Diagnosis HIVAIDS Penatalaksanaan Dari bulan januari sampai maret 2013 jumlah infeksi baru HIV yang

2.1.7. Diagnosis HIVAIDS

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis HIV. Secara garis besar dapat dibagi menjadi pemeriksaan serologik untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dan pemeriksaan untuk memeriksa keberadaan virus HIV. Deteksi adanya virus HIV dalam tubuh dapat dilakukan dengan isolasi dan biakan virus, deteksi antigen, dan deteksi materi jenetik dalam darah pasien. Pemeriksaan yang lebih mudah dilaksanakan adalah pemeriksaan terhadap antibodi HIV. Sebagai penyaring biasanya digunakan teknik ELISA enzyme-linked immunosorbent assay, aglutinasi atau dot- blotimmunobinding assay. Metode yang biasa digunakan di Indonesia adalah ELISA. Seorang dinyatakan terinfeksi HIV apabila dengan pemeriksaan laboratorium terbukti terinfeksi HIV, baik dengan metode pemeriksaan antibody atau pemeriksaan untuk mendeteksi adanya virus dalam tubuh. Diagnosis AIDS untuk kepentingan surveilans ditegakkan apabila limfosit CD4+ kurang dari 200 selmm 3

2.1.8. Penatalaksanaan

Zubairi Djoerban, 2009. HIVAIDS saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total. Namun, data selama 8 tahun terakhir menunjukkan bukti yang amat meyakinkan bahwa pengobatan dengan kombinasi beberapa obat anti HIV obat anti retroviral, disingkat obat ARV bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV. Orang dengan HIVAIDS menjadi lebih sehat, dapat bekerja normal dan produktif. Manfaat ARV dan pulihnya kerentanan odha terhadap infeksi oportunistik. Secara umum, penatalaksanaan odha terdiri atas beberapa jenis yaitu pengobatan untuk untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat Universitas Sumatera Utara antiretroviral ARV, pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan kanker yang menyertai infeksi HIVAIDS, pengobatan saportif, yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi yang lebih baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan psikososial dan dukungan agama serta tidur yang cukup dan perlu menjaga kebersihan. Dengan pengobatan yang lengkap tersebut, angka kematian dapat ditekan, harapan hidup lebih baik dan kejadian infeksi opportunistic amat berkurang Zubairi Djoerban, 2009.

2.1.8.1. Terapi Antiretroviral ARV

Pemberian ARV telah menyebabkan kondisi kesehatan odha menjadi jauh lebih baik. Infeksi kriptosporidiasis yang sebelumnya sukar diobati, menjadi lebih mudah ditangani. Infeksi penyakit oportunistiklain yang berat, seperti infeksi virus sitomegalo dan infeksi mikobakteriumatipikal, dapat disembuhkan. Pneumonia Pneumocytis carinii pada odha yang hilang timbul, biasanya mengharuskan odha minum obat infeksi agar tidak kambuh. Namun sekarang dengan obat ARV teratur, banyak odha yang tidak memerlukan minum obat profilaksis terhadapt pneumonia. Terdapat penurunan kasus kanker yang terkait dengan HIV seperti Sarkoma Kaposi dan lifoma pemberian obat-obat antiretroviral tersebut. Sarcoma Kaposi dapat spontan membaik tanpa pengobatan khusus. Penekanan terhadap replikasi virus menyebabkan penurunan produksi sitokin dan protein virus yang dapat menstimulasi pertumbuhan Sarkoma Kaposi. Selain itu pulihnya kekebalan tubuh menyebabkan tubuh dapat membentuk respons imun yang efektif terhadap human herpesvirus 8 HHV-8 yang dihubungkan dengan kejadian sarcoma Kaposi. Obat ARV terdiri daripada beberapa golongan seperti nucleoside reverse transcriptase inhibitor, nucleotide reverse transcriptase inhibitor, non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor, dan inhibitor protease. Tidak semua ARV yang ada telah tersedia di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Waktu memulai terapi ARV harus dipertimbangkan dengan seksama karena obat ARV akan diberikan dalam jangka panjang. Obat ARV direkomendasikan pada semua pasien yang telah menunjukkan gejala yang termasuk dalam kriteria diagnosis AIDS, atau menunjukkan gejala yang sangat berat, tanpa melihat jumlah limfosit CD4+. Obat ini juga direkomendasikan pada pasien asimtomatik dengan limfosit CD4+ kurang dari 200 selmm³. Pasien asimtomatik dengan limfosit CD4+ 200-350 selmm³ dapat ditawarkan untuk memulai terapi. Pada pasien asimtomatik dengan limfosit CD4+ lebih dari 350 selmm³ dan viral load lebih dari 100.000 kopiml terapi ARV dapat dimulai, namun dapat pula ditunda. Tetapi ARV tidak dianjurkan dimulai pada pasien dengan limfosit CD4+ lebih dari 350 selmm³ dan viral load kurang dari 100.000 kopiml Zubairi Djoerban, 2009. 2.2. Infeksi Parasit Usus 2.2.1. Pendahuluan

Dokumen yang terkait

Kajian Kuantitatif Pelapukan Pedokimia(C?A)pada Tanah Berbahan Induk Tuff Dasit di Desa Lingga Julu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

5 76 53

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

1 18 100

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 13

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 4

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 15

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 3

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 38

Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 0 14

Pengetahuan Orang Tua Tentang Enterobiasis dan Angka Kejadian Enterobiasis pada Siswa SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

0 0 10