PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

OLEH Tati Yuniati

Berdasarkan hasil observasi awal di Sekolah Dasar 2 Sukajawa hasil belajar Matematika kelas IV masih di bawah KKM, dimana KKM yang ditetapkan sekolah tersebut adalah 65. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar Matematika, melalui Pembelajaran Interaktif.

Penelitian tindakan kelas ini, terdiri atas tiga siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data digunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa dalam proses pembelajaran, dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika digunakan tes.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dengan rerata nilai (64,7) menjadi (75,34) pada akhir siklus 3.


(2)

(3)

BAB I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar, karena didalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar, keduanya terjalin dalam bentuk satu kesatuan interaktif edukatif. Peran guru dalam pembelajaran mempunyai hubungan erat dengan mengatifkan siswa dalam belajar, terutama dalam prosesnya pengembangan keterampilan. Adapun keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, kerampilan sosial dan ketrampilan praktis Balen dalam Winataputra (2000) Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi pembelajaran yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Guru sebagai pendidik harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berpikir siswa agar dapat menjadi lebih kritis dan kreatif. Cara guru menciptakan susunan dikelas sangat berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam kegiatan pemebelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang membuat siswa termotivasi dan aktif dalam belajar, kemungkinan meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting yaitu bertujuan untuk meningkan sikap logis, gembira, dan disiplin. Tujuan yang sangat penting tersebut terkadang tidak dibarengi dengan kualitas dan hasil belajar matematika yang baik. Secara umum, hasil belajar matematika pada jenjang pendidikan dasar belum sesuai dengan harapan. Banyak siswa mengalami kesulitan


(4)

dalam matematika dan menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan membosankan. Sehingga belajar mereka yang berupa tes sumatif, ulangan umum dan ujian akhir nasional masih rendah.

Matematika sekolah dasar merupakan konsep dasar dalam mempelajari konsep –kosep di jenjang sekolah menengah secara singkat dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarki dan penalaran deduktif Suherman (2004). Matematika disebut ilmu deduktif karena isi maupun metode pencaharian kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu lainya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatan Hudoyo (1999:3) bahwa pendekatan pembelajaran akan menentukan terjadinya proses belajar mengajar yang selanjutnya menetukan hasil belajar. Pemilihan pendekatan yang tepat akan mempermudah proses terbentuknya pengetahuan pada siswa. Dengan dasar pemikiran tersebut diperlukan adanya torobosan baru dalam pembelajaran matematika, yaitu pendekatan yang menarik perhatian siswa, yang tidak memaksakan rumus-rumus jadi kepada siswa dan suatu pembelajaran dimana siswanya dapat menerapkan konsep matematika pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain.

Metode pencarian kebenaran yang dipakai matematika adalah metode deduktif, namun dalam matematika mencari kebenaran bisa dimulai dengan cara induktif tetapi semua keadaan harus dibuktikan secara deduktif. Menurut BNSP SD kopetensi dasar matematika kelas IV mata pelajaran matematika dengan materiperkalian yaitu memerlukan keahlian khusus dari siswa untuk itu diperlukan suatu alat bantu yang disebut sebagai pendekatan pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai pendidik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan kata lain guru menempati titik sentral pendidikan. Agar guru mampu menunaikan tugasnya dengan baik, maka terlebih dahulu harus memahami


(5)

hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti halnya proses pendidikan pada umumnya.

Peranan guru yang sangat penting adalah mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah termasuk didalamnya penggunaan metode mengajar yang sesuai. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana yang diharapkan masyarakat, diperlukan inovasi-inovasi yang bersifat kratif dan keoperatif sehingga tercipta suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif, hal ini terjadi jika guru mempunyai peran baik sebagai fasilisator, motivator maupun sebagai pengelola pembelajaran. Jika peranan tersebut benar-benar dilaksanakan oleh guru tujuan peningkatan mutu pendidikan anak, terutama pembelajaran matematika pada kelas IV di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat terwujud.

Dalam pembelajaran matematika diharapkan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung mampu mengusai dan memahami teori, konsep dan prinsip-prinsip penerapanya, konsep-konsep yang menjadi dasar ilmu harus diberikan siswa secara benar dan penekanannya pada kegiatan secara langsung ditrasfer kepada siswa lain. Mentransfer konsep melalui informasi atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keselurahan bahkan mungkin akan menimbulkan salah konsep. Belajar matematika bukanlah pelajaran yang harus dihapal tetapi pelajaran yang harus dimengerti dan dipahami oleh siswa itu sendiri.

Kegagalan siswa adalah suatu cermin kegagalan guru dan sekolah dalam menjalankan fungsi dan perannya. Hal ini dapat dilihat pada saat siswa yang mengikuti proses pembelajaran matematika siswa kelas IV yang kurang mampu dalam menyelesaikan soal-soal tes latihan maupun soal-soal tes yang diberikan oleh guru di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung. Kurangnya motivasi siswa kelas selama pembelajaran khususnya mata pelajar matematika diperlukan interaksi mengajar yang baik antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Adanya


(6)

penggunaan model pembelajaran interaksi yang baik diharapkan mampu memberikan hasil yang baik pula dalam bentuk prestrasi belajar. Agar terjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, seorang guru harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa serta pemilihan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Salah cara penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatan prestasi belajar. Salah satu cara penyajian materi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran interkatif.

Jika ditelaah mengenai pembelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika menakutkan dan siswa masih menganggap jika pelajaran matematika merupakan momok (Hantu) bagi siswa, dan prestasi belajar siswa tergolong rendah.Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakuakn penulis disekolah tersebut bahwa siswa yang mencapai nialai KKM ( Kriteria Ketuntasan Mengajar) adalah 29, 5 % dan yang belum mencapai Standar KKM ( Kriteria Ketuntasan Mengajar) adalah 70. 5 % dalam tes awal belajar matematika pada materi bangun ruang, dengan demikian secara keseluruahan kemampuan siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika masih rendah, adapun nilai KKMnya adalah 60. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan KKM ( Kriteria Ketuntasan Mengajar)

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran sesuai KKM di sekolah tersebut, maka perlu sebuah pembelajaran interaktif diharapkan membantu pembelajaran matematika berjalan lebih hidup dan lebih meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV. Strategi model pembelajaran interaktif ini tidak menyebabkan siswa menghafal, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk menemukan pengetahuan dibenak mereka sendiri dengan cara bertanya atau pun menjawab, baik kepada teman sejawat ataupun kepada guru. Model pembelajaran


(7)

interaktif sering dikenal dengan pendekatan pertannyaan anak. Model ini dirancang agar siswna bertanya kemudian menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri. Faeire dan Cosdrove dalamHaren (1992). Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah khusus dan menampilkan suatu struktur untuk suatu mata pelajaran yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan pembelajaran interaktif untuk peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi di kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat diidentifikasi permasalahanya, yaitu:

1. Kurangnya minat belajar matematika pada murid kelas IV untuk pelajaran matematika SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

2. Kurangnya aktifitas aktifitas murid bertanya dan menjawab dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

3. Peningkatan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran interaktif pada murid kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti membatasi masalah pada Peningkatan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran interaktif pada murid kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa


(8)

Bandar Lampung

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah tersebut, maka peneliti akan merumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

Bagaimana peningkatan Peningkatan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran interaktif pada murid kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika melalui pendekatan interaktif siswa kelas IV di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi para pembaca yang inggin mengetahui penggunaan model pembelajaran interaktif pada pelajaran matematika yang ada disekolah SD Negeri 2 Sukajawa Badar Lampung.

2. Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembangunan. Khusunya bagi perbaikan mutu


(9)

3. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan motivasi kepada tenaga pendidik untuk mencoba metode-metode pembelajaran, untuk kelancaran proses belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi kelas atau lingkungan sekolah masing-masing.


(10)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Prestasi Belajar

Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda yaitu prestaie yang berarti hasil dari usaha. Gagne dalam Ali (2000) mengemukan bahwa dalam setiap proses akan selalu mendapatkan hasil yang nyata yang dapat diukur sebagai hasil belajar (achiecvement) seorang. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan disadari atau tidak telah dilakukan oleh manusia Purwanto (2002: 84) beberapa definisi belajar, antara lain:

Hegard dan Bower dalam Budiningsih (2005). Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan. Menurut Surakmad (1982:67) belajar berarti mengalami dan menghayati sesuatu yang akan meninbulkan respon-respon tertentu dari pihak siswa. Pengalaman berupa pembelajaran akan menghasilkan perubahan (pematangan atau pendewasaan) pola tingkah laku, perubahan sistem nilai dan dapat memperoleh pembendaharaan konsep-konsep serta dalam kekayaan informasi. Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek belajar, ternyata banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (1991:56) ada tiga faktor yang dapat


(11)

mempengaruhi proses belajar adalah :

(a). Faktor jasmani. Yang meliputi faktor kesehatan, proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, dan kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Faktor cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

(b). Faktor psikologis. Faktor-faktor itu antara lain adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

(c). Faktor kelelahan. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari agar jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

Ketiga faktor di atas merupakan faktor intern, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya adalah faktor ekstern. Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yakni :

(1) Faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi.

