5
, X
6
Keterangan : TKY = Tingkat kunjungan per 1000 di Objek Wisata Ndayu
Park X
1
= Biaya perjalanan Objek Wisata Ndayu Park berupa biaya transportasi, biaya konsumsi, karcis masuk, biaya
parkir, dan biaya lain-lain X
2
= Pendidikan X
3
= Pendapatan X
4
=Jarak tempat tinggal pengunjung dengan Objek Wisata Ndayu Park
X
5
= Usia pengunjung X
6
= Fasilitas Objek Wisata Ndayu Park Menganalisis CVM dengan kemauan membayar responden di Objek
Wisata Ndayu Park yang dipengaruhi oleh biaya perjalanan ke Ndayu Park, pendidikan, pendapatan, jarak, usia, dan fasilitas sehingga dapat
diformulasikan sebagai berikut:
commit to user
49
LnWTP Y = f LnX
1
, X
2
, LnX
3
, X
4
, X
5
, X
6
Keterangan : LnWTP Y = Willingness to pay ketersediaan membayar
LnX
1
= Biaya perjalanan Objek Wisata Ndayu Park berupa biaya transportasi, biaya konsumsi,
karcis masuk, biaya parkir, dan biaya lain-lain X
2
= Pendidikan LnX
3
= Pendapatan X
4
= Jarak tempat tinggal pengunjung dengan Objek Wisata Ndayu Park
X
5
= Usia pengunjung X
6
= Fasilitas Objek Wisata Ndayu Park Dari formulasi di atas, model analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan model regresi semi-log untuk TCM adalah sebagai berikut:
TK Y = β
+ β
1
LnX
1
+ β
2
X
2
+ β
3
LnX
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ β
6
X
6
+ е
dan untuk yang CVM adalah :
LnWTP Y = β
+ β
1
LnX
1
+ β
2
X
2
+ β
3
LnX
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ β
6
X
6
+ е
Keterangan : TK Y
= Tingkat kunjungan per 1000 di Ndayu Park LnWTP Y
= Willingness to pay ketersediaan membayar
commit to user
50
β = Intersepkonstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6 = Koefisien regresi LnX1
= Biaya perjalanan X2
= Tingkat pendidikan LnX3
= Pendapatan X4
= Jarak X5
= Usia
X6 = Fasilitas
e = Variabel pengganggu
b. Uji Asumsi Klasik
Kesimpulan dapat diambil berdasarkan hasil regresi maka model persamaan harus terbebas dari asumsi klasik. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas Uji Multikolinearitas, Uji Autokolerasi dan Uji Heteroskedastisitas.
1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Mengukur
derajat multikolinearitas dilakukan karena dalam asumsi dasar dari classical linear regression model CLRM dikatakan
bahwa antar sesama regressor variabel bebas tidak boleh memiliki hubungan secara pasti, baik terhadap sebagian
commit to user
51
regressor ataupun seluruhnya Gujarati, 2005 dalam Pramudhito,
2010. Salah
satu cara
mendeteksi multikolinearitas adalah menggunakan perhitungan regresi
pelengkap auxiliary regressions, yaitu membandingkan nilai F
i
dan F
hitung
Gujarati, 2005 dalam Pramudhito, 2010. Jika F
hitung
F
i
, maka terdapat hubungan kolinear antara masing- masing variabel bebas X
i
….X
k
. Namun, jika F
hitung
F
i
, maka X
i
tidak kolinear dengan X lainnya, demikian juga terhadap X
2
, X
3
, X
4
, X
5
dan X
6
Pramudhito, 2010. 2
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya Ghozali, 2006 dalam Triana, 2010.
3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari
commit to user
52
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan
jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2006 dalam Triana, 2010.
Dasar analisisnya adalah: a
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang,
melebar kemudian menyempit, maka mengindikasi telah terjadi heteroskedastisitas.
b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Regresi ini dilakukan secara indvidu terhadap masing-masing variable independen. Jika ternyata tidak ada hubungan yang
signifikan antara residu dengan masing-masing variabel independen maka berarti dalam model tersebut tidak terdapat
heteroskedastisitas Triana, 2010. c.
