Foto Berjudul: Ampyang Pembahasan Karya
Karya foto ini berjudul Putu, penulis ingin menampilan jajanan pasar yang berasal dari Kota Yogyakarta. Lokasi pengambilan foto letaknya di Studio.
Foto ini diambil pukul 22.40 dengan menggunakan bantuan cahaya lampu agar objek terlihat jelas dan dramatis. Pada saat pengambilan foto ini terdapat beberapa
kendala diantaranya dalam mencari detail warna putih agar tidak memantul. Objek utama dari foto ini adalah jenis makanan yang berasal dari tepung beras
yang dikenal dengan sebutan putu. Pembagian antara objek dengan property pada medium size membentuk komposisi yang kuat. Backgraund pada foto ini
menggunakan properti cetakan putu yang terbuat dari bambu, dimaksudkan agar informasi yang disampaikan lebih kuat dengan penambahan unsur pendamping
seperti cetakanya. Fokus pada foto ini terletak pada jajanan pasar putu. Penggambilan foto ini menggunakan f diafragma: f7,1 Shutter
speed:1125, ISO 100, penggunaan shutter speed 1125 f: 7,1 menghasilkan gambar yang jelas dengan sedikit blur atau bokeh, dengan setingan kamera
sedemikian rupa kesan dari tekstur makanan terlihat dengan bagus, juga objek yang memiliki tingkat kecerahan yang cukup tidak terlalu terang dan menonjol
dalam segi objek dari pada backgroundnya. ISO 100 digunakan agar foto yang dihasilkan memiliki ketajaman dan mengurangi noise. Sudut pandang yang
digunakan adalah middle atau sesuai dengan pandangan sejajar dengan objek. Penggunaan white balance pada karya foto ini adalah 5200 kelvin yang
mempengaruhi unsur warna menjadi lebih kekuningan dan kecenderungan mengarah kepada warna vivid colour.
Gambar 41 : Layout katalog putu Putu merupakan makanan ikonik selanjutanya yang dikenal masyarakat
lewat penjaja keliling yang menjajakan dengan membunyikan suara uap dari kukusan putu yang merdu dan khas sehingga sangat familiar oleh masyarakat
sekitar. Putu juga merupakan makanan yang mengenyangkan untuk dikonsumsi karena terbuat dari tepung beras yang sudah disangrai terlebih dahulu dan diberi
isian gula jawa yang akan mencair apabila dikukus. Makanan ini sangat mudah didapatkan karena dijual diberbagai tempat seperti penjaja kakilima bersama
dengan cenil dan klepon, penjaja keliling menggunakan sepeda, dan dipasar tradisional.