Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Susut - Kecamatan Susut - Kabupaten Busut.

(1)

i

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN RM UNUD

PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : SUSUT

KECAMATAN : SUSUT

KABUPATEN : BANGLI

NAMA MAHASISWA : ANAK AGUNG RATIH WULANDARI

NIM : 1306105031

FAK. / PROG. STUDI : EKONOMI DAN BISNIS / EKONOMI PEMBANGUNAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kegiatan KK Dampingan di Desa Susut, Kecamatan Susut, Bangli. Program ini merupakan salah satu program dari program KKN-RM (Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental).

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubung dengan hal tersebut pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

 Bapak I Gusti Ngurah Jemmy Anton P.SFarm.,Apt. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program ini

 Bapak A.A. Ketut Anggradiguna sebagai Perbekel Desa Susut atas bimbingannya selama program KKN-RM berlangsung

 Bapak I Komang Suarjita sebagai Sekdes di Desa Susut atas bimbingannya selama program KKN-RM berlangsung

 Ibu Ni Nyoman Marni sebagai Kaur Kesra atas bimbingannya selama program KKN-RM berlangsung

 Bapak Sang Nyoman Suardana sebagai Kelian Banjar Dinas Penatahan atas informasi dan data yang telah diberikan kepada penulis

 Teman-teman kelompok atas dukungan dan kerjasamanya

 Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhir kata sekian dan terima kasih.

Desa Susut, Agustus 2016


(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan... 3

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 4

1.2.2.1 Kebutuhan Sehari-hari ... 4

1. Kebutuhan Dapur ... 4

2. Kebutuhan Kesehatan ... 4

3. Sosial...5

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PENDAMPINGAN KELUARGA ... 6

2.1 Permasalahan Keluarga ... 6

2.2 Masalah Prioritas ... 6

2.2.1 Masalah Perekonomian ... 6

2.2.2 Masalah Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan ... 7

2.2.3 Masalah Penataan Bangunan...8

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 9

3.1 Program ... 9

3.1.1 Perekonomian ... 9

3.1.2 Kesehatan...10

3.1.3 Penataan Bangunan...11

3.2 Jadwal Kegiatan ... 11

BAB IV PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA ... 14

4.1 Waktu ... 14

4.2 Lokasi ... 14

4.3 Pelaksanaan ... 14

BAB V PENUTUP ... 15

5.1 Simpulan ... 15

5.2 Rekomendasi ... 16


(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN RM yang saya kerjakan, maka saya :

Nama Mahasiswa : Anak Agung Ratih Wulandari No. Mahasiswa : 1306105031

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN RM

Susut, Agustus 2016 Mengetahui/Menyetujui Mengetahui/Menyetujui

(I Gusti Ngurah Jemmy Anton P.SFarm.,Apt.) (I Gusti Ngurah Adnyana) NIP: 198501052008121002 KK Dampingan

Mengetahui/Menyetujui Kepala Desa Susut


(5)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Sebagai landasan fundamental harmoni kehidupan pendidikan tinggi, Tri Dharma Perguruan tinggi merefleksikan tiga hal pokok yang menjadi prioritas dalam upaya peningkatkan kualitas sumber daya manusia. Optimalisasi sektor pendidikan, pengembangan ranah penelitian serta peningkatkan kontribusi mahasiswa untuk masyarakat merupakan ulasan utama yang diharapkan dapat membentuk pribadi luhur selaras dengan tujuan pendidikan tinggi negeri ini. KKN RM (Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental) Universitas Udayana adalah bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang keberadaannya diharapkan mampu membentuk pribadi mahasiswa yang memiliki rasa peduli tinggi dan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang ditentukan adalah program pendampingan keluarga (KK Dampingan). KK Dampingan merupakan salah satu program pokok, yaitu program pokok non tema yang wajib dilaksanakan selama masa KKN RM. Maksud dari program pendampingan keluarga atau KK dampingan adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari.

