2.1.3. Layanan HIVAIDS yang aktif
1. Sampai dengan bulan Maret 2013 , layanan HIVAIDS yang aktif
melaporkan data layanan sebagai berikut:
a. 592 layanan Konseling dan Tes HIV KT termasuk Tes HIV dan Konseling yang diprakarsai oleh Petugas Kesehatan TKIP.
b. 378 layanan DPD Perawatan, Dukungan dan Pengobatan yang aktif melakukan pengobatan ARV, terdiri dari 262 RS Rujukan PDP induk
dan 116 setelit. c. 83 layanan PTRM Program Rumatan Metadon.
d. 370 layanan IMS Infeksi Menular Seksual. e. 113 layanan PPIA Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak.
f. 223 layanan yang mampu melakukan layanan TB-HIV. 2. Jumlah ODH yang sedang mendapatkan pengobatan ARV sampai
bulan Maret 2013 sebanyak 33.114 orang. 96 31.682 orang dewasa dan 4 1.432 orang anak. Sedangkan pemakaian regimennya adalah
95,4 31.589 orang menggunakan Lini 1 dan 4,6 1.525 orang menggunakan Lini 2 DEPKES, 2013.
2.1.4. Transmisi HIV
Hanya beberapa cairan darah , air mani, cairan pra - mani, cairan rektal, cairan vagina, dan ASI dari seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkan
HIV. Cairan ini harus datang dalam kontak dengan membran mukosa atau jaringan yang rusak atau langsung disuntikkan ke dalam aliran darah dari
jarum atau jarum suntik untuk memungkinkan transmisi terjadi. Membran mukosa dapat ditemukan di dalam rektum, vagina, pembukaan penis, dan
mulut.
2.1.4.1. Transmisi utama
a. Berhubungan seks tanpa kondom seks tanpa kondom dengan orang yang memiliki HIV.
Universitas Sumatera Utara
b. Anal seks adalah yang risiko tertinggi perilaku seksual. c. Seks vaginal adalah yang risiko tertinggi perilaku seksual kedua.
d. Memiliki banyak pasangan seks atau memiliki infeksi menular seksual lainnya dapat meningkatkan risiko infeksi melalui seks.
e. Berbagi jarum , jarum suntik , bilas air , atau peralatan lainnya yang digunakan untuk menyiapkan obat injeksi dengan seseorang yang
memiliki HIV.
2.1.4.2. Transmisi yang kurang umum
a. Dilahirkan dari ibu yang terinfeksi . HIV dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan, kelahiran, atau menyusui.
b. Terjebak dengan jarum terkontaminasi HIV atau benda tajam lainnya . Ini adalah risiko terutama untuk petugas kesehatan.
c. Menerima transfusi darah , produk darah , atau transplantasi organ atau jaringan yang terkontaminasi dengan HIV.
d. Makan makanan yang telah dikunyah oleh orang yang terinfeksi HIV. Kontaminasi terjadi ketika darah yang terinfeksi dari mulut pengasuh
bercampur dengan makanan saat mengunyah, dan hal ini sangat jarang terjadi.
e. Digigit oleh orang dengan HIV. Masing-masing dari jumlah yang sangat kecil dari kasus yang terdokumentasi telah melibatkan trauma
berat dengan adanya kerusakan jaringan yang besar dan terdapatnya darah . Tidak ada risiko penularan jika kulit tidak rusak.
f. Oral seks menggunakan mulut untuk merangsang penis, vagina, atau anus.
g. Kontak antara kulit rusak, luka, atau selaput lendir dan darah yang terinfeksi HIV atau cairan tubuh darah yang terkontaminasi.
h. Mencium penderita HIV yang memiliki luka atau gusi berdarah dan darah dipertukarkan. HIV tidak menyebar melalui air liur. Penularan
melalui ciuman saja sangat jarang CDC,2014.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Patogenesis HIV