commit to user 1
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air susu ibu ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4
bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. ASI harus menjadi makanan utama selama tahun pertama bayi dan menjadi makanan penting selama tahun
kedua Rosidah, 2008. WHO dan UNICEF 2001 menyatakan bahwa pemberian ASI
eksklusif diberikan mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya bahwa ASI eksklusif itu cukup empat
bulan sudah tidak berlaku lagi. ASI secara unik memang dikondisikan untuk memenuhi kebutuhan
bayi manusia. ASI mengandung nutrisi dengan kemampuan biologis tinggi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang tumbuh dengan cepat.
Penelitian di Republik Belarus memperlihatkan hasil pemberian ASI eksklusif dan pemberian ASI yang lebih lama memicu pertambahan berat
badan dan panjang badan pada bulan-bulan pertama dan tidak memperlihatkan defisit berat badan dan tinggi badan pada usia 12 bulan
Tridjaja, 2008. Di Indonesia angka pencapaian ASI eksklusif pada tahun 2009 sebesar
34,7, sedangkan di Jawa Tengah sebesar 27,6. Tahun 2010 data Dinas
commit to user 2
2 Kesehatan Kota Sukoharjo menunjukkan bahwa dari 58.110 bayi, 37.528 bayi
64,58 mendapat ASI eksklusif. Sedangkan di kecamatan Kartasura dari 1.953 bayi, 1.152 bayi 58,99 mendapat ASI eksklusif. Namun beberapa
ibu masih belum mengerti benar seberapa pentingnya memperhatikan manajemen laktasi, dalam hal ini frekuensi pemberian ASI, untuk menunjang
pertumbuhan bayi. Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melaksanakan penelitian
tentang hubungan frekuensi pemberian ASI dengan pertambahan berat badan bayi di Puskesmas Kartasura. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Suyati
2006 dengan judul Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pertumbuhan Berat Badan di Rumah Bersalin Suko Asih Sukoharjo.
Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah perbedaan analisis data, waktu, tempat dan variabel penelitian.
B. Perumusan Masalah