Dalam KKN RM ini, setiap mahasiwa wajib mendampingi satu keluarga pra-sejahtera. Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Pada KKN periode XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Banjar Penatahan, Desa Susut, yaitu keluarga I Gusti Ngurah Adnyana.

Keluarga I Gusti Ngurah Adnyana merupakan sebuah keluarga yang tergolong sederhana. Pak Ngurah Adnyana memiliki seorang istri yang bernama I Gusti Ayu Ariani. Pak Ngurah Adnyana ini memiliki 3 orang anak yaitu 2 laki-laki dan 1 anak perempuan. Anak pertama Pak Ngurah Adnyana bernama I Gusti Ngurah Darmadi yang saat ini menjadi pengangguran dan berkediaman di Bangli banjar Penatahan bersama kedua orang tuanya. Anak kedua bernama I Gusti Ayu Dwi Aryantini yang saat ini masih menginjak bangku Sekolah


(6)

Dasar kelas 6, yang semestinya sudah berada di bangku SMA kelas 1 dikarenakan karena memiliki penyakit kejang (epilepsi). Anak ketiga bernama I Gusti Komang Aryantara yang masih duduk di kelas 2 bangku SMP. Pak Ngurah Adnyana saat ini tinggal dengan Ibu Kandung yang bernama I Gusti Ayu Ketut Ladri, Istri dan ketiga orang anak di banjar Penatahan Desa Susut Kecamatan Susut.

Saat ini, keluarga Pak Ngurah Adnyana menempati tanah bersama 3 kepala keluarga lainnya. Di tanah tersebut terdapat beberapa bangunan sebagai tempat tinggal Pak Ngurah Adnyana bersama ibu, istri, dan ketiga orang anaknya yaitu rumah seluas 4x6 meter (3 kamar tidur kecil, 1 dapur kecil dan 2 kamar mandi milik bersama). Pak Ngurah Adnyana bersama istrinya tidur di kamar kecil yang terletak di selatan, bersebelahan dengan dapur. Di dalam kamar tidak terlihat banyak perabot, hanya terdapat tempat tidur dan meja kecil. Jendela dan ventilasi udara yang terletak di bagian timur memberikan sinar di pagi hari lebih leluasa masuk ke dalam kamar. Di sebelah selatan kamar Pak Ngurah Adnyana terdapat kamar mandi. Kamar mandi nampak layak pakai. Kamar mandi sudah dilengkapi dengan bak mandi dan jamban, namun lantainya kotor dan berlumut.

Dapur Pak Ngurah Adnyana bersama keluarga kecilnya, terpisah dengan kamar tidur yang berada di sebelah timur kamar tidur. Perabot dalam dapur tidak cukup banyak, seperti terdapat dapur yang masih menggunakan kayu api dan terdapat kompor gas dengan satu sumbu. Namun dapur yang seluas 2x2 meter ini nampak kotor dan berantakan. Tembok dapur masih menggunakan batako dan tidak di cat. Atap dapur terbuat dari genteng tanah liat. Penerangan di dapur hanya mengandalkan satu bohlam lampu. Lantai hanya dalam kondisi bersemen tanpa lantai ataupun keramik yang menyebabkan dapur nampak kotor.

Pekarangan rumah Pak Ngurah Adnyana tergolong cukup padat karena luas pekarangan yang tidak begitu luas dan terdapat 3 bangunan rumah di sekitar pekarangannya. Di pekarangan terdapat beberapa tanaman yang menjadikan sekitar teras rumah Pak Gusti Ngurah Adnyana yang dijadikan sebagai ruang tamu tampak lebih rindang dan sejuk untuk dilihat.

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak Gusti Ngurah Adnyana

No. Nama Status Umur

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Ket.

