ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BANK BRI SYARIAH Tbk. DENGAN BANK BNI SYARIAH Tbk

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BANK

BRI SYARIAH Tbk. DENGAN BANK BNI SYARIAH Tbk.

Oleh Bernes Prayoga

Skripsi ini berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bank BRISyariah Tbk. Dengan Bank BNISyariah Tbk.” Objek penelitian ini ialah Bank BRISyariah dan BNISyariah dikarenakan kedua bank merupakan Bank Syariah yang terbentuk secara spin off oleh bank konvensional dan terbentuk hampir bersamaan namun dalam kinerja keuangannya memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam segi laba. Jika ditinjau dari segi pemberian kredit atau pembiayaan, BRISyariah merupakan bank yang pembiayaannya bersifat kerakyatan atau pembiayaan mikro, sedangkan BNISyariah pembiayaannya bersifat konsumerisme antara lain perumahan, emas dll.

Masalah yang akan dibahas dalam penulisan ilmiah ini adalah bagaimana tingkat kesehatan bank yang diukur menggunakan metode CAEL yang meliputi penilaian berdasarkan Capital (modal), Assets (Aktiva), Equity dan Likuiditas pada Bank BRI Syariah dan BNI Syariah.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank BRI Syariah dengan BNI Syariah yaitu dengan cara membandingkan rasio keuangan Bank BRISyariah dengan Bank BNI Syariah menggunakan metode CAEL, sehingga dapat diketahui manakah kinerja keuangan yang lebih baik. Manfaat penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk melakukan pembenahan ataupun perbaikan di sektor keuangan untuk meningkatkan nilai saham bank.

Hasil hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan dan nyata dari sisi permodalan, pembiayaan bermasalah, laba, dan likuiditas pada bank BRISyariah dan BNISyariah.sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Secara garis besar menurut metode CAEL bank BNISyariah lebih baik kinerja keuangannya dibandingkan bank BNISyariah, namun dalam aspek tertentu seperti kualitas pembiayaan dan assets BRISyariah lebih baik dibandingkan bank BNISyariah.


(2)

Peneliti menyarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan rentang waktu yang lebih lama dan bentuk variabel yang lebih komplit, agar dapat meningkatkan kesempurnaannya karena dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua sampel perusahaan dan jangka waktu yang relatif pendek.


(3)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BANK BRI SYARIAH Tbk. DENGAN BANK BNI SYARIAH Tbk.

Oleh Bernes Prayoga

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2013


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

ABSTRAK ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP v

MOTTO vi

PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Permasalahan ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Kerangka Pemikiran ... 11

1.6 Hipotesis Konseptual ... 12

1.7 Tekhnik Analisis Data ... 13

II. LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Bank ... 14

2.2 Bank Syariah ... 14

2.3 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ... 15

2.3.1 Prinsip Kegiatan Operasional Bank Syariah ... 17

2.3.2 Kegiatan Usaha ... 19

2.4 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ... 22

2.4.1 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan ... 23

2.4.2 Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan... 23

2.5 Analisis Rasio Keuangan Bank ... 26

2.6 Analisis Laporan Keuangan ... 28

2.6.1 Rasio Likuiditas ... 28

2.6.2 Rasio Leverage ... 28

2.6.3 Rasio Profitabilitas ... 29

2.6.4 Rasio Aktivitas ... 29

2.6.5 Rasio Pertumbuhan ... 29

2.6.6 Rasio Penilaian ... 29

2.7 Penilaian Kesehatan Bank Menurut Metode Camel ... 30

2.8 Kriteria Kesehatan Bank ... 35

2.9 Analisis Kinerja Keuangan ... 36


(5)

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data... 43

3.3.2 Sumber Data... 43

3.4 Analisis Data Deskriptif ... 43

3.5 Uji Beda Berpasangan ... 45

3.6 Batasan Penelitian ... 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 49

4.1.1 BRISyariah ... 49

4.1.2 BNISyariah ... 51

4.2 Kinerja CAEL ... 52

4.2.1 Kinerja Capital ... 53

4.2.2 Kinerja Assets ... 57

4.2.3 Kinerja Earnings ... 61

4.2.3 Kinerja Liquidity ... 73

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 79

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim

Allhamdulillah, dengan setulus hati penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Allah, Dialah pemilik segala ide cemerlang, yang dengan kelembutan kasih sayang, cinta, dan rahmat-Nya dapat masuk ke setiap hati dan pikiran manusia, tak terkecuali hamba-Mu ini, yang telah menyelesaikan

serangkaian tugas akhir. Atas kemurahan berkah dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang telah lama dinanti demi melangkah ke jenjang kehidupan selanjutnya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si. dan Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Dr.Irham Lihan, S.E., M.Si. dan Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Pendamping yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama penulisan skripsi ini.


(7)

5. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.Si.selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas ilmu

yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terima kasih atas bantuannya.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ibu dan Bapak yang senantiasa mendoakanku, memberikan dukungan, motivasi, dan

pengorbanan baik moril maupun materiil, dan menantikan keberhasilanku.

Doa’ kalian adalah denyut nadi bagiku.

9. Kedua adikku Dwita Prayosa dan Dimas Prasetyo

10.Keluarga besarku, kakek, nenek, om, tante, sepupu-sepupu yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, bantuan, doa, dan perhatiammya. 11.Sahabat-sahabatku Muhammad Fatara, Ade Sandra, Raditya Prayoga, Aulia

Safari Rachman, Danuardi Pradipta, Akhmad Alfalah, Munir, Andyan, Rizal Harto Nasution, Indra Angkasa, Ari Prasetyo, Welco MB, Ryant Perdana Putra, Erwan Firdaus, Anastasia, Puji Lestari, Ririn, Reza Palmi, M ali Fachmidien dan semuanya yang tidak bisa disebut satu persatu.

12.Manajemen 2006, Fasabella Deza, Kemas Reza, Ari Prasetyo, Ryant Perdana Putra, Yudhi Saputra, Yohanes Vermata, Reza Palmi, Erwan, Wahyudi Risman, Raditya Prayoga, Munir, Edu, Laikmen, Deka, Taufik, Sendi, Fahmi, Danar, David, Agus, Fanessa, Novriani Puspitasari, Rahmah


(8)

13.Teman-teman Manajemen ‘05, Erik, Demi, Rudi, Ridho, Aji, Lando, Yonas, Acong, Aloy, Deni, Ichan dan Ridho renang. Terima sudah mau berbagi pengalaman.

14.Dan bagi pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut mendukung penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka. Akhirnya setelah saya melewati semua kendala, skripsi ini selesai sudah. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, 10 April 2013 Penulis,

Bernes Prayoga NPM : 0611011047


(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah...

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,

dan kepada setiap orang yang berharga dalam kehidupanku, atas segala dukungan yang telah diberikan selama ini serta doa yang tiada henti :

Ibu dan Bapak,

Saudariku Dwita Prayosa, Adikku Dimas Prasetyo Seluruh keluarga, Sahabat-sahabat terbaik, Teman-teman,

Pembimbing dan Pembahas, Serta untuk almamater tercinta.


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 3 November 1988 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari hasil cinta kasih pasangan Ayahanda Marsidi dan Ibunda Rohima. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Taman Kanak-kanak Tri Dharma yang diselesaikan pada tahun 1993, Sekolah Dasar Negeri 3 Sukaraja pada tahun 2009, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 11 Bandar Lampung pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas BPK Penabur Bandar Lampung pada tahun 2005.

Setelah itu pada tahun 2006, penulis mengikuti seleksi SPMB dan terdaftar


(15)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Melandanya krisis ekonomi menjadi momok menakutkan bagi setiap negara di dunia. Berbagai negara mencari jalan keluar dengan melakukan berbagai inovasi dan memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul kepermukaan. Sebagai suatu alternatif kini mulai di terapkan sistem ekonomi syariah di berbagai negara untuk mengelola keuangan dan menjadi solusi untuk keluar dari krisis ekonomi global. Penggunaan sistem ekonomi syariah ini di harapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat yang ada di negara tersebut. Sistem ekonomi syariah menerapkan sistem yang adil, transparan, aman dan tidak menguntungkan orang tertentu dalam pelaksanaannya. Sesungguhnya ilmu ekonomi syariah juga sama dengan definisi ilmu ekonomi pada umumnya. Tapi Ilmu ekonomi Syariah mempunyai tujuan yang tidak hanya demi

kesejahteraan duniawi saja tetapi kesejahteraan spiritual, yaitu dengan menggunakan sumber-sumber hukum Islam.

Awalnya di Indonesia perkembangan ekonomi syariah masih belum booming dan masih diremehkan. Tapi seiring perkembangan keinginan dan harapan umat Islam yang menjadi dominan di Indonesia sangatlah kuat, keinginan itupun berkembang


(16)

seiring dengan berkembang pemahaman masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi yang berdasarkan syariah.

Undang-undang Perbankan Indonesia, yakni Undang-undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana

disebutkan dalam butir 13 Pasal 1, memberikan batasan pengertian prinsip syariah sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah, antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat, hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

Pada Desember 2003 terdapat 3 Bank Umum Syariah (BUS) dan 8 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan total asset lebih dari 7,8 triliun rupiah (belum termasuk BPRS). Kemudian pada Desember 2008 Unit Usaha Syariah bertambah menjadi 26 UUS, dan awal januari 2009 bertambah menjadi 5 BUS, dimana dua bank melakukan spin off yaitu Bank BRI syariah dan Bank Bukopin Syariah. Hal ini


(17)

merupakan pencapaian prestasi yang membanggakan bagi perbankan syariah di Indonesia, karena dalam waktu singkat perkembangan aset perbankan syariah mencapai Rp 49,5 triliun pada 2008 melonjak dibandingkan 2004 yang hanya Rp 15,3 triliun.

Namun, dalam perkembangannya bank syariah menghadapi beberapa tantangan yang mesti dihadapi dan dituntut untuk dapat memberikan terobosan dalam rangka mengembangkan potensi perbankan syariah, diantaranya tantangan bank syariah adalah: 1. Ketidakmengertian masyarakat pada umumnya tentang produk-produk unggulan perbankan syariah. 2. Kurang populernya produk-produk-produk-produk pembiayaan yang secara teori dapat mendukung sektor rill, salah satunya yang cukup berpotensi memberikan kontribusi pada sektor rill adalah pembiayaan mudharabah di samping besarnya risiko yang harus dihadapi bank syariah dalam memberikan pembiayaan tersebut. 3. Rentannya bank syariah terhadap risiko likuiditas jika memberikan pembiayaan mudharabah. 4. Sumber daya manusia yang terbatas.

Trend terbaru pembentukan bank syariah ialah melalui akuisisi dan konversi bank konvensional menjadi bank syariah. Adapun implementasinya dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan. Pertama, bank umum konvensional yang telah memiliki unit-unit syariahatau (UUS) mengakuisisi bank yang relatif kecil

kemudian mengkonversinya menjadi syariah dan melepaskan serta

menggabungkan UUS-nya dengan bank yang baru dikonversi tersebut. Kedua, bank umum konvensional yang belum memiliki UUS, mengakuisisi bank yang relatif kecil dan mengkonversinya menjadi syariah. Ketiga, adalah dengan


(18)

melakukan pelepasan UUS dan dijadikan Bank Umum Syariah tersendiri (Adiwarman A. Karim).

Pembentukan bank umum syariah baru dengan mekanisme akuisisi dan konversi ini misalnya dapat dilihat pada yang baru terjadi, yaitu proses akuisisi yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk terhadap Bank Jasa Arta. Hal ini tercapai setelah para pemegang saham BRI dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui usulan direksi mengkuisisi Bank Jasa Arta, sebuah bank kecil berbasis di Jakarta yang selanjutnya dijadikan anak perusahaan dan dikonversi menjadi Bank BRI Syariah (Harian Ekonomi Bisnis Sriwijaya Pos, 6 September 2007).

Dalam (RUPSLB) dimaksud selain menyetujui akuisisi atas Bank Jasa Arta, juga menyetujui keputusan pemisahan UUS yang sudah ada pada BRI dan

menggabungkannya kedalam bank umum syariah hasil konversi dimaksud. Sementara BRI akan berkonsentrasi menggarap jasa perbankan konvensional seperti yang ditekuni selama ini, sedangkan jasa perbankan syariah sepenuhnya akan dikendalikan oleh BRI Syariah.

Adanya proses akusisi dan konversi bank dimaksud secara umum harus memperhatikan dan mengindahkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya, serta ketentuan khusus yang ada dalam peraturan perundang-undangan di bidang perbankan. Di samping itu mengingat PT. BRI sebagai PT terbuka sehingga dalam hal ini juga perlu memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.


(19)

Aktivitas PT. Bank BRI syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.

Bank yang diakuisisi adalah bank jasa arta, yaitu bank kecil, non asing, dan kurang dikenal yang memiliki total assets 250,1 M pada juni 2007. Pemiliknya ialah bapak Awong Widjaya, PT Panasia Syntetic Abadi,dan PT Panasia

Intertraco (yang dikenal Panasia Group), kantor pusatnya dijalan Wahid Hasim no 228 jakarta.

Bank BRISyariah masih berstatus non devisa sehingga hanya dapat melayani transaki-transaksi di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain: volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

Jika ditinjau dari segi pembiayaannya bank BRISyariah Tbk. Merupakan bank yang pemberian pembiayaannya bersifat kerakyatan atau pembiayaan yang bersifat usaha menegah kecil dan mikro, jika ditinjau dari aspek ekonomi pembiayaan ini memiliki resiko kredit yang kecil karena usaha kecil hanya melakukan pinjaman yang kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh pada bank tersebut


(20)

Laporan keuangan PT Bank BRISyariah

Tabel 1.1.2 Perbandingan aktiva, aktiva produktif, pembiayaan, DPK, Ekuitas, Laba/Rugi BRISyariah 2010 – 2011

Dalam jutaan rupiah

Neraca (Dalam

Jutaan Rupiah) 2011 2010

Balance Sheet (in Million Rupiahs)

Jumlah Aktiva 11,200,823 6,856,386 Total Assets

Akiva Produktif 10,157,560 6,418,308 Earning Assets

Pembiayaan 9,170,300 5,527,081 Financing

Dana Pihak

Ketiga 9,906,412 5,096,597

Third Party Found

Ekuitas Bersih 966,676 954,598 Equity Net

Laba (rugi)

Tahun Berjalan 11,654 10,954

Profit (loss) Current Year

Sumber : BRI Syariah.com

Pertumbuhan aset ini diperoleh dari sokongan peningkatan di sektor pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Sektor pembiayaan dari tahun ke tahun selalu tumbuh dan terjadi peningkatan, dari posisi Desember 2008 sebesar Rp 1,046 triliun meningkat sampai dengan akhir Desember 2009 menjadi Rp 2,6 triliun. Peningkatan terus terjadi di akhir tahun 2010 menjadi Rp 5,53 triliun dan terakhir pada posisi 31 Desember 2011 menjadi Rp 9,17 triliun.

Selain menggunakan akuisisi ada pula bank syariah yang terbentuk secara mandiri tanpa melalui proses akuisisi, yaitu bank BNI Syariah, BNI Syariah berdiri pada tahun 2000 yang terbentuk secara mandiri melalui tim proyek internal tanpa bantuan konsultan. Pola yang digunakan oleh BNI untuk masuk dalam pasar perbankan syariah adalah dual banking system. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 10 tahun 1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan syariah, yakni menyediakan layanan perbankan umum dan perbankan syariah


(21)

secara sekaligus. Di dalamCorporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan pemisahan di tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Laporan keuangan PT Bank BNI Syariah 2011

Tabel 1.1.5 Perbandingan Aktiva, aktiva produktif, pembiayaan, DPK, Ekuitas, Laba BNISyariah 2010 – 2011

Dalam jutaan rupiah

Neraca (Dalam

Jutaan Rupiah) 2010 2011

Balance Sheet (in Million Rupiahs)

Jumlah Aktiva 6,394,924 8,466,887 Total Assets

Akiva Produktif 6,017,251 7,826,113 Earning Assets

Pembiayaan 3,558,485 5,310,292 Financing

Dana Pihak Ketiga 5,162,728 6,756,262 Third Party Found

Ekuitas Bersih 2,419,918 2,494,626 Equity Net

Laba (rugi) Tahun

Berjalan 36,512 66,354

Profit (loss) Current Year

Sumber : BNI Syariah.com

Pertumbuhan aset ini diperoleh dari sokongan peningkatan di sektor pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Sektor pembiayaan dari tahun ke tahun selalu tumbuh dan terjadi peningkatan, dari posisi Desember 2010 sebesar Rp 3,558 triliun meningkat sampai dengan akhir Desember 2011 menjadi Rp 5,3 triliun.

Tabel 1.1.7 Perbandingan Laba Bersih Bank BNI Syariah & BRI Syariah Dalam jutaan rupiah


(22)

Tahun 2010 2011

Laba BRI 10,95 11,65

Laba BNI 36,512 66,354

Dapat kita lihat pada tabel 1.1.7 bahwa pada Bank BNI Syariah Terjadi peningkatan Laba yang cukup signifikan hampir mencapai 90%, dan proporsi akan Laba yang didapat relatif besar. Sedangkan pada BRI Syariah mengalami kenaikan kurang dari 10%, sehingga Laba yang didapat relatif kecil. Menarik jika dilihat apakah yang menyebabkan perbedaan tersebut,padahal jika dilihat BRI syariah pembiayaannya bersifat kerakyatan atau lebih ke menengah bawah dan usaha mikro, sedangkan BNI syariah lebih ke pembiayaan konsumerisme seperti perumahan,ritel dan emas. Hal ini tentu menjadi kejanggalan sendiri untuk penulis karena notabene masyarakat Indonesia melakukan usaha mikro.

Atas pertimbangan berdasarkan hal diatas tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti kinerja keuangan kedua bank syariah. maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi: “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA

KEUANGAN PT BANK BRI SYARIAH Tbk. DENGAN BANK BNI SYARIAH Tbk"


(23)

Masalah yang akan dibahas dalam penulisan ilmiah ini adalah bagaimana tingkat kesehatan bank yang diukur menggunakan metode CAELyang meliputi penilaian berdasarkan Capital (modal), Assets (Aktiva),Equity dan Likuiditas pada Bank BRI Syariah dan BNI Syariah.

Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

- Apakah terdapat perbedaaan kinerja keuangan bank BRI Syariah dengan bank BNI Syariah dilihat dari Capital (Modal) yaitu menggunakan Rasio kecukupan modal atau disebut Capital Adequacy Ratio (CAR).

- Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank BRI Syariah dengan bank BNI Syariah dilihat dariAssets (Aktiva) yaitu menggunakan Rasio kredit bermasalah atau disebut Non Performing Loan (NPL).

- Apakah terdapat perbedaaan kinerja keuangan bank BRI Syariah dengan bank BNI Syariah dilihat dari Equity yaitu menggunakan : Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) dan

- Apakah terdapat perbedaaan kinerja keuangan bank BRI Syariah dengan bank BNI Syariah dilihat dari Likuiditasnya yaitu menggunakan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR).


(24)

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank BRI Syariah dengan BNI Syariah yaitu dengan cara membandingkan rasio keuangan Bank BRI Syariahdengan Bank BNI Syariah, sehingga dapat diketahui manakah kinerja keuangan yang lebih baik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi investor.

Investor dapat mengetahui bank yang cocok dalam melakukan investasi perusahaan melalui kinerja keuangan.

b. Bagi manajer.

Sebagai pertimbangan dalam strategi perusahaan. dan menambah sumber pertimbangan bagi Owner dan Manajer perusahaan dalam memutuskan sebagai strategi perusahaan.

c. Bagi perusahaan

Hasil dari penelitian kinerja keuangan dapat menjadi masukan untuk melakukan pembenahan ataupun perbaikan di sektor keuangan untuk meningkatkan nilai saham bank.

d. Bagi penulis

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung tetapi yang terpenting bagi penulis adalah penulis dapat


(25)

ini dan salah satunya adalah dengan tercapainya skripsi ini. Serta dapat menjadi referensi dalam bidang Manajemen keuangan.

1.5 Kerangka Pemikirian

Membuat proyeksi tentang kedua Bank penting dilaksanakan. Tahapan diawali dengan menggunakan metode CAEL untuk menilai kesehatan bank tersebut.

Maka alat analisis yang digunakan adalah rasio - rasio keuangan di antaranya Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank, ini merupakan aspek Capital.

Lalu rasio NPL (Non Performing Loan) yaitu rasio rasio kredit bermasalah yang ditunjukkan di dalam laporan keuangan berupa kredit kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit yang disalurkan, ini merupakan aspek assets.

Alat analisis untuk menilai equity yaitu ROA (Return On Asset) yang digunakan untuk menilai berapa return yang didapat dari penilaian asset.

Selain itu ada beberapa alat analisis lain yang digunakan untuk menilai tingkat equity bank yaitu ROE (Return on Asset) yang sangat cocok digunakan dalam penelitian ini. Dalam mengukur tingkat dan distribusi bank dalam melakukan kegiatan operasinya peneliti menggunakan rasio BOPO. Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) adalah suatu rasio yang digunakan untuk melihat presentase dihasilkan dari perbandingan antaran beban operasional terhadap


(26)

pendapatan operasional. Semakin kecil presentase yang didapat maka semakin baik pula rasio BOPO dan merupakan aspek untuk menilai assets.

Serta aspek likuditas yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat.

1.5 Hipotesis Konseptual

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :

- Hipotesis 1 : Terdapat perbedaan CAR (aspek Capital) BRISyariah dengan BNISyariah

- Hipotesis 2 : Terdapat perbedaan NPL (aspek Assets) BRISyariah dengan BNISyariah

- Hipotesis 3 : Terdapat perbedaan ROA, ROE, BOPO (aspek Equity), BRISyariah dengan BNISyariah dan

- Hipotesis 4 : Terdapat perbedaan LDR (aspek Likuiditas) BRISyariah dengan BNISyariah


(27)

1.6Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif.

Analisis deskriptif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut. Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan.

2. Analisis statistika.

Analisis statistika merupakan analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik ini dipergunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya.


