PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh Depit Ahtiar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas siswa dan hasil belajar siswa yang rata-ratanya sebesar 48,5 pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara tahun ajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri di kelas V B SDN 1 Metro Utara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur dilaksanakan melalui tiga siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari; (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar instrument aktivitas siswa, lembar instrument kinerja guru, dan lembar tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif untuk mengukur data prestasi belajar siswa dan hasil tes. Sedangkan data kualitatif untuk data aktivitas siswadan kinerja guru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (45%) meningkat sebesar 12,01% pada siklus II menjadi (57,01%) dan terjadi peningkatan sebesar 19,32% pada siklus III menjadi (76,33%). Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (54,67) meningkat sebesar 8,83 pada siklus II menjadi (63,50) dan terjadi peningkatan sebesar 12,83 pada siklus III menjadi (76,33).
(2)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V B SDN 1 METRO UTARA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
DepitAhtiar
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(3)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V B SDN 1 METRO UTARA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
DEPIT AHTIAR
(Skripsi)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...
1
A.
Latar Belakang ...
1
B.
Identifikasi Masalah ...
5
C.
Rumusan Masalah ...
6
D.
Tujuan Penelitian ...
7
E.
Manfaat Penelitian ...
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...
8
A.
Belajar ...
8
1.
Pengertian Belajar ...
8
2.
Pengertian Aktivitas Belajar ...
9
3.
Pengertian Hasil Belajar ... 10
B.
Metode... 11
1.
Pengertian Metode ... 11
2.
Metode Inkuiri ... 13
a.
Pengertian Metode Inkuiri... 13
b.
Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri ... 14
c.
Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Inkuiri ... 15
d.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri ... 18
e.
Tujuan Pembelajaran Inkuiri ... 20
f.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri ... 21
C.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 21
1.
Pengertian IPS ... 21
2.
Fungsi dan Tujuan IPS ... 23
3.
Tujuan IPS SD ... 24
D.
Hipotesis Tindakan ... 25
BAB III METODE PENELITIAN... 26
A.
Rancangan Penelitian ... 26
B.
Teknik Pengumpulan Data ... 27
C.
Alat Pengumpulan Data ... 28
D.
Teknik Analisis Data ... 28
(5)
F.
Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 32
G.
Indikator Keberhasilan ... 39
H.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
A.
Hasil Penelitian ... 41
1.
Lokasi Penelitian ... 41
2.
Hasil Penelitian Siklus I ... 41
a.
Tahap Perencanaan Siklus I ... 41
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 42
c.
Hasil Observasi Siklus I ... 46
1.
Aktivitas Belajar Siswa ... 46
2.
Kinerja Guru ... 51
3.
Hasil Belajar Siswa ... 58
d.
Refleksi Siklus I ... 59
e.
Saran Perbaikan/ Tindakan Kelas untuk Siklus II ... 62
3.
Hasil Penelitian Siklus II ... 63
a.
Tahap Perencanaan Siklus II ... 64
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 64
c.
Hasil Observasi Siklus II ... 69
1.
Aktivitas Belajar Siswa ... 69
2.
Kinerja Guru ... 73
3.
Hasil Belajar Siswa ... 81
d.
Refleksi Siklus II ... 82
e.
Saran Perbaikan/ Tindakan Kelas untuk Siklus III ... 84
4.
Hasil Penelitian Siklus III ... 85
a.
Tahap Perencanaan Siklus III... 86
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 86
c.
Hasil Observasi Siklus III ... 91
1.
Aktivitas Belajar Siswa ... 91
2.
Kinerja Guru ... 95
3.
Hasil Belajar Siswa ... 102
d.
Refleksi Siklus III ... 103
B.
Pembahasan ... 104
1.
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 104
2.
Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran IPS ... 106
3.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 113
A.
Kesimpulan ... 113
B.
Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 116
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Persentase Aktivitas
Off Task
Siklus I Pertemuan Pertama ... 47
2.
Persentase Aktivitas
On Task
Siklus I Pertemuan Pertama ... 47
3.
Persentase Aktivitas
Off Task
Siklus I Pertemuan Kedua ... 49
4.
Persentase Aktivitas
On T
ask Siklus I Pertemuan Kedua ... 49
5.
Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 51
6.
Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 55
7.
Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 59
8.
Persentase Aktivitas
Off Ta
sk Siklus II Pertemuan Pertama ... 69
9.
Persentase Aktivitas
On Task
Siklus II Pertemuan Pertama ... 70
10.
Persentase Aktivitas
Off Task
Siklus II Pertemuan Kedua ... 71
11.
Persentase Aktivitas
On Task
Siklus II Pertemuan Kedua... 72
12.
Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 74
13.
Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 77
14.
Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 81
15.
Persentase Aktivitas
Off Ta
sk Siklus III Pertemuan Pertama ... 91
16.
Persentase Aktivitas
On Task
Siklus III Pertemuan Pertama ... 92
17.
Persentase Aktivitas
Off Task
Siklus III Pertemuan Kedua ... 93
18.
Persentase Aktivitas
On Task
Siklus III Pertemuan Kedua ... 94
19.
Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan Pertama ... 95
20.
Kinerja guru pada Siklus III Pertemuan Kedua ... 99
21.
Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ... 102
22.
Aktivitas
Off Task
Selama Pelaksanaan PTK ... 105
23.
Aktivitas
On Task
Selama Pelaksanaan PTK ... 106
24.
Peningkatan Kinerja Guru Selama Pelaksanaan PTK ... 107
(7)
MOTTO
Lakukanlah dari hati, berikan yang terbaik, dan yakinlah kan kau
raih apa yang kau impikan.