1. I Gusti Ngurah Adnyana

Kawin 50 SLTP/

Sederajat

Penganggura n


(7)

2. I Gusti Ayu Ariani

Kawin 45 SLTP/

Sederajat

Buruh Tani/ Perkebunan

Istri

3. I Gusti Ngurah Darmadi

Belum Kawin

23 SLTP/

Sederajat

Penganggura n

Anak Pertama

4. I Gusti Ayu Dwi Aryantini

Belum Kawin

16 Tamat SD/ Sederajat

Pelajar Anak Kedua

5. I Gusti Komang Aryantara

Belum Kawin

13 Tamat SD/ Sederajat

Pelajar Anak Ketiga

6. I Gusti Ayu Ketut Ladri

Cerai Mati

68 Tidak/Blm Sekolah

Belum/ Tidak Bekerja

Ibu Kandung

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Pak Gusti Ngurah Adnyana dahulu bekerja sebagai tukang parkir di Terminal Ubung dan memutuskan untuk pindah bekerja di Pasar Umum Bangli sedangkan sang istri bekerja sebagai buruh tani dan menjadi tukang ulat sok banten. Saat ini Pak Gusti Ngurah Adnyana dan istri sudah pensiun dari pekerjaannya karena Pak Gusti Ngurah Adnyana terkena penyakit kencing manis komplikasi sehingga pada saat ini Pak Gusti Ngurah Adnyana tidak bisa melihat atau tuna netra. Sang istri pun mengalami penyakit jantung dikarenakan jatuh tertimpa pohon saat bekerja menjadi buruh tani. Saat ini sang istri berhenti menjadi buruh tani dan sekarang bekerja membuat ulatan sok banten dan menjadi tukang cuci baju keliling di tetangga sekitar rumahnya. Putri kedua nya mengalami penyakit kejang atau epilepsi diduga dapat jatuh dari tempat tidur disaat ia masih kecil.

Sehari-harinya Pak Gusti Ngurah Adnyana memenuhi kebutuhan hidup dengan mengandalkan pekerjaan sang istri Rp 1.500.000,00. Pak Gusti Ngurah Adnyana bukanlah KK penerima beras miskin dan memiliki kartu kuning, dengan demikian Pak Gusti Ngurah Adnyana harus memenuhi kebutuhan berasnya sendiri. Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama istri bertahan dengan penghasilan seminim itu demi membiayai hidup bersama tiga orang anak dan membiayai pendidikan dua orang anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP, untuk memenuhi kebutuhan makanan, kesehatan,


(8)

dan upacara keagamaan di Desa Susut sedangkan anak putra sulungnya masih menjadi pengangguran.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga a Kebutuhan sehari-hari

Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana adalah sebagai berikut :

 Kesehatan : Rp 400.000,-  Makan Sehari-hari : Rp 600.000,-  Listrik dan air : Rp 75.000,-

 Hari Raya : Rp 10.000 – 200.000,- b Kesehatan

Pak Gusti Ngurah Adnyana memiliki Asuransi Kesehatan (Askes) untuk pengambilan insulin di RSUD Bangli, selebihnya pengobatan lainnya tidak menggunakan asuransi dikarenakan Pak Gusti Ngurah Adnyana mengidap penyakit kronis, yaitu kencing manis dan darah tinggi.

c Sosial

Dahulu Pak Gusti Ngurah Adnyana dan sang istri bekerja dan tinggal di Ubung Denpasar bersama istrinya yang pada saat itu berprofesi sebagai tukang cuci baju keliling di daerah dekat kontrakannya. Setelah 10 tahun tinggal di Denpasar, keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana memutuskan untuk tinggal bersama saudara di Desa Susut.


(9)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana yang didampingi, maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara interpersonal kekeluargaan dengan keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana, yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, problematika dalam bidang perekonomian, serta mengobservasi suasana tempat tinggal Pak Gusti Ngurah Adnyana.

2.1 Permasalahan Keluarga

Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 22 kali pertemuan dengan keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah masalah perekonomian keluarga, masalah kesehatan, dan masalah penataan bangunan.

.

2.2 Masalah Prioritas

2.2.1 Masalah Perekonomian

Pak Gusti Ngurah Adnyana mengatakan bahwa uang dari penghasilan istrinya sangat cukup memenuhi kebutuhan hidupnya bersama tiga orang anaknya walaupun kadangkala masih sangat kekurangan dikarenakan ada hal yang tidak terduga. Namun karena sakit yang diderita Pak Gusti Ngurah Adnyana dan sang istri menyebabkan uang penghasilan banyak terpakai untuk kontrol ke rumah sakit dan membeli obat. Yang menjadi permasalahan adalah karena obat yang dikonsumsi oleh Pak Gusti Ngurah Adnyana adalah obat seumur hidup, hal ini menyebabkan Pak Gusti Ngurah Adnyana tidak dapat mengontrol keuangan walaupun masih ada sanak saudara yang memberikan bantuan sedikit untuk keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana.

Pengeluaran untuk kesehatan dan obat-obatan Pak Gusti Ngurah Adnyana menjadi prioritas sehingga kebutuhan untuk dapur dan hari raya mengandalkan sisa dari uang pengobatan tersebut. Pak Gusti Ngurah Adnyana mengatakan bahwa semenjak sakit, sulit bagi beliau untuk menabung. Uang yang sebelumnya pernah ditabung habis


(10)

untuk kebutuhan obat-obatan seumur hidup Pak Gusti Ngurah Adnyana dan keluarganya.

2.2.2 Masalah Kesehatan

Pak Gusti Ngurah Adnyana memiliki banyak permasalah dalam hal kesehatan. Pak Gusti Ngurah Adnyana memiliki penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus) sejak tahun 2012 maka dari itu Pak Gusti Ngurah Adnyana berhenti dari pekerjaannya sebagai tukang parker di Pasar Umum Bangli. Sejak dahulu pola makan Pak Gusti Ngurah Adnyana sulit untuk dikontrol. Pak Gusti Ngurah Adnyana mengatakan bahwa saat muda Pak Gusti Ngurah Adnyana sangat suka akan sate kambing dan nasi be guling. Pak Gusti Ngurah Adnyana juga mengatakan bahwa beliau sehari-harinya senang memakan makanan yang digoreng dan berbumbu pekat.

Hal ini yang menyebabkan selain mengidap penyakit kencing manis, Pak Gusti Ngurah Adnyana juga mengidap penyakit darah tinggi. Pak Gusti Ngurah Adnyana mengalami penurunan berat badan hingga 20 kilogram.

Pak Gusti Ngurah Adnyana sudah tidak mampu membedakan kondisi saat lapar ataupun kenyang. Istri Pak Gusti Ngurah Adnyana, Bu Gusti Ayu Ariani, juga dalam kondisi yang dapat dikatakan kurang sehat. Bu Gusti Ayu Ariani sejak muda adalah seorang wanita yang sangat aktif dan giat bekerja. Bu Gusti Ayu Ariani juga sering disibukkan dengan kegiatan ngayah dan gotong royong di pura dan banjar sehingga beliau jarang berada di rumah untuk beristirahat. Tekanan darah Bu Gusti Ayu Ariani tergolong tinggi walau belum dapat dikategorikan hipertensi, yaitu 140/80.

2.2.3 Masalah Penataan Bangunan

Tanah tempat Pak Gusti Ngurah Adnyana tinggal tergolong cukup layak karena disana juga tinggal tiga kepala keluarga lainnya, kediaman Pak Gusti Ngurah Adnyana nampak cukup padat. Pak Gusti Ngurah Adnyana hanya menempati 2 gedung. Gedung pertama seluas 4x6 meter, yang terdapat 1 kamar kecil di sebelah selatan (kamar menghadap ke utara), 1 dapur kecil terdapat di sebelah timur kamar Pak Gusti Ngurah Adnyana dan terdapat 2 kamar mandi milik bersama dengan tiga kepala keluarga lainnya yang satu pekarangan dengan Pak Gusti Ngurah Adnyana yang menghadap ke utara berada di sebelah selatan kamar. Kemudian terdapat gedung kedua yang menghadap ke selatan seluas 4x4 meter, tepat di sebelah utara dapur. Gedung ini terdapat 2 kamar tidur yang menjadi satu dengan tempat perabotan rumah tangga. Di


(11)

depan kamar dibuatkan fondasi yang sudah beralaskan lantai, yang dijadikan teras sekaligus ruang tamu. Kedua gedung yang ditinggali oleh Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama istri nya berdiri kokoh namun cukup sederhana. Pak Gusti Ngurah Adnyana dan istrinya tidur di satu kamar yang kecil.

Penataan bangunan Pak Gusti Ngurah Adnyana sesungguhnya tidak mengganggu aktivitas keseharian Pak Gusti Ngurah Adnyana, namun penempatan ruang tamu tepat di depan kamar rasanya kurang tepat. Ruang tamu juga tidak difasilitasi dengan perabot yang biasanya terdapat di ruang tamu. Tidak terdapat kursi disana. Dapur Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama kepala keluarga lainnya berada di sebelah barat, kamar tidur. Dapur nya nampak sederhana dan cukup sempit. Atap masih menggunakan genteng tanah liat dengan kondisi nampak lembab. Dapur berdiri kokoh, namun kebersihan di dapur masih sangat kurang terjaga.


(12)

BAB III

USULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Program

3.1.1 Perekonomian

Pemecahan masalah ekonomi Pak Gusti Ngurah Adnyana yang dapat disampaikan setelah melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampingan antara lain untuk merencanakan tabungan hari tua. Pengeluaran untuk obat-obatan seumur hidup Pak Gusti Ngurah Adnyana dari tahun ke tahun dapat dikalkulasi, maka sebaiknya Pak Gusti Ngurah Adnyana lebih mengatur keuangan untuk pengeluaran di luar masalah kesehatan. Seperti misalnya pada pengeluaran makan sehari-hari, Pak Gusti Ngurah Adnyana bisa mengurangi konsumsi daging dan gorengan. Dengan demikian Pak Gusti Ngurah Adnyana bisa mengurangi pembelian daging dan minyak goreng.

Mengingat Pak Gusti Ngurah Adnyana dianjurkan untuk mengatur pola makan, maka hal ini bisa dijalankan secara sinergis untuk menjaga kesehatan Pak Gusti Ngurah Adnyana yang harus menghindari daging, makanan berbumbu pekat, dan gorengan. Pak Gusti Ngurah Adnyana juga sebaiknya menyisihkan sebagian kecil uang untuk kebutuhan mendadak di waktu yang akan datang.

Bila mana Pak Gusti Ngurah Adnyana bisa secara perlahan menyisihkan uang penghasilan istrinya diharapkan Pak Gusti Ngurah Adnyana akan merasakan manfaat menabung, karena untuk masalah kebutuhan yang sifatnya mendadak seperti kesehatan, iuran banjar, dan duka (kematian, ngaben) dapat diatasi dengan pembuatan tabungan dan membuat perencanaan biaya. Dan diharapkan juga semoga anak laki-laki pertama Pak Gusti Ngurah Adnyana segera mendapatkan pekerjaan sehingga dapat membantu perekonomian keluarganya.


(13)

Masalah kesehatan Pak Gusti Ngurah Adnyana sudah dirasakan sejak tahun 2011. Pak Gusti Ngurah Adnyana mengatakan bahwa pola hidup beliau tidak sehat. Sejak muda Pak Gusti Ngurah Adnyana sangat menggemari sate kambing dan nasi be guling. Berat badan Pak Gusti Ngurah Adnyana pernah mencapai 98 kg, semenjak Pak Gusti Ngurah Adnyana terkena penyakit kencing manis, penyakit tersebut memberi implikasi hingga menimbulkan penyakit darah tinggi dan menyebabkan tuna netra. Pada awalnya Pak Gusti Ngurah Adnyana tiba-tiba tidak bisa melihat sejak tahun 2011, setelah itu pihak keluarga melakukan check up mengenai kesehatan Pak Gusti Ngurah Adnyana. Hasil akhir yang di dapatkan Pak Gusti Ngurah Adnyana ternyata terkena gula darah tinggi sehingga penglihatan Pak Gusti Ngurah Adnyana tidak dapat dioperasi karena mengidap penyakit kencing manis dan agar tidak terjadi resiko yang berlebihan.

Adapun solusi yang bisa diberikan kepada Pak Gusti Ngurah Adnyana saat ini adalah menjaga pola hidup sehat. Pak Gusti Ngurah Adnyana sudah melakukan cek rutin gula darah ke rumah sakit di Bangli dan di Rumah Sakit Umum Sanglah denpasar. Pengobatan rutin yang dilakukan Pak Gusti Ngurah Adnyana memberikan dampak yang cukup besar bagi kesehatan dan tingkat gula darah Pak Gusti Ngurah Adnyana sudah mulai membaik namun penglihatan Pak Gusti Ngurah Adnyana tidak ada perkembangan. Banyak biaya telah dikeluarkan oleh Pak Gusti Ngurah Adnyana untuk berobat dari pengobatan herbal maupun pengobatan secara medis dan non medis. Kadar gula darah yang sebelumnya mencapai 500 saat ini sudah berada di bawah 200.

Saat ini sang istri dan anak yang dapat membantu dalam menjaga kondisi Pak Gusti Ngurah Adnyana adalah dengan mengatur pola hidup. Makan teratur 3 kali sehari, tidak memakan daging, makanan berbumbu pekat, dan gorengan. Selain itu, Pak Gusti Ngurah Adnyana harus lebih sering melakukan aktivitas dan berolahraga untuk menjaga kondisi tubuh, melatih motorik tubuh, dan menstabilkan tensi yang saat ini tinggi menjadi normal kembali.

3.1.3 Penataan Bangunan

Pekarangan milik Pak Gusti Ngurah Adnyana sesungguhnya sudah cukup padat, selain karena gedung-gedungnya yang cukup banyak dikarenakan terdapat tiga kepala keluarga, tanaman pot bunga juga telah menghiasi sekitar pekarangan rumah Pak Gusti Ngurah Adnyana. Namun pekarangan di utara teras rumah Pak Gusti Ngurah Adnyana dapat ditanami dengan beberapa jenis tanaman, seperti tanaman bunga. Selain untuk memperindah halaman rumah,


(14)

penanaman tanaman – tanaman tersebut juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan serta umumnya dapat digunakan untuk bumbu dapur.

Dengan demikian, biaya yang harus dikeluarkan keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana untuk kebutuhan sayuran, bumbu dapur, dan tanaman obat, dapat ditekan. Kamar mandi Pak Gusti Ngurah Adnyana sudah nampak bersih dan airnya juga tidak terdapat jentik-jentik nyamuk. Namun lantai kamar mandi terlihat kotor dan penuh lumut.

Pak Gusti Ngurah Adnyana dapat menyisihkan uang sedikit demi sedikit yang nantinya dapat digunakan untuk memperbaiki kamar mandi atau untuk membeli kursi kecil di teras. Kebersihan di dapur Pak Gusti Ngurah Adnyana dapat dijaga dengan melakukan renovasi pada atap dan lantai. Bilamana Pak Gusti Ngurah Adnyana nantinya memiliki tabungan, maka Pak Gusti Ngurah Adnyana dapat melakukan renovasi pada lantai yang bisa ditambahkan keramik sehingga nampak lebih bersih dan rapi.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Pak Gusti Ngurah Adnyana. Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan sebanyak 22 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan

No. Tanggal Jam (WITA)

Kegiatan

1. 26 Juli 2016 16.00 – 21.00 Meninjau kediaman keluarga dampingan

2 27 Juli 2016 13.00 - 17.00 Pengenalan keluarga dampingan dan dan menjelaskan tujuan program

3. 28 Juli 2016 12.00 – 16.00 Mengetahui profil keluarga

4. 29 Juli 2016 13.00 – 16.00 Eksplorasi keadaan keluarga dari berbagai aspek


(15)

5. 30 Juli 2016 13.00 – 16.00 Eksplorasi keadaan keluarga dari berbagai aspek

6. 31 Juli 2016 15.00 – 17.00 Identifikasi masalah keluarga di bidang ekonomi

7. 2 Agustus 2016 13.00 – 17.00 Identifikasi masalah keluarga di bidang penataan bangunan

8. 3 Agustus 2016 15.00 – 18.00 Kunjungan ke ladang dan membantu kegiatan di sana

9. 4 Agustus 2016 16.00 – 19.00 Identifikasi masalah keluarga di bidang kesehatan

10. 6 Agustus 2016 16.00 – 19.00 Diskusi mengenai masalah ekonomi yang dihadapi

11. 8 Agustus 2016 14.00 - 18.00 Penyampaian saran mengenai masalah ekonomi yang dihadapi

12. 9 Agustus 2016 18.00 – 21.00 Diskusi mengenai masalah kesehatan yang dihadapi

13. 10 Agustus 2016

14.00 – 17.00 Diskusi mengenai masalah kesehatan yang dihadapi

14. 11 Agustus 2016

15.00 - 18.00 Diskusi mengenai masalah penataan PHBS yang dihadapi

15. 12 Agustus 2016

14.00 – 17.00 Diskusi mengenai masalah penataan bangunan yang dihadapi

16. 14 Agustus 2016

17.00 – 20.00 Penyampaian saran mengenai masalah penataan bangunan yang dihadapi

17. 19 Agustus 2016

15.00 – 18.00 Membantu KK Dampingan kegiatan ngaben masal

18. 21 Agustus 2016

16.00 – 18.00 Membantu Kegiatan KK Dampingan di kebun

19. 22 Agustus 2015

16.00 – 18.00 Menyampaikan penyuluhan hidup sehat tanpa rokok

20. 23 Agustus 2015

16.00 – 19.00 Bercerita mengenai kehamilan ibu KK Dampingan


(16)

21. 24 Agustus 2015

16.00 – 18.00 Menyampaikan penyuluhan tanaman obat

22. 26 Agustus 2015

15.00 – 18.00 Menyampaikan terimakasih atas bimbingan dan memberikan sumbangan kepada KK Dampingan


(17)

BAB IV

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan Keluarga Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali pertemuan dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 22 kali sehingga total waktu pertemuan selama 90 jam.

4.2 Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Keluarga Dampingan adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan terhadap Bapak Gusti Ngurah Adnyana adalah di Banjar Penatahan, Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN RM Unud 2016 di Desa Susut. Kegiatan Keluarga Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi, tempat kerja, serta balai banjar. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan–obrolan santai bersama keluarga yang didampingi untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal pertemuan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 22 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 2-5 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan minimum 90 jam terpenuhi.


(18)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN RM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung, terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN RM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak Gusti Ngurah Adnyana. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan.

Masalah ekonomi yang dialami beliau ini adalah sulitnya mengatur keuangan dikarenakan uang hasil penghasilan habis digunakan untuk kesehatan dan kebutuhan obat-obatan. Adapun solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan keuangan keluarga sehingga dapat menabung. Pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan mengurangi pengeluaran bahan makanan yang harus dihindari bagi kesehatan Pak Gusti Ngurah Adnyana. Selain itu, memberikan pemahaman mengenai manfaat menabung diharapkan dapat mengatasi masalah perekonomian Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama istrinya.