(28)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya keuntungan saja (Hasibuan, 2003:2). Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg, bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, dan menanamkan dananya dalam surat berharga (Taswan, 2006:4) .

2.2 Bank Syariah

A. Pengertian

Bank Syari’ah yaitu bank yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan


(29)

Prinsip utama operasional bank yang berdasarkan prinsip syari’ah adalah hukum

Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadist. Larangan terutama berkaitan

dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikasikan sebagai riba.

Kepengurusan Bank Syari’ah:

Dewan komisaris dan Direksi, disamping itu bank wajib memiliki Dewan Pengawas Syari’ah yang berkedudukan di kantor pusat.

Dewan pengawas syari’ah adalah dewan yang bersifat independen, yang dibentuk oleh dewan syari’ah nasional dan ditempatkan pada bank yang melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah, dengan tugas yang diatur oleh dewan

syari’ah nasional.

2.3. Perkembangan Bank Syari’ah di Indonesia

1. DPK Des 2002 s/d Nov 2003 meningkat dari Rp. 2,9 triliun mwnjadi Rp. 5,1

triliun, sehingga pangsa pasar DPK perbankan syari’ah terhadap perbankan konvensional meningkat dari 0,34 % menjadi 0,59 %.

2. Jumlah Assset-pun meningkat dari Rp. 3,4 triliun pada desember 2002 menjadi Rp. 7,4 triliun padsa November 2003 atau meningkat sebesar 85 % sehingga pangsa assetperbankan syari’h terhadap bank konvensional meningkat 0,32 % menjadi 0,67 %

3. Jumlah pembiayaan meningkat dari Rp. 3,27 triliun pada desember 2002 menjadi Rp. 5,5 triliun pada November 2003 dimana dari Rp. 5,5 triliun


(30)

tersebut 3,9 triliun (71,2 %) berupa pembiayaan murabahah, Rp. 0,8 triliun (15,1 %) mudharabah, Rp. 0,3 triliun (5,2 %) pembiayan istisna.

4. Mengingat jumlah pertumbuhan dana lebih pesat dari pembiayaan maka FDR mengalami penurunan dari 113 % menjadi 108 % . Meskipun demikian rasio pinjaman terhadap simpanan atau LDR perbankan secara keseluruhan yang untuk kurun waktu yang sama mengalami peningkatan dari 34 % menjadi 49 %

5. Jaringan kantorpun meningkat cukup signifikan sehingga pada desember 2003 jumlah kantor cabang menjadi 116 cabang, 26 KCP, dan 113 KK.

Tabel 2.3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

No Islamic Bank Berdiri Jumlah kantor

1 Bank Muamalat Indonesia 1992 151

2 Bank Syari’ah Mandiri 1999 89 3 Bank BNI Syari’ah 2000 16 4 Bank Danamon Syari’ah 2002 5 5 Bank BII Syari’ah 2003 2 6 Bank Bukopin Syari’ah 2000 2 7 Bank Jabar Syari’ah 2000 4 8 Bank BRI Syari’ah 2002 8


(31)

2.3.1. Prinsip Kegiatan Operasional Bank Syari’ah

A. Wadi’ah : Perjanjian antara pemilik barang/atau uang dengan penyimpan

(termasuk bank) dimana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang/uang yang dititipkannya.

Ada 2 jenis wadia’ah ini yaitu:

1. Wadi’ah amanah: pihak penyimpan tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan atau kehilangan barang yang disimpan, yang tidak diakaibatkan oleh perbuatan atau kelalaian penyimpan.

2. Wadi’ah Dhamanan: pihak penyimpan dengan atau tanpa ijin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang yang dititipkan dan bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang/uang yang disimpan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut menjadi hak penyimpan.

B. Mudharabah: Perjanjian antara pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (Mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Ada 2 jenis Mudharabah:

1. Mudharabah Mutlaqah: Mudharib diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal

2. Mudharabah Muqayyadah: Shahibul maal menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi mudharib.


(32)

A. Musyarakah: Perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik modal (uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha.

B. Murabahah: Persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.

C. Ijarah: Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka barang dikembalikan pada pemiliknya.

D. Ta’jiri: sama dengan ijarah, tetapi pada akhir masa sewa barang dijual

pada penyewa dengan harga yang disepakati bersama

E. Sharf: Kegiatan jual beli mata uang dengan mata uang lainnya

F. Qard: Pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak tertentu (Muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai dengan pinjaman. Muqridh dapat meminta jaminan atas pinjaman kepada

muqtaridh. Pengembalian pinjaman dapat dapat dilakukan secara angsuran ataupun sekaligus.

G. Qard Ul Hasan: Perjanjian pinjam meminjam uang atau barang dengan tujuan untuk membantu penerima pinjaman.

H. Bai Al Dayn: Perjanjian jual beli secara diskonto atas piutang atau tagihan yang berasal dari jual beli barang dan jasa

I. Kafalah: Jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain dimana pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu hutang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi hak penerima jaminan.


(33)

J. Rahn: Menjadikan barang berharga sebagai agunan untuk menjamin dipenuhinya suatu kewajiban

K. Salam: perjanjian jual beli barang pesanan (muslim fiih) antara pembeli (muslam) dengan penjual (muslamilaih)

L. Hiwalah: Pengalihan kewajiban dari satu pihak yang mempunyai kewajiban kepada pihak lain.

M. Ujr: imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan

N. Wakalah: Perjanjian pemberian kuasa kepd pihak lain yang ditunjuk untuk mewakilinya dalam melaksanakan suatu tugas/kerja atas nama pemberi kuasa.

2.3.2. Kegiatan Usaha

Bank wajib menerapkan prinsip syari’ah dalam melakukan kegiatan usahanya

yang meliputi:

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi:

1. Giro berdasarkan prinsip wadi’ah

2. Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah 3. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah, atau


(34)

Melakukan penyaluran dana melalui:

1. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istisna, ijarah, salam, dan jual beli lainnya

2. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah, dan bagi hasil lainnya

3. Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip hiwalah, rahn, qard, membeli, menjual dan atau menjamin atas resiko sendiri surat-surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction) berdasarkan prinsip jual beli atau hiwalah

4. Membeli surat-surat berharga pemerintah dan atau Bank Indonesia yang

diterbitkan berdasarkan prinsip syari’ah

Memberikan jasa-jasa:

1. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri atau nasabah berdasarkan prinsip wakalah

2. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip wakalah

3. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga

berdasarkan prinsip wadi’ah yad amanah

4. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk


(35)

5. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lain dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek berdasarkan prinsip Ujr

6. Memberikan fasilitas LC berdasarkan prinsip wakalah, murabahah,

mudharabah, musyarakah, dan wadi’ah serta memberikan garansi bank

berdasarkan prinsip kafalah

7. Melakukan kegiatan usaha kartu debet berdasarkan prinsip Ujr

8. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip wakalah

Melakukan kegiatan lain:

1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan pinsip sharf

2. Melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan prinsip musyarakah dan atau mudharabah pada bank atau perusahaan lain yang melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan prinsip musyarakah dan atau mudharabah untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya

4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun


(36)

2.4 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Secara umum ada empat bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan perusahaan yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari keempat laporan tersebut hanya 2 macam yang umum digunakan untuk analisis, yaitu laporan neraca, dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu bank yang melibatkan neraca dan laporan laba rugi. Neraca suatu bank

menggambarkan jumlah kekayaan, kewajiban, dan modal dari bank tersebut pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun pembukuan (31

Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau lutang dan modal disajikan pada sisi pasiva. Laporan Laba Rugi suatu bank menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari bank tersebut pada periode tertentu. Sebagaimana halnya dengan neraca, laporan laba rugi biasanya disusun setiap akhir tahun pembukuan (31 Desember). Dalam Laporan Laba Rugi disusun jumlah pendapatan dan jumlah biaya yang terjadi selama satu tahun yaitu mulai tanggal 1 Januari - 31 Desember. Apabila jumlah pendapatan melebihi jumlah biaya akan menghasilkan laba, sedangkan apabila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka perusahaan mengalami kerugian.


