18 Fakultas Teologi UKSW beliau merasa cara pengajaran dan cara dosen dalam membimbing
para mahasiswa sangat lah baik dan membuat beliau mengerti akan hal apa yang akan dia capai kedepannya dalam pelayanan di jemaat saat ini. Sehingga dengan cara dosen itu sendiri
yang menghargai setiap usaha beliau dalam memberikan pendapat dan jawaban atas pokok pembahasan dalam perkuliahan membuat beliau merasa adanya penghargaan dari dosen
kepada beliau yang sudah cukup berumur ini menjadi suatu kesan tersendiri bagi diri beliau dikarenakan dosen yang ada di fakultas teologi ini tidak membeda-bedakan beliau dengan
mahasiswa yang lain nya yang dari segi umur dan asal gereja berbeda selain itu juga dosen- dosen atau pengajar yang ada di fakultas teologi ini merupakan dominasi dari berbagai gereja
yang ada di Indonesia. Sehingga pengajaran yang ada tidak terpaku kepada pengajaran gereja HKBP seperti yang sudah beliau ketahui sebelumnya tetapi juga gereja-gereja dominasi yang
ada di indonesia serta dogma-dogma yang ada di setiap gereja membuat beliau semakin termotivasi untuk belajar dikarenakan hal ini merupakan hal yang baru dan menantang bagi
beliau dalam memperdalam ilmu teologi yang berkembang pada saat ini.
53
Hal ini juga menimbulkan rasa percaya diri Guru Huria Simanjuntak dalam memahami pencapain pelajaran yang di rasa menghargai antara sesama juga dapat
menimbulkan rasa percaya diri beliau dalam memahami tujuan belajar yang hendak beliau capai kedepannya dalam pelayanan di jemaat, hal ini juga di dukung dengan praktek lapangan
yang sudah diberikan oleh Fakultas terhadap setiap mahasiswa Teologi yang melakukan praktek lapangan pada semester kedua tahun pertama ketika beliau masuk ke Fakultas
Teologi UKSW. Hal tersebut menjadi pendorong bagi beliau dalam memahami bagimana pelajaran yang sudah beliau dapatkan dapat menjawab kebutuhan jemaat saat ini. Ketika
beliau kembali kesinode dan menjadi pendeta beliau sudah tidak canggung lagi melakukan pelayanan di tengah-tengah jemaat yang saat ini dan beliau dapat menunjukkan bahwa hasil
dari pendidikan yang beliau dapat selama melakukan studi dapat menjadi suatu hal yang memang jemaat butuhkan dari seorang pelayan gereja.
54
Begitu juga dengan cara kita dalam melakukan penafsiran sungguh sangat berbeda dengan apa yang dulu kita dapatkan ketika
kita bersekolah Guru Huria HKBP dalam menafsir ayat kita harus mengikuti struktur yang ada bukan hanya dari segi pandangan kita saja tetapi juga dari segi keadaan masyarakat pada
saat ini sehingga kebutuhan jemaat saat kita berkhotbah dapat terpenuhi sesuai dengan konteks jemaat yang ada.
55
53
Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015
54
Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015
55
Hasil wawancara dengan ketiga Guru Huria, November 2015
19 Dari hasil ini juga penulis melihat bahwa adanya faktor-faktor pendukung tersebut
dapat membangkitkan motivasi pada Guru Huria sehingga pada bagian ini mencakup apa yang dikatakan pada bab 2 dimana hal ini dapat dilihat dari hakikat motivasi belajar yang
menjelaskan bahwa dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar dapat menjadikan perubahan tingkah laku dan beberapa indikator pendukung pertama,
adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil. Kedua, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Ketiga, adanya harapan dan cita-cita masa depan. Keempat, adanya penghargaan
dalam belajar. Kelima, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Keenam, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar
dengan baik.
56
Sehingga dengan melihat hasil wawancara yang penulis lakukan dengan para Guru Huria ini maka penulis melihat bahwa faktor lingkungan Fakultas Teologi UKSW
menjadikan para Guru Huria ini mampu untuk tetap termotivasi dalam melakukan studi teologi sehingga dengan kondisi yang ada semakin memicu mereka dalam memahami
panggilan mereka dalam pelayanan dijemaat saat ini secara lebih luas dari pada sebelumnya sesuai dengan ilmu teologi yang didapatkan oleh para Guru Huria.
3.3 Makna Teologis Dari Motivasi Melayani Sebagai Panggilan Pendeta
Memahami panggilan sebagai pembenaran dimana kasih karunia Allah lah yang menyelamatkan umat manusia, maka dalam tugas panggilan gereja dipahami sebagai sesuatu
hal yang telah terpanggil.
57
Dalam kehidupan seorang pelayan Tuhan, panggilan adalah cara dalam pemenuhan anugerah Tuhan bukan semata-mata karena hasil dari kemapuan dari
dalam diri seseorang saja melainkan juga perlu disadari bahwa sudah sejauh mana orang tersebut dapat bersedia untuk merespon dan melaksanakannya dengan baik agar panggilan
tersebut tidak terbuang sia-sia. Berdasarkan hal tersebut dapat di lihat bahwa motivasi Guru Huria dalam studi teologi di Fakultas Teologi UKSW juga memperhatikan bahwa menjadi
seorang teolog atau seorang pendeta maupun pelayan pada saat ini harus lah memperhatikan beberapa aspek yang dapat memenuhi panggilan dan penahbisan mereka dengan dasar sola
gratia yang berarti hanya oleh Anugerah, sola fide yang berarti hanya oleh Iman dan sola Scriptura yang berarti hanya oleh Alkitab.
58
Maka penulis melihat bahwa dari motivasi yang ada pada Guru Huria saat ini merupakan suatu bentuk aktualisasi dalam pelayanannya kepada Tuhan, gereja dan
masyarakat atau jemaat. Agar dapat menjalankan panggilan Tuhan yang secara utuh yang
56
H. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Pengukurannya, 31
57
Jacob D. Engel, Mutasi Sebagai Sarana Pembinaan Panggilan,19
58
B.F.DrewesJulianus Mojau, Apa Itu Teologi?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012, 45
20 sudah ada dalam diri mereka harus lah memiliki ilmu dan pengetahuan yang sesuai dengan
konteks kebutuhan jemaat saat ini. hal ini juga sesuai dengan misi Fakultas Teologi yang dimana pendidikan dan pengajaran dalam ilmu teologi dan ilmu-ilmu lainnya harus relevan
dengan keadaaan yang ada serta perlunya penelitian atau perhatian di bidang teologi dalam hubungan nya dengan konteks masyarakat saat ini serta adanya pengabdian kepada
masyarakat atau jemaat gereja secara khusus maupun masyarakat secara luas. Sehingga dengan tujuan dari Fakultas Teologi UKSW yakni mempersiapkan calon-calon pelayan atau
pengerja gereja dalam arti yang luas yang mempunyai wawasan teologis dan memadai, serta sikap dan komitmen dalam melayani serta adanya kompetensi dan keterampilan melayani
dalam berbagai bidang pelayanan gerejawi dan kemasyarakatan
59
Dapat menjadi motivasi tersendiri bagi para Guru Huria yang melanjutkan studi teologi ini ketika kembali menjadi
pelayan ditengah-tengah gereja HKBP.
4. Kesimpulan
Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu, pada bab ini juga akan
memberikan konstribusi motivasi dan rekomendasi bagi penelitian yang akan datang. 4.1.
Kesimpulan
Pertama, motivasi yang merupakan suatu dorangan yang mengubah tingkah laku seseorang serta mengubah pola pikir para guru huria ini dalam pelayanan pada saat ini.
Menurut pandangan para Guru Huria bahwa menjadi seorang pelayan guru huria bukan lah menjadi hal yang dapat dipertahankan lagi pada saat ini, melihat semakin sedikitnya
kebutuhan jemaat terhadap pelayan guru huria di dalam gereja. Sehingga membuat para guru huria sadar bahwa mereka harus melanjutkan studi dibidang teologi agar dapat menjadi
seorang pendeta dan dapat melayani secara utuh dalam jemaat. Berkat dorongan yang kuat dari diri sendiri dan pihak keluarga serta lingkungan maka guru huria memilih untuk
melanjutkan studi di fakultas teologi yang dapat membuat mereka lebih nyaman dan aman serta adanya faktor-faktor pendukung lain yang memang dapat membuat mereka berkembang
lebih maju dari pada yang sebelumnya. Kedua, para Guru Huria ini berpendapat bahwa Fakultas Teologi UKSW menjadi
tempat yang dapat mendorong mereka lebih maju dan menjawab segala kebutuhan mereka. Dengan ada berbagai keragaman budaya, agama dan sebagainya serta adanya penghargaan
59
Katalog Fakultas Teologi 2011, 3
21 yang Guru Huria terima dari lingkungan Dosen dan Mahasiswa Fakultas Teologi UKSW
serta masyarakat Salatiga yang beragam Suku dan Agama membuat mereka mengerti bagaimana melayani masyarakat yang secara luas dalam pelayanan mereka di HKBP, dimana
hal ini belum tentu mereka dapatkan ketika mereka melanjutkan studi teologi di tempat lainnya serta hal ini menjadi kelebihan tersendiri bagi mereka nantinya dibandingkan dengan
pelayan-pelayan lain dalam melakukan pelayanan di HKBP. Maka dari itu dapat dilihat motivasi guru huria ini melanjutkan studi semata-mata demi perkembangan pelayanan
mereka di gereja dan walaupun mereka merasa berat harus studi di usia yang sudah cukup lemah untuk mengingat suatu pelajaran namun motivasi mereka yang didapatkan dari
lingkungan sekitar dapat memicu mereka untuk terus berusaha dan berkembang dalam panggilan pelayanan mereka ditengah-tengah gereja dan jemaat yang ada pada saat ini.