Uji Statistik 1
Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel
independen terhadap
variabel dependen. Adapun langkah-langkanya sebagai berikut :
commit to user
53
a Merumuskan formula hipotesis: H0 : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
b Menentukan level of significance α sebesar 5
c Menentukan t
tabel
dan menghitung t
hitung
t
tabel
t
α2 : n-k
Keterangan: α = Derajat signifikansi = 5; α = 0,05
n = Jumlah sampel observasi k = Banyaknya parameter dalam model termasuk
intersep t
hitung
βi Se βi
Keterangan: βi = Parameter
Se βi = standart error parameter
commit to user
54
d Kriteria pengujian: i. Jika -t
tabel
≤ t
hitung
≤ + t
tabel
, H diterima dan H
a
ditolak. Kesimpulannya b
1
sama dengan nol b
1
tidak signifikan pada α =5. Dapat dikatakan
bahwa X
1
secara statistik tidak berpengaruh terhadap Y.
ii. Jika t
hitung
≤ -t
tabel
atau t
hitung
≥ + t
tabel
, H ditolak
dan H
a
diterima. Kesimpulannya b
1
berbeda dengan nol b
1
signifikan pada α = 5. Dapat
dikatakan bahwa X
1
secara statistik berpengaruh terhadap Y.
2 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji adanya pengaruh variabel-variabel indepeden terhadap variabel dependen
secara bersama-sama. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a Merumuskan formula hipotesis H0 : b1=b2=b3=b4=b5=b6=0
Ha : b1 ≠b2≠b3≠b4≠b5≠b6≠0
b Menentukan level of significance α sebesar 5
c Menentukan F
tabel
dan menghitung F
hitung
F
tabel
F
α
,
n-k, k-1
commit to user
55
F
hitung
R
2
k-1 1-R
2
n-k Keterangan:
R
2
= Koefisien determinasi k = Banyaknya parameter termasuk intersep
d Kriteria pengujian i. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima dan H
a
ditolak. Kesimpulannya bahwa b
1
, b
2
, b
3
, b
4
, b
5
dan b
6
tidak berbeda dengan nol. Dapat dikatakan
bahwa semua
koefisien regresiparameter secara bersama-sama tidak
signifikan pada α=5.
ii. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima. Kesimpulannya bahwa b
1
, b
2
, b
3
, b
4
, b
5
, b
6
tidak sama dengan nol. Dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresiparameter secara
bersama- sama signifikan pada α=5.
commit to user
56
3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
menunjukkan seberapa besar persentase variasi yang terjadi pada variabel
terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas dalam model. Nilai R
2
terletak antara 0 dan 1 0 ≤ R
2
≤ 1. Jika R
2
=1, artinya garis regresi tersebut menjelaskan 100 variasi dalam variabel terikat dan sebaliknya.
Namun, jika R
2
= 0, artinya garis regresi tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel terikat.
Model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya mendekati satu.
4 Kurva Permintaan
Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli disebut skedul permintaan. Skedul permintaan yang
digambarkan secara grafik disebut kurva permintaan. Kurva permintaan memiliki hubungan yang terbalik,
dimana jika Q naik maka P turun dan sebaliknya. Fakta penting
ini disebut kurva permintaan dengan
kemiringan negatif law of downward – sloping demand, yaitu jika harga suatu komoditi naik dan hal-
hal lain dianggap tetap pembeli cenderung membeli lebih sedikit komoditi tersebut. Demikian juga halnya
jika harga turun dan hal-hal lain dianggap tetap, jumlah
commit to user
57
barang yang dibeli juga akan meningkat. Hukum ini berlaku pada hampir semua komoditi, seperti jagung,
minyak, mobil, dsb. Tiang tumpuan semua permintaan adalah selera dan kebutuhan individu.
Turunnya harga barang akan merangsang konsumen lama untuk melakukan pembelian lebih banyak dan
sebaliknya saat harga barang naik menyebabkan sebagian dari kita membeli barang tersebut lebih
sedikit. Ada dua faktor mengapa jumlah barang yang dibeli cenderung menurun pada saat harga naik, antara
lain : a
Efek substitusi Pada saat harga suatu barang naik, akan ditukar
dengan barang lain yang serupa. Misalnya saat harga daging sapi naik maka konsumen akan
menggantinya dengan mengkonsumsi daging ayam.
b Efek pendapatan
Pada saat harga naik, maka konsumen akan menjadi semakin miskin dari sebelumnya.
Misalnya saat harga bensin naik 2X lipat, maka pendapatan konsumen akan terasa semakin
commit to user
58
sedikit sehingga terpaksa membatasi konsumsi bensin dan barang lainnya.
Fungsi permintaan
adalah persamaan
yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang
yang diminta
dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Fungsi permintaan mengikuti
hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut akan
menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat.
Hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga
gradien dari fungsi permintaan b akan selalu negatif. Bentuk umum fungsi permintaan adalah sebagai
berikut: Q = -a + bP atau
P = + dimana :
a dan b = konstanta b
= ∆Qd ∆Pd
Pd = harga barang per unit yang diminta
Qd =banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd dQ 0
commit to user
59
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN