11 Disisi lain Fakultas Teologi UKSW adalah lembaga pendidikan teologi yang bersifat
ekumenis dan interdenominasi, serta didukung oleh gereja-gereja pendukung UKSW yang berjumlah 18 sinode yang menjadikan fakultas ini terbuka bagi seluruh mahasiswa dari
berbagai gereja yang ada untuk mengenyam pendidikan didalamnya. Sebagai institusi pendidikan teologi yang berlatar belakang tradisi reformasi, fakultas teologi ini mengakui
Ketuhanan Yesus Kristus dan menerima Alkitab Perjanjian lama dan Perjanjian Baru sebagai Firman Allah yang mendasari kehidupan iman dan perilaku Kristen. Dalam akreditasi
juga Fakultas Teologi UKSW memiliki dua badan akreditasi yaitu Badan Akreditasi Nasioal Perguruan Tinggi BAN-PT yang merupakan institusi resmi pemerintah dan di bawah
naungan Departemen Pendidikan Nasional telah menyatakan bahwa Fakultas Teologi mendapatkan nilai akreditasi “A” sebagai peringkat tertinggi dari akreditasi pemerintah bagi
program studi teologi pada tingkat S-1.
28
Dalam perjalanannya Fakultas Teologi merupakan kelanjutan dari jurusan Pendidikan Agama Kristen PAK dalam lingkup FKIP UKSW. Pada
tahun 1969 secara resmi Fakultas Teologi mulai menyelenggarakan program pendidikannya dengan gelar Sarjana Muda Teologi.
Pada tahun 1974, Fakultas Teologi mulai menyelenggarakan program sarjana lengkap, dengan jurusan khusus gereja dan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan
kepemimpinan gereja yang mempunyai kemampuan dalam analisa sosial dan memahami interaksi timbal balik antar agama gereja dan masyarakat. Dalam visi misi Fakultas Teologi
mengatakan bahwa gereja dan komunitas Kristen serta institusi pendidikannya bertanggung jawab untuk mengusahakan pembangunan manusia seutuhnya antara lain melalui pendidikan
yang membebaskannya dari kebodohan dan keterbelakangan yang menghambat pemenuhan kemanusiaannya. Namun usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
haruslah didasari oleh “Takut Akan Tuhan Adalah Permulaan Hikmat”. Hikmat di sini lebih dari sekedar pengetahuan tetapi kebijaksanaan hidup yang berhubungan dengan dimensi
religius dan moral. Dimensi religius adalah pengakuan akan Tuhan sebagai pencipta, penyelamat dan pembaharuan manusia dan seluruh ciptaan. Dimensi moral berarti bahwa
pengetahuan yang dicapai haruslah digunakan untuk kesejahteraan dan kebaikan manusia dan keutuhan ciptaan. Di samping itu kita juga harus turut serta mengusahakan terciptanya
masyarakat yang lebih adil, manusiawi, damai, utuh tanpa diskriminasi atas dasar apapun baik itu ras, seks, golongan dan agama.
29
28
Fakultas Teologi, Katalog Fakultas Teologi 2011, 1
29
Fakultas Teologi, Katalog Fakultas Teologi 2011, 2
12
3.2. Motivasi Guru Huria Melakukan Studi di Fakultas Teologi UKSW.
3.2.1. Awal Motivasi Guru Huria Melakukan Studi Teologi
Motivasi adalah “Dorongan Dasar” yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dan tinggal bagaimana orang tersebut dapat memiliki kemampuan melaksanakan dan mau
melaksanakan serta faktor-faktor apa yang mendukung hal tersebut sehingga mencapai tujuannya.
30
Dalam pelayanan Guru Huria pada saat ini, sudah bukan menjadi hal yang rahasia lagi jika pelayanan Guru Huria di tengah-tengah gereja sudah mulai berkurang.
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong para Guru Huria untuk mampu bersaing dan menjawab segala permasalahan dan tantangan yang harus
dihadapi dalam pelayanan di HKBP. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini membuat semakin bertambah banyaknya pendeta di HKBP sesuai dengan data alamanak di
HKBP yang mencatat jumlah Pendeta saat ini 1.606 dan Guru Huria berjumlah 307 yang berstatuskan melayani secara aktif, sungguh sangat berbeda jumlah antara pendeta dan Guru
Huria yang ada saat ini.
31
Dari pendapat salah satu Guru Huria yang penulis wawancarai mengatakan bahwa dengan bertambah banyaknya jumlah pendeta saat ini memang menjadi suatu kebanggan
tersendiri dalam pelayanan di HKBP akan tetapi disamping kebanggan itu hal ini juga menjadi keprihatinan beliau akan nasib para Guru Huria yang masih aktif saat ini, dimana
dalam pelayanan yang mereka lakukan kebanyakan sudah di ambil alih oleh para pendeta. Pada umumnya dalam satu gereja terdapat pelayan Pendeta, Guru Huria, Bibelvrow dan
Diakones. Tetapi kenyataan yang ada pada saat ini adalah gereja menempatkan dua pendeta sekaligus dimana pendeta itu lah yang menggantikan peranan Guru Huria saat ini terutama di
wilayah-wilayah perkotaan.
