23
2.5 Siklus Hidup Perusahaan
Siklus hidup perusahaan terdiri dari empat tahap utama, yaitu start - up
, growth, maturity, decline Black, 1998 . 1.
Ciri perusahaan start - up adalah : volume penjualan awalnya rendah, menderita kerugian akibat adanya start - up cost dan tingkat likuiditasnya
rendah. Sebagian besar dana adalah pinjaman, umumnya perusahaan tidak membagikan dividen.
2. Ciri perusahaan growth adalah : perusahaan mengalami peningkatan
penjualan, keuntungan, likuiditas, dan peningkatan rasio ekuitas tehadap utang, serta mulai membayar dividen. Perusahaan mulai melakukan
diversivikasi dalam lini produk yang berhubungan erat. 3.
Ciri perusahaan maturity adalah : perusahaan mengalami puncak tingkat penjualan tetapi mengalami penurunan laba akibat kompetisi harga.
Tingkat likuiditasnya tinggi, perusahaan membayar dividen yang tinggi. Akuisisi ekstenal merupakan cara yang menarik bagi perusahaan untuk
menginvestasikan dana yang berlebih secara menguntungkan. 4.
Ciri perusahaan decline adalah : perusahaan mengalami penurunan penjualan secara signifikan sehingga terjadi kerugian dan pembayaran
dividen terhenti.
2.6 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah menguji pengaruh life - cycle perusahaan terhadap pengaruh hubungan pengukuran kinerja akuntansi dengan
24
nilai pasar ekuitas antara lain dilakukan oleh Black 1998 , Habbe dan Hartono 2001 , Atmini 2002 , San Susanto dan Erni Ekawati 2006 .
Penelitian Black 1998 menguji pengaruh life - cycle tehadap incremental value
relevance arus kas dan laba. Black menggunakan 22.082 tahun perusahaan observasi yang terdistribusi ke dalam empat tahap siklus
hidup perusahaan. Hasil penelitian memperoleh bukti empiris bahwa paling tidak satu dari tiga komponen utama arus kas arus kas operasi bermanfaat
dalam menjelaskan return saham dalam tiap siklus hidup perusahaan. Habbe dan Hartono 2001 menguji pengaruh life - cycle perusahaan
terhadap incremental value relevance informasi laba. Penelitian tersebut menggunakan 706 tahun perusahaan dari 768 tahun perusahaan yang tersedia
selama 1989 – 1996. Sampel diklasifikasikan menjadi lima fase life - cycle perusahaan dengan menggunakan common factor analysis. Hasil penelitian
menunjukkan bukti empiris bahwa laba akuntansi berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas. Selain itu nampak bahwa laba mempunyai determinasi
yang kuat terhadap pergerakan nilai pasar ekuitas pada semua tahap siklus hidup perusahaan, namun pada tahap growth dan mature laba mempunyai
value relevance yang lebih baik dibanding pada tahap lainnya.
Penelitian Atmini 2002 mengamati laporan keuangan mulai tahun 1989 – 1996 dan dengan menggunakan metode pengklasifikasian seperti apa
yang digunakan oleh Black 1998 berhasil memilih sampel sebanyak 54 tahun perusahaan dari 788 tahun perusahaan yang diklasifikasikan ke dalam
tahap growth dan mature. Hasil penelitian memberikan bukti bahwa siklus
25
hidup perusahaan mempengaruhi incremental value relevance informasi laba dan arus kas. Laba dan arus kas pendanaan mempunyai value relevance pada
tahap growth sedangkan arus kas investasi mempunyai value relevance pada tahap mature.
Penelitian oleh San Susanto dan Erni Ekawati 2006 tidak menunjukkan konsistensi dengan penelitian Black 1998 maupun Atmini
2002 tetapi diharapkan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa siklus hidup perusahaan
mempengaruhi relevansi informasi laba dan aliran kas. Aliran kas investasi dan aliran kas pendanaan mempunyai value-relevance pada tahap start-up
sedangkan laba, aliran kas operasi, aliran kas pendanaan mempunyai value- relevance
pada tahap growth. Pada tahap mature laba dan komponen aliran kas mempunyai value-relevance sedangkan pada tahap decline aliran kas
operasi dan aliran kas pendanaan yang mempunyai value-relevance.
2.7 Kerangka Berpikir