STUDI PUSTAKA BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT MASYARAKAT KARANGASEM DALAM MELESTARIKAN DAN MENGEMBANGKAN KAMBING GEMBRONG YANG SEMAKIN MEMPERIHATINKAN.

4

BAB II STUDI PUSTAKA

Kambing gembrong ini penampilannya lucu dan menarik dengan spesifikasi berbulu panjang berwarna putih seperti sutra Rumich, 1967. Menurut Robinson 1970, jenis kambing ini hanya diketemukan di Bali, dan menurut Matram 1993 bahwa kambing ini memiliki tipe kelahiran tunggal sampai kembar tiga. Diharapkan masyarakat Bali yang pada umumnya sangat kreatif mulai melirik kambing ini untuk dipelihara dan nantinya dapat dimanfaatkan untuk berinovasi. Beberapa tahun yang lalu, kambing gembrong ini sangat populer di kalangan masyarakat, karena nilai plus yang dimilikinya khususnya bulunya yang putih seperti sutra sangat cocok untuk umpan mancing ikan di laut. Penampilannya yang lucu dan menarik sangat cocok untuk hewan kesayanan atau tontonan bagi wisatawan di kebun binatang. Namun kini, kambing ini kurangbelum mendapat perhatian sebagaimana mestinya, sehingga sebagian besar kambing gembrong menderita sakit Yupardhi, 1998. Sudah tentunya kondisi ini sangat berpengaruh terhadap populasinya, semakin lama semakin berkurang. Hasil survai pendahuluan yang dilakukan oleh Yupardhi, dkk. 2009, pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak secara ekstensif menyebabkan predator yaitu anjing-anjing hutan sangat mudah memangsanya, karena bulu-bulu di mukanya menutupi mata sehingga pengelihatannya terhalang dan bulu badan yang lebat mengurangi kelincahannya untuk menghindar dari predator disamping kurangnya perhatian peternak terhadap kesehatan ternaknya. Ditinjau dari topografi daerah, daerah Karangasem Bali Timur sebagian besar 91,26 merupakan lahan yang diperuntukkan non sawah seperti tegalan, perkebunan, hutan rakyat, pekarangan, dan fungsi sosial Anonymous a , 1998. Dilaporkan pula bahwa endapan lahar Gunung Agung hanya cocok ditanami vegetasi tanaman pangan yang tahan terhadap kekeringan atau tanaman palawija seperti misalnya kedele, jagung, kacang tanah, kacangan ijo, dan sebagainya. Nampaknya, hasil ikutan tanaman-tanaman tersebut dan tanaman makanan ternak lain seperti turi, lamtoro, gamal, dan lain-lainnya yang ditanam oleh para peternak sebagai pagar pekarangan rumah atau pun pagar pematang tegalan dapat 5 dimanfaatkan untuk mendukung strategi peningkatan populasi kambing gembrong melalui perbaikan manajemen pemeliharaan di masyarakat. Tetapi, mengapa hal ini tidak terjadi pada kambing gembrong, sedangkan kambing-kambing jenis lainnya seperti kambing peranakan etawah PE dapat berkembang dengan pesat, di mana salahnya? Hal ni perlu dikaji melalui penelitian yang akan dilakukan. Plasma nutfah adalah substansi pembawa keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan, atau hewan serta mikroorganisme. Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat barharga untuk mendukung kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk mendukung pembangunan nasional Aninymous b , 2015. Plasma nutfah, adalah masa organisme flora ataupun fauna yang masih membawa sifat-sifat getnetik asli. Merupakan substansi kehidupan yang mengatur perilaku turun temurun, sehingga pepolasinya memiliki sifat yang berbeda dengan populasi yang lainnya. Perbedaan yang terjadi itu dapat berupa bentuk fisik, ketahanan terhadap penyakit, kemampuan berhadaptasi dengan lingkungan, dll Anonymous c , 2015. Plasma nutfah adalah sumberdaya alam keempat, selain sumberdaya air, udara, dan tanah. Pelestarian plasma nutfah sebagai sumber genetik, akan dapat menentukan keberhasilan pembangunan di bidang pangan Anonymous d , 2015. Hal tersebut dapat mendukung penelitian ini menjadi sangat penting, sehingga pengamatan terhadap perilaku, persepsi, dan motivasi peternak dalam beternak KG perlu dilakukan. Rakhmat 1995, Samsudin 1987, Pasandaran dan Hermanto 1995, menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi, sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya. Perilaku petani dapat berubah karena dipengaruhi oleh status sosial, status ekonomi, psikologis, tingkat pendidikan, pola usahatani, luas pemilikan lahan, letak dan topografi desa. aksesibelitas penggunaan informasi, ketersediaan sarana produksi, sosial budaya, dan kelembagaan. Inggriati 2014, dari hasil penelitiannya mendapatkan bahwa factor utama yang dapat mempengaruhi perilaku peternak sapi bali perbibitan di 6 Bali, adalah factor internal seperti faktor ekonomi, selain juga dipengaruhi oleh factor eksternal seperti system penyuluhan yang ada di Bali. Perilaku peternak berkaitan dengan persepsi dan motivasi peternak. Menurut Lendriyon o dan Su’adah 2003 bahwa, terjadinya proses persepsi seperti berikut: Obyek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indra atau reseptor, yang dinamakan proses kealaman fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak, dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Motivasi dijelaskan oleh Sudrajat 2008 bahwa, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antosiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam individu itu sendiri motivasi intrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik. Selanjutnya dipertegas pula, bahwa seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam kehidupan lainnya. Kualitas perilaku seperti pengetahuan, sikap, dan ketrampilan akan dapat ditingkatkan melalui proses penyuluhan Mulyono, 2011. 7

BAB III METODE PENELITIAN