0,000 p – value 0,05. Karena nilai F lebih besar dari 4,00 dan probabilitas jauh lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi ini menunjukkan tingkatan yang baik good overall model fit sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kualitas audit
investigatif atau dapat dikatakan bahwa kompetensi dan independensi secara bersama- sama berpengaruh terhadap kualitas audit investigatif Ghozali, 2009.
c. Nilai t
Dari hasil uji pada tabel 7 dapat disimpulkan bahwa H
1
yang menyatakan apakah kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit investigatif dapat
diterima. Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikansi untuk variabel kompetensi X1 sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian ini mengintrepetasikan bahwa
variabel kompetensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit investigatif pada taraf signifikansi 5 dengan kata lain H
1
diterima. Sementara untuk H
2
yang menyatakan apakah independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit investigatif tidak diterima. Oleh karena nilai signifikansi untuk variabel
independensi X2 sebesar 0,542 lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian ini mengintrepetasikan bahwa variabel independensi auditor berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kualitas audit investigatif pada taraf signifikansi 5 dengan kata lain H
2
ditolak.
Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit investigatif
Hipotesis pertama H
1
menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit investigatif. Hasilnya signifikansi nilai t adalah positif dan signifikan
terlihat dari hasil koefisien regresi kompetensi kurang dari 0,05. Dengan kata lain H
1
dalam penelitian ini dapat diterima.
Dalam sektor publik, Government Accountability Office GAO, mendefinisikan kualitas audit sebagai ketaatan terhadap standar pofesi dan ikatan kontrak selama
melaksanakan audit Lowenshon, et al., 2005. Pengalaman juga akan memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap
keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan
semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan Alim, 2007 dalam Tjun 2012. Libby dan Frederick 1990 dalam Kusharyanti 2003 menemukan bahwa auditor yang berpengalaman
mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan
dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari Libby dan Frederick, 1985 dalam Mayangsari 2003.
Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Meier dan Fuglister 1992, Lubis 2009, Efendy 2010 serta Faisal dkk., 2012 yang menyatakan bahwa
kompetensi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini penguasan Standar Akuntansi dan Auditing, wawasan tentang pemerintahan, peningkatan
keahlian adalah subvariabel dari kompetensi.
Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit investigatif
Hipotesis kedua H
2
menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit investigatif. Namun ternyata hasil uji statistik adalah negatif dan tidak
signifikan, terlihat dari hasil koefisien regresi independensi nilai signifikansi t lebih dari 0,05. Dengan kata lain dalam penelitian ini H
2
tidak diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Samelson et al., 2006 dan diperkuat oleh penelitian
yang dilakukan oleh Sukriah dkk., 2009, Efendy 2010, Tjun 2012 dan Kisnawati 2012 yang menyimpulkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ketidaksignifikanan ini jika dilihat dari hasil distribusi jawaban responden tabel untuk jawaban pertanyaan no 4 dan 5 yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 dan netral
berkisar 17,5-35. Dapat dikatakan bahwa auditor di BPK-RI Yogyakarta masih ragu-ragu untuk memberitahukan kepada atasan apabila mereka mengalami gangguan independensi,
dan auditor masih merasa keberatan akan adanya mutasi apabila mengungkapkan temuan apa adanya. Sementara distribusi jawaban responden untuk jawaban pertanyaan no 6 yang
menyatakan setuju senayak 15 responden dan netral 17,5. Dengan kata lain bahwa auditor BPK-RI merasa tidak perlu melakukan audit dengan sungguh-sungguh karena ada
pihak yang mempunyai wewenang untuk menolak pertimbangan yang telah diberikan pada laporan audit.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh De Angelo 1981 yaitu kualitas auditor ditentukan dengan kompetensi dan independensi auditor
tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Yuanita 2010, Lubis 2009 dan Batubara 2008 yang menyatakan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
5. KESIMPULAN DAN SARAN