Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu: Ristono,2009 : 5
a. Bahan baku langsung direct material, yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagiandari barang jadi yang
biayanya dengan mudah bias ditelusuridaribiaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variable, artinya
sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar produksi atau perubahan output.
b. Bahan baku tak langsung indirect material, yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi tetapi sulit menelusuri
biayanya pada setiap barang jadi.
2. Arti Penting Bahan Baku
Menurut Nasution dan Prasetyawan 2008 : 118 Pengembangan masalah dalam persediaan bahan baku adalah persediaan bahan
baku berupa komponen tertentu yang diproduksi secara missal dan dipakai sendiri sebagai sub komponen suatu produk jadi oleh suatu
perusahaan. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu dengan kecepatan produksi yang tetap, kemudian digunakan
kedalam proses lebih lanjut.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
Besar kecilnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut :
Ristono, 2009: 6
a. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yatu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan kontinuitas proses produksi.
Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhka, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku. Volume
produksi yang direncanakan ditentukan oleh penjualan terdahulu dan ramalan penjualan.
b. Kontinuitas produksi
tidak terhenti,
diperlukan tingkat
persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya. c. Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak durable
good atau tahan lama undurable good. Barang yang tidak tahan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan
tergolong barang yang tidak tahan lama maka tidak perlu disimpan dalam jumlah yang banyak.
4. Model Analisis ABC
Menurut Render dan Heizer 2005 : 62 Analisis ABC membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume tahunan
dalam jumlah uang. Analisis ABC yang merupakan penerpan persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan ada
beberapa yang penting dan banyak yang sepele. Untuk menentukan volume dolar tahunan analisis ABC, permintaan
tahunan dari setiap barang persediaan dihitung dan dikalikan dengan harga per unit. Barang kelas anggaran adalah barang –
barang dengan volume dolar tahunan tinggi. Walaupun barang seperti ini mungkin hanya mewakili sekitar 15 dari total
persediaan barang, mereka mempresentasikan 70 hingga 80 dari total pemakaian dolar. Kelas B adalah untuk barang – barang
persedian yang memiliki volume dolar tahunan menengah. Barang ini mempresentasikan sekitar 30 barang persediaan dan 15
hingga 25 dari nilai total. Barang – barang yang memiiki volume dolar tahunan yang rendah adalah kelas C,yang mungkin hanya
mempresentasikan 5 dari volume dolar tahunan tetapi sekitar 55 dari total barang persediaan.
Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal – hal sebagai berikut :
a. Pembelian sumber
daya yang
dibelanjakan pada
pengembangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A dibandingkan barang C.
b. Barang A tidak seperti barang B dan C, perlu memiliki pengendalian persediaan fisik yang lebih ketat, mungkin mereka
dapat diletakkan pada tempat yang lebih aman, dan mungkin akurasi catatan pesediaan untuk barang A lebih sering
diverifikasi. c. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibanding
dengan prediksi barang B dan C.
Secara grafis persediaan di perusahaan akan terlihat sebagaimana pada contoh penggunaan analisis ABC tunjukkan
dalam penggambaran grafik dari analisis ABC berikut ini :
Persentase Nilai Total Penggunaan Uang
A B C
Gambar 2.1 Grafik Pengelompokkan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Analisis Klasifikasi ABC
70
20 5
10 20
30 40
50 60
70 80
20 30
50
BAB III PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan tekstil Fa. Asatex yang berkedudukan di Jalan Sam Ratulangi no. 20, Gremet, Manahan, Surakarta didirikan
berdasarkan Akta Notaris Raden Soegondo Notodisurjo, SH., Notaris di Surakarta, dengan nomor 20, tertanggal 12 Maret 1966.
Perusahaan tekstil Fa. Asatex mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
NPPKP dari Direktorat Jendral Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta dengan nomor: 01.139.790.8-526.000, serta tanggal
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak PKP: 01 Februari 1985. Sesuai dengan akta pendirian perusahaan susunan
pengurus perusahaan tekstil Fa. Asatex adalah sebagai berikut:
1. Persero Bp. Abubakar Ali Sungkar sebagai direktur.
2. Persero Bp. Faisal Ali Sungkar sebagai persero aktif.
3. Persero Bp. Taufiq Ali Sungkar sebagai persero aktif.
Perusahaan tekstil Fa. Asatex Surakarta adalah perusahaan industri yang terdiri dari empat departemen yaitu:
1. Departemen Weaving.
2. Departemen Finishing.