Jangan jadikan sejarahmu sebagai patokan dalam hidupmu, tetapi
jadikanlah sejarahmu sebagai pacuan dalam hidupmu untuk menjadi
lebih baik.
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi
kehidupan orang lain.
(8)
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua
: Dra. Asmaul Khair, M.Pd.
Sekretaris
: Drs. Mugiadi, M. Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing
: Drs. A. Sudirman, M.H.
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003
(9)
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama mahasiswa
: Depit Ahtiar
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0813053021
Program Studi
: S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lokasi Penelitian
: SDN 1 Metro Utara
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul:
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Inkuiri
pada Mata Pelajaran IPS Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Ajaran
2011/2012” tersebut adalah asli dari hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian
tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagai mana mestinya,
dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya
sanggup dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
(10)
PERSEMBAHAN
Ku awali dengan mengucapkan“Bismillahirohmanirohim”
Aku persembahkan karya sederhana ini
sebagai rasa syukur dan bangga kepada:
Bapak dan Ibuku tercinta,
yang telah mendidikku sedari kecil dan tiada henti untuk selalu
mendoakan yang terbaik bagi anak-anaknya,
Abangku Koharudin, M. Arif, M. Antoni, Agus Puji serta keluarga
besarku yang selalu memberikan do’a, dukungan dan motivasi demi
terwujudnya cita-citaku,
Sahabatku yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi untuk
menjadi orang yang lebih baik,
Seseorang yang akan mendampingi kehidupanku kelak,
Serta
(11)
Judul Skripsi
: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR
SISWA
MENGGUNAKAN
METODE
INKUIRI
PADA
MATA
PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO
UTARA TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Nama Mahasiswa
: Depit Ahtiar
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0813053021
Program Studi
: S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
1.
Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dra. Asmaul Khair, M. Pd.
Drs. Mugiadi, M. Pd.
NIP 19520919 197803 2 002
NIP 19520511 197207 1 001
2.
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.
NIP 19510507 198103 1 002
(12)
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada
tanggal 2 Desember 1989, merupakan putra dari Bapak
Abu Hani dan Ibu Siti Aminah.
Pendidikan peneliti dimulai dari Sekolah Dasar
(SD) Negeri 3 Gunung Terang Bandar Lampung
diselesaikan pada tahun 2002. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Bandar
Lampung dan telah selesai pada tahun 2005, selanjutnya peneliti melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 14 Bandar Lampung dan
diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 peneliti tercatat sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi
Negeri Universitas Lampung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
(13)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T yang maha pengasih lagi maha
penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan
batin kepada peneliti sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Inkuiri pada Mata Pelajaran IPS Kelas
V B SDN 1 Metro Utara Tahun Ajaran 2011/2012” telah selesai dengan baik.
Dengan berbekal keyakinan, ketabahan dan kemauan yang keras, bimbingan dan
ridho dari ALLAH S.W.T serta bantuan dari berbagai pihak jualah, maka peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Melalui kesempatan ini, peneliti hendak mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril,
maupun spiritual. Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terima kasih yang
tak terhingga peneliti sampaikan kepada:
1.
Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan
dalam menyelesaikan skripsi.
2.
Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi.
(14)
3.
Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.
4.
Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD UPP Metro
dan sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu,
membimbing dan memberikan saran serta meluangkan waktunya kepada
peneliti dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
5.
Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bantuan, bimbingan, saran serta waktunya kepada peneliti dengan
penuh rasa sabar dan ikhlas.
6.
Bapak Drs. A. Sudirman, M.H., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi.
7.
Bapak dan Ibu dosen FKIP Unila khususnya Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) atas ilmu yang telah diberikan.
8.
Ibu Mundriyani, S.Pd.SD., selaku Kepala SDN 1 Metro Utara yang telah
mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
9.
Ibu Nahrotun, S.Pd.SD., selaku guru kelas V B SDN 1 Metro Utara yang telah
membantu peneliti selama melaksanakan penelitian.
10. Kedua orang tuaku tercinta, serta seluruh keluarga besarku yang selalu
memberikan do’a, dukungan serta motivasinya selama ini.
11. Sahabat terhebatku, Maiko Sabri Martha yang selalu memberikan dukungan,
bantuan, dan inspirasi untuk menjadi orang yang lebih baik.
(15)
12. Sahabat kostku: Afri, Majid, Jaya, Joko, Fauzi, Aji, Andre, Komo yang selalu
berbagi suka maupun duka dalam berjuang menghadapi kehidupan bersama,
terima kasih banyak atas semua yang kalian berikan.
13. Sahabat-sahabat tercinta: Rifalion, Ibramsyah, Ryan, Maiko, Rinaldi, Denta,
Risa, AyuYukha, Manda, Tetin, Rebeka, Fitka, Edo, Ferry, Ari, Gustam yang
selalu mewarnai kehidupanku sejauh ini, senang bisa mengenal kalian.
14. Teman-teman angkatan 2008: Citra, Alif, Anita, Anissa, Agil, Anggun, Vinda,
Yudi, Sakila, Deviana, Siska, Nayli, Veni, Wira, Alul, Rendy, Sitta terima
kasih atas kebersamaan, do’a dan dukungannya.
15. Rekan-rekan mahasiswa PGSD angkatan 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan
2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
16. Siswa-siswi kelas V B SDN 1 Metro Utara, Kota Metro atas partisipasi,
dukungan dan doanya.
17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang
telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat
balasan dari Allah S.W.T. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang
khususnya dalam bidang pendidikan.