(37)

Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal bank pada waktu tertentu.

2. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.

3. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

4. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode. Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja mnanajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi dasar apakah manajemen berhasil atau tidak dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan dalam bidang

manajemen keuangan khususnya dan hal ini akan dapat tergambar dari laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen.

2.4.2 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Banyak pihak yang mempunyai kepentingan untuk mengetahui lebih mendalam tentang laporan keuangan oleh perusahaan. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan, antara lain: masyarakat, pemilik perusahaan, pemerintah, perpajakan, karyawan, dan manajemen bank.


(38)

a. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan keuangan yang ada dengan melihat angka-angka yang ada di laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank bersangkutan. Selain itu dengan diumumkannya laporan keuangan secara luas, maka bonafiditas dari bank yang bersangkutan akan diketahui dengan mudah, sehingga bagi calon debitur akan dapat memilih bank mana yang akan mampu membiayai proyeknya.

b. Bagi Pemilik/Pemegang Saham

Bagi pemegang saham sebagai pemilik, memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan untuk kemajuan perusahaan dalam menciptakan laba dan pengembangan usaha bank tersebut. Jika dianggap tidak memuaskan maka kemungkinan manajemen yang ada sekarang segera akan diganti dan sebaliknya. Penilaian pemegang saham akan lebih ditekankan pada

kemampuan manajemen dalam mengembangkan modalnya untuk memperoleh laba yang rasional, dan kemampuan manajemen bank yang bersangkutan dalam mendukung perkembangan usahanya.

c. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter dan pengembangan sektor-sektor industri tertentu. Mengingat


(39)

kedudukannya yang sangat strategis tersebut tidaklah mengherankan apabila Bank Indonesia merasa perlu mengadakan pengawasan dan pembinaan yang intensif terhadap bank-bank pemerintah maupun bank-bank swasta. Bahkan jika perlu akan ikut campur tangan langsung apabila ada suatu bank

mengalami berbagai kesulitan yang serius, dan sudah tentu hal ini pula cukup melegakan para penyimpan dana.

d. Bagi Perpajakan

Pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan, dengan mempelajari laporan keuangan yang telah diumumkan. Hal ini karena laba bank yang bersangkutan akan terlihat jelas dari laporan laba rugi. Selain dari itu dapat untuk mengukur kewajaran laba atau rugi yang diumumkan tersebut pihak pajak juga akan dapat membandingkanya dengan bank-bank lain yang sejenis.

e. Bagi Karyawan

Karyawan berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga mereka juga merasa perlu mengharapkan peningkatkan kesejahteraan apabila bank memperoleh keuntungan dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan bank sebagai perusahaan jasa memang selayaknya kesejahteraan para karyawan harus mendapatkan perhatian yang lebih, mengingat para karyawan tersebut merupakan faktor produksinya yang utama. Di samping itu dengan


(40)

terhadap penghasilan yang diterimanya tiap akhir tahun apakah sudah sepadan dengan pengorbanan yang diberikan kepada bank di mana ia bekerja.

f. Manajemen Bank

Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam megelola sumber daya yang dimilikinya.

2.5 Analisis Rasio Keuangan Bank

Mengingat ada kekhususan kegiatan usaha perbankan dibandingkan usaha manufaktur pada umumnya, maka oleh Bank Indonesia dan Ikatan Akuntansi Indonesia telah diterbitkan panduan penyusunan laporan keuangan perbankan dan proses akuntansinya yang lebih dikenal dengan Standar Khusus Akuntansi

Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). Untuk lebih mempermudah pemahaman tentang laporan keuangan perbankan di Indonesia, akan dijelaskan beberapa hal dari materi SKAPI dan PAPI sebagai berikut:

1. Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah.

2. Kurs tengah yaitu kurs jual ditambah kurs beli Bank Indonesia dibagi dua. 3. Bank wajib mengungkap posisi neto aktiva dan kewajiban dalam valuta asing yang masih terbuka (posisi devisa neto) menurut jenis mata uang.

4. Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan SKAPI.


(41)

perhitungan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.

6. Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu yang menyimpang SAK dan SKAPI dapat dilaksanakan jika hal tersebut tidak

menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan bank. 7. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sifat dan

perkembangan bank dari waktu ke waktu, maka laporan keuangan disajikan secara komparatif untuk 2 tahun terakhir.

8. Laporan neraca. 9. Laporan laba rugi. 10. Laporan arus kas.

11. Laporan komitmen dan kontijensi. 12. Catatan atas laporan keuangan.

13. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi.

2.6 Analisis Laporan Keuangan

Untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan, bias dilakukan dengan analisa laporan keuangan. Analisa yang dilakukan mempunyai tekanan yang berbeda antara kreditor jangka pendek, kreditor jangka panjang dan pemilik perusahaan. Ada yang lebih tertarik pada posisi likuiditas dan ada yang tertarik pada profitabilitaas. Alat analisayang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi


(42)

dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional. Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :

2.6.1 Rasio Likuiditas.

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang sering digunakan dalah current ratio, quick ratio (acid test ratio) dan cash ratio.

2.6.2. Rasio Leverage.

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan. Rasio ini mempunyai beberapa implikasi, pertama, para pemberi kredit akan melihat kepada modal sendiri untuk melihat batas keamanan pemberian kredit. Kedua,dengan menggunakan hutang, memberi dampak yang positif bagi pemilik, karena perusahaan memperoleh dana tetapi pemilik tidak kehilangan kendali atas perusahaan. Ketiga, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari beban bunga, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri akan menjadi lebih besar. Didalam praktek rasio ini dihitung

dengan dua cara. Pertama, dengan memperhatikan data yang ada dineraca. Kedua, mengukur resiko hutang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap hutang bisa ditutup oleh laba operasi. Kedua, kelompok rasio ini bersifat saling melengkapi, dan umumnya para analis menggunakan keduanya. Analisa ini terdiri dari Debt Ratio (rasio hutang), Times Interest Karned, Fixed Charger Coverage dan Debt Service Coverage.


(43)

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta. Rasio ini terdiri dari inventory turn over, periode pengumpulan piutang, fixed asset turn over, dan total asset turn over.

2.6.4 Rasio Profitabilitas.

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini terdiri dari profit margin on sales, return on total asset, return on net worth.

2.6.5 Rasio Pertumbuhan.

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.

2.6.6 Rasio Penilaian.

Rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio resiko dengan rasio hasil pengembalian.

2.7 Penilaian Kesehatan Bank Menurut Metode Camel

Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank


(44)

melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen,

rentabilitas,likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

Penilaian faktor-faktor komponen dilakukan dengan sistem kredit (system reward) yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100. Hasil kuantifikatif dari

komponen-komponen tersebut dinilai lebih lanjut dengan memperhatikan

informasi dan aspek-aspek lain yang secara material berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor. Tingkat kesehatan bank digolongkan dalam empat kategori yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

Sebagai pengawas bank, Bank Indonesia juga menilai performance bank dengan memperhatikan enam indikator yang disebut CAMELS. Penilaian sistem

CAMELS ini mengukur apakah manajemen bank telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat. Untuk melakukan penilaian kesehatan suatu bank dapat dilihat dari berbagai aspek. Penilaian bertujuan untuk

menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas serta pembina bank-bank dapat memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan dengan baik atau bahkan dihentikan operasinya.