Masalah kesehatan yang dialami oleh Pak Gusti Ngurah Adnyana adalah kencing manis (Diabetes Melitus), darah tinggi dan tuna netra sehingga solusi yang dapat diberikan adalah menjaga pola hidup yang sehat, yaitu melakukan pengobatan dan cek rutin ke rumah sakit, mengurangi konsumsi daging, makanan berbumbu pekat, dan gorengan, serta melakukan olahraga rutin untuk meningkatkan aktivitas motorik dan mengembalikan tekanan darah Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama sang istri menjadi normal. Masalah penataan bangunan yang dijumpai adalah penempatan ruang tamu yang kurang tepat di depan kamar tidur, pintu kamar mandi yang mulai lapuk, dan kondisi dapur yang nampak kurang bersih dan rapi. Solusi yang dapat ditawarkan adalah merenovasi pintu kamar mandi, merenovasi


(19)

dapur, melengkapi perabot ruang tamu, dan memanfaatkan sedikit pekarangan untuk menanam tanaman obat dan bumbu dapur.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak Gusti Ngurah Adnyana, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

 Hendaknya pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN RM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada Keluarga Dampingan bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas

 Diharapkan kepada keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana untuk lebih menyadari pentingnya pola hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit kronis karena banyak penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sederhana seperti menjaga pola makan dan melakukan olahraga secara teratur.

 Keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana diharapkan mampu menerapkan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.


(20)

(21)

(22)

(1)

BAB IV

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan Keluarga Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali pertemuan dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 22 kali sehingga total waktu pertemuan selama 90 jam.

4.2 Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Keluarga Dampingan adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan terhadap Bapak Gusti Ngurah Adnyana adalah di Banjar Penatahan, Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN RM Unud 2016 di Desa Susut. Kegiatan Keluarga Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi, tempat kerja, serta balai banjar. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan–obrolan santai bersama keluarga yang didampingi untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal pertemuan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 22 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 2-5 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan minimum 90 jam terpenuhi.


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN RM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung, terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN RM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak Gusti Ngurah Adnyana. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan.

Masalah ekonomi yang dialami beliau ini adalah sulitnya mengatur keuangan dikarenakan uang hasil penghasilan habis digunakan untuk kesehatan dan kebutuhan obat-obatan. Adapun solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan keuangan keluarga sehingga dapat menabung. Pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan mengurangi pengeluaran bahan makanan yang harus dihindari bagi kesehatan Pak Gusti Ngurah Adnyana. Selain itu, memberikan pemahaman mengenai manfaat menabung diharapkan dapat mengatasi masalah perekonomian Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama istrinya.

Masalah kesehatan yang dialami oleh Pak Gusti Ngurah Adnyana adalah kencing manis (Diabetes Melitus), darah tinggi dan tuna netra sehingga solusi yang dapat diberikan adalah menjaga pola hidup yang sehat, yaitu melakukan pengobatan dan cek rutin ke rumah sakit, mengurangi konsumsi daging, makanan berbumbu pekat, dan gorengan, serta melakukan olahraga rutin untuk meningkatkan aktivitas motorik dan mengembalikan tekanan darah Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama sang istri menjadi normal. Masalah penataan bangunan yang dijumpai adalah penempatan ruang tamu yang kurang tepat di depan kamar tidur, pintu kamar mandi yang mulai lapuk, dan kondisi dapur yang nampak kurang bersih dan rapi. Solusi yang dapat ditawarkan adalah merenovasi pintu kamar mandi, merenovasi


(3)

dapur, melengkapi perabot ruang tamu, dan memanfaatkan sedikit pekarangan untuk menanam tanaman obat dan bumbu dapur.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak Gusti Ngurah Adnyana, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

 Hendaknya pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN RM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada Keluarga Dampingan bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas

 Diharapkan kepada keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana untuk lebih menyadari pentingnya pola hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit kronis karena banyak penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sederhana seperti menjaga pola makan dan melakukan olahraga secara teratur.

 Keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana diharapkan mampu menerapkan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.


(4)

(5)

(6)