Metro, Juni 2012
Peneliti
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Untuk mewujudkan kehidupan seperti itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan konsisten berdasarkan pandangan teoretik dan praktik sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Lembaga pendidikan juga dituntut untuk lebih profesional dalam menciptakan kualitas pendidikan. Kinerja seorang guru pun harus diupayakan semaksimal mungkin untuk dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, terutama dalam menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran agar pelajaran yang diberikan dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Karena makin baik metode mengajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran, makin efektif pula pencapaian tujuan yang diharapkan.
(17)
2 Ki Hadjar Dewantara (dalam Ihsan, 2005: 3) mengemukakan pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Dari uraian tersebut, maka pendidikan dapat diartikan sebagai suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya serta upaya memanusiakan manusia muda.
Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas, baik lahiriah maupun batiniah, duniawi dan ukhrawi. Namun cita-cita demikian tak mungkin dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses pendidikan, karena proses pendidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan atau cita-cita tersebut (Ihsan, 2005: 3).
Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana untuk mencapai cita-cita tersebut. Akan tetapi, semakin tinggi cita-cita yang hendak diraih, maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena didorong oleh tuntutan hidup yang meningkat pula. Itulah sebabnya pendidikan beserta lembaga-lembaganya harus menjadi cermin dari cita-cita kelompok manusia disatu pihak dan pada waktu yang bersamaan. Pendidikan menjadi lembaga yang mampu mengubah dan meningkatkan cita-cita hidup kelompok manusia sehingga tidak terbelakang dan statis. Terutama pendidikan di sekolah, didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah
(18)
3 harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.
Metode digunakan untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar. Metode pula dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam belajar, atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif. Oleh sebab itu metode merupakan salah satu aspek pokok dalam pendidikan dan merupakan masalah sentral dalam mengajar.
Mengajar yang berhasil menuntut penggunaan metode yang tepat. Oleh karena itu seorang guru yang baik akan memahami dengan baik metode yang akan digunakannya. Seorang guru harus mengetahui bukan hanya bahan/materi pelajaran, akan tetapi juga masalah-masalah siswa, sebab melalui metode mengajar seorang guru harus mampu memberi kemudahan belajar kepada siswa dalam proses belajar serta mampu memberikan suasana belajar yang lebih semangat yang membuat siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas (Wahab, 2007: 36).
Salah satu metode yang dianggap cocok untuk dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif dan berpusat kepada siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa dalam proses belajar adalah metode inkuiri. Dengan metode inkuiri peran guru dalam pembelajaran sedikit diminimalisir, guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam mengelola informasi, berpikir kritis, dan bertanggung jawab. Metode inkuiri memungkinkan para siswa menemukan sendiri informasi-informasi yang
(19)
4 diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional. Hal ini berpengaruh terhadap peranan guru sebagai penyampai informasi ke arah peran guru sebagai pengelola interaksi belajar mengajar di kelas (Supriatna dkk., 2007: 138).
Penerapan metode mengajar yang baik sangat dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan tiap siswa, sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan berbagai strategi atau metode yang tepat dalam proses pembelajaran, namun berdasarkan observasi peneliti di kelas V B SDN 1 Metro Utara pada tanggal 25 Oktober 2011, pembelajaran IPS yang dilaksanakan oleh guru lebih sering menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta diakhiri dengan penugasan secara berkelompok sehingga pembelajaran terkesan monoton. Di dalam pembelajaran siswa pun hanya berperan sebagai pendengar yang terkesan kurang aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran berlangsung lama, siswa yang mulai bosan lebih memilih untuk mengobrol dengan kawannya masing-masing sehingga menyebabkan suasana belajar menjadi kurang kondusif. Di dalam kegiatan diskusi kelompok pun peran guru sebagai seorang fasilitator masih sangat minim dalam menyediakan media sebagai alat suatu pembelajaran serta kurangnya stimulus (rangsangan) yang diberikan guru dalam upaya meningkatkan aktivitas, mengelola informasi, berpikir kritis, dan tanggung jawab dalam memecahkan suatu masalah. Hal ini yang menyebabkan kurang termotivasinya siswa dalam belajar.
Selain melakukan observasi proses pembelajaran di kelas, peneliti juga melakukan studi dokumentasi berupa nilai Mid semester mata pelajaran IPS.
(20)
5 Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara; sebanyak 25 siswa dari 30 siswa atau 83,3% mendapat nilai <65, yang berarti belum mencapai ketuntasan dalam belajar dan sisanya sebanyak 5 siswa atau 16,7% siswa mendapat ≥65 sudah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 48,5. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V B SDN 1 Metro Utara belum dikatakan berhasil karena 83,3% siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yang ditetapkan sebesar ≥65.
Dari beberapa permasalahan di atas, perlu adanya solusi serta tindak lanjut yang tepat untuk perbaikan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara tahun ajaran 2011/2012. Salah satunya dengan menerapkan metode inkuiri dengan baik dan benar melalui langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang telah ditetapkan, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Inkuiri pada Mata Pelajaran IPS Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
(21)
6 1. Guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran, menyebabkan
pembelajaran monoton, kurang aktif, dan kurang menyenangkan bagi siswa
2. Rendahnya peran siswa dalam menciptakan proses pembelajaran yang lebih aktif, yang hanya bertindak sebagai pendengar.
3. Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara.
4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara.
5. Siswa yang mulai merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton lebih memilih untuk mengobrol dengan kawannya masing-masing.
6. Minimnya media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
7. Kurangnya stimulus (rangsangan) yang diberikan guru dalam upaya meningkatkan aktivitas, mengelola informasi, berpikir kritis, dan tanggung jawab untuk memecahkan suatu masalah di dalam kegiatan diskusi kelompok.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti serta pemecahan masalahnya. Adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara?
(22)
7 2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode inkuiri pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul penelitian dan perumusan masalah di atas penelitian ini mempunyai tujuan untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara dengan menggunakan metode inkuiri.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara dengan menggunakan metode inkuiri.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak antara lain siswa, guru, sekolah, dan peneliti.
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS
2. Bagi guru, dapat memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas dan meningkatkan kinerja guru dalam mengajar.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
4. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengetahuan mengenai metode pembelajaran inkuiri dengan melakukan PTK secara langsung.
(23)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Bell-Gredler (dalam Winataputra dkk., 2007: 1.5) mengungkapkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skils), dan sikap (attitudes). Kemampuan, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal, keturutsertaannya dalam pendidikan formal atau nonformal.
Thursam hakim (dalam Fathurohman dan Sutikno, 2007: 6) mengartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.
Menurut Hernawan dkk. (2007: 2) belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan
(24)
9 bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu, walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.
2. Pengertian Aktivitas Belajar
WS. Winkel (1983: 48) menyatakan bahwa aktivitas belajar atau kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai. Aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2010: 277).
Sardiman (2010: 100) mengungkapkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik dan mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus saling terkait. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar ialah kegiatan-kegiatan aktif yang dilakukan siswa yang bersifat
(25)
10 fisik dan mental dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru, dengan demikian hasil belajar siswa akan meningkat.
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Bundu, 2006: 15). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 20) hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pembelajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.
Hamalik (2005: 30) menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Gagne (dalam Wahyudin, 2006: 2.19) menyebutkan hasil belajar tersebut adalah (1) keterampilan; intelektual; (2) strategi kognitif; (3) informasi verbal; (4) sikap; (5) keterampilan.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman belajarnya berupa pengetahuan (intelek), sikap, tingkah laku, informasi verbal, dan keterampilan. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
(26)
11 penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang sejauh mana kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
B. Metode
1. Pengertian Metode
Kamus besar bahasa Indonesia (2001: 740) mengartikan bahwa metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Secara harfiah metode berarti cara dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Wahab (2007: 83) mengemukakan bahwa metode dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Sedangkan menurut Sumaatmadja (dalam Supriatna dkk., 2007: 126) metode adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Hal senada juga diungkapkan Hernawan dkk. (2007: 90) bahwa metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Dari beberapa definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
(27)
12 Metode bersifat prosedural. Artinya, penerapan pembelajaran harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur, bertahap, yakni mulai perencanaan pembelajaran, penyajian, sampai dengan penilaian dan hasil pembelajaran.
Seorang guru harus mampu memahami kelebihan dan kelemahan dari metode yang akan digunakan dalam memilih metode mengajar serta mampu menelaah ciri-ciri metode yang baik dalam penerapan proses mengajar. Wesley dan Wronski (dalam Wahab, 2007: 86) mengemukakan ciri-ciri sebuah metode yang baik, diantaranya:
a. Teliti, cermat, tepat dan tulus hati (sungguh-sungguh), dengan melibatkan kejujuran guru dan siswa
b. Harus artistik, dalam arti guru benar-benar dapat merasakan hal mana yang relevan dan yang tidak. Melalui metode itu guru menafsirkan dan mengsintesa.
c. Harus bersifat pribadi, yaitu seuatu yang telah mempribadi pada diri guru, tidak bersifat formalisme atau sesuatu yang rutin belaka, sebab yang penting adalah aktualita melalui pengalaman. d. Menghubungkan dirinya dengan pengalaman yang telah dimiliki
siswa.
Sehubungan dengan pemilihan metode tersebut, walaupun telah dikemukakan ciri-ciri metode yang baik, namun pada dasarnya tidak tampak atau tidak mudah digambarkan oleh karena meliputi guru dan siswa. Itulah sebabnya mengajar disebut sebagai proses dan bukan tindakan. Jadi memilih dan menggunakan metode mengajar adalah merupakan kiat guru berdasarkan pengetahuan metodelogisnya serta pengalaman mengajarnya yang sebenarnya telah menyatu dengan dirinya.
(28)
13
2. Metode Inkuiri
a. Pengertian Metode Inkuiri
Gilstrap (dalam Supriatna dkk., 2007: 138) mengungkapkan metode inkuiri merupakan komponen dari suatu bagian praktek pendidikan yang sering kali diterjemahkan sebagai mengajar heuristik, yakni suatu jenis mengajar yang meliputi metode-metode yang dirancang untuk meningkatkan rentangan keaktifan yang lebih besar, berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri, mencari sendiri, dan refleksi yang sering muncul sebagai kegiatan belajar.
Metode inkuiri dapat ditandai adanya keaktifan siswa dalam memperoleh keterampilan intelektual, sikap, dan keterampilan psikomotorik. Metode ini memungkinkan para siswa menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional.
Menurut Hernawan dkk. (2007: 08) metode pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proes berpikir secara kritis dan analitis. Untuk mencari dan menemukan sendiri dari jawaban suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa, dalam hal ini kemampuan guru untuk memberikan stimulus (rangsangan) terhadap pemecahan suatu masalah sangat dibutuhkan.
Nurhadi (dalam http://susilofy.wordpress.com, 2010) berpendapat bahwa dalam pembelajaran inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka. Metode inkuiri
(29)
14 ini bisa dilakukan secara individu ataupun kelompok, tetapi yang terpenting adalah siswa dapat melakukan proses pencarian ilmu secara mandiri sesuai dengan langkah-langkah dan prosedur ilmiah keilmuan tertentu.