(45)

Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan pasal 29, yang isinya adalah:

1. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia 2. Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan

memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,

rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.

3. Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha sesuai dengan

prinsip-prinsip kehati-hatian.

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tentang perbankan tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan Surat Edaran No. 23/21/BPPP tanggal 28 Februari 1991.

Metode penilaian tingkat kesehatan bank tersebut diatas kemudian dikenal dengan metode CAMEL. Karena telah dilakukan perhitungan tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL selanjutnya dilanjutkan dengan perhitungan tingkat kepatuhan bank pada beberapa ketentuan khusus, metode tersebut selanjutnya dikenal dengan istilah CAMEL Plus. Penilaian kesehatan bank meliputi 5 aspek yaitu:


(46)

1. Capital, untuk rasio kecukupan modal

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:

a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku.

b. Komposisi permodalan.

c. Trend ke depan/ proyeksi KPMM.

d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank. e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan).

f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha. g. Akses kepada sumber permodalan.

h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.

2. Assets, untuk rasio kualitas aktiva

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:

a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif.

b. Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit. c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah non performing assets dibandingkan dengan aktiva produktif.


(47)

d. Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.

f. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif. g. Dokumen aktiva produktif.

h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

3.Management,untuk menilai kualitas manajemen

Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:

a. Manajemen umum.

b. Penerapan sistem manajemen risiko.

c. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lain.

4. Earning, untuk rasio-rasio rentabilitas bank

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:

a. Return On Assets (ROA). b. Return On Equity (ROE). c. Net Interest Margin (NIM).

d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO). e. Perkembangan laba operasional.

f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan. g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya


(48)

h. Prospek laba operasional

5.Liquidity, untuk rasio-rasio likuiditas bank

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:

a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva liquid kurang dari 1 bulan.

b. Onemonth maturity mismatch ratio. c. Loan to Deposit Ratio (LDR).

d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang.

e. Ketergantungan pada dana antara bank dan deposan inti.

f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and Liabilities Management/ ALMA)

g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya.

h. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK).

2.8 Kriteria Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penilaian


(49)

terhadap faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas. Pendekatan kuantitatif diperlukan karena masing-masing faktor tersebut mengandung berbagai aspek yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya serta saling mempengaruhi.

Pelaksanaan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan dengan cara: 1. Mengkuantifikasi beberapa komponen penting dari masing-masing faktor. 2. Atas dasar kuantifikasi komponen-komponen penting tersebut dilakukan penilaian lebih lanjut dengan memperhatikan aspek lain yang secara materiil berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor. Sedangkan tata cara kuantifikasi penilaian kesehatan dilakukan dengan reward system yaitu memberikan nilai kredit 0 sampai dengan 100

2.8.1 Manfaat Penilaian Kesehatan Bank

Dalam pemeriksaan bank, sebagai implikasi terhadap fungsi pengawasan oleh Bank Indonesia, dikaitkan dengan ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank ini pada prinsipnya merupakan kepentingan pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun bagi pengawas dan pembina bank.

Ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank, bank dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai:

1. Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolan bank telah sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku


(50)

2. Standar untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank secara individual maupun untuk industri perbankan secara keseluruhan.

2.9Analisis Kinerja Keuangan

Pengertian Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 ). Kinerja

diartikan sebagai “ sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan

kerja ( tentang peralatan)”. Sedangkan Keuangan diartikan sebagai “ seluk beluk uang, keadaan uang“.

Jadi, Kinerja keuangan adalah suatu prestasi yang dicapai oleh suatu lembaga atau perusahaan yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan. Menurut Weston dan Copeland, rasio-rasio keuangan yang utama digolongkan menjadi enam jenis, yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio financial leverage, rasio pertumbuhan, dan rasio penilaian.

2.9.1Alat analisis pada Kinerja Keuangan

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode CAEL yaitu :

1. Capital

(CAR) Capital Adequacy Ratio

Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh


(51)

dana - dana dari sumber – sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dll.

2. Assets

Non Performing Loan (NPL)

Rasio Kredit diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL), yangmerupakan perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap totalkredit yang diberikan. Credit Risk adalah risiko yang dihadapi bank karenamenyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada

masyarakat(Masyud Ali, 2006). Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti

pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dll. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERN DPNP tgl 24 Desember 2004):

3. Equity

Return On Assets (ROA)

ROA yang juga disebut sebagai rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara net income dengan total asset yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :


(52)

4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat dan distribusi bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio biaya operasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

5. Return on Equity (ROE)

kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia untuk pemegang saham. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus:

6. Liquidity

(LDR) Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio menunjukkan kemampuan bank didalam

menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari masyarakat (Achmad dan Kusuno, 2003).


(53)

2.10 Hasil penelitian terdahulu

Beberapa penelitian mengenai kinerja keuangan diantaranya adalah yang dilakukan oleh Payamta dan Setiawan ( 2004 ) yang meneliti pengaruh merger dan akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabiltas, likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas hanya rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset turnover, Return on Investment, Return on Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Total Asset to Debt, dan Net Worth to Debt yang mengalami penurunan signifikan. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Widjarnako ( 2006 ) meneliti prusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan kinerja keuangan leverage dan profitabilitas. Penelitian ini menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena merger dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah.

Murni Hadiningsih ( 2007 ) meneliti dampak jangka panjang akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi yang melakukan merger dan akuisisi selama periode 2000-2004. Kinerja keuangan yang diteliti terdiri rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio

leverage, dan return saham. Hasilnya menunjukkan pada perusahaan pengakuisisi current ratio, quick ratio, debt to equity ratio dan net profit margin mengalami


(54)

penurunan pada satu tahun sesudahmerger dan akuisisi dan mengalami peningkatan pada tahun kedua sesudahmerger dan akuisisi. Pada fixed asset turnover,total asset turnover, debt to total asset mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan akuisisi dan pada operating profit dan return on investment mengalami penurunan pada masasesudah merger dan akuisisi. Sementara return on equity mengalami peningkatanpada tahun pertama merger dan akuisisi, namun menurun pada tahun keduasesudah merger dan akuisisi.

Pada perusahaan diakuisisi current ratio, quick ratio, fixed asset turnover dan return on equity mengalami peningkatan pada masa sesudah merger danakuisisi. Sementara pada total asset turnover, net profit margin dan return on investment meningkat pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi, namunmenurun pada tahun kedua setelah merger dan akuisisi. Pada debt to total asset dan debt to equity ratio mengalami penurunan pada tahun pertama sesudah mergerdan

akuisisi dan meningkat pada tahun kedua sesudah merger dan akuisisi. Sedangkan operating profit mengalami penurunan pada masa sesudah merger danakuisisi. Namun,peningkatan dan penurunan tersebut tidak nyata secara statistik.

Ray ( 2012 )melakukan penelitian pada bank Mutiara sebelum dan sesudah ditangani oleh Lembaga Penjamin Simpanan, dimana pada hal ini menggunakan konsep metode CAMELS dalam penelitianya, yang akhirnya peneliti mengikuti jejak peneilian sebelumnya dengan menggunakan metode CAMEL yang hanya ada beberapa variabel yang di kurang dan ditambah dalam penelitian, dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep penelitian dari Ray, tetapi dalam versi yang baru dan lebih segar kembali.