4.2. Saran
Kepada Pihak Sinode: Pertama, perlunya suatu perhatian yang penuh dari pihak sinode terhadap para pelayan diantaranya Guru Huria yang semakin lama semakin kurang
dalam penugasan pelayanan disetiap gereja HKBP yang dimana pada saat ini tugas dari Guru Huria lebih diserahkan kepada pendeta saja.
Kedua, apabila Sinode memberikan kesempatan bagi para Guru Huria melanjutkan studi teologi hendaknya sinode memberikan perhatian secara khusus bukan hanya sebatas
Surat Keputusan dan mengharuskan laporan perkembangan Guru Huria selama studi saja namun juga Sinode harus dapat memberikan sumbangsih penuh kepada Guru Huria salah
satunya dengan bantuan biaya studi. Dikarenakan status mereka cuti dalam pelayanan dan tidak mendapatkan gaji dari Gereja maupun Sinode.
Ketiga, Sinode seharusnya dapat memahami bagaimana usaha yang dilakukan oleh para pelayannya yang terdorong untuk melanjutkan studi diluar instanti HKBP demi
menambah wawasan dalam mengembangkan pola pikir bagi pelayanan ditengah-tengah jemaat yang semakin berkembang pada saat ini.
Kepada Pihak Fakultas Teologi : Lebih meningkatkan pelayanan dan pengajaran kepada Guru Huria yang ada di UKSW agar nantinya dapat membuat para Guru Huria yang
menimba ilmu teologi di UKSW dapat menerapkan cara pelayanan yang lebih baik kepada jemaat di HKBP Sehingga, mereka memiliki kompetensi dan kreatifitas yang cukup tinggi
dan berkualitas ketika mereka menjadi pendeta di HKBP. Sehingga nantinya Fakultas Teologi UKSW dapat menjadi salah satu fakultas yang dapat memotivasi para Guru Huria ini
menjadi pelayan yang lebih kreatif dan memiliki kompentisi yang tinggi dalam hal melayani
22 masyarakat umum maupun warga jemaat di Gereja sesuai dengan visi misi Fakultas Teologi
UKSW.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. B.Uno, H. Hamzah, Teori Motivasi Pengukurannya, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013.
Drewes, B.F. Mojau, Julianus, Apa Itu Teologi?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
Engel, J.D, Metodologi Penelitian Sosial Teologi Kristen, Salatiga: Widya Sari, 2005. Feist, Jess Feist, Gregory J, Teori Kepribadian, Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
HKBP, Ephorus, Almanak HKBP 2015, Kantor Pusat HKBP, Pearaja Tarutung, 2015 Hutauruk, J.R., Lahir, Berakar dan bertumbuh di dalam Kritus, Tarutung kantor pusat
HKBP. Lumbantobing, Andara. M., Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak, Jakarta : Gunung
Mulia, 1996. Purwanto, M. Ngalim MP, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1992.
Samiyono, David, Pengantar kedalam Matakuliah Metode Penelitian Sosial, 2004. Santrock, Jhon W, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Sirait, Saut Hamonangan, Politik Kristen Di Indonesia, Jakarta: Gunung Mulia, 2001. Slavin, Robert E , Psiologi Pendidikan :Teori dan Praktika, Edisi kesembilan, Jilid 2 Jakarta:
PT. Indeks, 2011. Teologi, Fakultas, Katalog Fakultas Teologi 2011, Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana UKSW. Wijono, Sutarto, Psikologi Industri Organisasi, Jakarta: Kencana 2011.
JURNAL
Browman, Richard Rethinking What Motivates adn Inspires Students, Clearing House, Nov2011, Vol 84.
Chak-pong Gordon Tsui Hei- Hang Hayes Tang, Africa University Student ini China’s
Hongkong : Motivatons and Aspirations, Journal of Pan African Studiens,May2015, Vol. 7.