(2) Faktor sosial. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, pelajaran dengan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

(3) Faktor masyarakat. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

Dalyono (2008:49) mengemukakan beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar, yaitu: a. Belajar pada hakekatnya potensi manusia dan prilaku.

b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswanya. c Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemanpuan belajarnya.

Prinsip-prinsip belajar itu sendiri perlu dipahami untuk dapat memberikan penjelasan tentang usaha pencapaian tujuan belajar itu sendiri melalui kondisi belajar yang kondisif. Prinsip-prinsip tersebut menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan fisiologis dan perubahan kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa


(12)

perubahan-perubahan pengetahuan (knowledge), Kebiasaan (habib), kecakapan (skill) atau yang dikenal dengan istilah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikimotorrik.

Berdasarkan penjelasan yang dimaksud dengan belajar dalam penelitian ini adalah proses perubahan tingkah laku individu yang berlangsung selama satu masa tertentu, meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap melalaui pengalaman yang didapatkannya dilingkungan situasi belajar itu berlangsung.

Prestasi belajar mengandung pengertian penguasaan pengetahuan (keterampilan) yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Davis dalam Soedijarto (1993) berpendapat bahwa “ prestasi belajar adalah pengetahuan yang di peroleh siswa sebagai hasil belajar dari pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukan bahwa prestasi belajar digunakan untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Istilah prestasi belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai kegiatan misalnya prestasi olahraga, prestasi seni, prestasi kerja, prestasi belajar, prestasi usaha dan sebagainya.

Proses pembelajaran, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar dari pembelajaran yang meliputi penguasaan, perubahan emosional, dan perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian. Dengan demikian prestasi belajar siswa pada tes ujian akhir semester atau kompetensi dasar pelajaran matematika.

2.2 Pengertian Matematika


(13)

ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.

Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting".Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan.

Melalui penggunaan penalaranlogika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides, Elemen. Matematika selalu berkembang, misalnya di Cina pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau


(14)

matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian

Menurut Steen (2001)belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar matematika tidak ada artinya kalau hanya dihafalkan saja. Belajar matematika baru bermakna bila dimengerti.

2.3 Pemebelajaran Matematika Disekolah Dasar

Pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) berhasil dengan baik apabila guru memahami perkembangan intelekstual anak usia SD. Usia anak SD anatar 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Menurut Piaget perkembangan anak usia SD tersebut termasuk dalam kategori oprasional konkrit. Pada usia oprasional konkrit dicirikan dengan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkrit yang dihadapi. Anak oprasional kongkrit sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk menolong perkembangan intelekstualnya. Anak SD sudah mampu memahami tentang penggabungan (perubahan atau pengurangan), mampu mengurutkan, misalnya mengurutkan dari yang kecil hingga yang besar, yang pendek sampai yang panjang.

Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna, bentuk persegi atau bulat, dst. Pada akhir oprasional kongkrit mereka dapat memahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan melakukan sintesis sederhana.


(15)

sebagai proses pembelajaran terbagai menjadi tiga tahapan, yaitu

1. Tahapan enaktif atau tahap kegiatan (enakctive) dimana tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya.

2. Tahap Ikonik atau tahap Gambar bayangan (Iconic) pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyampaikan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. 3. Tahap Simbolik (Symbolik) Pada tahapan terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan

mental tersebut dalam bentuk symbol dan bahasa. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa khusnya pada pokok bahasan bilangan pecahan lebih baik, sehingga pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.

2.4 Model Pembelajaran Interakif

Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan pendekatan pertanyaan anak. “model ini dirancangan agar siswa bertanya kemudian menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri” Faire dan Cosgrove dalam Harlen ( 2011). Pembelajaran inter aktif merinci langkah-langkah khusus dan menampilkan suatu struktur untuk suatu mata pelajaran matematika yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya.

