PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SDN 1 METRO UTARA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Tetin Pebrina

Rendahnya aktivitas dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas 52 dari Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran PKn 71 pada kelas V B SDN 1 Metro Utara melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan alat pengumpulan data berupa lembar observasi dan soal-soal tes. Teknik analisis data yang dilengkapi dengan bentuk analisis kualitatif dan kuantitatif yang dilaksanakan dalam 3 siklus.

Hasil analisa data perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam proses pembelajaran PKn siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara menunjukkan peningkatan persentase rata-rata aktivitas dan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus 1 (65,17%), siklus 2 (73,83%), dan siklus 3 (91,83%). Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 (67,07), siklus 2 (71,80), dan siklus 3 (80,07) yang berarti terjadi peningkatan hasil belajar tiap siklusnya.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa karena bangsa yang cerdas akan memberikan kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 mengemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan budaya (Ihsan, 2005: 2).Dengan kata lain pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban suatu bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup, nilai dan norma masyarakat. Pendidikan menunjukkan sesuatu bagaimana bangsanya berpikir serta berperilaku secara turun temurun hingga kepada generasi berikutnya yangakan sampai pada tingkat peradaban maju dan berkompeten. Pendidikandasar memiliki peranan penting untuk menghasilkan generasi tersebut umumnya pada siswa terutama siswa sekolah dasar. Pada sekolah dasar terdapat


(3)

mata pelajaran yang mengajarkan tentang nilai, moral dan norma yakni mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Menurut Mulyasa (dalam Ruminiati, 2007: 26) mengemukakan salah satu tujuan pembelajaran PKn yakniuntuk menjadikan siswa berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggungjawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatandan untuk menjadikan siswa bisa berkembang secara positif dan demokratis.

Tujuan pembelajaran PKn ini dapat tercapai jika pendidikan nilai, moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah untuk diwujudkan. Siswa diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil, cerdas, dan bersikap baik, serta mampu mengikuti kemajuan teknologi. Salah satu upaya untuk pencapaian tujuan PKn tersebut didukung oleh suasana pembelajaran kondusif yang diciptakan oleh guru dalam kelasnya agar siswa mudah menerima materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran yang di dalamnya mencakup guru dan siswa.

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa yang pada prakteknya mentransfer pengetahuan, pengalaman, dan gagasan/ide dari guru ke siswa atau dari siswa ke siswa. Kegiatan ini bergantung pada kelancaran interkasi komunikasi antara guru dan siswanya yang dapat didukung dengan suasana pembelajaran yang kondusif serta ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode, media atau pendekatan dalam pembelajaran. Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan banyak gangguan, sudah


(4)

barang tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif (Hamalik, 2011: 52). Dalam hal ini guru dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan studi dokumentasi padahari Sabtu, 16 Juni 2012 di SDN 1 Metro Utara yang dilakukan pada kelas VB dapat dilihat model, pendekatan atau strategi yang digunakan dalam pembelajaran PKn yang masih menitikberatkan pada guru dalam menyampaikan materi dan pembelajaran menjadi berpusat pada guru (teacher centered). Guru kurang dapat membuat siswa untuk berpikir dan memberikan pengalaman belajar dalam kegiatan pembelajaran PKn.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada kelas V B tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut seperti faktor dari guru dan faktor dari diri siswa. Faktor dari guru yaitu guru kurang dapat merangsang aktivitas berpikir siswa sehingga guru tidak tahu apakah siswa sudah memahami pelajaran atau belum. Guru kurang melibatkan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn, siswa hanya duduk mendengarkan guru, dan kadang guru membagi siswa menjadi kelompok, memberikan soal dan guru keluar kelas. Sedangkan faktor dari diri siswa yaitu banyak siswa kelas V B pada saat pembelajaran PKn terlihat kurang berani atau takut untuk berkata belum mengerti terhadap pembelajaran PKn dan hanya diam ketika ditanya oleh guru. Hanya beberapa siswa yang dapat tegas menjawab jika siswa tersebut sudah atau belum mengerti. Keadaan seperti ini dapat membuat siswa yang belum paham tapi hanya diam saja tersebut yang akan dirugikan.

Hal itu terlihat pada saat guru memberikan pertanyaan umum pada siswa hanya siswa tertentu yang dapat menjawab. Selebihnya siswa hanya diam. Dan ketika guru memberikan


(5)

kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti, hanya siswa tertentu yang mengacungkan jari. Hal ini terjadi pula ketika siswa di kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok. Pada saat diskusi kelompok terlihat pada satu kelompok yang mengerjakan soal yang diberikan, yang berdiskusi untuk menyelesaikan suatu soal hanya siswa-siswa tertentu saja. Sedangkan siswa yang kurang menyumbangkan masukan dalam kelompoknya hanya diam dan memperhatikan hal-hal yang dilakukan oleh teman dalam kelompoknya.

Keadaan aktivitas di kelas V B di atas berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas V B tergolong rendah, yakni hanya 12 siswa (40%) yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum mencapai KKM yakni 18 siswa (60%) dari jumlahsiswa30 siswa dengan rata-rata kelas yang belum memenuhi KKM yaitu 52 dari nilai KKM yang ditentukan untuk mata pelajaran PKn yaitu 71 (data nilai ulangan harian tahun ajaran 2011-2012). Rendahnya nilai dari pembelajaran PKn dapat menyimpulkan bahwa masih kurang pahamnya siswa SDN 1 Metro Utara khususnya kelas VB terhadap materi-materi dalam pembelajaran PKn tentang nilai, moral dan norma untuk membentuk siswa seperti pada tujuan pembelajaran PKn yakni membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, dibutuhkannya penggunaan suatu model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh pada hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran PKn. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan tersebut di atas ialah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Hartina (2008: 12) menuliskan bahwa Think Pair


(6)

Share sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Model ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain.

Hartina (2008: 12) menjabarkan salah satu kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipeTPS adalah siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok yang terdiri dari 2-6 orang, dan siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.

Terkait model pembelajaran kooperatif tipeTPS dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini adalah salah satu model yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas, pemahaman, pembelajaran bermakna yang berbuah hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam PTK ini peneliti mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe ThinkPairShare (TPS) Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V B SDN 1 Metro Utara”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1) Rendahnya aktivitas siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2) Hasil belajar siswa kelas V B tergolong rendah, yakni hanya 12 siswa (40%) yang telah mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM yakni 18 siswa (60%) dari jumlahsiswa30 siswa dengan rata-rata kelas yang belum memenuhi KKM yaitu 52 dari nilai KKM yang ditentukan untuk mata pelajaran PKn yaitu 71.


(7)

3) Pembelajaran terkesan membosankan dengan peran guru yang monoton menggunakan metode dalam proses pembelajaran.

4) Pembelajaran yang masih menggunakan pola teacher centered.

5) Rendahnya partisipasi siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

6) Siswa kurang berani atau takut untuk berkata belum paham apabila siswa tersebut belum paham pada pembelajaran PKn.

7) Mayoritas siswa kurang ikut andil dalam diskusi kelompok dan hanya siswa-siswa tertentu yang aktif dalam diskusi kelompok.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pemecahan masalahnya, adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipeTPS dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara?

2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara?

1.4. Tujuan Penelitian


(8)

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VB SDN 1 Metro Utara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pembelajaran PKn. 2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VB SDN 1 Metro Utara dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipeTPS dalam pembelajaran PKn.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1) Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

2) Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara tepat.

3) Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai inovasi model dalam pembelajaran PKn khususnya.

4) Bagi Peneliti

Menambah sumbangan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, dan wawasan tentang peningkatan proses pembelajaran.


(9)

(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) 2.1.1.Pengertian Model Pembelajaran

Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru di kelasnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mulai dari perpaduan metode yang dilakukan, teknik dan taktik yang dilakukan berbeda-beda tapi dengan tujuan yang sama yaitu untuk mencapai tujuan belajar. Ketika hal itu dilakukan oleh guru dalam kelasnya, pada saat itu seorang guru sedang menerapkan sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru (Komalasari, 2011: 57). Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2011: 46).

Soekamto, dkk., (dalam Trianto, 2010: 22) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran.


(11)

Dengan demikian penggunaan model pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelasnya dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Dan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan di kelasnya.

2.1.2.Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) terutama untuk mengatasi permasalahan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain (Isjoni, 2007: 16). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Depdiknas, 2003: 5).

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang merujuk pada berbagai metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran (Slavin, 2010: 4).

Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2-5 orang, struktur kelompoknya yang bersifat heterogen (Slavin dalam Komalasari, 2011: 62).


(12)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif di kelas akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang akan berpengaruh pada hasil belajar siswa karena dalam model pembelajaran kooperatif ini siswa dikelompokkan dengan karakteristik dan kemampuan yang beragam, maka siswa yang kurang akan sangat terbantu dan termotivasi siswa yang lebih. Serta memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok.

2.1.3.Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share (TPS)

Arends (dalam Komalasari, 2011: 64) menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Sejalan dengan itu, menurut Trianto (2010: 81) mengemukakan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) atau berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa dengan TPS siswa diberi kesempatan untuk berpikir sendiri terlebih dahulu kemudian berdiskusi dengan temannya yang diperkuat lagi dengan teori dari Ibrahim (2011) yang mengemukakan bahwa model pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Hartina, 2008 mengemukakan bahwaThink Pair Share (TPS) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit sehingga model pembelajaran TPS dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran di sekolah.


(13)

Dengan demikian yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPSadalah suatu model yang dapat memberi siswa lebih banyak kesempatan untuk berpikir dan berpendapat secara individu untuk merespon pendapat yang lain kemudian saling membantu dalam kelompoknya kemudian membagi pengetahuan kepada siswa lain.

2.1.4.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Setiap model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini. Hartina (2008) memaparkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. Jadi, siswa dapat meningkatkan keberaniannya untuk berpendapat karena siswa diberi kesempatan untuk mencari pendapat masing-masing sebelum didiskusikan dengan temannya. Selain itu siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompokterdiri dari 2-6 orang, kegiatan berkelompok akan menjadikan anak lebih aktif sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru.

Siswa juga memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar, jadi seluruh siswa mendapatkan informasi yang beragam dari kegiatan yang telah dilakukan. Sedangkan kekurangan dari Think Pair Share (TPS) ialah pada saat peralihan dari seluruh kelas kekelompok kecil dapat menyita waktu pembelajaran yang berharga. Untuk itu guru


(14)

harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.

2.1.5.Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berdasarkan pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebelumnya, lebih jelas akan dipaparkan bagaimana prosedur atau langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

Menurut Muslimin (2009) langkah-langkahThink Pair Share ada tiga, yaitu: Thinking (berpikir), siswa diberi pertanyaan dan harus memikirkan jawaban secara individu.Pairing (berpasangan), siswa dengan teman sebangku mendiskusikanyang telah dipikirkan pada tahap thinking, dan Sharing (berbagi), siswa berpasangan berbagi hasil diskusi kepada seluruh kelas.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada penelitian ini menggunakan langkah-langkah seperti tersebut di atas dengan penyesuaian pada siswa kelas V B yang menjadi kelas penelitian. Berikut langkah-langkahnya yaitu:

1. Think, guru membimbing siswa saat mencari masukan jawaban atau pendapat yang bersumber dari buku yang relevan secara individu atas pertanyaan yang diberikan kepada siswa.

2. Pair, mengembangkan aktivitas berpikir siswa dalam berdiskusi jawaban satu sama lain dengan teman sebangku, dan mengupayakan siswa aktif dalam diskusi dengan teman sebangku di belakang/ di depannya atau dalam kelompok (kelompok terbentuk).


(15)

3. Share, membimbing aktivitas penyajian hasil diskusi masing-masing kelompok yang ditanggapi oleh kelompok lain.

2.2. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar 2.2.1. Belajar

Dikehidupan sehari-hari yang terlintas bila kita mendengar kata “belajar” adalah jika seseorang sedang membaca buku, atau seorang siswa yang duduk di kelas mendengarkan gurunya menjelaskan materi pelajaran dan lain sebagainya. Namun, ketika ditelaah lagi kata “belajar” itu sendiri memiliki makna yang lebih luas lagi. Seperti yang disampaikan oleh Gagne (dalam Suprijono, 2011: 2)bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar (Suprijono, 2011:4). Sedangkan Reber (dalam Suprijono, 2011: 3)mengatakan belajar adalah the process of acquiring knowladge, yakni belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.

Robbins (dalam Trianto, 2010: 15) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dengan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto, 2010: 16).

Budiningsih (2008: 58), menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si


(16)

pebelajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwayang dimaksud belajar bukan hanya proses pembelajaran di dalam kelas, melainkan dapat dimana saja, setiap kejadian atau peristiwa dapat disebut sebagai belajar karena belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh perbaikan baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor.

2.2.2. Pengertian Aktivitas Belajar 2.2.2.1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajarmerupakan tuntutan logis dari hakekat belajar dan mengajar seperti yang dikemukakan oleh Mulyono (dalam Ahmad, 2010) tentang pengertian mendasar sebelum ke pengertian aktivitas belajar yaitu mengemukakan tentang pengertian aktivitas yang artinya “kegiatan atau keaktivan”. Segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Terkait pendapat tersebut Reber (dalam Syah, 2003: 109) mengemukakan bahwa aktivitas adalah proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Pada proses pembelajaran terjadi aktivitas yang disebut aktivitas belajar seperti yang dikemukakan oleh Machrus (2012) bahwa pengertian aktivitas belajaradalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawaperubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatukecakapan baru.


(17)

Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar,sebabkegiatan pembelajaran tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas. Seperti yang dikemukakan Trinandita (dalam Ahmad, 2010)bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa.Keaktivan siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

2.2.2.2. Jenis-jenis Aktivitas

Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich dalam Hamalik (2011: 90-91) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

a)Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

b)Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

c)Kegiatan-kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

d)Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

e)Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

f)Kegiatan-kegiatan matrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.

g)Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

h)Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih (Bruton dalam Hamalik, 2011: 91).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan antara fisik dan pikiran siswa dalam mendapatkan


(18)

pengetahuan, pengalaman belajar serta mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran, dengan indikator tenang, membuat keputusan, mengerjakan tes, memecahkan masalah, berani, mengemukakan pendapat, kerjasama, serta kreatif dan terampil. 2.2.3. Hasil Belajar

Aktivitas belajar berakhir pada hasil belajar seperti menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Gagne (dalam Suprijono, 2011: 6) mengemukakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor seperti yang dikemukakan oleh Kosasih dan Angkowo (2007: 50) yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.Suparno (dalam Suwarjo, 2008: 36) mengemukakan bahwa hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pebelajar, yakni konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan beban yang dipelajarinya. Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2011: 6-7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan buah belajar yang bergantung pada proses belajar siswa dalam menerima setiap pengalaman belajar. Melalui penilaian tes dalam proses pembelajaran dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa. Indikator hasil belajar siswa dalam penelitian ini dapat dilihat dari aspek kognitif (pengetahuan).


(19)

2.3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2.3.1.Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Winataputra (dalam Ruminiati, 2007: 1.25) mengemukakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-undang No. 2 th. 1949.

Undang-undang tersebut berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia. Undang-undang ini telah diperbarui dalam UU No. 62 th. 1958. Dalam perkembangannya, UU ini dianggap cukup diskriminatif, sehingga diperbarui lagi menjadi UU No. 12 th. 2006 tentang kewarganegaraan, yang diberlakukan mulai 1 Agustus 2006.

Menurut Soemantri (dalam Ruminiati, 2007: 1-25) mengemukakan pengertian PKn (n) tidak sama dengan PKN (N). PKN (N) adalah Pendidikan Kewargaan Negara, sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Namun secara filsafat, bidang studi ini memiliki objek kajian ilmu politik, khususnya konsep demokrasi politik (political democracy) untuk aspek hak dan kewajiban (duties and right of citizen) (Martati, 2010: 16). Winataputra dan Budimansyah (dalam Martati, 2010: 35), sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya, maka pendidikan kewarganegaraan dikatakan sebagai pendidikan kebangsaan atau karakter bangsa.


(20)

PKn merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education” (Martati, 2010: 36).

Dengan demikian pembelajaran PKn memuat sarat afektif namun dilaksanakan secara kognitif sebagai jawaban untuk mengatasi persoalan siswa sejak dini khususnya menyangkut perilaku dan moral yang menjadi tanggung jawab seluruh bangsa.

2.3.2.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Depdiknas (dalam Martati, 2010: 41) mengemukakan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan memiliki beberapa tujuan, salah satunya yakni berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. Terkait dengan mata pelajaran PKn yang merupakan pendidikan nilai, dan nasionalisme, rasa mencintai negara dan bangsa diwujudkan oleh setiap warga negara dari setiap unsur politik yang berbeda untuk mencapai tujuan yaitu membangun harga diri dan cinta bangsa (Martati, 2010: 43).

Berdasarkan penyataan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diantaranya ialah untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Indonesia yang berakhlaq mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggungjawab. Sesuai dengan materi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu mendidik siswa untuk menjadi pribadi yang memiliki nilai, memahami norma dan memiliki moral yang baik.


(21)

2.4. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah, “Apabila dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan memperhatikan langkah-langkah yang tepat, maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VB SDN 01 Metro Utara”.


(22)

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

2.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan classroom action research.Wardhani, dkk.,(2007: 1.3) mengemukakan penelitaian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Hopkins (dalam Arikunto, dkk., 2006: 58) daur ulang penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi tindakan (observing) dan melakukan refleksi (reflection) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan rencana pelaksanaan tigasiklus, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif. Siklus penelitian ini digambarkan sebagai berikut:


(24)

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Siklus PTK Adaptasi dari Arikunto (2004: 16)

Perencanaan 1

Pelaksanaan 1 SIKLUS 1

Pengamatan 1 Refleksi 1

Perencanaan II

SIKLUS II Pelaksanaan II Refleksi II

dst Pengamatan II Perencanaan III

Pelaksanaan III SIKLUS III

Refleksi III


(25)

2.2. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antara peneliti dengan guru kelas VB SDN 1 Metro Utara. Adapun subjek penelitian adalah 1 orang guru yaitu guru kelas V B dansiswa kelas VB SDN 1 Metro Utara tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. 2.3. Setting Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Penelitian inidilaksanakan di SDN 1 Metro Utara. Jalan Pattimura No. 136 Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro yang juga merupakan SDN tempat peneliti melaksanakan kegiatan Program Pengenalan Proses Pembelajaran dan Kompetensi Akademik (P4KA) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 sampai 2012. Dari kegiatan P4KA peneliti diberikan kesempatan untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran di SDN 1 Metro Utara sampai akhirnya peneliti menemukan kesenjangan yang terjadi di SDN 1 Metro Utara khususnya di kelas V B seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang. Oleh karena itu peneliti membuat rencana perbaikan dengan menggunakan PTK di SDN 1 Metro Utara tepatnya di kelas V B mata pelajaran PKn.

3.2.2. Waktu Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Persiapan pada bulan Januari dan selesai pada bulan Mei.


(26)

Sumber data penelitian yaitu pihak-pihak yang menghasilkan keterangan yakni guru dan siswa kelas V B SDN 1 Metro Utara. Dalam penelitian ini berupa data kualitatif

diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dan kinerja guru sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil post tes siswa.

.

2.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan seluruh data adalah teknik tes dan non tes.

1. Tes: tes formatif, digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi sesuai dengan materi yang telah dipelajari.

2. Non tes: observasi, digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa maupunkinerja guru pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan oleh pengamat (observer).

2.6. Alat Pengumpulan data

1. Soal-soal tes formatif, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa setelah diimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TPS guna mengetahui hasil belajar siswa.

2. Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengetahui bagaimanakah aktivitas siswa dan kinerja guru menggunakan model kooperatif tipe TPS di kelas. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2.7. TeknikAnalisis Data


(27)

a. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan perkembangan suatu data dengan tidak memerlukan statistik. Analisis data tesebut menunjukkan proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu tentang aktivitas belajar siswadan kinerja guruyang bersumber dari data observasi.

Persentase aktivitas siswa dan kinerja guru diperoleh dengan rumusberikut di bawah ini:

NP =

x 100

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor maksimumyang ditentukan 100 = Bilangan tetap

Adopsi dari Purwanto (2008: 102).

Tabel 1. Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa dan Kinerja Guru Persentase Keterangan

80% - 100% 71% - 85% 56% - 70% 41% - 55% 26% - 40%

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Adaptasi dari Arikunto (2007: 17).

b. Sedangkan analisis kuantitatifdigunakan untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa yang erat hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Untuk


(28)

menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumusberikut di bawah ini:

S =

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor yang dijawab benar N = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2008: 112).

Untuk menghitung nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumusberikut di bawah ini:

x =

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari x = Jumlah nilai

N = Banyak siswa (Adopsi Muncarno, 2010: 15).

Untuk menghitungpersentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut :

P = x 100%

(Adopsi Aqib, 2009: 41).


(29)

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1 > 80 Baik Sekali

2 66 – 81 Baik

2 56 – 66 Cukup

4 41 – 56 Kurang

5 < 41 Gagal

(Sumber: Arikunto dalam Suherman, 2008: 30). 2.8. Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya dari nilai KKM mata pelajaran PKn kelas V B SDN 1 Metro Utara adalah 71. Siswa dianggap tuntas belajar jika telah mendapatkan nilai 71 dan secara klasikal dianggap tuntas belajar apabila 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai sekurang-kurangnya 71 dan aktivitas belajar dianggap tuntas apabila sudah mencapai 75% dari jumlah siswanya (Depdiknas, 2008: 5).

2.9. RincianProsedur Penelitian

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah berikut :

a. Siklus I

1. Tahap Perencanaan

1) Pada tahap ini untuk siklus pertama materi pembelajaran adalah Peran Serta Dalam Organisasi kelas V B semester genap sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SDN 1 Metro Utara.

2) Membuat perangkat pembelajaran yakni menganalisis pemetaan SK/KD, silabus, rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada


(30)

Permendiknas No 41 Tahun 2007 yang disesuaikan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS, LKS, soal-soal tes, dan media pembelajaran.

3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Merangking siswa untuk penempatan tempat duduk siswa dalam pembentukan kelompok nantinya yang beranggotakan 6 orang tiap kelompok heterogen. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS meliputi beberapa tahap, yaitu :

A. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal dalam penelitian yang telah dilakukan guru ialah sebagai berikut: (a) setelah guru masuk kelas, guru mengondisikan kelasnya untuk siap menerima pelajaran (berdoa, mengabsen siswa), (b) membagikan topi bernomor absen masing-masing siswa untuk mempermudah observer mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, (c) melakukan apersepsi untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media karton struktur organisasi kelas (berbeda tiap siklus dan pertemuannya) untuk masuk ke dalam materi yang akan dibahas untuk merangsang siswa berpikir dan menggali pengetahuan awal siswa, (d) memotivasi siswa, (e) memberikan tes awal/pre tes (diberikan pada pertemuan 1) yang dikerjakan secara individu untuk memperoleh nilai siswa sebelum menerima pembelajaran. B. Kegiatan Inti


(31)

1) Think, guru membimbing siswa saat mencari masukan jawaban atau pendapat yang bersumber dari buku yang relevan secara individu atas pertanyaan yang diberikan kepada siswa.

2) Pair, mengembangkan aktivitas berpikir siswa dalam berdiskusi jawaban satu sama lain dengan teman sebangku, dan mengupayakan siswa aktif dalam diskusi dengan teman sebangku di belakang/ di depannya atau dalam kelompok (kelompok terbentuk).

3) Share, membimbing aktivitas penyajian hasil diskusi masing-masing kelompok yang ditanggapi oleh kelompok lain.

C. Kegiatan Akhir

Guru memberikan soal post tes (pemberian post tes dilakukan pada pertemuan kedua), kemudian bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan refleksi dengan memberi siswa kesempatan untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami, serta guru memberikan pekerjaan rumah (PR) sebagai tindak lanjut. Selama kegiatan pembelajaran dilakukan, pengamatan/ observasi pun dilakukan oleh observer.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini, observer mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup dari segi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Kemudian dari segi kinerja guru mulai dari awal penyampaian materi dan akhir pembelajaran.


(32)

Pada tahap terakhir siklus ini yaitu refleksi oleh peneliti untuk mengkaji aktivitas siswa dan hasil belajar siswa serta kinerja guru selama pembelajaran berlangsung, untuk menjadi acuan dalam membuat rencana pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Adapun kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1 akan diperbaiki pada siklus II.

b. Siklus II

Pelaksanaan pada siklus II ini dilakukan setelah merefleksikan siklus I 1. Tahap Perencanaan

1) Pada tahap ini untuk siklus pertama materi pembelajaran adalah Pengertian Keputusan dan Bentuk-bentuk Keputusan Bersama kelas V B semester genap sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SDN 1 Metro Utara.

2) Membuat perangkat pembelajaran yakni menganalisis pemetaan SK/KD, silabus, rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Permendiknas No 41 Tahun 2007 yang disesuaikan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS, LKS, soal-soal tes, dan media pembelajaran.

3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS meliputi beberapa tahap, yaitu :


(33)

Pada kegiatan awal dalam penelitian yang telah dilakukan guru ialah sebagai berikut: (a) setelah guru masuk kelas, guru mengondisikan kelasnya untuk siap menerima pelajaran (berdoa, mengabsen siswa), (b) membagikan topi bernomor absen masing-masing siswa untuk mempermudah observer mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, (c) melakukan apersepsi untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media karton struktur organisasi kelas (berbeda tiap siklus dan pertemuannya) untuk masuk ke dalam materi yang akan dibahas untuk merangsang siswa berpikir dan menggali pengetahuan awal siswa, (d) memotivasi siswa, (e) memberikan tes awal/pre tes (diberikan pada pertemuan 1) yang dikerjakan secara individu untuk memperoleh nilai siswa sebelum menerima pembelajaran. B. Kegiatan Inti

1) Think,guru membimbing siswa saat mencari masukan jawaban atau pendapat yang bersumber dari buku yang relevan secara individu atas pertanyaan yang diberikan kepada siswa.

2) Pair, mengembangkan aktivitas berpikir siswa dalam berdiskusi jawaban satu sama lain dengan teman sebangku, dan mengupayakan siswa aktif dalam diskusi dengan teman sebangku di belakang/ di depannya atau dalam kelompok (kelompok terbentuk).

3) Share, membimbing aktivitas penyajian hasil diskusi masing-masing kelompok yang ditanggapi oleh kelompok lain.


(34)

Guru memberikan soal post tes (pemberian post tes dilakukan pada pertemuan kedua), kemudian bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan refleksi dengan memberi siswa kesempatan untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami, serta guru memberikan pekerjaan rumah (PR) sebagai tindak lanjut. Selama kegiatan pembelajaran dilakukan, pengamatan/ observasi pun dilakukan oleh observer.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini, observer mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup dari segi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Kemudian dari segi kinerja guru mulai dari awal penyampaian materi dan akhir pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap terakhir siklus ini yaitu refleksi oleh peneliti untuk mengkaji aktivitas siswa dan hasil belajar siswa serta kinerja guru selama pembelajaran berlangsung, untuk menjadi acuan dalam membuat rencana pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Adapun kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus II akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.

c. Siklus III

Pelaksanaan pada siklus III ini dilakukan setelah merefleksikan siklus II. 1. Tahap Perencanaan


(35)

1) Pada tahap ini untuk siklus pertama materi pembelajaran adalah Mematuhi Keputusan Bersama kelas V B semester genap sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SDN 1 Metro Utara.

2) Membuat perangkat pembelajaran yakni menganalisis pemetaan SK/KD, silabus, rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Permendiknas No 41 Tahun 2007 yang disesuaikan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS, LKS, soal-soal tes, dan media pembelajaran.

3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS meliputi beberapa tahap, yaitu :

A. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal dalam penelitian yang telah dilakukan guru ialah sebagai berikut: (a) setelah guru masuk kelas, guru mengondisikan kelasnya untuk siap menerima pelajaran (berdoa, mengabsen siswa), (b) membagikan topi bernomor absen masing-masing siswa untuk mempermudah observer mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, (c) melakukan apersepsi untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media karton struktur organisasi kelas (berbeda tiap siklus dan pertemuannya) untuk masuk ke dalam materi yang akan dibahas untuk merangsang siswa berpikir dan menggali pengetahuan awal siswa, (d) memotivasi siswa, (e)


(36)

memberikan tes awal (pre tes) yang dikerjakan secara individu untuk memperoleh nilai siswa sebelum menerima pembelajaran pada hari itu.

B. Kegiatan Inti

1) Think, guru membimbing siswa saat mencari masukan jawaban atau pendapat yang bersumber dari buku yang relevan secara individu atas pertanyaan yang diberikan kepada siswa.

2) Pair, mengembangkan aktivitas berpikir siswa dalam berdiskusi jawaban satu sama lain dengan teman sebangku, dan mengupayakan siswa aktif dalam diskusi dengan teman sebangku di belakang/ di depannya atau dalam kelompok (kelompok terbentuk).

3) Share, membimbing aktivitas penyajian hasil diskusi masing-masing kelompok yang ditanggapi oleh kelompok lain.

C. Kegiatan Akhir

Guru memberikan soal post tes (pemberian post tes dilakukan pada pertemuan kedua), kemudian bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan refleksi dengan memberi siswa kesempatan untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami, serta guru memberikan pekerjaan rumah (PR) sebagai tindak lanjut. Selama kegiatan pembelajaran dilakukan, pengamatan/ observasi pun dilakukan oleh observer.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini, observer mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup dari segi aktivitas siswa selama proses


(37)

pembelajaran. Kemudian dari segi kinerja guru mulai dari awal penyampaian materi dan akhir pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap terakhir siklus ini yaitu refleksi penelitimengkaji aktivitasdan hasil belajar siswa serta kinerja guru selama pembelajaran berlangsung dari siklus I, II, dan III sebagai bahan

perbandingan hasil penilaian tiap siklus dalam bentuk persentase untuk dilihat apakah ada peningkatan rata-rata nilai. Sebagai pertimbangan apakah siklus akan dilanjutkan atau dicukupkan.


(38)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkanhasiltindakandanpembahasan yang telahdiuraikanpada

BAB IV,

makadapatdirumuskankesimpulanhasilperbaikanpembelajaranmenggunakan

model pembelajarankooperatiftipeThink Pair Share (TPS)

padamateritentangperansertapemimpindananggotadalamorganisasi, bentuk-bentukkeputusanbersama, danmematuhikeputusanbersamasebagaiberikut.

1. Pembelajaranmenggunakan model pembelajarankooperatiftipe TPS

terbuktidapatmeningkatkanaktivitassiswa SDN 1 Metro Utara kelas V B. Secaraberurutan rata-rata persentasetiapsiklusnyaadalahpadasiklus 1 mencapai 65,17% padasiklus 2 mencapai 73,83% danpadasiklus 3 mencapai 91,83%.

2. Pembelajaranmenggunakan model pembelajarankooperatiftipe TPS

terbuktidapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa. Secaraberurutan rata-rata

hasilbelajarsiswatiapsiklusnyaadalahpadasiklus 1 adalah67,07


(39)

2

1.2. Saran

Berdasarkankesimpulan yang dipaparkan di atas, berikutdisampaikan

saran-saran dalammenggunakan model kooperatiftipeThink Pair Share

(TPS) yakni:

1. Bagisiswa, memilikipengetahuanawaldalam proses

pembelajaranmenggunakan model pembelajarankooperatiftipe TPS,

tersedianyasumberbelajarataubahan ajar yang

cukupsesuaidenganjumlahmuriddalamkelas.

2. Bagi guru, untukdapatmenyiapkan LKS yang cukupuntuksiswadalam

proses pembelajaranmenggunakan model pembelajarankooperatiftipe TPS.

3. Bagisekolah, agar

dapatmemberikandukungandalambentukbuku-bukupelajaran yang relevandancukuppadatiap-tiapkelas agar

dapatmeningkatkanmutudankualitaspendidikan di sekolah.

4. Bagipeneliti, untukdapatmengimplementasikan model

pembelajarankooperatiftipe TPS padamatapelajaran lain denganmateri yang lain.


(40)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SDN 1 METRO UTARA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Skripsi

Oleh

TETIN PEBRINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(41)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SDN 1 METRO UTARA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

TETIN PEBRINA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Ahmad, Defri. 2010. Aktivitas Belajar.

(http://id.shoong.com/socialscience/1961162-aktivitas-belajar/. Tanggal akses pada 10 Nopember 2011 @ 14.12 WIB).

Arikunto, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. ____________2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual: Contextual Teaching and Learning

(CTL). Ditjen Dikdasmen. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Hartina. 2008. Kelebihan Think-Pair-Share.

(http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/metode-think-pair

share.html1:55:00PM. Tanggal akses, 14 Nopember 2011, @ 09.30 WIB). Hartono, Yusuf. Pendekatan Matematika Realistik.

(http://masdwijanto.files.wordpress.com/2011/03/pendekatan-matematika-realistik.pdf. Tanggal akses, 9 Desember 2011 @ 14.22 WIB).

Ibrahim, dkk. 2011. Pengertian Think-Pair-Share.

(http://ofiiick.blogspot.com/2011/08/model-pembelajaran-kooperatif.html?zx=7e6c231b5775402b. Tanggal akses, 2 Nopember 2011, @ 19.12 WIB).


(43)

Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.

Kasiani, Kasbolah. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Debdikbud. Malang. Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Refika Aditama. Bandung.

Kosasih dan Angkowo. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT Grasindo. Jakarta.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.

Machrus. 2012. Aktivitas Belajar.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2257232-pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz1m0YCbVSZ. Tanggal akses pada 10 Pebruari 2012 @ 11:14 WIB).

Martati, Badruli. 2010. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: Strategi Penanaman Nilai. Genesindo. Bandung.

Muncarno. 2010. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. Bahan Ajar. Metro. Muslim. 2009. Langkah-langkah Think-Pair-Share.

(http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/metode-think-pair-share.html. Tanggal akses pada 10 Nopember 2011 @ 14.21 WIB).

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta.

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Slavin, Robert. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Nusa

Media. Bandung.

Suherman. 2008. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa yang Berdampak pada Hasil Belajar Menggunakan Metode Master Learning-Discovery Berbasis Komik Matematika. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sulhan, Najib. Dkk., 2008. Mari Belajar PKN untuk SD/ MI Kelas V: BSE. Depdiknas. Jakarta.

Sunyono. 2009. Modul Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


(44)

Surya, Badra TIM. Panduan Praktis PKn Kelas V: LKS. Surya Badra. Surakarta. Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Suya Pena

Gemilang. Malang.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. PT Raja Grasindo Persada. Jakarta. Tim Penyusun. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41

Tahun 2007Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Tim Redaksi. 2008. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Sinar Grafika. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTS. Kencana. Jakarta.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Unversitas Terbuka. Jakarta. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih Fajar. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan

SD/ MI Kelas V: BSE. Depdiknas. Jakarta.

Yasa, Doantara. 2008. Aktivitas dan Hasil Belajar. (http.//ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. Tanggal akses pada 21 Nopember 2011 @ 10.20 WIB).


(45)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tetin Pebrina NPM : 0813053061 Program Studi : S1 PGSD Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah asli hasil penelitian saya dan tidak plagiat, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan seperlunya. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Tetin Pebrina NPM 0813053061


(46)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama : Tetin Pebrina NPM : 0813053061

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Hi. A. Sudirman, M. H. Drs. Mugiadi, M. Pd.

NIP 19540505 198303 1 003 NIP 19520511 197207 1 001

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd.


(47)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji:

Ketua Tim Penguji, Drs. Hi. A. Sudirman, M. H. ...

Sekretaris, Drs. Mugiadi, M. Pd. ...

Penguji Utama, Dr. Alben Ambarita, M. Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(48)

MOTTO

“Bisa, mampu, sanggup, dan sukses ada di kepala dan kaki ku”. (Tetin Pebrina)


(49)

PERSEMBAHAN

Bissmillahhirahmannirrahim, puji syukur kehadirat Allah Swt karena hanya dengan ridho dan rahmat-Nya dapat kupersembahkan karya

ini kepada :

Ibundaku Astuti dan ayahandaku Marlan tercinta, yang tiada henti mendoakan, memberikan dorongan moril dan materil, semangat,

serta menanti kesuksesanku.

Kakak dan adik-adikku tersayang, Mahesa Nopisa, Nur Zurika Rahma, dan Achmad Danu Wijaya, yang selalu memotivasi dan

menemaniku selama ini.

Bapak dan Ibu dosen, atas semua ilmu-ilmu bermanfaat yang telah diberikan.

Sahabat-sahabatku seperjuangan, susah, sulit, sedih, duka, lara, serta suka cita, bahagia dan tawa kita. Selalu akan ku rindu saat

kebersamaan kita.

..dan seseorang yang selalu mendoakan, menemani dalam suka dan duka, serta menyemangatiku.


(50)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung, pada tanggal 13 Pebruari 1991. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh pasangan Bapak Marlan dan Ibu Astuti. Penulis mengenal pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Tanjung Agung Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2002.

Penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Arjuna Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008. Setelah pendidikannya di SMK, pada tahun 2008 penulis mengikuti tes SNMPTN Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Program Studi S-I PGSD.


(51)

i SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ” Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran PKn

Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. S., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD

Universitas Lampung.


(52)

ii

6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., selaku Dosen Pembahas dalam penulisan

skripsi ini yang telah banyak memberikan saran-saran, dan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak Drs. A. Sudirman, M. H., selaku Dosen Pembimbing Pertama dalam

penulisan skripsi ini yang telah membimbing, memberikan ilmu yang berarti untuk penulis.

8. Bapak Drs. Mugiadi, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Pembantu dalam

penulisan skripsi ini yang juga telah memberikan, ilmu, saran, dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis.

9. Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., selaku Pembimbing Akademik yang

membimbing dan mengarakan dengan penuh kearifan.

10. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak

membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Ibu Mundriyani, S. Pd. SD., selaku Kepala Sekolah SDN 1 Metro Utara, serta

Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

12. Ibu Nahrotun S. Pd. SD., selaku teman sejawat yang banyak membantu

penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

13. Siswa siswi kelas V B SDN 1 Metro Utara yang telah berpartisipasi aktif

sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

14. Teristimewa kedua orang tua, kakak, serta adik-adik penulis yang telah

memberikan bantuan baik moral maupun materil demi keberhasilan studi penulis.


(53)

iii

15. Keluarga Bpk. Haspani Yusuf dan Ibu. Zuryati, Melia Verawati, dan Mertha

Yulius, serta keluarga besar yang telah menjadi saudara baru bagi penulis.

16. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2008 khususnya kelas B, Maiko Sabri

Martha, Mandasari Ad’ha, Rebecca Mardalena S, Nova Amalia, Fitka Aprilita, Depit Akhtiar, Muhammad Rinaldi, Novita Dwi Astuti, Shella Dyah

Wulansari, Ida Puspitasari, Yuliana Fajar Ningsih, Winda Triliana P. Success

for us.

17. Teman-teman yang pernah satu kosan, Devi Yulita Ariani. S. Pd., Eva

Kristiana. S. Pd., terima kasih kakak-kakakku yang selalu memotivasi, membimbing, menasehati, dan memberikan informasi, serta ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk penulis.

18. Teman-temanku, Ellisa Octaviani, semua teman-temanku di SDN 1 Tanjung

Agung Bandar Lampung, SMP Arjuna Bandar Lampung, dan SMKN 3 Bandar Lampung, terima kasih banyak.

19. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan dunia pendidikan khususnya ke SD-an.

Metro, Januari 2013 Penulis


(1)

MOTTO

“Bisa, mampu, sanggup, dan sukses ada di kepala dan kaki ku”. (Tetin Pebrina)


(2)

PERSEMBAHAN

Bissmillahhirahmannirrahim, puji syukur kehadirat Allah Swt karena hanya dengan ridho dan rahmat-Nya dapat kupersembahkan karya

ini kepada :

Ibundaku Astuti dan ayahandaku Marlan tercinta, yang tiada henti mendoakan, memberikan dorongan moril dan materil, semangat,

serta menanti kesuksesanku.

Kakak dan adik-adikku tersayang, Mahesa Nopisa, Nur Zurika Rahma, dan Achmad Danu Wijaya, yang selalu memotivasi dan

menemaniku selama ini.

Bapak dan Ibu dosen, atas semua ilmu-ilmu bermanfaat yang telah diberikan.

Sahabat-sahabatku seperjuangan, susah, sulit, sedih, duka, lara, serta suka cita, bahagia dan tawa kita. Selalu akan ku rindu saat

kebersamaan kita.

..dan seseorang yang selalu mendoakan, menemani dalam suka dan duka, serta menyemangatiku.


(3)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung, pada tanggal 13 Pebruari 1991. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh pasangan Bapak Marlan dan Ibu Astuti. Penulis mengenal pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Tanjung Agung Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2002.

Penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Arjuna Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008. Setelah pendidikannya di SMK, pada tahun 2008 penulis mengikuti tes SNMPTN Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Program Studi S-I PGSD.


(4)

i SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ” Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran PKn Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung.


(5)

ii 6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., selaku Dosen Pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan saran-saran, dan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak Drs. A. Sudirman, M. H., selaku Dosen Pembimbing Pertama dalam penulisan skripsi ini yang telah membimbing, memberikan ilmu yang berarti untuk penulis.

8. Bapak Drs. Mugiadi, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Pembantu dalam penulisan skripsi ini yang juga telah memberikan, ilmu, saran, dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis.

9. Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., selaku Pembimbing Akademik yang membimbing dan mengarakan dengan penuh kearifan.

10. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Ibu Mundriyani, S. Pd. SD., selaku Kepala Sekolah SDN 1 Metro Utara, serta Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

12. Ibu Nahrotun S. Pd. SD., selaku teman sejawat yang banyak membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

13. Siswa siswi kelas V B SDN 1 Metro Utara yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

14. Teristimewa kedua orang tua, kakak, serta adik-adik penulis yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materil demi keberhasilan studi penulis.


(6)

iii 15. Keluarga Bpk. Haspani Yusuf dan Ibu. Zuryati, Melia Verawati, dan Mertha

Yulius, serta keluarga besar yang telah menjadi saudara baru bagi penulis. 16. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2008 khususnya kelas B, Maiko Sabri

Martha, Mandasari Ad’ha, Rebecca Mardalena S, Nova Amalia, Fitka Aprilita, Depit Akhtiar, Muhammad Rinaldi, Novita Dwi Astuti, Shella Dyah Wulansari, Ida Puspitasari, Yuliana Fajar Ningsih, Winda Triliana P. Success for us.

17. Teman-teman yang pernah satu kosan, Devi Yulita Ariani. S. Pd., Eva Kristiana. S. Pd., terima kasih kakak-kakakku yang selalu memotivasi, membimbing, menasehati, dan memberikan informasi, serta ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk penulis.

18. Teman-temanku, Ellisa Octaviani, semua teman-temanku di SDN 1 Tanjung Agung Bandar Lampung, SMP Arjuna Bandar Lampung, dan SMKN 3 Bandar Lampung, terima kasih banyak.

19.Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan dunia pendidikan khususnya ke SD-an.

Metro, Januari 2013 Penulis


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V A SDN 5 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 14 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 60

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 14 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 64

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

5 23 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASILBELAJARSISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE DAN MEDIA POWERPOINT PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 1 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 58