The Analysis of Nonverbal Communication among Divers (The Study of Anemon Diving Club of Biology Major of Mathematics and Science Faculty of Lampung University)

(1)

The Analysis of Nonverbal Communication among Divers

(The Study of Anemon Diving Club of Biology Major of Mathematics and Science Faculty of Lampung University)

By

BASTIAN VERDI PRATAMA

Diving is a high risk sport both for health and safety of the divers. However this sport could be safe as the divers obey the rules and procedures of diving. One of the procedures should be understood and mastered by the divers is the communication of diving. The divers use their hands as communication tool when they are diving replacing the verbal communication. Since the communication process under the water is only limited in form of nonverbal communication, the divers is obligated to master nonverbal communication in form of internationally admitted hands movement symbol and hands movement symbol determined locally by the Anemon Diving Club. The matter explored in this research is: How is the nonverbal communication in term of hands movement used by Anemon Diving Club? The aim of this research is to analyze the nonverbal communication used by Anemon Diving Club of Biology Major of Mathematics and Science Faculty of Lampung University.

The theory supporting this reseacrh is the Theory of Symbolic Interaction. The type and method used in this research is the Descriptive and Qualitative Method of research. This research applies the technique of key person. The Informants of this research include 3 formal informants, namely 2 staffs of Technical Advisor who have had diving experience for more than 10 years and 1 informant as the Head of Anemon Diving Club who have had diving experience for more than 5 years and 2 informal informants who are the members of Anemon Diving Club who are active in every activity related to diving. The data analysis technique used in this research is the technique of data reduction, display, and verification.


(2)

The result of this research shows that hands movement symbol is the effective nonverbal communication used by the divers, it influences positively towards the success of the diving process. There are 30 hands movement symbols used by Anemon Diving Club from 37 internationally admitted hands movement symbols and Anemon Diving Club creates 8 more hands movement symbols itself related to the need of scientific diving. The symbol created by Anemon Diving Club is related to the need of communication process during the diving. It could be concluded that the nonverbal communication in form of hands movement symbols influence signicantly towards successful process of diving.


(3)

Analisis Komunikasi Nonverbal Sesama Penyelam (Studi pada Klub Selam Anemon Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung)

Oleh

BASTIAN VERDI PRATAMA

Menyelam merupakan olahraga yang beresiko baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan penyelamnya. Namun hal tersebut akan menjadi aman jika menyelam dengan mematuhi prosedur-prosedur penyelaman. Salah satu prosedur yang harus penyelam kuasai adalah penguasaan terhadap komunikasi penyelaman. Penyelam memakai isyarat tangan untuk berkomunikasi guna menggantikan komunikasi verbal. Pada keadaan komunikasi yang dilakukan terbatas hanya menggunakan komunikasi nonverbal saja maka penyelam harus menguasai baik isyarat tangan baku internasional maupun isyarat tangan yang Klub Selam Anemon ciptakan sendiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah komunikasi nonverbal khususnya isyarat tangan yang digunakan oleh Klub Selam Anemon? Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.

Adapun teori yang mendukung penelitian adalah teori interaksi simbolik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan teknik key person. Informan formal dalam penelitian berjumlah 3 orang yaitu 2 orang Staff Pembina Teknis yang sudah mempunyai pengalaman menyelam lebih dari 10 tahun dan 1 orang Ketua Klub Selam Anemon yang telah melakukan penyelaman lebih dari 5 tahun. Informan infornal berjumlah 2 orang yang berasal dari anggota Klub Selam Anemon yang aktif dalam setiap kegiatan penyelaman lebih dari 3 tahun. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik reduksi data,displaydan verifikasi.


(4)

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isyarat tangan merupakan komunikasi nonverbal yang efektif digunakan oleh penyelam dan membawa pengaruh yang besar bagi kesuksesan penyelaman karena isyarat tangan adalah satu-satunya komunikasi nonverbal yang efektif digunakan sebagai alat komunikasi dalam penyelaman. Isyarat tangan yang digunakan oleh Klub Selam Anemon menggunakan 30 dari 37 isyarat tangan internasional dan Anemon juga menciptakan sendiri 8 isyarat tangan yang mereka gunakan ketika penyelaman ilmiah. Penyelam Klub Selam Anemon membutuhkan bantuan alat komunikasi melalui bunyi seperti stik yang dipukulkan ke tabung serta peluit dan horn yang berfungsi untuk mengingatkan penyelam lain untuk berkumpul di sumber bunyi agar tidak berjauhan ketika menyelam. Isyarat yang Anemon ciptakan merupakan kebutuhan berkomunikasi karena isyarat tangan internasional tidak mencukupi kebutuhan komunikasi mereka sehingga komunikasi nonverbal berupa isyarat tangan membawa pengaruh yang besar terhadap penyelaman karena merupakan satu-satunya komunikasi yang efektif digunakan ketika menyelam.


(5)

(Skripsi)

Oleh

BASTIAN VERDI PRATAMA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

DAFTAR ISI

Halaman BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pengertian Analisis ... 8

B. Tinjauan Tentang Komunikasi Nonverbal ... 9

1. Pengertian Komunikasi ... 9

2. Proses Komunikasi ... 11

3. Pengertian Komunikasi Nonverbal ... 12

C. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi ... 17

D. Tinjauan Tentang Penyelaman ... 18

1. Pengertian Penyelaman ... 18

2. Sejarah Penyelaman ... 19

3. Isyarat Penyelaman ... 20

E. Teori Yang Mendukung ... 28

F. Kerangka Pikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian... 33

B. Informan Penelitian ... 34

C. Objek Penelitian ... 37

D. Lokasi Penelitian ... 37

E. Sumber Data ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Klub Selam Anemon ... 41

B. Visi Misi Klub Selam Anemon ... 42

C. Struktur Organisasi Klub Selam Anemon ... 43


(7)

1. Informan Formal ... 48 2. Informan Informal ... 49 B. Hasil Wawancara Komunikasi Nonverbal Pada Penyelam... 50

1. Pengetahuan Informan Klub Selam Anemon Tentang

Komunikasi Penyelaman ... 50 2. Menentukan Tujuan Klub Selam Anemon Dalam

Melakukan Penyelaman ... 52 3. Hal Hal Yang Dilakukan Klub Selam Anemon

Sebelum Melakukan Penyelaman ... 54 4. Tipe Komunikasi Nonverbal Yang Digunakan Klub

Selam Anemon Saat Menyelam ... 56 5. Isyarat Isyarat Tangan Penyelaman Ilmiah Yang Klub

Selam Anemon Ciptakan ... 59 6. Permasalahan Yang Dialami Klub Selam Anemon Dalam

Melakukan Komunikasi Sesama Penyelam Pada Saat

Menyelam ... 61 C. Pembahasan Komunikasi Nonverbal Pada Penyelam ... 63

1. Pengetahuan Informan Klub Selam Anemon Tentang

Komunikasi Penyelaman ... 63 2. Menentukan Tujuan Klub Selam Anemon Dalam

Melakukan Penyelaman ... 65 3. Hal Hal Yang Dilakukan Klub Selam Anemon

Sebelum Melakukan Penyelaman ... 67 4. Tipe Komunikasi Nonverbal Yang Digunakan Klub

Selam Anemon Saat Menyelam ... 69 5. Isyarat Isyarat Tangan Penyelaman Ilmiah Yang Klub

Selam Anemon Ciptakan ... 84 6. Permasalahan Yang Dialami Klub Selam Anemon Dalam

Melakukan Komunikasi Sesama Penyelam Pada Saat

Menyelam ... 90 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 95 B. Saran... 97


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

Tabel 1. Identitas Informan Formal ... 48 Tabel 2. Identitas Informan Informal ... 49 Tabel 3. Pengetahuan Informan Tentang Komunikasi Penyelaman ... 52 Tabel 4. Tujuan Klub Selam Anemon Dalam Melakukan Penyelaman . 55 Tabel 5. Hal-hal Yang Dilakukan Sebelum Melakukan Penyelaman... 56 Tabel 6. Tipe Komunikasi Nonverbal Yang digunakan Saat Menyelam 58 Tabel 7. Isyarat-isyarat Tangan Yang Klub Anemon Ciptakan... 60 Tabel 8. Permasalahan Dalam Melakukan Komunikasi Saat Menyelam 62


(9)

Halaman Gambar

Gambar 1. Isyarat- Isyarat Tangan Standar Penyelaman... 27

Gambar 2. Isyarat Tangan 1 ... 72

Gambar 3. Isyarat Tangan 2 ... 73

Gambar 4. Isyarat Tangan 3 ... 73

Gambar 5. Isyarat Tangan 4 ... 74

Gambar 6. Isyarat Tangan 5 ... 74

Gambar 7. Isyarat Tangan 6 ... 74

Gambar 8. Isyarat Tangan 7 ... 75

Gambar 9. Isyarat Tangan 8 ... 75

Gambar 10. Isyarat Tangan 9 ... 75

Gambar 11. Isyarat Tangan 10 ... 76

Gambar 12. Isyarat Tangan 11 ... 76

Gambar 13. Isyarat Tangan 12 ... 76

Gambar 14. Isyarat Tangan 13 ... 77

Gambar 15. Isyarat Tangan 14 ... 77

Gambar 16. Isyarat Tangan 15 ... 77

Gambar 17. Isyarat Tangan 16 ... 76

Gambar 18. Isyarat Tangan 17 ... 78

Gambar 19. Isyarat Tangan 18 ... 78

Gambar 20. Isyarat Tangan 19 ... 79

Gambar 21. Isyarat Tangan 20 ... 79

Gambar 22. Isyarat Tangan 21 ... 80

Gambar 23. Isyarat Tangan 22 ... 80

Gambar 24. Isyarat Tangan 23 ... 80

Gambar 25. Isyarat Tangan 24 ... 81

Gambar 26. Isyarat Tangan 25 ... 82

Gambar 27. Isyarat Tangan 26 ... 82

Gambar 28. Isyarat Tangan 27 ... 82

Gambar 29. Isyarat Tangan 28 ... 83

Gambar 30. Isyarat Tangan 29 ... 83

Gambar 31. Isyarat Tangan 30 ... 83

Gambar 32. Isyarat Tangan 31 ... 86

Gambar 33. Isyarat Tangan 32 ... 87

Gambar 34. Isyarat Tangan 33 ... 87


(10)

Gambar 36. Isyarat Tangan 35 ... 88

Gambar 37. Isyarat Tangan 36 ... 89

Gambar 38. Isyarat Tangan 37 ... 89


(11)

Halaman Bagan 1. Kerangka Pikir ... 32


(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Anna Gustina S.Sos, M.Si ...

Penguji Utama :Drs. Sarwoko, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002


(13)

(14)

Dedicated To

Allah S.W.T

My Mother and My Father

My Brother and Sister

and Fita Aprilla Fitriana


(15)

Biologi FMIPA Universitas Lampung) Nama Mahasiswa : Bastian Verdi Pratama

✁ ✂✁ ✄☎✁ ✆✁ ✆✝✞hasiswa : 0816031023

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Anna Gustina S.Sos, M.Si NIP 19760821 200003 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si NIP 19600122 198703 1004


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Masgar pada tanggal 17 November 1990. Penulis merupakan putra keempat dari enam bersaudara, buah hati dari pasangan Hasan Basri dengan Eka Rismiati Ningsih, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan SD Negeri 1 Bumi Agung pada tahun 2002, SMP Negeri 1 Bumiratu Nuban pada tahun 2005, dan SMA Alkautsar pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2009-2010 sebagai anggota bidang periklanan, diteruskan pada periode kepengurusan 2010-2011 sebagai ketua bidang jurnalistik. Selain itu, penulis juga bekerja untuk pekerjaan Wedding Photography di Meja Tujuh Production dan Joyful Photography.

Beberapa prestasi sempat diraih oleh penulis selama menjalani perkuliahan, diantaranya Finalis Marketing Axioo perwakilan Sumbagsel pada tahun 2010 dan Juara III Lomba Fotografi Bisnis Fair HMJ Admnistarasi Bisnis 2012 Fisip Universitas Lampung dengan Tema Nuansa Bisnis Kota Bandar Lampung.

Penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, selama 40 hari dari bulan Juli-Agustus 2011. Dengan tema KKN “Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Masyarakat’, Penulis mencoba mensosialisasikan pentingnya sadar kesehatan bagi kehidupan masyarakat.


(17)

menyenangkan bagi Penulis, karena menjadi Mahasiswa merupakan salah satu jalan untuk bisa menemukan dan mengembangkan bakat, minat mencoba hal-hal baru, berinteraksi dengan banyak orang, mendapatkan pengalaman berharga dan semua itu merupakan anugerah yang selalu disyukuri, karena disinilah Penulis mendapatkan ilmu, pengetahuan, kesempatan, pengalaman, pertemanan dan persahabatan.


(18)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil‘alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, nikmat dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu dengan judulAnalisis Komunikasi Nonverbal Sesama Penyelam (Studi pada Klub Selam Anemon Jurusan Bilologi FMIPA Universitas Lampung)“ sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan maupun penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang membangun demi perbaikan yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dikemudian hari.

Berbekal kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, tanpa adanya bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah S.W.T, yang selalu mengiringi langkah dan menguatkan dalam menghadapi semua pembelajaran hidup. Terimakasih telah memberikan nikmat hidup yang luar biasa dalam hidup kami.


(19)

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu munikasi, terimakasih telah meluangkan waktunya mengiringi perjalanan penyelesaian tugas akhir perkuliahan ini.

4. Ibu Anna Gustina S.Sos, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak masukan, saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi Penulis. Terima kasih untuk bimbingan ibu yang benar-benar membimbing saya ke jalan yang benar dalam pengerjaan karya ini.

5. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan banyak saran, bantuan, kesahajaan, dan keceriaannya dalam mengiringi peneliti menyelesaikan satu langkah pembelajaran penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Cahyono Eko Sugiharto, selaku dosen pembimbing akademik penulis. Terima kasih untuk bimbingan, candaan, serta kesahajaan yang telah membuat peneliti nyaman untuk belajar banyak hal dari dirinya. 7. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Ibu Ida, Ibu Hestin, Ibu Nina, Ibu

tina, Ibu Wulan, Ibu Windah, Pak Agung, Pak Tony, Pak Andy, Pak Riza, Pak Firman, Pak Rudy dan semuanya. Semoga Allah selalu memberikan rahmatNya atas semua ilmu yang kalian berikan.

8. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, Mas Tur, Mas Jul, Mas Agus, Pak Pitoyo dan Pak Johari yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis.


(20)

9. Teman–teman di Klub Selam Anemon Novri, Didi, Muchlis, Faiz, Mas Dodo, Kak Ucup, dan Adi Yang Telah Dengan Ikhlas Meluangkan Waktunya Untuk Membantu Penulis Memberikan Data Untuk Penelitian. 10. Fita Aprilla Fitriana. Terimakasih untuk doa, semangat dan perhatian yang

diberikan kepada penulis. ”let’s Colouring Our Future!”

11. Sandi dan Yuda terimakasih telah menjadi sahabat ketika dikampus, terimakasih telah memberikan pelajaran arti sebuah persahabatan oleh kita. Semoga kita selalu sukses dan dalam lindungan Allah S.W.T.

12. Teruntuk teman seperjuangan Skripsi Dani & Amri yang senantiasa gigih dalam proses bimbingan, Ari & Faruk yang setungguan kalau mau bimbingan, Indra yang sukses kelar skripsi duluan, Amal yang sekarang lagi pusing minta jadwal, Arya si raja woles (buruan coy, ntar lindah di nikahin orang), Puspa (ayo pus diburu jangan traveling mulu), Fitri yang sudah kena omel kelamaan lulus oleh nyokap, Embun yang setia menunggu, Grace & Bagus si anak rantau dan masih setia di lampung, Hendi dewa woles, Ranuyy owner fuji supply, dan teman teman 2008 yang lain semoga di berikan kemudahan dalam proses penyelesaian skripsi.

13. Untuk teman, sahabat, & saudara yang telah lulus Jesyka, Isti, Elok, Ullek, Nadya, Fitra, Mamik, Zilfin, Uci, Tiya, Jo, Jem, Aji, Anggun, Aci, Ledia, Felin, Pinta, Ajeng, Puji, Miftah, Nova, Okky, Angel, Alya, mbak Anugra Puspita, Semoga Gelarnya bermanfaat dan selamat datang di dunia kerja. 14. Kakak-kakak Komunikasi: Kak Ricky, Kak Heru, Mbak Sya, Mbak Nina,

Mbak Dedek, Kak Kiting, Kak Feri, Kak Krisna, Kak Hafis, Mbak Dhia, Mbak Aul, Mbak Arin, Mbak Meylin, Mbak Ade, Kak Cemen, Boengky,


(21)

Terimakasih untuk pengalaman dan pengetahuan yang diberikan kepada penulis.

15. Teman-teman Komunikasi 2009-2012 : Ahmad Cacing Arif, Ryo Bewok, Big Bowo, Mei dan Radhit, Filly, Yoan, Farah, Rezita, Yulia, Cia, Jesrian, Ibe, Ije, ndruuHC, Olan, Annisa Faisal, Panji, Stella, Rica, Ami, Dewi, Rina, Shinta, Fie, Tia, Deka, Ardika, Adit, Ahong, Togar, Ajul, Maaf tidak bisa menyebutkan semuanya. Semangat dan segera menyusul ya..!!

16. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi UNILA

17. Teman-teman KKN di Trimurjo: Novri, Duwi lelek, Merita, Mayang, Galih, Nay, Raisa Lia terimakasih untuk kebersamaannya selama 40 hari yang memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.

18. Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Penulis,


(22)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Bastian Verdi Pratama NPM : 0816031023

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Almat Rumah : Jalan Raya Masgar RT 35 RW 17 Desa Bumi Agung Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung No HP : 085768758882

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Komunikasi Nonverbal Sesama Penyelam (Studi Pada Klub Selam Anemon Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung) adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak–pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak–pihak manapun.

Bandar Lampung, 26-12-2012 Saya yang menyatakan,

Bastian Verdi Pratama NPM. 0816031023


(23)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Oleh sebab itu, menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii (Cangara, 2006: 1) komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Manusia dalam berkomunikasi selain memakai kode verbal (bahasa) juga memakai kode nonverbal. Kode nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language). Di dalam komunikasi yang terjadi, terdapat pesan yang ingin disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendy (Effendy, 2003: 28) yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara verbal atau lisan maupun nonverbal yaitu lewat media.


(24)

2

Banyak interaksi yang terjadi dalam masyarakat diwujudkan dalam simbol-simbol visual dan perkataan yang terucap. Terkadang juga manusia berinteraksi melalui perantaraan lambang atau simbol-simbol yang mengandung arti. Inilah yang disebut komunikasi nonverbal dimana dalam penyampaian pesan tidak menyertai kehadiran simbol-simbol suara. Pada dasarnya pesan nonverbal berfungsi untuk menggantikan, menguatkan atau menentang pesan verbal. Didalam penyelaman, pesan nonverbal yang terjadi pada saat di bawah permukaan air merupakan pesan nonverbal yang berfungsi untuk menggantikan pesan verbal (Mulyana, 2001: 114).

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menyelam, sebagai suatu profesi, sudah dikenal lebih dari 5000 tahun lalu. Dalam menyelam juga dibutuhkannya komunikasi. Penyelam membutuhkan komunikasi saat berada di dalam air, mereka melakukan komunikasi dengan cara melakukan gerakan gerakan yang telah disepakati. Komunikasi nonverbal yang terjadi selama penyelaman berlangsung menjadi hal yang harus disadari pentingnya oleh penyelam selain mereka harus mahir melakukan penyelaman selama di dalam air. Hal ini dikarenakan ketika berada di dalam air atau saat melakukan penyelaman, kita tidak dimungkinkan untuk berkomunikasi secara lisan1.

1

Rahmad Septian.Menyelam.

http://www.coremap.or.id/downloads/MENYELAM_1158562081.pdf. Diunggah Pada September 2009. Diakses pada 17 November 2011


(25)

Isyarat sangat diperlukan dalam berkomunikasi di saat-saat tertentu, termasuk untuk dapat berkomunikasi ketika berada di dalam air. Macam-macam isyarat dalam berkomunikasi tersebut antara lain isyarat tangan, penglihatan, suara, sentuhan. Semua isyarat dapat dipergunakan disesuaikan dengan kondisinya. Isyarat sangat dibutuhkan dalam penyelaman. Pengetahuan tentang isyarat dalam penyelaman mempunyai tujuan untuk mempermudah komunikasi antar penyelam sehingga kegiatan penyelaman akan mencapai kesuksesan, aman dan selamat. Untuk itu adakan kesepakatan berkomunikasi dengan mitra sebelum memulai penyelaman. Isyarat paling sederhana dan praktis adalah isyarat tangan, untuk itu setiap penyelam dianjurkan mengetahui arti dari isyarat tangan tersebut. Dengan demikian, komunikasi di dalam air menjadi mudah dan pesan dapat disampaikan dengan tepat2.

Keadaan darurat selalu dimungkinkan terjadi pada setiap penyelaman, walaupun sudah sempurnanya persiapan yang telah dilakukan. Cukup banyak variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor penyebabnya. Kondisi penyelaman, perasaan panik, cuaca, kedalaman, kerusakan peralatan dan seterusnya. Keadaan ini bila tidak segera ditanggulangi secara tepat dan cepat sangat potensial menjadi penyebab terjadinya kecelakaan penyelaman. Sebagian besar kecelakaan penyelaman justru terjadi pada saat seorang penyelam sudah mulai merasa berpengalaman, merasa cukup mampu menangani masalah penyelaman. Suatu keadaan yang cenderung membuat

2

Rahmad Septian. http://www.coremap.or.id/downloads/MENYELAM_1158562081.pdf. Menyelam. Diunggah Pada September 2009. Diakses pada 17 November 2011


(26)

4

orang menjadi lengah dan ceroboh. Misalnya kelengahan mental yang menyebabkan "human error" atau kekhilafan manusiawi yang bila dihadapkan pada kondisi rawan dapat berakibat fatal. Itulah sebab utama terjadinya kecelakaan penyelaman. Oleh karena itu tetap relevan untuk dianjurkan agar para penyelam senantiasa bersedia melatih diri, mempersiapkan diri, briefing, de-briefing,dive planning,check danre-check

peralatan sebelum menyelam, mempelajari kembali prosedur-prosedur baku dalam penyelaman dan sebagainya3.

Orang-orang atau kelompok yang melakukan penyelaman harus juga memiliki sifat empati terhadap biota-biota laut yang ada. Sifat empati penyelam adalah rasa cinta terhadap biota-biota yang ada di dalam laut. Sifat empati tersebut dapat ditunjukkan dengan menjaga ataupun melestarikan biota-biota yang ada di dalam laut seperti tidak merusak biota-biota yang ada ataupun ikut serta dalam melestarikannya seperti menanamcoraldan terumbu karang ketika melakukan penyelaman.

Klub Selam Anemon menggunakan isyarat tangan sebagai alat komunikasi ketika mereka menyelam. Mereka menggunakan beberapa isyarat tangan internasional untuk berkomunikasi ketika menyelam dan juga memiliki isyarat tangan yang mereka gunakan ketika penyelaman penelitian. Isyarat tangan termasuk ke metode komunikasi nonverbal dengan menggerakan bagian anggota badan seperti tangan, jari dan kepala untuk menyampaikan

3

Padjajaran Diving Society. http://infobebas.web.id/2011/sejarah-scuba-diving.html. Sejarah selam. Diunggah pada April 2010. Diakses pada 16 Oktober 2011


(27)

pesan kepada penyelam lain. Dalam menyelam komunikasi yang paling efektif digunakan adalah isyarat tangan karena isyarat tersebut adalah satu satunya metode komunikasi dan mudah digunakan pada saat menyelam.

Berkaitan dengan penjelasan di atas dan berawal dari rasa ketertarikan penulis terhadap komunikasi nonverbal yang dilakukan penyelam selama di bawah laut penulis ingin mengetahui bagaimanakah kode-kode komunikasi nonverbal yang digunakan pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.

Klub Selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung merupakan satu-satunya klub selam yang ada di Universitas Lampung yang berdiri sejak tahun 1995 dan memiliki sekretariat di Lantai I LB 2 Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung. Klub Selam Anemon ini memiliki tujuan membina rasa akademis yang profesional dalam mengembangkan dan menyebarkan bidang ilmu pengetahuan khususnya di bidang kelautan, menanamkan rasa cinta bahari dan membangkitkan kesadaran mengenai perairan khususnya perairan laut serta memiliki kemampuan menyelam dengan teknik yang baku, benar dan aman.

Alasan penulis memilih klub selam Anemon sebagai tempat penelitian karena klub selam Anemon merupakan salah satu klub selam yang masih aktif dalam melakukan penyelaman rutin yang menjadi agenda mereka setiap bulannya. Tujuan Penyelaman Klub Selam Anemon pun beragam yaitu sebagai klub selam penelitian ilmiah dan juga klub selam ini melakukan fun dive untuk


(28)

6

mengenalkan keindahan terumbu karang baik bagi anggota klub maupun masyarakat umum. Selain itu, klub selam Anemon selalu menanamkan rasa cinta terhadap bahari kepada seluruh anggotanya dengan menjaga dan melestarikan biota laut. Di sinilah peneliti mencoba meneliti bagaimana komunikasi nonverbal sesama penyelam klub selam Anemon saat melakukan penyelaman. Peneliti mencoba mengamati antara kesesuaian teori dan kenyataan di lapangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:

Bagaimanakah komunikasi nonverbal sesama penyelam saat penyelaman pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung? C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan komunikasi nonverbal yang digunakan oleh penyelam.


(29)

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, gambaran dan informasi mengenai komunikasi nonverbal pada penyelam sehingga dapat digunakan sebagai panduan bagi penyelam sebagai isyarat komunikasi bawah laut.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pengertian Analisis

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim (2002)4menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:

a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).

b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian, penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.

c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah secara seksama.

d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).

4

Aji Reno. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22091/4/Chapter%20II.pdf. Pengertian Analisis. Diunggah pada Februari 2011. Diakses 24 Januari 2012


(31)

e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.

B. Tinjauan Tentang Komunikasi Nonverbal 1. Pengertian Komunikasi

Menurut Harold D. Lasswell (Cangara, 2006: 2) tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab manusia perlu berkomunikasi, yaitu:

1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya sehingga dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan.

