Pendahuluan T1 692011001 Full text

1

1. Pendahuluan

Kota Solo atau yang lebih dikenal dengan slogan “ Solo, The Spirit of Java” merupakan sebuah kota yang dikenal sangat kental dengan budayanya dan saat ini telah ditetapkan sebagai kota pusat kebudayaan Jawa. Hal ini menyebabkan banyak turis domestik dan mancanegara datang untuk melihat apa saja kearifan lokal yang identik dengan budaya Solo ini yang meliputi nilai-nilai budaya seperti kebiasaan, pandangan hidup, bangunan arsitektural, kuliner, nasehat, kepercayaan, cagar budaya, cerita rakyat, dan juga berbagai karya seninya. Salah satu yang khas dari kota Solo yang dapat menggambarkan keadaan budaya dan pola pikir masyarakatnya adalah batik. Batik yang juga merupakan warisan Indonesia yang telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO yang memiliki nilai dan perpaduan seni yang tinggi serta sarat akan makna filosofis dan dapat memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya. Batik sudah seharusnya menjadi ciri khas sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri bagi kota asal yaitu kota Solo. Paska pemberlakuan China Asean Free Trade Area CAFTA 2010 hingga sekarang, pasar domestik batik hampir dipenuhi produk batik asal Tiongkok, contohnya di Pasar Klewer, Beteng Trade Center, dan Pusat Grosir Solo banyak puluhan gerai yang menjual beragam jenis batik asal Tiongkok. Bagi orang awam sulit untuk membedakan antara tekstil bermotif batik buatan Tiongkok dengan batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi milik dalam negeri. Alhasil banyak konsumen membeli tekstil bermotif batik dan jumlah konsumen membeli tekstil bermotif batik sangat besar ditambah karena warna dan motifnya yang menarik [1]. Sejak diadakannya pameran The 17 th Jakarta International Handicraft Trade Fair INAFAIR 2015, Kementrian Perdagangan Kemendag mendorong para pelaku industri kreatif dan kerajinan untuk meningkatkan daya saing produk mereka melalui pengembangan kualitas produk dan pemasaran dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA. Industri kerajinan yang termasuk didalamnya adalah batik merupakan salah satu industri kreatif yang berkontribusi besar terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional dan juga dapat menjadi kunci dalam menghadapi MEA. Sejak Ir. Joko Widodo menjabat sebagai walikota kota Solo hingga sekarang menjadi presiden Indonesia, beliau sangat mendukung para pelaku industri kreatif produsen dan pengrajin batik untuk kedepannya menjadi jenis industri yang maju dan berkembang, dengan dimulai dari kota asal yakni kota Solo diharapkan dapat memenuhi selera pasar dan tetap memegang filosofi-filosofi yang ada [2]. Dalam hal untuk memajukan para pengrajin, pengusaha, eksportir, serta para Usaha Kecil Menengah UKM kelompok pengrajin Indonesia untuk memasarkan hasil karya, turut berpartisipasi memajukan kreativitas anak bangsa dan mengangkat nama dan warisan budaya Indonesia kepada dunia internasional. Kemendag berharap kinerja ekspor akan terus menunjukkan peningkatan dan produk-produk ekspor akan semakin kreatif, inovatif, dan beragam sehingga semakin mengangkat keunikan produk kerajinan Indonesia di pasar dunia [3]. Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Menparekraf menegaskan bahwa 2 ekonomi kreatif haruslah tetap melindungi warisan budaya dan tetap menjaga aset negara, dan saat itulah aset negara harus menjadi inspirasi dan basis bagi orang kreatif untuk terus menciptakan karya kreatif baru dengan semangat berbasis tradisional tetapi semangat kontemporer [4]. Untuk mengantisipasi permasalahan yang ada, maka dibutuhkan sebuah logo atau simbol yang digunakan sebagai tanda yang dapat menunjukkan identitas dan ciri khas batik Solo yang dapat menjadi simbol dan wadah bagi para pengrajin batik kota Solo untuk membedakan produknya dari produk buatan kota maupun buatan negara lain. Selain itu harus ada pula suatu ide baru dan modern dalam desain batik itu sendiri yakni batik jenis kontemporer dengan mencoba menampilkan ornamen motif dan ragam hias yang lebih dinamis, bervariatif dan pemilihan paduan warna yang lebih banyak, dan juga penggunaan dan pengaplikasian batik tidak hanya sebatas pada media kain, melainkan ke media lain yang berhubungan dengan kerajinan khas kota Solo yang terdapat pula nilai filosofis yang tetap dijunjung tinggi, tidak meninggalkan sejarah kotanya, dan terdapat identitas kota Solonya.

2. Tinjauan Pustaka