BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porifera berasal dari kata latin yang berarti porus atau pori dan fer atau membawa sehingga mengandung arti spons atau hewan berpori, merupakan sebuah
filum untuk
hewan multiseluler
yang paling sederhana struktur tubuhnya ketimbang filum-filum hewan multi seluler yang lain. Contoh dari porifera adalah Euplectella aspergillum. Euplectella aspergillum merupakan hewan
yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Hidup di air laut dangkal hingga kedalaman 5,5 mil. Hidupnya selalu melekat pada substrat sesil dan tidak dapat berpindah tempat secara
bebas.. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan bunga yang bersifat simetris radial. Di dalam tubuhnya terdapat rongga tubuh yang disebut spongosol. Air beserta makanan masuk
melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh Euplectella aspergillum tampak dari luar seperti radial simetris, mereka biasanya silinder, tetapi bisa juga berbentuk cangkir, guci atau keranjang, bercabang, melengkung dan
berdiri tegak dengan topangan spikula. Dinding bedannya berisi ruang–ruang berflagella berbentuk sarung jari thimble. Ketinggian rata-rata antara 10 dan 30 cm, tetapi beberapa dapat
tumbuh menjadi cukup besar. Mereka mempunyai sifat khas, yakni memiliki spikula dari silicon berbentuk triakson, yakni dengan enam jari atau perbanyakan dari enam jari. Badannya sering
berbentuk tabung dan spikulanya dapat berbentuk kerangka bersambung seperti kaca pintalan. Euplectella aspergillum tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran darah.
Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan aliran air konstan yang melalui badan mereka untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka
yang diadaptasi untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri Euplectella aspergillum? 2. Bagaimana struktur tubuh Euplectella aspergillum?
3. Bagaimana cara berkembang biak Euplectella aspergillum? 4. Bagaimana sistem pernafasan dan pencernaan dari Euplectella aspergillum?
5. Bagaimana klasifikasi Euplectella aspergillum dalam phylum porifera?
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui: 1. Ciri-ciri Euplectella aspergillum
2. Struktur tubuh Euplectella aspergillum 3. Cara berkembang biak Euplectella aspergillum
4. Sistem pernafasan dan pencernaan dari Euplectella aspergillum 5. Klasifikasi Euplectella aspergillum.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Euplectella aspergillum
Euplectella aspergillum sudah merupakan metazoan bersel banyak yang sederhana, karena:
1. Belum mempunyai organ tubuh yang khusus, 2. Belum mempunyai sistem saraf, tanggapan hanya dari sel-sel secara individual,
3. Belum mempunyai sistem pencernaan khusus. Terdapat pori-pori dalam tubuh
Euplectella aspergillum sebagai jalan masuknya air yang membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat makanan tadi akan ditangkap dan akan
dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung
zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. 4. Tidak dapat berpindah tempat sessil
5. Berbentuk seperti tabung, vas bunga, atau mangkuk
2.2 Struktur Tubuh
Struktur tubuh Euplectella aspergillum terdiri atas dua lapisan yaitu epidermis dan endodermis. Epidermis lapisan luar terdiri atas sel-sel epithelium berbentuk pipih pinakosit.
Endodermis terdiri atas sel berflagela yang berfungsi mencerna makanan dan bercorong yang disebut sel leher atau koanosit. Di antara kedua lapisan itu terdapat bahan gelatin yang disebut
mesoglea. Mesoglea terdiri atas beberapa macam sel, yakni: a. Sel amebosit
Sel yang bertugas mengangkut zat makanan dan zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lain.
b. Sel skleroblas Sel yang fungsinya membentuk spikula yang bisa terbuat dari zat kapur, kersik, atau
sponging.
c. Porosit
Berfungsi membuka dan menutup pori. d. Arkeosit
Sel amebosit embrional yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel reproduktif e. Spikula
Sel pembentuk tubuh. Porifera memiliki saluran air yang berfungsi sebagai jalan masuknya air ke spongosol lalu dari
spongosol dikeluarkan melalui oskulum. Saluran ini memiliki tiga bentuk, sikon, askon, dan leukon
a. Askon, tipe ini adalah tipe paling sederhana.bentuk porifera seperti jambangan bunga. Air
yang masuk melewati saluran yang langsung terhubung dengan spongosol lalu keluar melalui oskulum. Saluran ini pendek dan tidak memiliki cabang maupun lekuk-lekuk.
b. Sikon, tipe ini air yang melalui ostium kemudian masuk ke spongosol melalui saluran yang bercabang-cabang. Setelah itu air akan keluar melalui oskulum. Tipe ini dimiliki oleh
Euplectella aspergillum
c. Leukon ragon, tipe ini adalah tipe yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium menuju
ke rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Dari rongga ini barulah mengalir menuju spongosol dan keluar melalui oskulum.
Kerangka pada Euplectella aspergillum merupakan kerangka luar atau eksoskeleton, berupa rangka silikat, mempunyai spikula dengan enam jejari polong, tubuh dapat mencapai panjang
hampir 1 m dan hidup soliter di kedalaman 100 – 5.500 m. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.
2.3 Cara Berkembang Biak
Euplectella aspergillum dapat berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Secara vegetatif, perkembangbiakan dilakukan dengan membentuk kuncup dalam koloni. Kuncup
muncul dari pangkal kaki. Kuncup makin membesar sehingga jika terbentuk beberapa kuncup, akan membentuk sebuah koloni. Selain itu, potongan tubuhnya yang terlepas akan mudah
tumbuh menjadi individu baru. Euplectella aspergillum termasuk hewan yang hermafrodit berkelamin ganda. Hasil
pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Karena bersilia, larva dapat bergerak bebas dan akhirnya akan menempel pada tempat tertentu dan kemudian tumbuh
menjadi individu baru.
2.4 Sistem Pencernaan dan Pernafasan
Euplectella aspergillum memakan zat-zat organik dan organisme-organisme kecil seperti plankton. Makanannya dicerna secara intrasel oleh sel-sel koanosit. Di dalam sel, makanan
dicerna oleh vakuola makanan, kemudian diteruskan oleh sel amebosit dan diedarkan ke seluruh tubuh. Sedangkan sisa makanan diteruskan ke spongosol kemudian dikeluarkan melalui
oskulum.