Air Susu Ibu ASI

commit to user 4 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Air Susu Ibu ASI

a. Definisi ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein dan garam-garam organik yang disekresi kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bayi Soetjiningsih, 2000. b. Keunggulan ASI ASI Air Susu Ibu memiliki sifat unggul sebagai berikut : 1 merupakan makanan alam natural, ideal dan psikologik 2 mengandung nutrien yang lengkap dengan komposisi yang sesuai untuk keperluan pertumbuhan bayi yang sangat cepat, yaitu pada bulan pertama berat badan dapat bertambah kira-kira 30. 3 nutrien selalu diberikan dalam keadaan segar dengan suhu yang optimal dan bebas dari kuman patogen 4 mengandung zat antibodi dan zat yang dapat mempercepat pembentukan kekebalan 5 ASI mengandung asam lemak tak jenuh yaitu asam decosa hexaenoic yang sangat berguna untuk pertumbuhan sel saraf, axon, dan dendrit sehingga pertumbuhan otak dan mata sempurna. Wiryo, 2002 commit to user 5 5 c. Komposisi ASI Sebagai makanan utama, ASI memiliki kandungan nutrisi yang lengkap bagi bayi. Diantaranya adalah air 87,5, karbohidrat, protein, lemak, karnitin, vitamin, dan mineral dengan volume dan komposisi yang berbeda-beda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi Hendarto, 2008. 1 Karbohidrat Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Kadar laktosa dalam ASI hampir 2 kali lipat dibandingkan susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare karena intoleransi laktosa jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena laktosa dalam ASI lebih mudah diserap oleh bayi. 2 Protein Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah dicerna bayi dengan kadar beta laktoglobulin fraksi dari protein whey yang rendah, sehingga tidak menyebabkan alergi. Profil asam amino dalam ASI memiliki jenis yang lebih lengkap yang membantu perkembangan otak serta kandungan nukleotida yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan pencernaan bayi. commit to user 6 6 3 Lemak ASI memiliki kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu formula untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak dalam ASI mengandung omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi, serta DHA dan ARA yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina pada mata. ASI juga mengandung lemak jenuh dan tak jenuh dengan komposisi seimbang sehingga tidak membahayakan kesehatan bayi dalam jangka panjang. 4 Karnitin ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada kolostrum. Karnitin mempunyai peran dalam membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. 5 Vitamin Kandungan vitamin dalam ASI sangat lengkap. Diantaranya vitamin K yang dibutuhkan dalam pembekuan darah, vitamin D yang dapat mencegah bayi menderita penyakit tulang, vitamin E yang berfungsi dalam ketahanan sel darah merah, vitamin A yang berfungsi untuk kesehatan mata, pembelahan sel, dan kekebalan tubuh; vitamin B, asam folat, dan vitamin C. commit to user 7 7 6 Mineral Mineral utama dalam ASI adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kadar kalsium dalam ASI lebih rendah dibandingkan susu formula, namun lebih mudah terserap pencernaan bayi. Selain itu ASI mengandung zat besi dan zink yang dibutuhkan dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Hendarto, 2008. Komposisi ASI dengan nutrisi serta berbagai faktor pertumbuhan tersebut sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan manajemen pemberiannya Purwanti, 2004. d. Manajemen Pemberian ASI Memberikan ASI secara maksimal perlu ditunjang dengan manajemen pemberian ASI yang baik. Dalam menyusui ibu harus memperhatikan hal-hal berikut ini : 1 Ketrampilan menyusui, meliputi posisi serta perlekatan yang tepat bagi ibu dan bayi saat menyusui. 2 Lama menyusu. Lama menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5 – 15 menit menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bayi. 3 Frekuensi menyusu. Berhubungan dengan berapa sering bayi menyusu dalam sehari. Frekuensi menyusu dibedakan menjadi dua commit to user 8 8 jenis, yaitu dengan jadwal restricted ‘token’ breast feeding dan tanpa jadwal unrestricted atau on demand. Namun lebih dianjurkan jika bayi disusui tanpa jadwal on demand, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya Roesli, 2008. Jadi ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis karena haus atau lapar dan ketika ibu merasa harus menyusui bayinya. Termasuk pada malam hari, bayi yang sehat akan menyusu dengan semangat minimal 8 – 12 kali per hari Riordan, 2004. e. Mengukur Kecukupan ASI Bayi dapat dikatakan tercukupi kebutuhan ASInya bila : 1 Berat badan sewaktu lahir telah tercapai kembali sekurang- kurangnya pada akhir minggu kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan yang lebih dari 10. 2 Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan kenaikan berat badan sesuai dengan usianya. 3 Bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah menyusu 4 Ibu merasakan perubahan tegangan pada payudara sebelum dan sesudah menyusui serta merasakan pengaliran ASI yang cukup selama menyusui subjektif Wiryo, 2002. 5 Bayi akan buang air kecil minimal 6 – 8 kali sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari Proverawati, 2010. commit to user 9 9 f. Kendala Pemberian ASI 1 Keadaan psikologi ibu, ibu merasa ASInya kurang, padahal tidak, hanya kurang yakin dapat memproduksi ASI yang cukup bagi bayinya. Keadaan stress, khawatir, dan ketidak-bahagiaan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI. 2 Pengetahuan ibu tentang laktasi, ibu kurang memahami tentang manajemen laktasi yang benar. 3 Bayi terlanjur mendapatkan pralacteal feeding, seperti susu formula atau pemberian air gula pada hari-hari pertama kelahiran. 4 Faktor fisik ibu, seperti adanya kelainan anatomi payudara ibu, puting ibu lecet, payudara bengkak, dan ibu yang sedang sakit juga dapat mempengaruhi proses pemberian ASI. 5 Ibu hamil lagi pada saat masih menyusui 6 Ibu bekerja diluar rumah 7 Kelainan kongenital bayi Pratiwi, 2008

2. Berat Badan