Dapat disimpulkan peneliti bahwa metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat menemukan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
Menurut Hernawan dkk. (2007: 108) bahwa pembelajaran inkuiri memiliki ciri-ciri diantaranya:
Pertama, inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
Ketiga, tujuan dari penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan sebagai bagian dari proses mental.
Ciri-ciri dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, antara lain sebagai berikut:
1. Dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak memberikan permasalahan kepada siswa untuk dianalisa dan kemudian mencari beberapa alternatif pemecahannya.
2. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa lebih bersifat multi arah (guru-siswa, guru, siswa-siswa).
3. Dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak memberikan kesempatan siswa untuk berpikir secara kritis dan ilmiah.
(30)
15 4. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran yang
bersifat fakta melainkan juga menanam sikap dan melatih keterampilan praktis kepada siswa.
5. Strategi, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan lebih variatif (tidak monoton).
6. Dalam pembelajaran lebih cenderung memperlihatkan kadar CBSA yang tinggi (Nurfadillah. http://nurfadlillah.wordpress.com, 2010).
Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
c. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Inkuiri
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode inkuiri menurut Hernawan dkk. (2007: 108-109) sebagai berikut:
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Prinsip interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengaturan interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Pada pembelajaran ini perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4. Prinsip belajar untuk berpikir. Belajar bukan hanya untuk mengingat fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
5. Prinsip keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas
(31)
16 guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Selanjutnya lebih jelas, dalam pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir, karena inkuiri didasari oleh teori kognitif yang menekankan arti penting proses internal seseorang. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar, juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dalam pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran, tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Pada inkuiri ini yang dinilai adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
2. Prinsip Interaksi
Pada dasarnya, proses pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi itu sendiri. Kegiatan pembelajaran selama menggunakan pendekatan inkuiri ditentukan oleh interaksi siswa. Keseluruhan proses pembelajaran akan membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif. Guru hanya perlu menjadi fasilitator dan mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa.
3. Prinsip Bertanya
Inkuiri adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dan mengantarkan pada pengujian dan eksplorasi bermakna. Selama pembelajaran inkuiri, guru dapat mengajukan suatu pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan
(32)
17 pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, yang dapat bersifat open-ended, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. Oleh karena itu peran yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat. Inkuiri melibat komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, obyektif, dan bermakna, dan untuk melaporkan hipotesis mereka.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya (http://id.shvoong.com/social-sciences/education, 2010). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inkuiri dapat memberi makna yang cukup tinggi bagi siswa. Siswa merasa dihargai eksistensinya sebagai manusia yang sedang belajar. Siswa akan merasa percaya diri apabila berhasil mengungkapkan dan menemukan sesuatu dalam belajar.
(33)
18
d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri
Hernawan dkk. (2007: 108) mengungkapkan secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah. 2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarangan perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses ini membutuhkan motivasi yang kuat dalam belajar serta membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
(34)
19 berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Roestiyah (2001: 79) menjelaskan agar metode inkuiri dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut: (1) kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi, (2) kondisi lingkungan yang responsif, (3) kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian, dan (4) kondisi yang bebas dari tekanan. Dengan kondisi seperti yang telah dikemukakan di atas, pembelajaran inkuiri diharapkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk menciptakan kondisi seperti itu, Gulo (dalam http://nurulfikri.sch.id, 2011) menjelaskan peranan utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Motivator, yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
2. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
3. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakinan pada diri sendiri. 4. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh
kegiatan di dalam kelas.
5. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan.
6. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7. Rewarder, yang memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.
Jika peran seorang guru dapat dilakukan sesuai dengan apa yang diharapkan agar pembelajaran inkuiri tersebut dapat tercipta, maka
(35)
20 diharapkan pula akan tercipta suasana atau iklim pembelajaran yang lebih aktif.
e. Tujuan Pembelajaran Inkuiri
Tujuan teknis dari inkuiri antara lain, sebagai berikut: (1) membentuk dan mengembangkan rasa percaya diri, (2) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, (3) mengembangkan bakat dan kecakapan individu, (4) memberi siswa kesempatan untuk belajar sendiri, dan (5) mendorong murid memperoleh informasi (Santosa dkk., 2003: 1.17).
Supriatna dkk. (2007: 139) menjelaskan tujuan dari metode inkuiri sebagai berikut:
a) Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
b) Mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup.
c) Mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam proses pembelajaran.
d) Melatih siswa memanfaatkan sumber informasi dalam lingkungan.
Untuk mencapai tujuan inkuiri seperti yang telah dijelaskan di atas, maka terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa atau problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi; (5) Partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar; (6) Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa (Sagala, 2010: 197).
(36)
21
f. Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri
Sapriya dkk. (2007: 175) menjelaskan kelebihan dari metode inkuiri sebagai berikut:
a) Mengembangkan sikap keterampilan siswa untuk mampu memecahkan permasalahan serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri.
b) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
c) Kemampuan siswa diproses dalam situasi dan keadaan yang benar dihayati dan diamati sendiri.
d) Membina dan mengembangkan sikap rasa ingin tahu dan cara berpikir objektif, kritis analitis baik secara individual maupun secara kelompok.
e) Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan atau konsep yang telah dipahami.
f) Dalam belajar tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi sosial, dll.
Supriatna dkk. (2007: 139) menjelaskan kelemahan dari metode inkuiri antara lain, yaitu: (1) memerlukan persiapan dan kemampuan berpikir yang tinggi, (2) keberhasilan sulit dicapai bila diikuti oleh siswa dengan jumlah besar, dan (3) membutuhkan peralatan dan fasilitas yang memadai.