(55)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Menurut Sugiyono (2005),

”penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan”.

3.2Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan metode : 1. Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data melalui instansi, perusahaan, atau lembaga yang berkaitan dan website yang relevan dengan pokok bahasan.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur serta berbagai publikasi ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.


(56)

3.3Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

1. Data Runtut Waktu

Data Runtut Waktu yaitu data yang secara kronologis disusun berdasarkan waktu pada variabel tertentu. Data runtut waktu digunakan untuk melihat perubahan dalam rentang waktu tertentu. Dalam skripsi ini, data runtut waktu yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yaitu dari tahun 2010 sampai desember 2011.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi atau dengan kata lain data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.

3.3.2 Sumber Data

Perolehan data sekunder ini dilakukan dengan teknik dokumentasi yang diambil dari website milik BEI ( Bursa Efek Indonesia ) berupa laporan keuangan perusahaan. Selain itu, data juga didapatkan melalui perspektif perusahaan yang bersangkutan dan internet.

3.4Analisis Data Deskriptif

Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan


(57)

keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja keuangan perusahaan..

Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba.

Rasio Keuangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah ratio CAEL yaitu :

a. Capital

CAR (Capital Adequacy Ratio)

b. Assets

Non Performing Loan (NPL).

c. Equity


(58)

2. Return on Equity (ROE).

Biaya Operasioal terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

d. Liquidity

Loan to Deposit Ratio (LDR)

3.5 Uji Beda Berpasangan (T Paired Sample)

Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda berpasangan , uji –t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistic satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan mean dan keragamana dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analsis dua kelompok rancangan percobaan acak.

Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji t berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa.


(59)

Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya.

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam uji-t berpasangan adalah:

Uji-t berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah jumlah sampel.

Hipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.Aspek Capital. Ho = K1– K2 = 0

Ha = K1– K2≠ 0

Ket : 1. Ho = hipotesis 1 2. Ha = hipotesis 2

3. K1 = CAR Bank BRI 4. K2 = CAR Bank BNI

2. Aspek Assets. Ho = A1 – A2 = 0 Ha = A1 – A2 ≠ 0

Ket : 1. Ho = hipotesis 1 2. Ha = hipotesis 2


(60)

3. A1 = NPL Bank BRI 4. A2 = NPL Bank BNI

3. Aspek Equity Ho = E1 – E2 = 0 Ha = E1 – E2 ≠ 0

Ket : 1. Ho = hipotesis 1 2. Ha = hipotesis 2

3. E1 = ROE Bank BRI 4. E2 = ROE Bank BNI

4. Aspek Liquidity Ho = L1 – L2 = 0 Ha = L1 – L2 ≠ 0

Ket : 1. Ho = hipotesis 1 2. Ha = hipotesis 2

3. L1 = LDR Bank BRI 4. L2 = LDR Bank BNI


(61)

3.6 Batasan penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian yang dianalisis adalah dengan menggunakan data runtut waktu, dengan periode waktu analisis tahun Desember 2010 sampai Desember 2011.

b. Alat pengujian hipotesis menggunakan uji perbedaan rata-rata antara 2 tahun ( Desember 2010 – Desember 2011 )


(62)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang,maka dari hal itu di dapatlah hasil dari pembahasan yang merupakan kesimpulan dari hasil penelitian ini, yang dimana dalam pelaksanaanya digunakan metode CAMELS sebagai tolak ukur kinerjanya. Maka hasil yang kinerja yang didapat berdasarkan metode tersebut, adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Perbandingan rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR Bank BRISyariah Tbk. Dan Bank BNISyariah Tbk. 2010 - 2011

Rasio BRISyariah BNISyariah Keterangan

CAR 17,68% 24,17% BNISyariah

NPL 2,98% 3,60% BRISyariah

ROA 27,5% 95% BNISyariah

ROE 1,23% 5,14% BNISyariah

BOPO 99,16% 88,07% BNISyariah


(63)

Dari tabel 5.1 diatas maka dibuat hasil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan didalam kinerja CAR BRISyariah. Dengan BNI Syariah dimana dalam penggunaan CAR, CAR BNISyariah lebih baik dari CAR BRISyariah yang mengindikasiakan tingkat kecukupan modal BNI syariah yang lebih unggul. Namun jika dilihat dari sisi ATMRnya BRISyariah lebih unggul dibandingkan BNISyariah yang mengindikasikan dalam tingkat kepercayaan nasabah BRISyariah lebih baik.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan didalam kinerja NPL BRISyariah, dimana dalam penggunaan NPL BRI Syariah lebih baik dari NPL BNI

Syariah walaupun hanya perbedaan yang sangat tipis sekali, tetapi secara rata-rata NPL BRI syariah lebih baik, ini merupakan prestasi tersendiri untuk BRISyariah karena dengan pembiayaannya yang besar BRISyariah mampu menekan laju kredit bermasalahnya.

3. Terjadi perbedaan yang nyata pada kinerja profitabilitas bank dimana pada sisi, ROA, ROE dan BOPO bank BNI Syariah secara keseluruhan lebih baik dari BRI Syariah yang mengindikasikan kemampuan menghasilkan laba pada bank BNI Syariah lebih baik dari laba bank BRI Syariah di tahun 2011, tetapi jika dilihat dari sisi assets BRISyariah lebih baik dibandingan BNISyariah. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan bank BRI Syariah

dengan bank BNI Syariah, dimana pada komposisi FDR, tingkat likuiditas bank BNI Syariah lebih baik dari BRI Syariah yang mengindikasikan

kemampuan bank BNI Syariah dalam memenuhi kewajiban likuiditasnya lebih baik dibandingkan tingkat likuiditas bank BRI Syariah


(64)

5.2 Saran

1. Bagi Bank BRI Syariah, sebaiknya memperbaiki pada rasio CAR, ROA, ROE, dan LDRnya, karena dengan pembiayaan dan assets yang besar seharusnya BRISyariah mampu memperoleh laba yang besar.

2. Bagi Bank BNI Syariah sebaiknya memperbaiki pada sisi kredit bermasalahnya yaitu dengan cara memperbaiki manajemen penilaian terhadap pemberian kredit atau pembiayaan kepada nasabah, sehingga kredit/pembiayaan bermasalahnya dapat ditekan.

3. Bagi Peneliti, penelitian untuk jenjang 2011-2012 sangat menarik untuk penelitian selanjutnya, karena peneliti selanjutnya dapat meneliti dampak dari besarnya investasi yang dilakukan BRISyariah sehingga assetnya naik dan ditahun 2012 ini apakah BRISyariah dapat meningkatkan laba dengan asset yang besar ditahun 2011, lalu peneliti selanjutnya dapat mengetahui apakah BRI memperbaiki unsur permodalannya selanjutnya diharapkan penelitian selanjutnya untuk menggunakan rentang waktu yang lebih lama dan bentuk variabel yang lebih komplit, agar dapat meningkatkan

kesempurnaannya karena dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua sampel perusahaan dan jangka waktu yang relatif pendek.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston ( terj ). 2001. Manajemen Keuangan jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Halim, (2003), Analisis Investasi, Yogyakarta : Salemba Empat Hanafi, (2003), Manajemen Keuangan I, BPFE, Yogyakarta

Hardiningsih, Murni. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan

Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta ( BEJ ). Yogyakarta : FEUII. Harmono. 2009. Manajemen Keuangan : Berbasis Balance Scorecard. Jakarta :

PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu, S.P. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan. Masalah. Jakarta : PT Toko Gunung Agung.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas di Pasar Modal. edisi 2. UPP-AMP-YKPN. Yogyakarta.

