penjamu, adalah heterogeneitas kapasitas replikatif virus dan heterogeneitas intrinsik penjamu.
Antibodi muncul di sirkulasi dalam beberapa minggu setelah infeksi, namun secara umum dapat dideteksi pertama kali setelah replikasi virus telah
menurun sampai ke level ‘steady-state’ . Walaupun antibodi ini umumnya memiliki aktifitas netralisasi yang kuat melawan infeksi virus, namun
ternyata tidak dapat mematikan virus. Virus dapat menghindar dari netralisasi oleh antibodi dengan melakukan adaptasi pada amplopnya, termasuk
kemampuannya mengubah situs glikosilasi-nya, akibatnya konfigurasi 3 dimensinya berubah sehingga netralisasi yang diperantai antibody tidak dapat
terjadi Zubairi Djoerban, 2009.
2.1.6. Stadium Infeksi
Penyakit HIV memiliki perkembangan terdokumentasi dengan baik . Jika tidak diobati HIV hampir secara universal fatal karena akhirnya ia akan
menguasai sistem kekebalan tubuh yang akhirnya akan menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome AIDS . ART membantu orang-orang
di semua tahap penyakit HIV dan pengobatan ini dapat memperlambat atau mencegah perkembangan dari satu tahap ke tahap berikutnya.
2.1.6.1. Infeksi akut
Dalam waktu 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi HIV, anda mungkin merasa sakit dengan gejala seperti flu. Hal ini disebut sebagai sindrom
retroviral akut atau infeksi HIV primer, dan itu merupakan respon alami tubuh terhadap infeksi HIV. Selama periode infeksi terjadi, sejumlah besar
HIV sedang diproduksi dalam tubuh. Virus ini menggunakan sel-sel sistem kekebalan tubuh penting yang disebut sel CD4 untuk membuat salinan dari
dirinya sendiri dan menghancurkan sel-sel ini dalam proses tersebut. Hal ini menyebabkan jumlah CD4 dapat jatuh dengan cepat. Kemampuan seseorang
untuk menyebarkan HIV adalah tertinggi selama tahap ini karena jumlah virus dalam darah yang sangat tinggi. Akhirnya , respon kekebalan tubuh
Universitas Sumatera Utara
akan mulai untuk membawa jumlah virus dalam tubuh kembali ke tingkat yang stabil. Pada waktu tersebut, jumlah CD4 akan mulai meningkat, tapi
mungkin tidak kembali ke tingkat pra-infeksi.
2.1.6.2. Latensi klinis tidak aktif atau dormansi
Periode ini kadang-kadang disebut infeksi HIV tanpa gejala atau infeksi HIV kronis. Selama fase ini, HIV masih tetap aktif tetapi mereproduksi pada
tingkat yang sangat rendah. Penderita HIV mungkin tidak memiliki gejala atau sakit selama tahap ini. Orang yang memakai terapi antiretroviral ART
dapat hidup dengan latensi klinis selama beberapa dekad. Bagi orang-orang yang tidak memakai ART, periode ini bisa bertahan sehingga satu dekad.
Penting untuk diingat bahwa seseorang itu masih bisa menularkan HIV kepada orang lain selama fase ini meskipun memakai ART. Menjelang
tengah dan akhir periode ini , virus mulai meningkat dan jumlah CD4 mulai turun. Apabila ini terjadi, penderita mungkin mulai memiliki gejala infeksi
HIV karena sistem kekebalan tubuh penderita HIV tersebut menjadi terlalu lemah untuk melindungi dirinya.
2.1.6.3. AIDS acquired immunodeficiency syndrome
Ini adalah tahap infeksi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah dan penderita menjadi rentan terhadap infeksi dan kanker yang
berhubungan dengan infeksi yang disebut infeksi oportunistik. Ketika jumlah sel CD4 penderita turun di bawah 200 sel per milimeter kubik darah 200
selmm3 , dia dianggap telah berkembang menjadi AIDS . Jumlah CD4 normal adalah antara 500 dan 1.600 selmm3. Seseorang itu juga dapat
didiagnosis dengan AIDS jika dia mengembangkan satu atau lebih penyakit oportunistik. Tanpa pengobatan, orang yang didiagnosis dengan AIDS
biasanya bertahan sekitar hanya 3 tahun. Setelah seseorang memiliki penyakit oportunistik yang berbahaya, harapan hidup tanpa pengobatan jatuh ke sekitar
1 tahun. Orang dengan AIDS membutuhkan pengobatan medis untuk mencegah kematian CDC, 2014.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Diagnosis HIVAIDS