Proses Pembuatan Zeolit Sintesis Zeolit

Zeolit sebagai katalis hanya mempengaruhi laju reaksi tanpa mempengaruhi kesetimbangan reaksi karena mampu menaikkan perbedaan lintasan molekuler dari reaksi yang terjadi. 5. Penyaring atau Pemisah Keunikan zeolit yang terletak pada ukuran pori yang hampir seragam merupakan faktor penting dalam proses pemisahan campuran uap atau cairan. Distribusi jari-jari pori pada zeolit selektif terhadap ukuran, bentuk dan polaritas dari senyawa yang akan memasuki rongga zeolit.

II.3 Proses Pembuatan Zeolit

Menurut Sutarti, 1994, Jepang mematenkan proses yang menggunakan 50 gr abu terbang dan 500 ml larutan NaOH 3N. Campuran dipanaskan pada suhu 90 C ° -100 C ° selama 20 jam atau 60 – 200 C ° selama 6 – 22 jam Sudarno, 2008, kemudian disaring dan kristal zeolit yang terbentuk dikeringkan pada suhu 110 C ° selama 24 jam. Larutan sisa penyaringan masih dapat direaksikan lagi dengan NaAlO 2 , Na 2 SiO 3 dan NaOH untuk memperoleh zeolit.

II.4 Sintesis Zeolit

Zeolit bersumber dari alam dan hasil sintesis. Zeolit alam berasal dari batuan vulkanis atau batuan metamorfis yang berbentuk dalam kondisi geologi tertentu seperti suhu dan pH, yang prosesnya berlangsung dalam skala aktu jutaan tahun. Saat ini, zeolit sintesis lebih banyak digunakan secara komersil dari pada zeolit alam karena kemurnian kristal dan keseragaman ukuran partikelnya. Sumber silika alam yang banyak digunakan dalam sintesis zeolit misalnya kaolin, silika vulkanis batu apung, abu sekam padi, abu terbang batubara Nafiah, 2008. Sintesis zeolit dipengaruhi oleh berbagai kondisi yaitu temperatur, sumber dan jenis reaktan, pH alkalinitas, ada tidaknya pengadukan dan pendiaman. Proses preparasi dimulai dengan menyediakan 34 komponen dasar yaitu silika, alumina, mineralizer. Reaktan-reaktan yang sering digunakan adalah silika dari natrium silika water glass atau silika koloid, alumina dari natrium aluminat alum atau aluminium koloid dan natrium atau kalium hidroksida. Komposisi reaktan akan berpengaruh terhadap struktur zeolit yang terbentuk, juga sifat-sifat tingkat kemurniannya. Reaktan ini bereaksi dalamjumlah tertentu untuk membentuk gel yang homogen, kemudian disimpan pada kondisi yang diinginkan. Selanjutnya proses kristalisasi dilakukan dengan sistem hidrotermal mulai suhu 60 C ° -200 C ° . Proses hidrotermal adalah proses pemanasan dalam wadah tertutup dengan media air sebagai pelarut. Tempat yang tertutup rapat merupakan hal yang terpenting untuk mempertahankan suhu dan tekanan pada volum air yang konstan. Kebanyakan metode hidrotermal dilakukan dibawah temperatur air yaitu 374 C ° . Penggunaan air pada suhu diatas titik didih normal untuk mempercepat reaksi antar padatan. Reaktan harus larut dalam air dan reaksi berlangsung dalam wadah dimana air berada dalam fasa cair atau uap. Metode hidrotermal sesuai untuk : 1. Sintesis yang fasanya tidak stabil pada suhu tinggi. 2. Berguna untuk pertumbuhan kristal tunggal dengan mengatur suhu yang sesuai dalam wadah pereaksi. 3. Pelarutan material awal pada keadaan panas dan pengendapan pada suhu yang lebih dingin.

II.5 Sintesis Zeolit dari Abu Terbang Batu Bara