Johnson, Hazel J. Bank Mergers, Acquisition&Strategic Alliances. New York: Richard D. Irwin, Inc., 1995

Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: PT BPFE.

Sinkey, Joseph F., Jr. Commercial Bank Financial Management. New York: Macmillan Publishing Co., Inc., 1983

Sjahdeini, Sutan remy, Prof. DR. SH. Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank. Jakarta: Perpustakaan IBI. Tidak dipublikasi


(66)

Sulistiono, (1998), Teori-Teori Pasar Modal, Yogyakarta : Erlangga

Tandelilin Eduardus, (2005), Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE, Yogyakarta

Taswan. (2006). Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi.UPP STIM YKPN.

Weston, J.Fred dan Eugene F. Brigham (terj). 1990. Dasar-dasar Manajemen Keuangan jilid 2. Jakarta : Erlangga.

www.BI.go.id

www.BRISyariah.com www.BNISyariah.com


(1)

47

3.6 Batasan penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian yang dianalisis adalah dengan menggunakan data runtut waktu, dengan periode waktu analisis tahun Desember 2010 sampai Desember 2011.

b. Alat pengujian hipotesis menggunakan uji perbedaan rata-rata antara 2 tahun ( Desember 2010 – Desember 2011 )


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang,maka dari hal itu di dapatlah hasil dari pembahasan yang merupakan kesimpulan dari hasil penelitian ini, yang dimana dalam pelaksanaanya digunakan metode CAMELS sebagai tolak ukur kinerjanya. Maka hasil yang kinerja yang didapat berdasarkan metode tersebut, adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Perbandingan rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR Bank BRISyariah Tbk. Dan Bank BNISyariah Tbk. 2010 - 2011

Rasio BRISyariah BNISyariah Keterangan

CAR 17,68% 24,17% BNISyariah

NPL 2,98% 3,60% BRISyariah

ROA 27,5% 95% BNISyariah

ROE 1,23% 5,14% BNISyariah

BOPO 99,16% 88,07% BNISyariah


(3)

79

Dari tabel 5.1 diatas maka dibuat hasil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan didalam kinerja CAR BRISyariah. Dengan BNI Syariah dimana dalam penggunaan CAR, CAR BNISyariah lebih baik dari CAR BRISyariah yang mengindikasiakan tingkat kecukupan modal BNI syariah yang lebih unggul. Namun jika dilihat dari sisi ATMRnya BRISyariah lebih unggul dibandingkan BNISyariah yang mengindikasikan dalam tingkat kepercayaan nasabah BRISyariah lebih baik.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan didalam kinerja NPL BRISyariah, dimana dalam penggunaan NPL BRI Syariah lebih baik dari NPL BNI

Syariah walaupun hanya perbedaan yang sangat tipis sekali, tetapi secara rata-rata NPL BRI syariah lebih baik, ini merupakan prestasi tersendiri untuk BRISyariah karena dengan pembiayaannya yang besar BRISyariah mampu menekan laju kredit bermasalahnya.

3. Terjadi perbedaan yang nyata pada kinerja profitabilitas bank dimana pada sisi, ROA, ROE dan BOPO bank BNI Syariah secara keseluruhan lebih baik dari BRI Syariah yang mengindikasikan kemampuan menghasilkan laba pada bank BNI Syariah lebih baik dari laba bank BRI Syariah di tahun 2011, tetapi jika dilihat dari sisi assets BRISyariah lebih baik dibandingan BNISyariah. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan bank BRI Syariah

dengan bank BNI Syariah, dimana pada komposisi FDR, tingkat likuiditas bank BNI Syariah lebih baik dari BRI Syariah yang mengindikasikan

kemampuan bank BNI Syariah dalam memenuhi kewajiban likuiditasnya lebih baik dibandingkan tingkat likuiditas bank BRI Syariah


(4)

80

5.2 Saran

1. Bagi Bank BRI Syariah, sebaiknya memperbaiki pada rasio CAR, ROA, ROE, dan LDRnya, karena dengan pembiayaan dan assets yang besar seharusnya BRISyariah mampu memperoleh laba yang besar.

2. Bagi Bank BNI Syariah sebaiknya memperbaiki pada sisi kredit bermasalahnya yaitu dengan cara memperbaiki manajemen penilaian terhadap pemberian kredit atau pembiayaan kepada nasabah, sehingga kredit/pembiayaan bermasalahnya dapat ditekan.

3. Bagi Peneliti, penelitian untuk jenjang 2011-2012 sangat menarik untuk penelitian selanjutnya, karena peneliti selanjutnya dapat meneliti dampak dari besarnya investasi yang dilakukan BRISyariah sehingga assetnya naik dan ditahun 2012 ini apakah BRISyariah dapat meningkatkan laba dengan asset yang besar ditahun 2011, lalu peneliti selanjutnya dapat mengetahui apakah BRI memperbaiki unsur permodalannya selanjutnya diharapkan penelitian selanjutnya untuk menggunakan rentang waktu yang lebih lama dan bentuk variabel yang lebih komplit, agar dapat meningkatkan

kesempurnaannya karena dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua sampel perusahaan dan jangka waktu yang relatif pendek.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston ( terj ). 2001. Manajemen Keuangan jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Halim, (2003), Analisis Investasi, Yogyakarta : Salemba Empat Hanafi, (2003), Manajemen Keuangan I, BPFE, Yogyakarta

Hardiningsih, Murni. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan

Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta ( BEJ ). Yogyakarta : FEUII. Harmono. 2009. Manajemen Keuangan : Berbasis Balance Scorecard. Jakarta :

PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu, S.P. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan. Masalah. Jakarta : PT Toko Gunung Agung.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas di Pasar Modal. edisi 2. UPP-AMP-YKPN. Yogyakarta.

Johnson, Hazel J. Bank Mergers, Acquisition&Strategic Alliances. New York: Richard D. Irwin, Inc., 1995

Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: PT BPFE.

Sinkey, Joseph F., Jr. Commercial Bank Financial Management. New York: Macmillan Publishing Co., Inc., 1983

Sjahdeini, Sutan remy, Prof. DR. SH. Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank. Jakarta: Perpustakaan IBI. Tidak dipublikasi


(6)

Sudarsono, Heri, (2003), Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi 2. Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas FE UII, Yogyakarta.

Sulistiono, (1998), Teori-Teori Pasar Modal, Yogyakarta : Erlangga

Tandelilin Eduardus, (2005), Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE, Yogyakarta

Taswan. (2006). Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi.UPP STIM YKPN.

Weston, J.Fred dan Eugene F. Brigham (terj). 1990. Dasar-dasar Manajemen Keuangan jilid 2. Jakarta : Erlangga.

www.BI.go.id

www.BRISyariah.com www.BNISyariah.com


Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk

3 24 96

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

1 8 7

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional ( Studi Kasus pada BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah – BNI Konvensi

0 6 23

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional ( Studi Kasus pada BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah – BNI Konvensi

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional ( Studi Kasus pada BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah – BNI Konvensional, BRI Konvensional, Bank Mandiri Konvensional Periode Tahun 2011-2014 )

0 2 11

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH (PERSERO), TBK Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (Persero), TBK.

0 1 12

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH (PERSERO), TBK Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (Persero), TBK.

0 1 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 1 14

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri COVER

0 0 11

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2012)

0 0 12