Setelah mengetahui tentang apa saja kelebihan dan kelemahan dari metode inkuiri ini, diharapkan agar persiapan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian IPS
Istilah ”social studies” yang berasal dari bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan
(37)
22 perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai mahluk sosial (homo socius).
Keller (dalam Sapriya, 2006: 6) mengartikan IPS sebagai satuan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan-kemasyarakatan. IPS merupakan subjek mater dalam dunia pendidikan di negara kita yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga sebagai materi yang dapat mengembangkan kompetensi dan tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga negara masyarakat maupun sebagai warga dunia. Selanjutnya Sumantri (2001: 89) mengungkapkan bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan.
Dilihat dari pengertiannya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berbeda dengan Ilmu Sosial (IS). IPS berusaha mengintegrasikan bahan/materi dari cabang-cabang ilmu tersebut dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat sekeliling. Sedangkan Ilmu Sosial (social sciences), ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek kehidupan manusia yang dikaji secara terlepas-lepas sehingga melahirkan satu bidang ilmu (Sapriya, 2007: 3).
(38)
23
2. Fungsi dan Tujuan IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:
a. Fungsi IPS
Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan (kognitif), nilai, sikap (afektif) dan keterampilan sosial (sosial psikomotor) peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Supriatna dkk., 2007: 9). b. Tujuan IPS
”The Social Science Education Frame Work for California School” (dalam Sapriya dkk., 2006: 13) mengemukakan lima tujuan pokok pembelajaran IPS:
1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.
2. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan mempraktekkan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial.
3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai, dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual.
4. Membina siswa kearah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan-menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya.
5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga negara.
(39)
24
3. Tujuan IPS di Sekolah Dasar (SD)
Tujuan pendidikan IPS di tingkat SD untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari-harinya. Tujuan lain dilihat dari pendekatan rasionalitas bahwa pendidikan IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan terhadap setiap persoalan yang dihadapinya. Tujuan IPS agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sosial yang berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (Rhonie chen, http://www.scribd.com/doc., 2012).
Abdillah (http://gudangilmuabdi.blogspot.com., 2011) menjelaskan secara rinci tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar sebagai berikut:
(1) Mengenalkan kepada siswa tentang hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya, (2) Memberikan pengetahuan agar siswa memahami peristiwa-peristiwa serta perubahan yang terjadi di sekitarnya, (3) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal kebutuhan-kebutuhan serta menyadari bahwa manusia lain pun memiliki kebutuhan, (4) Menghargai budaya masyarakat sekitar, bangsa dan juga bangsa lainnya, (5) Memahami dan dapat menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang bertalian dengan dirinya sendiri maupun dalan hubungannya dengan orang lain dan bangsa-bangsa lain di dunia, (6) Memahami bahwa antar manusia yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan serta dapat menghormati harkat dan nilai manusia, (7) Memupuk rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan hasilnya serta menghargai setiap jenis pekerjaan maupun hasil pekerjaan yang dilakukan orang lain, (8) Memahami dan bertanggung jawab dalam pemeliharaan, pemantapan dan pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya alam, (9) Memahami dan menghargai sejarah bangsanya, serta hak-haknya sebagai manusia hidup di suatu negara yang merdeka dan memahami cara hidup yang demokratis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapat tersebut merupakan cakupan dalam mengembangkan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar yang pada umumnya bertujuan agar siswa
(40)
25 mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu “Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan metode inkuiri dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara.”
(41)
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan
Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani dkk., 2007: 1.3).
Kusumah dan Dwitagama (2009: 25) mengungkapkan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, dibutuhkan tahapan sebagai berikut, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara. Harapan penting dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui metode inkuiri.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Metro Utara, Jalan Pattimura No. 136 Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Metro Utara Kota Metro.
(42)
27 2. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antara peneliti dengan guru IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara. Adapun subjek penelitiannya adalah guru dan siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara, dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
3. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2011/2012 selama tujuh bulan (Desember-Juni).
4. Sumber Data
Sumber data adalah pihak-pihak yang dapat memberikan data-data yang diinginkan. Sumber data penelitian ini diperoleh dari:
a. Siswa, data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang berbentuk skor (angka).
b. Guru, data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanan tindakan.
1. Teknik tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode inkuiri.
(43)
28 2. Teknik observasi, dilakukan dengan mengobservasi/ mengamati aktivitas
siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sesuai dengan langkah-langkah yang baik dan benar.
C. Alat Pengumpulan Data
1. Soal-soal tes
Digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada siklus I, siklus II, dan tes pada siklus III. Pengumpulan data tes untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran serta mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui tes formatif. Soal tes formatif tersebut dibuat berdasarkan pengetahuan siswa pada pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III.
2. Lembar panduan observasi
Digunakan untuk mendapatkan data aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat proses pembelajaran inkuiri berlangsung, hal ini dilakukan oleh pengamat (observer).
D. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data hasil
(44)
29 observasi yang digunakan untuk menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran.
1. Analisis data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data nontes yaitu lembar panduan observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya pembelajaran dengan metode inkuiri.
2. Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan cara,
∑ X1 rumus: X = —— N Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai N = Banyaknya Siswa
(45)
30
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan berbentuk siklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran IPS menggunakan metode inkuiri di kelas V B SDN 1 Mertro Utara. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection).
Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri ini terdiri atas tiga siklus, yaitu: siklus I, siklus II, dan siklus III, yang dalam tiap siklusnya terdiri dari empat langkah yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai
upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar selanjutnya (Kusumah dan Dwitagama, 2009: 25).