2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis.

3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan.

Berikut ini berbagai macam definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli (Cangara, 1998: 17) yaitu:

1. Menurut Cherry dalam Stuart 1983 komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi.


(32)

10

2. Menurut Harold D. Lasswell cara yang tepat untuk menerangkan suatu

tindakan komunikasi ialah jawaban pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.

3. Menurut Steven komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya.

4. Menurut D. Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

5. Menurut Shannon dan Weaver (1949) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.

Pendapat beberapa para ahli tersebut relevan dengan perspektif komunikasi dalam penelitian ini. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian komunikasi maka pendapat Ruben & Stewart 1998 paling tepat dan sesuai dengan pembahasan mengenai komunikasi nonverbal. Menurut Ruben & Stewart (Liliweri, 2011: 35) komunikasi meliputi respon terhadap pesan yang diterima lalu menciptakan pesan baru, karena setiap orang berinteraksi dengan orang lain melalui proses penciptaan dan interpretasi pesan yang di kemas dalam bentuk simbol atau kumpulan simbol bermakna yang sangat berguna.


(33)

2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Cangara, 2006: 48)

Secara singkat, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut:

1. Komunikator (sender) yaitu orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang dimengerti kedua pihak. 2. Pesan (message) yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan, baik secara langsung(tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media).

3. Komunikan (receiver) yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator dan menerjemahkan pesan tersebut ke dalam bahasa yang dimenegerti oleh komunikan itu sendiri.

4. Umpan balik (feedback) yaitu tanggapan atau respon yang diberikan oleh komunikan atas pesan yang dikirimkan kepadanya.


(34)

12

Menurut Effendy (Effendy, 2006: 11) proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni:

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna

dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan”

pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

3. Pengertian Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang menggunakan lambang atau simbol. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lain di luar simbol tersebut berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Mengenai apa saja yang dijadikan simbol,


(35)

bergantung pada kesepakatan bersama ketika simbol-simbol yang digunakan manusia untuk berkomunikasi melalui pengucapan, kata tertulis, isyarat dll. Bergerak di luar batas normal dari arti yang disepakati dan menghasilkan tanggapan yang sama atau hampir sama pada pihak pengirim dan penerima, maka simbol-simbol itu disebut simbol yang signifikan. (Blake dan Edwin O. Horoldsen, 2003: 7)

Menurut Mark L. Knapp (Nina Mutmainah, 1996: 59) terdapat lima fungsi komunikasi nonverbal, yaitu:

1. Repetisi adalah mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.

2. Subtitusi adalah menggantikan lambang-lambang verbal.

3. Kontradiksi adalah menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.

4. Komplemen adalah melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.

5. Aksentuasi adalah menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahi.

Dari kelima fungsi komunikasi nonverbal diatas, komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh sesama penyelam ketika melakukan penyelaman termasuk dalam fungsi subtitusi yaitu untuk menggantikan lambang-lambang verbal.

Lambang nonverbal dalam komunikasi manusia sangat memegang peranan penting. Dale Leathers (Nina Mutmainah, 1996: 58) menyebutkan enam alasan penting dari pesan nonverbal, yaitu:


(36)

14

1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.

2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal dibandingkan pesan verbal.

3. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan.

4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.

5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.

6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

Pesan komunikasi tidak selalu dinyatakan dalam tanda-tanda verbal yakni menyatakan kata-kata yang terucap dan tertulis namun sebagian besar pesan manusia dinyatakan melalui tanda-tanda nonverbal. Pada awalnya manusia memang mulai berkomunikasi secara verbal, namun ada saat tertentu dimana manusia hanya dapat berkomunikasi secara nonverbal. Intinya, manusia selalu berusaha untuk berkomunikasi melalui metode apa pun termasuk dengan metode nonverbal. (Liliweri 2011: 266)

Menurut Liliweri (Liliweri 2011: 266) terdapat tiga metode komunikasi nonverbal, yaitu:

1. Bahasa Isyarat merupakan metode komunikasi nonverbal yang penyampaian pesan nya menggunakan isyarat tangan.


(37)

2. Pertukaran pesan melalui gambar merupakan metode komunikasi nonverbal yang menggunakan papan atau buku yang bergambar dan pilihan gambar sebagai media bagi setiap orang untuk menyampaikan pesan.

3. Komunikasi Augmentative dan Alternatif Devices merupakan perangkat kerja pengganti tulisan dengan bantuan elektronik yang secara otomatis mengubah kata-kata yang diketik atau ditulis kedalam gambar sehingga mudah diterima penerima pesan.

Dari penjelasan mengenai metode komunikasi nonverbal diatas, metode komunikasi nonverbal yang diteliti dalam penelitian ini yaitu bahasa isyarat.

Terdapat empat klasifikasi pesan nonverbal menurut Rakhmat (Rakhmat, 2005: 289) yaitu:

1. Pesan kinesik yaitu pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:


(38)

16

a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif.

b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah.

c. Responsiveness yaitu individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

2. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

3. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik. 4. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan

dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana disebutnya sebagai parabahasa.

Dari keempat klasifikasi pesan nonverbal di atas, yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu pesan gestural yang termasuk ke dalam pesan kinesik.


(39)

C. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terletak di tengah-tangah skala antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa. Oleh karena itu telah terjadi perubahan atas jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi yang besaran jumlahnya sangat relatif (bisa banya atau sedikit), umpan balik komunikasi organisasi dapat berlangsung cepat atau lamban (kadang-kadang delayed feedback), adaptasi pesan dapat bersifat khusus atau umum, serta tujuan atau maksud komunikasi dapat bersifat terstruktur dan tidak terstruktur.

Praktik komunikasi organisasi melibatkan di dalamnya komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok yang bersifat impersonal (komunikasi yang berstruktur) yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok atau unit kerja dalam satu organisasi. Jalur komunikasi organisasi adalah jalur vertikal (atas bawah, bawah atas), horizontal (antar unit atau satuan kerja yang sama derajat), dan diagonal (komunikasi lintas unit atau satuan kerja). (Liliweri, 2011: 213)

Menurut Liliweri (Liliweri 2011: 216) terdapat empat karekteristik dalam organisasi, yaitu:

1. Ukuran (jumlah anggota).

2. Sentralitas (derajat dalam di mana orang dapat mengakses satu sama lain).

3. Densitas atau keterkaitan (rasio dari hubungan yang aktual kepada kemungkinan adanya hubungan).


(40)

18

D. Tinjauan Tentang Penyelaman 1. Pengertian Penyelaman

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air untuk tujuan tertentu seperti penyelaman ilmiah, penyelaman komersil, penyelaman olahraga, maupun penyelaman yang sifatnya untuk pertahanan dan keamanan suatu negara. Scuba diving adalah jenis menyelam bawah air yang memerlukan peralatan set scuba untuk bernapas di bawah air. Ini mungkin dilakukan untuk rekreasi, tujuan industri atau komersial. Penyelam scuba

membawa gas pernapasan mereka sendiri dalam tangki. Klub selam Anemon termasuk kedalam tujuan penyelaman yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu, dalam melakukan penyelaman klub selam Anemon membutuhkan set scuba agar dapat menampung oksigen ke dalam tangki sehingga dapat lebih lama ketika di dalam air untuk bernafas dan melakukan tujuan penyelaman ilmiah tersebut.

Menyelam adalah kegiatan yang berisiko tinggi, terlebih-lebih bila penyelaman itu dilakukan seorang diri. Bila terjadi suatu keadaan darurat yang membahayakan keselamatan jiwa dan raga, tidak akan ada orang yang mengetahui dan membantu kesulitan tersebut. Oleh karena itu dunia penyelaman menganut dan mempraktekan prinsip penyelaman yang mengatakan never dive alone. Jadi menyelamlah selalu dalam suatu team dengan sistim mitra (buddy system)5.

5

Hari Yanto. http://www.coremap.or.id/downloads/menyelam_1158562081.pdf. Definisi Menyelam. Diunggah pada September 2009. Diakses pada 17 November 2011


(41)

2. Sejarah Penyelaman

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air dengan atau tanpa menggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menyelam, sebagai suatu profesi, sudah dikenal lebih dari 5000 tahun lalu. Penyelam zaman dulu mungkin tidak bisa mencapai kedalaman lebih dari 100 feet. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk mengambil kerang dan mutiara. Pada abad pertama sebelum masehi khususnya di Mediterania barat, para penyelam sudah terorganisir dan pembayarannya sudah diatur hukum.

Peralatan selam yang dikembangkan John Deane, Agustus Siebe memang memberikan penyelam waktu yang lama dalam air tetapi mobilitasnya sangat kurang. Para penemu mencari metode lain tanpa menurunkan tingkat bahaya. Solusi terbaik adalah menyediakan suatu alat suplai udara yang dapat dibawa. Pada awalnya tidak berhasil karena terbatasnya kapasitas pompa udara untuk menyimpan udara dalam tekanan tinggi. Setelah hal ini dapat diatasi, maka udara dapat disimpan didalam suatu tempat tabung dalam tekanan tinggi sehingga menyediakan suplai udara yang cukup lama. Penyelam zaman dahulu hanya memikirkan bahwa panjangnya pipa udara sangat penting dalam penyelaman. Banyak design yang memakai pipa panjang yang fleksibel dengan bagian atas mengapung. Tentunya hal ini tidak akan bekerja dengan baik pada kedalaman tiga feet, karena akan menyebabkan penyelam kekurangan oksigen dan akan tenggelam. Tekanan air juga meningkat sehingga menekan pipa dan dada. Hal ini menyebabkan design alat selam


(42)

20

yang menggunakan pipa udara tidak praktis dan sukar dilakukan. Sekitar tahun 1500-1800 lonceng selam telah ditemukan oleh Edmund Halley sehingga penyelam dapat menyelam dalam hitungan jam. Lonceng selam adalah peralatan berbentuk bel dimana dasarnya terbuka di dalam laut. Lonceng selam pertama sangat besar sehingga penyelam dapat menyelam dalam beberapa jam. pada perkembangan lanjut, lonceng selam ini terhubungkan dengan kabel dari permukaan. Penyelam dapat tetap didalam atau keluar lonceng sebentar sambil menahan nafas6.

3. Isyarat Penyelaman

Isyarat sangat diperlukan untuk dapat berkomunikasi saat melakukan penyelaman. Isyarat paling sederhana yang dipergunakan dalam penyelaman adalah isyarat tangan. Agar penyelaman yang dilakukan berjalan dengan baik, maka setiap orang atau kelompok yang melakukan penyelaman harus dapat mengetahui dan memahami isyarat-isyarat penyelaman yang sudah disepakati bersama.

6

Padjajaran Diving Society. http://infobebas.web.id/2011/sejarah-scuba-diving.html. Sejarah selam. Diunggah pada April 2010. Diakses pada 16 Oktober 2011


(43)

Terdapat isyarat-isyarat penyelaman yang baku atau lazim digunakan oleh penyelam, antara lain yaitu7:

7

Padjajaran Diving Society. http://infobebas.web.id/2011/sejarah-scuba-diving.html. Sejarah selam. Diunggah pada April 2010. Diakses pada 16 Oktober 2011


(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

28

E. Teori yang Mendukung Penelitian

Menurut Snelbecker (Moleong, 2000: 34) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.

Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Blumer mengintegrasikan gagasan-gagasan tentang interaksi simbolik melalui tulisan-tulisannya terutama pada tahun 1950an sampai 1960an. Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek dan bahkan diri mereka sendirilah yang menentukan perilaku mereka. Perilaku mereka tidak dapat digolongkan sebagai kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan budaya atau tuntutan peran. Manusia bertindak hanya berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas objek-objek di sekitar mereka.

Dalam pandangan interaksi simbolik, sebagaimana ditegaskan Blumer, proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan menegaskan aturan–aturan, bukan aturan–aturan yang menciptakan dan menegakkan


(51)

kehidupan kelompok. Menurut teori interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia menggunakan simbol-simbol. Mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial. Penganut interaksi simbolik berpandangan, perilaku manusia pada dasarnya adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia disekeliling mereka, jadi tidak mengakui bahwa perilaku itu dipelajari atau ditentukan.

Orang bergerak untuk bertindak berdasarkan makna yang diberikan pada orang , benda, dan peristiwa. Makna-makna ini diciptakan dalam bahasa yang digunakan orang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri, atau pikiran pribadinya. Bahasa memungkinkan orang untuk mengembangkan perasaan mengenai diri dan untuk berinteraksi dengan orang lainnya dalam sebuah komunitas. Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat.

George Ritzer meringkaskan teori interaksi simbolik kedalam prinsip prinsip, sebagai berikut :

1. Manusia, tidak seperti hewan mereka diberkahi dengan kemampuan berpikir.

2. Kemampuan berpikir itu dibentuk dengan interaksi sosial. 3. Dalam interaksi sosial orang belajar makna dan simbol yang


(52)

30

manusia, yakni berpikir.

4. Makna dan simbol memungkinkan orang melanjutkan tindakan (action)

dan interaksi khas manusia.

5. Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan interpretasi mereka atas situasi.

6. Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena

kemampuan mereka berinteraksi dengan diri sendiri yang memungkinkan mereka memeriksa tahapan tahapan tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif dan kemudia memilih salah satunya.

7. Pola-pola tindakan dan interaksi yang jalin menjalin ini membentuk kelompok dan masyarakat.

Bahasa atau komunikasi melalui simbol-simbol adalah merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol akan terjadi pemikiran (mind). Manusia mampu membayangkan dirinya secara sadar tindakannya dari kacamata orang lain. Hal ini menyebabkan manusia dapat membentuk perilakunya secara sengaja dengan maksud menghadirkan respon tertentu dari pihak lain.

F. Kerangka Pikir

Komunikasi memiliki peranan penting dalam hubungan antar sesama manusia yang pada hubungan tersebut terdapat saling pengertian, hubungan timbal


(53)

balik dan saling membutuhkan. Dalam kegiatan penyelaman terdapat komunikasi verbal yang terjadi saat sebelum penyelaman berlangsung atau komunikasi yang terjadi di permukaan air dan terdapat komunikasi non verbal yang terjadi di dalam air dengan menggunakan isyarat atau tanda yang dilakukan dengan menggunakan isyarat tangan sebagai komunikasinya.

Komunikasi nonverbal yang berupa isyarat tangan membawa pemahaman tersendiri bagi penerimanya karena memberi arti pada isyarat tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, terlebih jika isyarat simbol komunikasi nonverbal ini dilakukan di bawah permukaan air. Maka itu satu-satunya cara berkomunikasi yang efektif adalah menggunakan isyarat tangan sebagai media komunikasi.

Bila penelitian ini dikaitkan dengan teori interaksionisme simbolik, beberapa isyarat komunikasi nonverbal yang digunakan oleh penyelam saat berada di bawah laut merupakan hasil dari pemikiran mereka sendiri. Isyarat-isyarat tersebut mereka diskusikan dan disepakati untuk dipakai. Hal tersebut didasari atas pengalaman dan kesepakatan bersama dari kelompok selam tersebut. Teori tersebut juga mengatakan bahwa tindakan manusia didasarkan pada penafsiran mereka. Hal ini sesuai dengan yang terjadi pada klub selam atau kelompok orang yang melakukan penyelaman. Apa yang mereka lakukan saat sedang menyelam di bawah permukaan air dengan menggunakan isyarat tangan yang sebagian dibuat sendiri oleh mereka.


(54)

32

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan penelitian sebagai berikut:

Bagan 1. Kerangka Pikir

Isyarat-isyarat Penyelaman Yang Disepakati

Teori

Interaksionisme Simbolik Komunikasi nonverbal sesama

penyelam pada klub selam anemon saat penyelaman

Manfaat Isyarat Tangan Bagi Penyelaman


(55)

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif.

Menurut Isaac dan Michael (Rakhmat, 2005: 22) metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Selain itu, menurut Burhan Bungin (Bungin, 2007: 68) metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.

Berdasarkan pemahaman metode penelitian deskriptif dari para ahli maka penelitian mengenai komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung tepat menggunakan metode penelitian


(56)

34

deskriptif. Selain menggunakan metode deskriptif, penelitian ini juga menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini, penulis dapat memperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan memfokuskan pada proses pencarian dari setiap data yang ada di lapangan. Dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih bersifat mendalam, alamiah dan rasional.

B. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian kualitatif yaitu informan penelitian yang memahami informasi tentang objek penelitian. Informan yang dipilih harus memiliki kriteria agar informasi yang didapatkan bermanfaat untuk penelitian yang dilakukan. Terdapat kriteria-kriteria untuk menentukan informan penelitian yang dikatakan oleh para ahli.

Menurut Spradley (Moleong, 2004: 165) informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Informan yang intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya


(57)

ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Informan masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Informan mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Informan yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

Berdasarkan kriteria informan yang dikatakan oleh Spradley diatas, peneliti menentukan informan yang memenuhi kriteria tersebut. Informan yang peneliti tentukan merupakan orang-orang yang terikat secara penuh di dalam klub selam Anemon dan aktif mengikuti penyelaman yang diadakan oleh klub selam Anemon. Mereka juga merupakan orang-orang yang telah melakukan penyelaman lebih dari 3 tahun dan bergabung di klub selam Anemon tersebut.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan teknikkey person. Teknik memperoleh informan penelitian seperti itu digunakan karena peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian sehingga peneliti membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi. Key person ini adalah tokoh formal maupun tokoh informal. (Bungin, 2007: 77)


(58)

36

Penulis menentukan informan penelitian dalam penelitian ini berjumlah lima orang, yang terbagi menjadi tiga orang sebagai informan formal dan dua orang sebagai informan informal.

Tokoh formal yang menjadi subjek atau informan dalam penelitian ini yaitu: 1. Ketua Umum Klub Selam Anemon

Dalam penelitian ini, peneliti memilih ketua umum sebagai tokoh formal karena memiliki pengalaman menyelam lebih dari 4 tahun selain itu juga informan memiliki wewenang dalam menyetujui setiap keputusan di dalam klub tersebut, contohnya keputusan dalam mengambil kebijakan yang sifatnya untuk kemajuan klub selam Anemon.

2. Staf Ahli Pembina Teknis Klub Selam Anemon

Dalam penelitian ini, peneliti memilih dua orang pembina teknis yang mempunyai pengalaman menyelam lebih dari 10 tahun dan terlibat langsung dalam memberikan informasi dan hal-hal yang berhubungan dengan penyelaman kepada anggota-anggota klub selam Anemon.

Sedangkan tokoh informal yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu dua orang perwakilan anggota klub selam Anemon dengan kemampuan menyelam lebih dari 3 tahun. Peneliti menambahkan subjek atau informan sekunder ini karena dari anggota klub selam Anemon peneliti bisa mendapatkan informasi yang berhubungan dengan kegiatan menyelam yang dilakukan oleh klub selam tersebut.


(59)

C. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran peneliti dalam penelitiannya. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah komunikasi nonverbal sesama penyelam saat melakukan penyelaman. Dimana komunikasi nonverbal yang akan diteliti dilihat dari komunikasi nonverbal bahasa isyarat dan pesan gestural yang digunakan oleh sesama penyelam pada klub selam Anemon ketika melakukan penyelaman.

D. Lokasi Penelitian

Dalam penelitiannya, peneliti mengambil lokasi di Klub Selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung yang beralamat di Lantai I LB 2 Biologi FMIPA Unila Jalan. Soemantri Brojonegoro No.1, Bandar Lampung. Alasan peneliti mengambil lokasi di Klub Selam Anemon ini karena klub selam ini merupakan salah satu klub selam yang aktif di Lampung.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer yaitu data terpenting dalam penelitian yang akan diteliti. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik


(60)

38

melalui pengamatan sendiri, maupun melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan jawaban dari daftar pertanyaan yang akan diajukan.

2. Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data lokasi penelitian dan data lain yang mendukung masalah penelitian. Data sekunder diperoleh dari observasi dan literatur yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Selain itu juga, data sekunder bisa diperoleh melalui foto-foto yang berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam (Indepth Interview) yaitu teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada subjek atau informan penelitian. Peneliti dalam hal ini mempersiapkan daftar pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian yang berkaitan dengan penyelaman dan komunikasi nonverbal penyelam. Wawancara dilakukan kepada beberapa informan yang telah ditentukan dengan menggunakan daftar pertanyaan. Dalam proses wawancara, peneliti merekam atau dan mencatat hasil jawaban yang diberikan oleh informan. 2. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan secara langsung ke tempat penelitian. Peneliti dalam hal ini melakukan


(61)

pengamatan langsung dengan cara ikut dalam berpartisipasi saat klub selam Anemon melakukan penyelaman. Selanjutnya, peneliti merekam dan mengambil gambar hal-hal yang relevan dengan tujuan penelitian. 3. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu teknik ini bertujuan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yang berasal dari buku-buku yang mendukung penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis literatur serta bacaan yang berkaitan dengan penelitian. Penulis mengumpulkan data-data dari literatur yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian ini, diantaranya sumber data yang diperoleh melalui foto-foto dari lokasi penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton 1980 (Moleong, 2000: 103) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Adapun teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut: 1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Di mana setelah penulis


(62)

40

memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Display(Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan sehingga data-data yang ada telah diuji validitasnya. Sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


(63)

Penulis memperoleh hasil penelitian melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan sesuai dengan fokus penelitian yag dituangkan oleh penulis dalam pedoman wawancara. Pemilihan informan didasari oleh pertimbangan bahwa informan memiliki pengetahuan tentang penyelaman dan menguasai komunikasi nonverbal yang mereka lakukan pada saat penyelaman. Karakteristik informan yang dipilih penulis berdasarkan teknik

key person (orang yang menjadi kunci) yang didasari oleh kemampuan informan untuk menjelaskan komunikasi nonverbal pada sesama penyelam. Dengan menggunakan teknikkey person (orang yang menjadi kunci), penulis mendapatkan tiga informan formal yang benar-benar mengerti mengenai komunikasi nonverbal pada penyelam tersebut, yaitu dua (2) staff ahli Klub Selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Unila dan satu (1) ketua umum Klub Selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Unila. Penulis juga mendapatkan dua (2) informan informal yang merupakan anggota Klub Selam Anemon Jurusan Biologi FMIPA Unila.

Penulis melakukan penelitian mengenai komunikasi nonverbal sesama penyelam di Klub Selam Anemon Jurusan Biologi FMIPA Unila selama 1 bulan 6 hari. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 15 juli 2012 –20 Agustus 2012. Dalam waktu penelitian tersebut penulis tidak hanya melakukan


(64)

48

wawancara terhadap informan, namun juga melakukan observasi secara langsung dengan ikut serta dalam mengikuti penyelaman yang dilakukan oleh anemon selama 2 kali. Pada tanggal 10 Agustus 2012 dan 17 Agustus 2012.

A. Identitas Informan

Berikut adalah identitas informan yang penulis pilih dalam penelitian ini: 1. Informan Formal

Tabel 1. Identitas Informan Formal

No Nama Jenis

Kelamin

Jabatan Pendidikan Lama

Bergabung 1. F .D.A

Widodo

L Staff Ahli Pembina Teknis Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNILA 15 tahun

2. Yusuf Joko Leksono

L Staff Ahli Pembina Teknis Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNILA 10 tahun 3. Novriadi Ismail L Ketua Umum KSAn Fakultas MIPA/ Biologi/ Unila 4 tahun

(Sumber : Penelitian tahun 2012)

Ketiga informan diatas merupakan pengurus klub selam anemon yang aktif dan memiliki kriteria pertimbangan informan untuk penelitian ini. Penulis juga pada saat pra riset telah meminta kepada ketua umum untuk memberikan daftar informan yang bisa memberikan informasi tentang komunikasi nonverbal pada penyelam dan memiliki waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian. Ketiga informan ini mempunyai kemampuan penyelaman dan memiliki


(65)

pengetahuan yang cukup untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan terkait masalah dalam penelitian.

Peneliti melakukan wawancara mendalam secara tatap muka kepada informan formal. Wawancara tatap muka digunakan untuk mengenal lebih dekat dengan informan sehingga memudahkan dalam proses penggalian data. Selain itu peneliti juga ikut serta dalam kegiatan pengibaran bendera merah putih dan pembacaan teks proklamasi kemerdekan Republik Indonesia didasar laut, sehingga ikut merasakan menjadi penyelam.

2. Informan Informal

Tabel 2. Identitas Informan Informal

No Nama Jenis

Kelamin

Jabatan Pendidikan Lama

Bergabung 1. Faisal Rais L Anggota

Divisi Litbang dan Danus FMIPA/ Biologi/ Unila 3 Tahun 2. Muchlis Aditya L Kadiv Logistik FMIPA/ Biologi/ Unila 4 Tahun

(Sumber : Penelitian tahun 2012)

Informan informal dipilih oleh penulis dengan cara melihat keaktifan anggota klub selam anemon dalam mengikuti kegiatan penyelaman. Mengenai keaktifan dari dua informan informal ini didapat penulis dengan menanyakan kepada ketua umum Klub Selam Anemon. Penulis memilih kedua informan ini karena mereka selalu terlibat dalam melakukan penyelaman dan mengikuti kegiatan penyelaman yang Klub Selam Anemon adakan. Hal ini agar


(66)

50

informan tersebut dapat memberikan informasi yang benar terkait penelitian yang penulis lakukan. Informasi yang diberikan tersebut juga diharapkan dapat menjadi informasi pendukung dari informasi yang didapat penulis berdasarkan wawancara dengan informan formal.

B. Hasil Wawancara Komunikasi Nonverbal Pada Penyelam (Studi Pada Klub Selam Anemon Jurusan Biologi FMIPA Unila)

1. Pengetahuan Informan Klub Selam Anemon Tentang Komunikasi Penyelaman

Sebelum suatu kelompok melakukan penyelaman, orang-orang yang ada didalam kelompok tersebut terlebih dahulu harus mengetahui tentang komunikasi penyelaman. Hal tersebut dikarenakan komunikasi yang digunakan oleh para penyelam ketika sedang melakukan penyelaman merupakan komunikasi nonverbal atau isyarat bukanlah komunikasi kata-kata (verbal) yang biasa digunakan ketika tidak sedang melakukan penyelaman. Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai pengetahuan informan pada klub selam anemon tentang komunikasi penyelaman:

Tabel 3. Pengetahuan Informan Tentang Komunikasi Penyelaman

Informan Hasil Wawancara

Informan 1 Mengetahui dan memahami komunikasi penyelaman baik secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis komunikasi penyelaman itu adalah suatu komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama penyelam karna ketika di bawah permukaan air komunikasi yang dilakukan hanya komunikasi non verbal. Secara


(67)

praktis mengetahui dan memahami isyarat tangan maupun alat bantu komunikasi lainnya yang digunkan pada saat penyelaman.

Informan 2 Komunikasi penyelaman itu adalah suatu metode yang di lakukan seperti isyarat tangan dan alat bantu lainnya yang mendukung kegiatan komunikasi ketika di bawah permukaan laut. Kesadaran penyelam dalam memahami isyarat tangan harus dipahami dengan benar karena mendukung kesuksesan tujuan penyelaman itu sendiri

Informan 3 Komunikasi penyelaman yaitu suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan tujuan informasi kepada sesama penyelam, dengan menggunakan isyarat tangan atau apapun agar lawan bicara mengerti tujuan dan maksud yang kita sampaikan. Jadi kita komunikasi yang dilakukan tidak harus isyarat baku penyelaman yang terpenting adalah lawan bicara mengerti dengan apa yang disampaikan.

Informan 4 Komunikasi penyelaman merupakan suatu jalinan komunikasi yang dibentuk agar sesama penyelam mengerti dengan apa yang disampaikan, alat komunikasi penyelaman yang biasa digunakan adalah isyarat tangan. Komunikasi penyelaman berguna untuk membantu kelancaran kegiatan penyelam saat dibawah air.

Informan 5 Komunikasi penyelaman itu merupakan komunikasi yang terjalin antar sesama penyelam saat berkomunikasi di bawah permukaan air. Komunikasi yang dilakukan antar penyelam tersebut yaitu untuk melancarkan kegiatan


(68)

52

penyelaman yang sedang dilakukan. Komunikasi yang terjadi saat penyelaman yaitu merupakan komunikasi yang menggunakan isyarat tangan (nonverbal) bukan menggunakan kata-kata (verbal). (Sumber : Penelitian tahun 2012)

Dari hasil wawancara kepada informan diatas, diketahui bahwa kelima informan mengetahui tentang komunikasi penyelaman. Setiap informan menggunakan bahasa yang berbeda dalam mendefinisikan komunikasi penyelaman. Namun, apa yang mereka katakan menunjukkan satu makna dimana komunikasi penyelaman itu merupakan komunikasi yang dilakukan ketika sedang melakukan penyelaman menggunakan isyarat nonverbal.

Tipe komunikasi nonverbal yang dilakukan klub selam anemon adalah komunikasi nonverbal menggunakan isyarat tangan. Isyarat tangan sebagai alat komunikasi nonverbal adalah yang paling efektif dibandingkan komunikasi lainnya, dengan syarat penyelam saling bertatap muka. Anggota klub selam anemon juga tidak hanya mengetahui komunikasi penyelaman secara teori, tetapi juga memahami praktek dari komunikasi penyelaman itu sendiri. Mereka memahami isyarat isyarat baku penyelaman dan pada saat melakukan penyelaman mereka mempraktekan isyarat baku penyelaman sebagai media komunikasi.

2. Menentukan tujuan klub selam anemon dalam melakukan penyelaman

Tujuan penyelaman itu bergantung pada pada klub selam atau kelompok yang akan melakukan penyelaman. Beberapa tujuan penyelaman antara lain seperti


(69)

penyelaman ilmiah, penyelaman komersil, penyelaman olahraga, maupun penyelaman yang sifatnya untuk pertahanan dan keamanan suatu negara.

Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai tujuan Klub Selam Anemon dalam melakukan penyelaman.

Tabel 4. Tujuan Klub Selam Anemon Dalam Melakukan Penyelaman

Informan Hasil Wawancara

Informan 1 Tujuan penyelaman sangat bergantung pada kelompok atau klub selam itu sendiri. Tujuan penyelaman yang dilakukan anemon adalah penelitian terhadap terumbu karang termasuk hewan lautnya.

Informan 2 Tujuan penyelaman anemon yaitu untuk penelitian dan untuk selam fun dive. Penyelaman penelitian seperti lead

(mencatat data tentang penelitian terumbu karang termasuk hewan laut). Selam fun dive dilakukan untuk mengenalkan kekayaan keragaman terumbu karang kepada anggota-anggota baru anemon atau masyarakat umum yang mengikuti penyelaman dan untukrefreshing.

Informan 3 Tujuan penyelaman itu banyak, ada fun dive, penelitian ada juga SAR. Tujuan penelitian anemon untuk memonitoring kondisi terumbu karang secara khususnya dan secara umum untuk memonitoring kondisi biota laut perairan karena sering mendapatkan proyek dari dosen-dosen biologi tentang penelitian biota laut. Selain itu juga ada faktor fisik yang di ukur di laut itu melalui penyelaman seperti sedimentasi, kecerahan, arus, pasang surut dan sebagainya.

Informan 4 Tujuan penyelaman klub selam anemon yaitu yang pertama penelitian ilmiah yang berguna untuk melakukan


(70)

54

terumbu karang. Melakukan transplantasi terumbu karang yang rusak.

Informan 5 Tujuan penyelaman yang dilakukan anemon adalah selam penelitian dan tidak jarang pula anemon melakukan selam

fun dive. Dalam penyelaman penelitian tujuannya untuk konservasi seperti transplantasi terumbu karang, Lead, atau melakukanre-checkkondisi terumbu karang.

(Sumber : Penelitian tahun 2012)

Dari hasil wawancara kepada informan diatas, diketahui bahwa tujuan Klub Selam Anemon dalam melakukan penyelaman yaitu bersifat ilmiah. Dimana Klub Selam Anemon menjaga biota laut seperti terumbu karang dan hewat lautnya untuk dilestarikan dan jika terdapat kerusakan terumbu karang, klub selam anemon akan melakukan lead (mengetahui data) biota laut. Setelah itu yang dilakukan klub selam anemon yaitu melakukan transplantasi terumbu karang yang rusak.

Tujuan penyelaman lainnya yaitu fun dive. Terkadang Klub Selam Anemon melakukan penyelaman yang hanya sekedar untuk mengenalkan kekayaan biota laut kepada anggota baru anemon dan masyarakat umum lainnya yang ikut serta dalam penyelaman. Kegiatan fun dive bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap biota laut.

3. Hal-hal yang dilakukan Klub Selam Anemon sebelum melakukan penyelaman

Melakukan penyelaman adalah suatu kegiatan yang tidak bisa dikatakan mudah. Untuk itu dibutuhkannya persiapan yang matang. Persiapan tersebut


(71)

bukan hanya dari segi mental dan fisik penyelam, namun juga persiapan daeri segi peralatan yang mendukung ketika akan melakukan penyelaman. Persiapan-persiapan tersebut harus benar-benar diperhatikan karena apabila terjadi hal-hal yang tidjkak diinginkan ketika sedang melakukan penyelaman dan persiapan yang penyelam siapkan tidak memadai akan membahayakan nyawa penyelam itu sendiri.

Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai hal-hal yang dilakukan klub selam anemon sebelum melakukan penyelaman:

Tabel 5. Hal-hal Yang Dilakukan Sebelum Melakukan Penyelaman

Informan Hasil Wawancara

Informan 1 Ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu

briefing dan de-briefing. Kalau sebelum menyelam klub selam anemon melakukanbriefingdan setelah menyelam melakukan evaluasi ataude-brifing. Informan 2 Hal-hal yang pasti dilakukan yaitu briefing karena

itu merupakan aturan baku atau resmi dalam melakukan prosedur penyelaman.

Informan 3 Dalam menyelam tentu saja ada rencana ingin melakukan apa saja di bawah laut nantinya, di kedalaman berapa dan tujuan penyelaman itu harus dijelaskan lebih rinci sebelum menyelam. Dan pengecekan alat itu sangat penting karena peralatan selam itu sangat urgent dan sangat rawan sekali, karena nyawa seorang penyelam itu bergantung pada alat selamnya.

Informan 4 Sebelum melakukan penyelaman memang wajib melakukan check dan re-check dan briefing agar pada saat menyelam bias lebih lancar.


(72)

56

Informan 5 Di anemon sendiri melakukan briefing sebelum menyelam sudah pasti harus dilakukan. Selain itu juga check dan recheck peralatan apa saja yang dibutuhkan. Peralatan itu tidak boleh ketinggalan satupun, sepertiwhite bel, alatskin dive, alat scuba. (Sumber : Penelitian tahun 2012)

Dari hasil wawancara kepada informan diatas, diketahui bahwa hal-hal yang dilakukan oleh Klub Selam Anemon sebelum melakukan penyelaman yaitu melakukan briefing. Ketika melakukan briefing hal yang paling diperhatikan yaitu mengenai peralatan penyelaman yang akan digunakan saat menyelam karena peralatan penyelaman merupakan hal yang paling vital dan menyangkut nyawa penyelam.

Selain mempersiapkan peralatan, saat briefing penyelam Klub Selam Anemon juga membicarakan tentang tujuan penyelaman yang akan dilakukan, waktu penyelaman, kedalaman penyelaman. Hal ini agar penyelaman yang dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari penyelaman yang dilakukan oleh Klub Selam Anemon.

4. Tipe komunikasi nonverbal yang digunakan klub selam anemon saat menyelam

Tipe komunikasi dibagi menjadi dua macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi yang dilakukan oleh penyelam saat melakukan penyelaman yaitu komunikasi yang dominan menggunakan isyarat tangan, dimana komunikasi seperti ini termasuk dalam tipe komunikasi nonverbal. Namun, komunikasi yang dilakukan tidak hanya


(73)

menggunakan isyarat tangan saja, melainkan juga menggunakan alat-alat yang bisa dijadikan sebagai alat komunikasi.

Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai isyarat komunikasi non verbal pada penyelam Klub Selam Anemon.

Tabel 6. Tipe Komunikasi Nonverbal Yang Digunakan Saat Menyelam

Informan Hasil Wawancara

Informan 1 Yang paling dominan digunakan adalah isyarat tangan. Terkadang juga menggunakan alat-alat yang bisa dijadikan sebagai alat komunikasi, seperti stik logam yang dipukulkan ke tabung dan mengeluarkan suara. Arti dari suara tersebut adalah ada bahaya sehingga para penyelam dilarang untuk berjauhan satu sama lainnya. Selain itu alat komunikasi lainnya yaitu berupa peluit dan alat lain yang anemon biasa menyebutnya sebagai horn. Bedanya suara yang dihasilkan horn lebih kencang.

Informan 2 Melalui isyarat tangan, ditulis di sabak, stik yang di pukul di tabung, dan menggunakan horn.

Informan 3 Metode komunikasi yang sering digunakan anemon adalah bahasa isyarat menggunakan tangan sebagai media komunikasi noverbal. Metode komunikasi lainnya yang digunkan yaitu menggunakan alat alat yang bias dijadikan sebagai alat komuikasi bawah laut seperti horn, stik, dan sabak.

Informan 4 Umumnya anemon melakukan komunikasi menggunakan isyarat tangan dikarenakan isyarat tangan lebih mudah digunakan saat di bawah laut. Selain itu juga menggunakan stik dan sabak.


(74)

58

anemon saat melakukan penyelaman. Yang pertama melalui isyarat tangan, metode komunikasi lainnya yaitu menggunakan stik yang dipukulkan lewat tabung dan akan mengeluarkan bunyi.

(Sumber : Penelitian tahun 2012)

Dari hasil wawancara kepada informan diatas, diketahui bahwa tipe komunikasi nonverbal yang digunakan Klub Selam Anemon saat melakukan penyelaman yaitu menggunakan isyarat tangan. Isyarat-isyarat tangan yang digunakan oleh klub selam anemon merupakan isyarat-isyarat tangan baku yang telah ada. Isyarat-isyarat tangan tersebut dijadikan pedoman oleh anemon untuk berkomunikasi ketika sedang melakukan penyelaman.

Selain isyarat tangan, anemon juga menggunakan alat-alat yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi saat melakukan penyelaman. Komunikasi menggunakan alat-alat seperti ini merupakan pengganti dari komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan isyarat tangan. Model stik yang dipukulkan ke tabung dan mengeluarkan bunyi yang jika penyelam mendengarnya maka mereka akan berhati hati dalam menyelam, karena arti dari suara tersebut adalah adanya bahaya sehingga penyelam tidak diperkenankan untuk menyelam lebih dalam lagi. Sedangkan alat lain seperti horn merupakan alat suara yang hasil suaranya sangat kuat karena alat ini dibuat untuk jika terdengar oleh penyelam maka penyelam akan berkumpul di sumber suara. Mengenai kode kode suara yang dikeluarkan klub selam anemon tidak menggunakan morse karena penyelaman yang mereka lakukan


(1)

96

tangan tersebut didiskusikan untuk dapat dipahami dan dipakai oleh seluruh anggota Klub Selam Anemon. Isyarat tersebut tercipta karena isyarat tangan internasional tidak mencukupi kebutuhan komunikasi Klub Selam Anemon. Dalam berkomunikasi ketika menyelam Anemon juga membutuhkan stik dan tabung sebagai media komunikasi lewat bunyi yang jika stik dipukulkan ke tabung bermakna adanya bahaya sedangkan media komunikasi lewat bunyi lainnya yaitu Peluit dan Horn yang memiliki kekuatan suara berbeda karena kekuatan suara horn lebih besar daripada peluit yang jika dibunyikan bermakna penyelam berkumpul di sumber suara.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai komunikasi nonverbal pada sesama penyelam di klub selam anemon jurusan Biologi FMIPA Unila ada beberapa saran dan masukan, yaitu:

1. Isyarat-isyarat tangan yang Klub Selam Anemon ciptakan agar dapat disosialisasikan sehingga dapat diterima dan digunakan sebagai isyarat tangan baru sehingga bermanfaat bagi klub selam lainnya dalam berkomunikasi ketika menyelam.

2. Pengurus klub selam anemon dalam setiap briefing tidak hanya membicarakan mengenai tujuan penyelaman, kedalaman dan waktu penyelaman, namun juga membahas mengenai isyarat-isyarat tangan penyelaman yang digunakan saat melakukan penyelaman.


(2)

97

3. Menyelam merupakan olahraga yang tidak hanya beresiko bagi keselamatan namun juga beresiko bagi kesehatan, untuk itu sebaiknya sebelum menyelam setiap anggota Klub Selam Anemon memeriksakan kondisi kesehatan kepada medis sehingga kecelakaan pada saat menyelam dapat dihindari.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Blake, Reed H, dan Edwin O. Haroldsten. 2003.Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya: Papyrus

Bungin, Burhan. 2007.Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Cangara, Hafied. 1998.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

________2006.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Effendy, Onong Uchjana. 2003.Ilmu Komunikasi: Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Jalaluddin Rakhmat. 2005.Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

________2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Liliweri, Alo. 2011.Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Littlejohn, Stephen.W & Karen A.Foss. 2009.Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika

Moleong J. Lexy. 2000.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

________2004.Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Dedy.2003.MetodePenelitian Kualitatif.Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nina Mutmainah dan Fauji. 1996.Psikologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka


(4)

Wardhany, Andy Cory dan Morrisan. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sumber Internet:

Aji Reno.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22091/4/Chapter%20II.pdf. Pengertian Analisis. Diunggah pada Februari 2011. Diunduh 24 Januari 2012 Andi Rusli. http://andi-rusli.blogspot.com/2011/05/effektive-briefing.html.

Keefektivan Briefing. Diunggah pada April 2011. Diunduh pada 5 Oktober 2012

Hari Yanto. http://www.coremap.or.id/downloads/menyelam_1158562081.pdf. Definisi Menyelam. Diunggah pada September 2009. Diunduh pada 17 November 2011

Padjajaran Diving Society.

http://infobebas.web.id/2011/sejarah-scuba-diving.html. Teknik Scuba Diving. Diunggah pada April 2010. Diunduh pada 16 Oktober 2011

Padjajaran Diving Society. http://infobebas.web.id/2011/sejarah-scuba-diving.html. Sejarah selam. Diunggah pada April 2010. Diunduh pada 16 Oktober 2011

Rahmad Septian.

http://www.coremap.or.id/downloads/MENYELAM_1158562081.pdf. Menyelam. Diunggah Pada September 2009. Diunduh pada 17 November 2011


(5)

Analisis Komunikasi Nonverbal Sesama Penyelam

( Studi Pada Klub Selam Anemon Jurusan Bilogi FMIPA Universitas Lampung )

Oleh:

Bastian Verdi Pratama 0816031023 bastianfine@yahoo.co.id

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Blake, Reed H, dan Edwin O. Haroldsten. 2003.Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya: Papyrus

Bungin, Burhan. 2007.Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Mulyana, Dedy.2003.MetodePenelitian Kualitatif.Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. 2006.Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sumber Internet:

Hari Yanto. http://www.coremap.or.id/downloads/menyelam_1158562081.pdf. Definisi Menyelam. Diunggah pada September 2009. Diakses pada 17 November 2011

Padjajaran Diving Society.

http://infobebas.web.id/2011/sejarah-scuba-diving.html. Teknik Scuba Diving. Diunggah pada April 2010. Diakses pada 16 Oktober 2011

Padjajaran Diving Society. http://infobebas.web.id/2011/sejarah-scuba-diving.html. Sejarah selam. Diunggah pada April 2010. Diakses pada 16 Oktober 2011

Rahmad Septian.

http://www.coremap.or.id/downloads/MENYELAM_1158562081.pdf. Menyelam. Diunggah Pada September 2009. Diakses pada 17 November 2011