32
Sementara sesuai dengan aturan yang ada di HKBP bahwa para pelayan yang ada baik itu Guru Huria maupun pendeta sudah memiliki tugasnya masing-masing maka pendeta tidak
dapat mengambil alih tugas Guru Huria karena hal tersebut sudah diatur dalam peraturan HKBP. Maka dari itu melihat begitu banyaknya pendeta saat ini dan kebutuhan jemaat akan
pelayan gereja yang lebih maju baik itu dari segi pendidikan dan yang lainnya maka beliau merasa terdorong untuk melanjutkan studi di Fakultas Teologi agar nantinya sebelum Guru
Huria semakin tidak digunakan lagi dalam pelayanan di HKBP beliau dan beberapa teman yang lain yang melanjutkan studi teologi dapat menyuarakan aspirasi teman-teman Guru
30
H. Hamzah B.Uno, Teori Motivasi Pengukurannya, 1
31
Almanak HKBP 2015, 516
32
Hasil wawancara dengan Guru Huria Sihombing, November 2015
13 Huria lain yang memang sudah tidak mampu lagi untuk melanjutkan studi untuk tetap bisa
melayani dan memiliki fungsi yang sesaui dengan tugas dan panggilan para Guru Huria.
33
Dalam pelaksaan studi ini Guru Huria Simanjuntak mengatakan bahwa sinode atau kantor pusat mewajibkan setiap Guru Huria yang ingin melanjutkan Studi Teologi untuk
mengurus surat keputusan SK yang dikeluarkan Sinode bagi para Guru Huria yang melanjutkan Studi Teologi dengan ketentuan sesuai SK.
34
Surat Keputusan No: 01GrSKIV2014 Ephorus Ketua Sinode Huria Kristen Protestan HKBP yang bertempat di Pearaja Tarutung Tapanuli Utara, Sumatera Utara sebagai berikut:
35
Menimbang: Perlunya para pelayan HKBP meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan baik melalui pendidikan Formal maupun Informal sehingga dapat memapukan warga jemaat
menghadapi tantangan imannya. Mengingat: Aturan Peraturan HKBP 1982-1992 dan 1994-2004 tentang tugas Ephorus
mengupayakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pelayan HKBP. Memperhatikan: Surat permohonan yang bersangkutan.
Dengan ketentuan: 1.
Segala biaya selama studi ditanggung oleh yang bersangkutan. 2.
Melaporkan perkembangan studi kepada Ephorus HKBP, minimal satu kali satu tahun. 3.
Setelah menyelesaikan studi, yang bersangkutan diwajibkan menyampaikan surat permohonan kepada Ephorus HKBP untuk menjadi Calon Pendeta HKBP.
Hal ini merupakan keputusan yang ditetapkan oleh sinode kepada Guru Huria yang memilih untuk melanjutkan studi teologi dimanapun Guru Huria tersebut mengambil Fakultas
Teologi yang ada di seluruh Indonesia. Selain itu juga, ketika seorang Guru Huria melanjutkan studi maka mereka ditetapkan cuti dalam pelayanan selama dalam masa studi
tersebut mereka tidak diperbolehkan menjadi pelayan full timer atau pelayan tetap di gereja HKBP. Sehingga gereja dan sinode tidak mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam
memberikan balonjo gaji kepada Guru Huria yang sedang melanjutkan studi teologi. Hal ini merupakan resiko yang harus dihadapi oleh seorang Guru Huria yang melanjutkan studi tidak
mendapatkan upahgaji dari gereja maupun sinode. Mereka harus membiayai segala keperluan perkuliahnya dengan usaha sendiri dari awal sampai pada akhirnya mereka lulus
dan kembali ke sinode. Di sisi lain seorang Guru Huria juga harus memberikan laporan pekembangan perkuliahan yang dimana hal ini menjadi suatu ketetuan yang harus dijalani
oleh seorang pelayan HKBP yang ingin mendapatkan izin melanjutkan studi. Walaupun dalam ketentuan surat keputusan sinode yang mengatakan
“segala biaya selama studi ditanggung oleh yang bersangkutan
” ternyata tidak membuat motivasi bapak
33
Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015
34
Hasil wawancara dengan Guru Huria Simanjuntak, November 2015
35
Format Surat Keputusan Ephorus HKBP kepada Guru Huria yang melanjutkan Studi Teologi.