(46)
31
Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Tahap-tahap dalam PTK (Wardhani, 2007: 2.4). Perencanaan I
SIKLUS I
Pengamatan I Perencanaan II
SIKLUS II
Pengamatan II Perencanaan III
SIKLUS III
Pengamatan III
Pelaksanaan I Refleksi I
Pelaksanaan II Refleksi II
Pelaksanaan III Refleksi III
(47)
32
F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Wawancara dengan guru kelas untuk menganalisis materi yang sudah diajarkan guna penyesuaian penyusunan perangkat pembelajaran. b. Menganalisis pokok Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar
(KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan metode inkuiri. c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran pada siklus I, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (pre test &
post test), dan lembar panduan observasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I materi pembelajarannya adalah ”Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda”, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum materi diberikan.
2. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(48)
33 B.Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi IPS yaitu “Perjuangan Melawan
Penjajahan Belanda”, dan memancing siswa untuk dapat bertanya tentang materi yang akan diajarkan.
2. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dimana masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa.
3. Guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur kerja yang akan dilakukan oleh siswa dalam kelompok.
4. Guru bersama dengan siswa merumuskan masalah yang bersumber
dari beberapa pertanyaan yang telah dilontarkan oleh beberapa siswa. Kemudian masing-masing kelompok merumuskan jawaban sementara (hipotesis).
5. Dengan stimulus dan bimbingan yang diberikan guru, masing-masing siswa mencari informasi dan data-data yang relevan untuk mencari jawaban sebenarnya.
6. Setelah mendapatkan data-data yang dicari, kemudian kelompok mendiskusikan dan mengolah hasil penemuan mereka.
7. Masing-masing kelompok membuat laporan kemudian
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
8. Kelompok yang lain menanggapi dan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
C.Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah berlangsung.
(49)
34 2. Memberikan tes formatif kepada siswa untuk melihat tingkat
penguasaan materi pelajaran IPS yang sudah diajarkan.
3. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa dan kinerja guru.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Hasil analisis data yang dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Materi pembelajaran siklus II ini adalah “Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang”. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi:
1. Tahap Perencanaan
a) Mendata kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.
(50)
35 b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II
berdasarkan refleksi dari siklus I.
c) Menganalisis pokok Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan metode inkuiri. d) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran pada siklus II, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (pre test &
post test), dan lembar panduan observasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diberikan pada siklus I.
2. Guru mengulas kembali secara singkat materi pembelajaran yang telah disampaikan pada siklus sebelumnya.
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi IPS yaitu “Perjuangan Melawan
Penjajahan Jepang”, dan memancing siswa untuk dapat bertanya hal-hal yang belum dipahami.
2. Masing-masing siswa bergabung ke dalam kelompok yang sudah ditentukan.
(51)
36 4. Dengan stimulus dan bimbingan dari guru, masing-masing siswa
mencari informasi dan data-data yang relevan untuk mencari jawaban sebenarnya.
5. Setelah mendapatkan data-data yang dicari, kemudian kelompok mendiskusikan dan mengolah hasil penemuan mereka.
6. Masing-masing kelompok membuat laporan kemudian
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
7. Kelompok yang lain menanggapi dan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
C. Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah berlangsung.
2. Menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil diskusi dengan memberikan tes formatif kepada siswa untuk melihat tingkat penguasaan materi pelajaran IPS yang sudah diajarkan.
3. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa dan kinerja guru.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan metode
(52)
37 inkuiri. Hasil analisis data yang dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus III
Pada akhir siklus II telah dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus III. Pada siklus III ini materi pembelajarannya adalah “Tokoh-tokoh Pergerakkan Nasional”. Adapun pelaksanaan pada siklus III meliputi:
1. Tahap Perencanaan
a) Mendata kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II.
b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus III berdasarkan refleksi dari siklus II.
c) Menganalisis pokok Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan metode inkuiri. d) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran pada siklus II, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (pre test &
(53)
38
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diberikan pada siklus II.
2. Guru mengulas kembali secara singkat materi pembelajaran yang telah disampaikan pada siklus sebelumnya.
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi IPS yaitu “Tokoh-tokoh Pergerakkan Nasional”, dan memancing siswa untuk dapat bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya.
2. Masing-masing siswa bergabung ke dalam kelompok yang sudah ditentukan.
3. Guru bersama siswa merumuskan masalah.
4. Dengan stimulus dan bimbingan dari guru, masing-masing siswa mencari informasi dan data-data yang relevan untuk mencari jawaban sebenarnya.
5. Setelah mendapatkan data-data yang dicari, kemudian kelompok mendiskusikan dan mengolah hasil penemuan mereka.
6. Masing-masing kelompok membuat laporan kemudian
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
7. Kelompok yang lain menanggapi dan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
(54)
39 C. Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah berlangsung.
2. Menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil diskusi dengan memberikan tes formatif kepada siswa untuk melihat tingkat penguasaan materi pelajaran IPS yang sudah diajarkan.
3. Tahap Observasi
Seperti siklus sebelumnya, pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa dan kinerja guru.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Data hasil pelaksanaan siklus I, II, dan III kemudian dikumpulkan untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas.
G. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai KKM yaitu ≥65 secara klasikal tingkat keberhasilan siswa minimal mencapai 75%, dan adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar secara klasikal pada setiap siklusnya.
(55)
40
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Jenis Kegiatan
Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan X X X X
a. Seminar
Proposal X
b. Perbaikan X
2. Pelaksanaan
Siklus 1
a. Perencanaan
tindakan X X
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
X X c. Analisis dan
refleksi X X
3. Pelaksanaan
siklus 2
a. Perencanaan
tindakan X X
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
X X c. Analisis dan
refleksi X X
4. Pelaksanaan
siklus 3
a. Perencanaan
tindakan X X
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
X X c. Analisis dan
refleksi X X
5. Penyusunan laporan hasil penelitian
a. Menyusun
draf hasil penelitian
X X X X X c. pelaksanaan
seminar hasil X
c. Perbaikan X X X X X
6. Ujian Skripsi
a. pelaksanaan
ujian skripsi X
b. Perbaikan X
7. Penggandaan &
(56)
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase rata-rata aktivitas on task (aktivitas yang diinginkan) mencapai 45%. Selanjutnya meningkat sebesar 12,01% pada siklus II menjadi 57,01%. Kemudian pada siklus III meningkat sebesar 19,32% menjadi 76,33%. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan aktivitas siswa yang sangat baik.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam tiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 54,67. Kemudian pada siklus II meningkat sebesar 8,83 menjadi 63,50 dan pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 12,83 menjadi 76,33. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
(57)
114 dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini disampaikan saran-saran dalam menggunakan metode inkuiri, yaitu:
a. Siswa
1. Selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar meningkat.
2. Siswa harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.
b. Guru
1. Guru perlu memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.
2. Guru harus lebih memaksimalkan peran utamanya sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder
untuk menciptakan iklim pembelajaran yang lebih aktif. c. Sekolah
1. Perlu dilakukan pengembangan proses pembelajaran tentang penggunaan media pembelajaran dan metode selain inkuiri untuk menambah wawasan dan kemampuan guru dalam pembelajaran IPS.
(58)
115 2. Agar dapat memfasilitasi sarana pendukung untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran demi meningkatnya mutu pendidikan di sekolah.
d. Peneliti
Peneliti mengkaji implementasi perbaikan pembelajaran dengan metode inkuiri, untuk itu kepada peneliti-peneliti berikutnya dapat melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan metode inkuiri pada mata pelajaran lainnya.
(1)
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diberikan pada siklus II.
2. Guru mengulas kembali secara singkat materi pembelajaran yang telah disampaikan pada siklus sebelumnya.
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi IPS yaitu “Tokoh-tokoh Pergerakkan Nasional”, dan memancing siswa untuk dapat bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya.
2. Masing-masing siswa bergabung ke dalam kelompok yang sudah ditentukan.
3. Guru bersama siswa merumuskan masalah.
4. Dengan stimulus dan bimbingan dari guru, masing-masing siswa mencari informasi dan data-data yang relevan untuk mencari jawaban sebenarnya.
5. Setelah mendapatkan data-data yang dicari, kemudian kelompok mendiskusikan dan mengolah hasil penemuan mereka.
6. Masing-masing kelompok membuat laporan kemudian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
7. Kelompok yang lain menanggapi dan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
(2)
C. Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah berlangsung.
2. Menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil diskusi dengan memberikan tes formatif kepada siswa untuk melihat tingkat penguasaan materi pelajaran IPS yang sudah diajarkan.
3. Tahap Observasi
Seperti siklus sebelumnya, pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa dan kinerja guru.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Data hasil pelaksanaan siklus I, II, dan III kemudian dikumpulkan untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas.
G. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai KKM yaitu ≥65 secara klasikal tingkat keberhasilan siswa minimal mencapai 75%, dan adanya peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar secara klasikal pada setiap siklusnya.
(3)
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Jenis Kegiatan
Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan X X X X
a. Seminar
Proposal X b. Perbaikan X 2. Pelaksanaan
Siklus 1 a. Perencanaan
tindakan X X b. Pelaksanaan
tindakan dan observasi
X X c. Analisis dan
refleksi X X 3. Pelaksanaan
siklus 2 a. Perencanaan
tindakan X X b. Pelaksanaan
tindakan dan observasi
X X c. Analisis dan
refleksi X X 4. Pelaksanaan
siklus 3 a. Perencanaan
tindakan X X b. Pelaksanaan
tindakan dan observasi
X X c. Analisis dan
refleksi X X 5. Penyusunan
laporan hasil penelitian
a. Menyusun
draf hasil penelitian
X X X X X c. pelaksanaan
seminar hasil X c. Perbaikan X X X X X 6. Ujian Skripsi
a. pelaksanaan
ujian skripsi X b. Perbaikan X 7. Penggandaan &
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase rata-rata aktivitas on task (aktivitas yang diinginkan) mencapai 45%. Selanjutnya meningkat sebesar 12,01% pada siklus II menjadi 57,01%. Kemudian pada siklus III meningkat sebesar 19,32% menjadi 76,33%. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan aktivitas siswa yang sangat baik.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam tiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 54,67. Kemudian pada siklus II meningkat sebesar 8,83 menjadi 63,50 dan pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 12,83 menjadi 76,33. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
(5)
dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini disampaikan saran-saran dalam menggunakan metode inkuiri, yaitu:
a. Siswa
1. Selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar meningkat.
2. Siswa harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.
b. Guru
1. Guru perlu memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.
2. Guru harus lebih memaksimalkan peran utamanya sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder untuk menciptakan iklim pembelajaran yang lebih aktif.
c. Sekolah
1. Perlu dilakukan pengembangan proses pembelajaran tentang
penggunaan media pembelajaran dan metode selain inkuiri untuk menambah wawasan dan kemampuan guru dalam pembelajaran IPS.
(6)
2. Agar dapat memfasilitasi sarana pendukung untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran demi meningkatnya mutu pendidikan di sekolah.
d. Peneliti
Peneliti mengkaji implementasi perbaikan pembelajaran dengan metode inkuiri, untuk itu kepada peneliti-peneliti berikutnya dapat melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan metode inkuiri pada mata pelajaran lainnya.