Dalam usaha kan kualitas pembelajaran matematika akhir-akhir ini para meningkatkan kualitas pembelajaran matematika akhir-akhir ini para ahli menggabungkan berbagai model pembelajaran yang di landasi pandangan konservativisme dari Piaget. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun pengetahuan sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah Dahar (1988:16) Beberapa model pembelajaran yang dilandasi konstruktivime yitu:

1. Model siklus belajar

2. Model pembelajaran generative 3. Model pembelajaran interaktif


(16)

4. Model CLIS

5. Model strategi pembelajaran kooperatif.

Pengembangan model Pembelajaran interaktif dalam mata pelajaran matematika dapat dilakukan guru pada semua pokok bahasan, dengan syarat harus memperhatikan Sembilan hal yakni : motovasi, pemusatan perhatian, latar belakang siswa dan konteksitas materi pelajaran, perbedaan individual siswa, belajar sambil bermain, belajar sambil bekerja, belajar menemukan dan memecahkan permasalahan serta hubungan sosial. Dalam proses kegiatan belajar mengajar yang interaktif, guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator, evaluator, pembimbing dan pembaru. Dengan demikian kedudukan siswa dalan kegiatan pem,belajaran di dalam kelas melalui peran aktif, dimana aktifitasnya dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, memcatat, bertanya menjawab, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tugas, baik tugas kelompok maupun tugas individu. Dalam situasi belajar yang demikian siswa akan mendapatkan pengalaman yang berkesan, menyenangkan dan tidak membosankan.

Ahmad Sabari (2005;52) memaparkan tentang syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa.

2. Model pembelajaran yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan interaksi dengan guru dan siswa lainnya.

3. Model pembelajaran harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan.


(17)

5. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Model yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Ada empat alasan mengapa siswa harus dikembangkan kemampuan berpikir. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya, ;kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berfikir krisis dan kreatif, karena masalah dapat terpecahkan dengan pemikiran seperti itu, ketiga kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional merupakan keterampilan penting dalam memecahkan masalah, dan alasan keempat, kreatifitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara pemecahannya.Peran guru mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilan. Pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan sosial dan keterampilan praktis. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang intraktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Usman.M.Uzer (1990), mengatakan bahwa pola interaksi optimal antara guru dan siswa, antara siswa dan guru dan antara siswa dan siswa merupakan komunikasi multiarah yang sesuai dengan konsep siswa aktif. Sebagaimana yang dikehendaki para ahli dalam pendidikan modern, hal ini sulit terjadi pada mixed ability karena pada umumnya interaksi hanya terjadi antar siswa pandai


(18)

dan guru. Agar siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah, maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan. Sebagaimana pendapat yang mnyatakan hal-hal yang bersifat menyenangkan dapat menggali dan mengembangkan motivasi siswa. Motivasi siswa dipengaruhi taraf kelsulitan materi. Ini berarti motivasi dapat berkurang apabila materi pembelajaran mempunyai taraf kesulitan yang tinggi atau sebaliknya. Tetapi dapat juga taraf kesulitan justru tergantung pada motivasi siswa. Membangkitkan emosi intelektual, siswa diberi semacam permainan-permainan atau teka-teki atau cerita-cerita yang berkaitan dengan materi yang hndak diajarkan. Siswa usia anak-anak senang belajar hal-hal yang nyata, dan yang menyenangkan.Guru perlu memahami adanya perbedaan dalam bidang intelektual, terutama dalam pengelompokan siswa di kelas. Siswa yang kurang cerdas jangan dikelompokkan dengan siswa yang kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi perlu dimasukan kedalam siswa yang cerdas. Dengan harapan siswa yang kurang cerdas terpacu lebih kreatif, ikut terlibat langsung dengan motivasi yang tinggi dalam kerjasama dengan teman sekelompok dengannya, Mursal .

Kegiatan balajar tidak ditekankan pada “hasil“ tetapi pada “Proses” belajar. Jadi yang lbih utama adalah menyusun strategi bagaimana agar siswa memperoleh pengetahuan dengan cara “mengalami” bukan “menghafal. Struktur pengetahuan di kembangkan dalam otak manusia melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi yang berarti struktur pengetahuan baru dibuat atas dtruktur pengetahuan yang sudah ada, pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menyesuaikan datangnya pengetahuan baru.

Proses pembelajara berjalan dengan baik dan lancar jika terjalin hubungan manusiawi antar guru dan siswa, hubungan persaudaraan antar siswa, situasi saling membantu, disiplin kerja, tanggung jawab, mitra dalam pelajaran, menolong, kerjasama yang erat, berbagi pengalaman, dan dialog


(19)

reflektif antar pelajar. Hal tersebut sejalan dengan prinsip accelerated learning yang dikutip dalam menyatakan bahwa landasan sosial dalam belajar mutlak harus ada kerena adanya kerjasama akan membantu mempercepat belajar dan adnya persaingan akan memperlambat proses belajar.

Guru dalam proses belajar mengajar yang interaktif dapat mengembangkan teknik bertanya efektif atau melakuakan dialog kreatif dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Sifat pertanyaan dapat mengungkapkan sesuatu atau memiliki sifat inkuiri sehingga melalui pertanyaan yang diajukan, siswa dikembangkan kemampuannya kea rah berfikir kreatif dalam menghadapi sesuatu. Beberapa komponen yang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan pertanyaan yaitu pertanyaan harus mudah dimengerti oleh siswa, memberi acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran dan penyebaran, pemberian waktu berpikir kepada siswa serta pemberian tuntutan. Sedangkan jenis pertanyaan untuk mengembangkan model dialog kreatif ada enam jenis yaitu : pertanyaan mengingat, mendeskripsikan, menjelaskan, sintesis, menilai dan pertanyaan terbuka. Untuk meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya mengajukan pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dan menjadi dinding pemantul atas jawaban siswa. Sementara itu Ahmadi (1984;35) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes hasil belajar.


(20)

(21)

BABIII.

METODE PENEILITIAN TINDAKAN KELAS

3.1 Tempat dan subjek penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung. Pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan penelitian yang bertugas sebagai guru kelas di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat

lebih efisien, efektif, dan bermanfaat. Penelitian ini akan melibatkan dua orang pengamat (kolaborator). Secara garis besar, penelitian dilakukan dengan dua tahapan, yaitu persiapan (pra-penelitia) dan pelaksanaan.

3.2 Rencana Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga siklus, setiap siklus menggunkan empat tahapan yaitu:

1. Tahap perencanaan 2.. Tahap tindakan 3. Tahap observasi 4. Tahap refleksi


(22)

3.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan

RENCANA SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS Perencanaan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran 1 Siklus I

Refleksi 1

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaa Tindakan Pembelajaran 2 Siklus II

Refleksi II

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaa Tindakan Pembelajaran 3 Siklus 3

Refleksi III


(23)

3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini menggunakan metode tindakan (action research) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV sd Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dengan mengunakan model pembelajaran Interaktif. Pemilihan metode ini ini didasarkan pada pendapat bahwa penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memeperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar di kelas dengan melihat bebagai indikator keberhasilan proses dan hasil belajar yang terjadi pada siswa (Hopkins, 1993:34).

3.4 Subyek Penelitian Tindakan Kelas

Subyek penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan penggunaan metode-metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bnadar Lampung, sedangkan tujuan penelitian kelas pada dasarnya secara spesifik diarahkan untuk menggali dan menganailisa secara refleksi-partisiasif terhadap pembelajaran matematika di sekolah dasar negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

Penggunaan model pembelajaran interaktif yang digunakan sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Bandar Lampung, memasukan unsur –unsur pembaharuan atau inovasi dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit ditembus oleh upaya pada umumnya. dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu, membangun dan meningkatkan mutu komunikasi melalui interkasi antara guru matematika dengan siswa.


(24)

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung, pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan penelitian yang bertugas sebgai guru kelas IV di Sekolah Dasar 2 Sukajawa Banadar. Secara garis besar penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahapan yakni , persiapan (pra-penelitian) dan pelaksanaan.

3.6 Tahapan Tindakan 3.6. 1 Tahap Pra-penelitian

Adapuntahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Menetukan skor dasar yang digunakan untuk mengetahui poin peningkatan individu. b. Skor yang diperoleh dari ulangan harian kemudian dilakukan pembentukan belajar

kelompok dengan peraturan-peraturan tertentu, sehingga terbentuk kelompok-kelompok bejar yang hitrogen terutama dari segi kemanpuan akademik.

c. Menjelaskan maksud dan langkah-langkah serta tujuan dari pembelajaran interaktif dan ketentuan yang harus diperhatikan siswa.

3.6. 2 Tahap Penelitian

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. proses mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. Adapun urutan kegaiatan secara garis besar sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan


(25)

kepada siswa saat belajar, memepersiapkan model, merancang alat penelitian yang akan di terapkan sebagai tindakan dalam siklus 1.

b. Tahap Pelaksanaan

kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut:

1. Mengawali pelajaran dengan pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan persepsi

2. Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4 siswa sehingga terbentuk masyarakat belajar

3. Di dalam kelompok, siswa belajar suatu yang baru dengan cara bekerja sendiri, menemukan diri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.

4. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri pada pokok bahasan yang diberikan.

5. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

6. Menggunakan model untuk menjelaskan konsep-konsep dalam matematika.

7. Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegitan.

8. Melakukan Pengamatan dilakukan terhadap siswa yang meliputi kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Pengamatan


(26)

cara menyampaikan jawaban dengan hasil diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa selama proses belajar mengajar.

d. Refleksi

Refleksi dalah kegiatan menganalisi, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil belajar dan pengamatan, serta menentukan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagian dasar perbaikan siklus selajutnya.

3.7 Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan didasarkan pada pencapaian SK dan KD dengan memperdayakan peserta didik untuk membangun kemanpuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sehingga dengan belajar matematika, siswa dapat mempelajari dan memahami lebih mendalam tentang diri sendiri dan alam sekitar, serta mampu mengembangkan lebih lanjut dengan menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari secara ilmiah. Selain itu juga diharapkan siswa mempunyai pengalaman belajar yang cukup untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep matematika dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana, agar tidak berdampak buruk pada lingkuangan. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas secara umum menitikbertkan pada dua aspek, yaitu:

1. Meningakatkan minat dan aktivitas belajar siswa kelas IV di SD Negeri 2 Bandar Lampung pada mata pelajaran matematika.


(27)

Bandar Lampung pada pelajaran matematika setelah menggunakan metode pembelajaran interaktif.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Data yang telah diperoleh pada setiap tahapan atau tindakan dengan menggunakn data kualitatif dan data kuantitatif, analisis data oleh peneliti sejak awal pada setiap aspek penelitian, begitu juga pada saa pencatatan lapangan dilakukan mengenai proses pembelajaran di kelas. Peneliti langsung menganalisa situasi kelas, serta hubungan antara siswa dengan siswa maupun antar siswa dengan guru.


(28)

1

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model interaktif dapat meningkatkan hasil belajar matematika khusnya materi perkalian pada siswa di kelas IV SDN 2 Sukajawa hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajara yang di peroleh siswa dalam setiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 64,07 Siklus II nilai rata-rata siswa 69.34 dan Silus III nilai rata-rata siswa 75,34.

Ketuntasan siswa setiap siklusnya, Siklus I siswa tuntas sebanyak 46,34 % dan tidak tuntas sebanyak 53,65 %, Siklus II siswa tuntas 75.6% dan tidak tuntas sebesar 24,39% dan siklus III siswa tuntas sebesar 95,12 dan tidak tuntas 4,87%.

Dengan demikian semakin baik penggunaan model interaktif dalam pembelajaran matematika materi perkalian semakin efektif kegaiatan belajar dan mengajar serta semakin meningkat pula hasil belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disarankan-hal-hal sebagai berikut: 1. Guru atau peneliti harus lebih memahami media yang digunakan agar

poses pembelajaran berjalan dengan baik.

2. Dalam proses pembelajaran guru atau peneliti harus dengan tegas memberikan sangsi kepada siswa yang mebuat gaduh di dalam kelas


(29)

2

agar proses pembelajaran tidak terganggu.

3. Dalam pembagian kelompok harus diseimbangkan antara jumlah laki-laki dan perempuan agar diskusi berjalan lancar karena tidak di dominasi siswa laki-laki atau perempuan sehingga proses diskusi lacar. 4. Pengelolaan waktu dalam pembelajaran harus cepat, sehingga pembelajaran sesuai dengan yang telah dibuat dan mendapatkan hasil yang optimal.


(30)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

OLEH

TATI YUNIATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(31)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(PTK di SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung) Oleh :

Tati Yuniati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(32)

(33)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

OLEH

TATI YUNIATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(34)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(PTK di SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung) Oleh :

Tati Yuniati Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(35)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Tati Yuniati Nomor Pokok Mahasiswa : 1013069155 Program Studi : S1 Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd NIP 195105071981031002 NIP 19540809 198111 1001


(36)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd NIP 19540809 198111 1 001

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd _________________ NIP 19510507 198103 1 002

2. Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(37)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Telp. (0721) 704624

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Tati Yuniati 2. NPM : 1013069155

3. Program Studi : S1 PGSD Dalalam Jabatan 4. Jurusan : Ilmu Pendidikan

5. Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui

Pembelajaran Interaktif Pada Murid Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung

Dengan ini membuat peryantaa, bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) saya bukan hasil penjiplakan atau dibuatkan orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan kecurangan dalam pembuatan PTK tersebut di atas, maka saya

bersedia untuk menerima sanksi (gelar akademik yang telah saya peroleh, bersedia untuk dicabut).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Desember 2012 Penulis,

Tati Yuniati


(38)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 14 april 1983 di Tanjung Karang Bandar Lampung.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) 2 Sukajawa Bandar Lampung. Kemudian Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Kartika.. Kemudian Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 7 Bandar Lampung .

Penulis melanjutkan pendidikanya di Universitas Lampung program studi D2 PGSD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada jurusan Ilmu Pendidkan Program Studi S1 Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dalam Jabatan Universitas Lampung.


(39)

Motto

Seseorang harus tahu siap dirinya, untuk

menyadari akan kemampuanya


(40)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan hasil karyaku bagi orang – orang yang sangat berharga

dalam hidupku sebagai rasa syukur,

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menanamkan benih

keyakinan, kepatuhan, kesabaran, kejujuran, serta keuletan

demi keberhasilan dalam segala hal

.

Para pendidikku yang telah memberikan ilmu-ilmunya yang bermanfaat.

Almamater tercinta, tempat menimba ilmu.


(41)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Kasih dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung ”. Penulisan PTK ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi, dimana dalam proses penyelesaiannya penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Baharuddin Risyak, M.Pd selaku ketua jurusan ilmu pendidikan

3. Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd sebagai pembimbing penulis yang telah memberikan masukan dalam penulisan PTK ini.

4. Bapak Ahirin, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung

5. Bapak/ Ibu guru dan staf tata usaha serta siswa dan siswi SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung atas segala perhatian dan dukungan moral yang telah mereka berikan


(42)

Semoga Tuhan memberikan berkat dan rahmatNya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Penulis berharap semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung Penulis,

Tati Yuniati


(43)

DAFTAR ISI

Halaman BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 8

2.2 Pengertian Matematika... 11

2.3 Pembelajaran Matematika Disekolah Dasar ... 13

2.4 Model Pembelajaran Interaktif... 14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Subjek Penelitian ... 20

3.2 Rencana Penelitian... 20

3.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 21

3.4 Subjek Penelitian Tindakan Kelas... 22

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.6 Tahap Tindakan ... 23

3.6.1 Tahap Pra Penelitian ... 23

3.6.2 Tahap Penelitian ... 23


(44)

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1...Hasil Penelitian... 27

4.1.1 Fasilitas Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung ... 28

4.1.2 Keadaan Guru Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung... 30

4.1.3 Tahap Pelaksanaan tindakan ... 31

A. Tahap Pra Penelitian ... 31

B. Tahap Penelitian siklus 1... 32

C. Tahapa Peneltian Siklus 2... 38

D. Tahap penelitian Siklus III... 47

4. Pembahasan... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1...Kesimp ulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar Mengajar Ketrampilan Berbahasa dan. Apresiasi Sastra. Malang: YA 3 Malang. Ansari, B.I. (2004).

Ali, Muhammad. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-10. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo

Budiningsih, C.A. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Cet. Ke-1. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dahar, Ratna Wilis, 1988. Teori-teori Belajar, Gelora Aksara Pratama, Bandung. Dalyono. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Bandung

Harlen (2011) matematika http:// www. Edukasi.com

Hudoyo, Herman, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika, IKIP Malang, Malang

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Action Reseach. London: St.Edmundsburry Press Ltd.

Karso . (2004). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta. Depdikbud

Miarso. Yusufhadi. 1980. Teknologi Komunikasi Pendidikan.Jakarta: Rajawali Press

Purwanto, Ng. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sabri, A. 2005, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Quantum Teaching, Jakarta.

Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Suherman, E. 2004. Model-model pembelajaran matematika. Bandung LPMP Jawa Barat

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Transito


(46)

Steen, Lynn Arthur. 2001. Judul artikel dalam Judul jurnal. Kota

Penerbit/Universitas penerbit Jurnal: Penerbit. Vol VII. Page 303-312

Usman, M. Uzer, (1990). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: PT Remaja Rosda Karya

.


(47)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Kasih dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul“Peningkatan Hasil BelajarMatematika pada Pokok BahasanBilangan Pecahan MelaluiPendekatan Kontekstual PadaSiswa Kelas V Sekolah DasarNegeri 2 Sukajawa Bandar Lampung”. Penulisan PTK ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi, dimana dalam proses penyelesaiannya penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Baharuddin Risyak, M.Pd selaku ketua jurusan ilmu pendidikan

3. Drs. Syaifuddin Latif. M.Pdsebagai pembimbing penulis yang telah memberikan masukan dalam penulisan PTK ini.

4. Bapak Ahirin, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung 5. Bapak/ Ibu guru dan staf tata usaha serta siswa dan siswi SDN 2 Sukajawa

Bandar Lampung atas segala perhatian dan dukungan moral yang telah mereka berikan

Semoga Tuhan memberikan berkat dan rahmatNya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Penulis berharap semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.


(48)

Penulis, Tati Yuniati


(49)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi :PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWABANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Tati Yuniati

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013069155 Program Studi : S1 Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd


(50)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd NIP 19540809 198111 1 001

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd _________________ NIP 19510507 198103 1 002

2. DekanFakultasKeguruanIlmuPendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(51)

(52)

Motto

Seseorang harus tahu siap dirinya, untuk menyadari akan

kemampuanya


(53)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Telp. (0721) 704624

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Tati Yuniati

2. NPM : 1013069155

3. Program Studi : S1 PGSD Dalalam Jabatan

4. Jurusan : Ilmu Pendidikan

5. Judul : PeningkatanPrestasiBelajar MatematikaMelalui

PembelajaranInteraktifPada MuridKelasIV SekolahDasar Negeri 2 SukajawaBandar Lampung

Dengan ini membuat peryantaa,bahwapenelitian tindakan kelas (PTK) sayabukan hasilpenjiplakanataudibuatkan orang lain.

ApabiladikemudianhariditemukankecurangandalampembuatanPTKtersebut di atas, makasayabersediauntukmenerimasanksi (gelarakademik yang telahsayaperoleh, bersediauntukdicabut).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Desember2012 Penulis,

Tati Yuniati NPM. 1013069155


(54)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkanhasilkaryakubagiorang – orang yang sangatberharga

dalamhidupku sebagai rasa syukur,

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menanamkan benih

keyakinan, kepatuhan, kesabaran, kejujuran, serta keuletan

demikeberhasilandalamsegalahal

.

Para pendidikku yang telahmemberikanilmu-ilmunya yang bermanfaat.

Almamatertercinta, tempatmenimbailmu.


(55)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 14 april 1983 di Tanjung Karang Bandar Lampung.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) 2 Sukajawa Bandar Lampung. Kemudian Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Kartika.. Kemudian Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 7 Bandar Lampung .

Penulis melanjutkan pendidikanya di Universitas Lampung program studi D2 PGSD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada jurusan Ilmu Pendidkan Program Studi S1 Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dalam Jabatan Universitas Lampung.


(1)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd NIP 19540809 198111 1 001

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd _________________ NIP 19510507 198103 1 002

2. DekanFakultasKeguruanIlmuPendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(2)

(3)

Motto

Seseorang harus tahu siap dirinya, untuk menyadari akan

kemampuanya


(4)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Telp. (0721) 704624

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Tati Yuniati

2. NPM : 1013069155

3. Program Studi : S1 PGSD Dalalam Jabatan

4. Jurusan : Ilmu Pendidikan

5. Judul : PeningkatanPrestasiBelajar MatematikaMelalui

PembelajaranInteraktifPada MuridKelasIV SekolahDasar Negeri 2 SukajawaBandar Lampung

Dengan ini membuat peryantaa,bahwapenelitian tindakan kelas (PTK) sayabukan hasilpenjiplakanataudibuatkan orang lain.

ApabiladikemudianhariditemukankecurangandalampembuatanPTKtersebut di atas, makasayabersediauntukmenerimasanksi (gelarakademik yang telahsayaperoleh, bersediauntukdicabut).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Desember2012 Penulis,

Tati Yuniati NPM. 1013069155


(5)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkanhasilkaryakubagiorang – orang yang sangatberharga

dalamhidupku sebagai rasa syukur,

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menanamkan benih

keyakinan, kepatuhan, kesabaran, kejujuran, serta keuletan

demikeberhasilandalamsegalahal

.

Para pendidikku yang telahmemberikanilmu-ilmunya yang bermanfaat.

Almamatertercinta, tempatmenimbailmu.


(6)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 14 april 1983 di Tanjung Karang Bandar Lampung.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) 2 Sukajawa Bandar Lampung. Kemudian Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Kartika.. Kemudian Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 7 Bandar Lampung .

Penulis melanjutkan pendidikanya di Universitas Lampung program studi D2 PGSD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada jurusan Ilmu Pendidkan Program Studi S1 Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dalam Jabatan Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG

0 9 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PETA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS IV SDN 3 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

0 6 34

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS IV SD NEGERI 2 PELITA BANDAR LAMPUNG

0 8 114

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS IV SD NEGERI 2 PELITA BANDAR LAMPUNG

0 7 30

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 GEDUNG AIR TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG

0 9 18

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

1 9 48

PROFIL GURU DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN RAJABASA BANDAR LAMPUNG

0 2 52

PENANGANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 4 26

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE STAD PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Stad Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Sedayu Tulung, Klaten.

0 0 10

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Daratan semester 2 tahun 2011.

0 2 187