Analisis Laporan Keuangan LANDASAN TEORI
Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang RI No 7 tahun 1992 tentang
perbankan pasal 29, yang isinya adalah:
1. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia
2. Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan
memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan
usaha bank. 3.
Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 2 dan wajib melakukan usaha sesuai dengan
prinsip-prinsip kehati-hatian.
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tentang perbankan tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 265BPPP tanggal 29 Mei 1993
yang mengatur tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan
Surat Edaran No. 2321BPPP tanggal 28 Februari 1991.
Metode penilaian tingkat kesehatan bank tersebut diatas kemudian dikenal dengan metode CAMEL. Karena telah dilakukan perhitungan tingkat kesehatan bank
berdasarkan metode CAMEL selanjutnya dilanjutkan dengan perhitungan tingkat kepatuhan bank pada beberapa ketentuan khusus, metode tersebut selanjutnya
dikenal dengan istilah CAMEL Plus. Penilaian kesehatan bank meliputi 5 aspek yaitu:
1. Capital, untuk rasio kecukupan modal Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen: a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM
terhadap ketentuan yang berlaku. b. Komposisi permodalan.
c. Trend ke depan proyeksi KPMM. d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank.
e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan laba ditahan.
f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha. g. Akses kepada sumber permodalan.
h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.
2. Assets, untuk rasio kualitas aktiva Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen: a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva
produktif. b. Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit.
c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah non performing assets dibandingkan dengan aktiva produktif.
d. Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP.
e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif. f. Sistem kaji ulang review internal terhadap aktiva produktif.
g. Dokumen aktiva produktif. h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
3.Management,untuk menilai kualitas manajemen Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen: a. Manajemen umum.
b. Penerapan sistem manajemen risiko. c. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank
Indonesia dan atau pihak lain. 4. Earning, untuk rasio-rasio rentabilitas bank
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:
a. Return On Assets ROA. b. Return On Equity ROE.
c. Net Interest Margin NIM. d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional BOPO.
e. Perkembangan laba operasional. f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan.
g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya