Ekonomi Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Susut - Kecamatan Susut - Kabupaten Busut.

4 Sebelum jatuh dari pohon, Bapak Sang pernah menjadi kepala dusun kelihan dinas. Bapak Sang yang bekerja menjadi sopir juga mempunyai banyak teman. Akan tetapi, setelah musibah yang dialaminya, Ia jarang bertemu dengan teman-teman dan terkadang merasa kesepian ketika sendirian. Ketika awal kunjungan tampak kondisi fisik bapak Sang tidak terawat. Ia sehari-hari membersihkan diri mandi hanya dengan lap yang dibasahi air. Hal itu dilakukan karena anak- anaknya sudah bekerja dan istrinya tidak mampu membopongnya ke kamar mandi. Aktifitas mandi dengan air dan sabun di kamar mandi dilakukan kurang lebih sebulan sekali. Begitu juga ketika Bapak Sang hendak buang air kecil, Ia tidak mampu ke kamar mandi sehingga sehari-hari Ia buang air kecil di plastik yang nantinya akan dibuang oleh istrinya. Di ketahui bahwa respon biologis dan fisiologis Bapak Sang berubah sejak musibah yang menimpanya. Berkaitan dengan aktifitas buang air besar, karena perubahan kondisi dan ringannya aktifitas, Bapak Sang mengaku tidak merasakan keinginan untuk buang air besar dan aktifitas buang air besar di kamar mandi kurang lebih dilakukan seminggu sekali. Tampak pakaian yang digunakan oleh bapak Sang selama kunjungan pun seperti jarang diganti dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Ketika pertama kali ke rumah sakit setelah kejadian, dokter menyarankan bapak Sang untuk menjalani operasi. Akan tetapi karena tidak mempunyai biaya, hingga kini Bapak Sang belum mendapatkan penanganan operasi dan kedua kakinya masih lumpuh.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga Keluarga Bapak Sang Ketut Madra merupakan salah satu dari keluarga yang tinggal di daerah dusun Pukuh yang berada pada situasi kurang sejahtera. Akibat kondisi bapak Sang yang menggunakan kursi roda mengakibatkan pilihan kerja yang tidak banyak dan sehari-hari bapak Sang tidak bekerja. Istri bapak Sang Ketut Madra hanya sebagai ibu rumah tangga dan sesekali ikut bekerja mengerjakan kebun warga untuk menambah penghasilan. Bapak Sang Ketut Madra juga tidak memiliki kebun sehingga tidak ada penghasilan tambahan yang diperoleh dari hasil kebun setiap tahunnya untuk menambah keuangan keluarga. Bapak Sang dan istrinya sehari-hari dibiayai oleh anaknya yang ketiga. Anak bapak Sang yang ketiga dan istrinya sejak beberapa bulan terakhir memelihara 6 ekor babi dan beberapa ekor bebek sebagai hewan ternak, tetapi belum 5 dapat memberikan penghasilan karena babi dan yang dipelihara belum bisa dijual. Adapun babi dan bebek tersebut dipelihara dengan terlebih dahulu meminjam modal dari saudara. 1.2.2 Pengeluaran keluarga a. Kebutuhan sehari-hari Keluarga ini menghabiskan sekitar Rp 50.000 per hari untuk membeli beras, lauk pauk, sayuran sebagai kebutuhan pangan dan memasak dalam keluarga. Dalam keluarga ini yang memasak adalah menantu bapak Sang. Selain untuk keperluan dapur terdapat pula keperluan lainnya, adapun perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Sang Ketut Madra dalam sebulan adalah sebagai berikut : Makan sehari-hari : Rp 50.000 x 30 hari = Rp 1.500.000 Kebutuhan MCK = Rp 300.000 Kopi = Rp 100.000 Gula = Rp 100.000 Susu bubuk = Rp 200.000 Kebutuhan tak terduga = Rp 100.000 + Rp 2.300.000 b. Sosial Dengan kondisi Bapak Sang yang tidak dapat berjalan, Pengeluaran di bidang sosial, mencakup keperluan – keperluan adat istiadat di banjar dan lain-lain jumlahnya tidak tetap dan bersifat kondisional. Dalam kegiatan sosial ini, Bapak Sang Ketut Madra mempunyai pengeluaran dalam sebulan sebagai berikut: Biaya suka duka banjar = Rp 10.000 Biaya acara adat = Rp 100.000 Pengeluaran tidak terduga = Rp 40.000 + Rp 150.000 per bulan 6 c. Kesehatan Ketika bulan-bulan pertama ketika Bapak Sang mengalami kejadian jatuh dari pohon, Bapak Sang Ketut Madra rutin melakukan kontrol ke rumah sakit dan rutin mengkonsumsi obat yang diberikan. Akan tetapi, setelah sekian lama Bapak Sang tidak lagi melakukan kontrol kerumah sakit. Adapun pengobatan yang diberikan hanya bersifat mengurangi rasa nyeri, ngilu atau dingin yang dirasakan oleh Bapak Sang. Bapak Sang mengalami lecet di lepitan paha karena setiap hari duduk di kursi roda. Istri Bapak Sang juga sering mengalami sakit karena kelelahan. Sementara anak, menantu dan cucunya tidak mengalami masalah kesehatan yang serius. Keluarga Bapak Sang yang termasuk keluarga kurang sejahtera tidak mampu mengikuti program BPJS karena tidak mampu membayar uang iuran. Keluarga Bapak Sang hanya mengikuti program JKBM yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi Bali. Akan tetapi, obat-obatan yang diresepkan oleh dokter tidak ditanggung oleh JKBM sehingga keluarga Bapak Sang tetap mengeluarkan biaya untuk pengobatan Bapak Sang. Adapun rincian biaya untuk kesehatan yang dikeluarkan oleh keluarga Bapak Sang dan anak ketiga nya sebagai berikut: Biaya Dokter + Obat = Rp. 450.000 Biaya obat selain obat dokter = Rp 100.000 Pengeluaran tak terduga = Rp 100.000 + Rp 650.000 e. Lain-lain Dalam keluarga ini sudah terdapat aliran listrik dan air yang cukup sehingga biaya lain-lain yang rutin harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 160.000 dan biaya pembayaran air swadaya sebesar Rp 50.000 per tahun. Selain itu, biaya yang juga harus dikeluarkan adalah biaya untuk keperluan upacara keagamaan. Walaupun biaya ini tidak rutin setiap bulannya tapi biaya ini cukup besar terutama saat hari-hari besar keagamaan seperti upacara galungan dan kuningan serta piodalan. Untuk hari besar keagamaan seperti hari raya galungan dan kuningan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 500.000, sedangkan biaya untuk upacara piodalan sekitar Rp 150.000. Biaya tersebut digunakan untuk membeli janur, buah-buahan, canang dan perlengkapan lainnya. BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga