pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay.
3.4 Perancangan Driver Penggerak Motor DC
Untuk dapat bergerak, maka robot harus dapat mengendalikan perputaran rodanya. Robot menggunakan 2 buah motor DC 6 volt untuk menggerakkan rodanya, dimana 1 motor
untuk menggerakkan roda sebelah kanan dan 1 motor lagi untuk menggerakkan roda sebelah kiri.
Motor DC akan berputar searahberlawanan arah dengan jarum jam jika salah satu kutubnya diberi tegangan positif dan kutub yang lainnya diberi tegangan negatif atau
ground. Dan motor DC akan berputar kearah sebaliknya jika polaritasnya dibalik. Dengan sifat yang demikian maka dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat membalikkan
polaritas yang diberikan ke motor DC tersebut, sehingga perputaran motor DC dapat dikendalikan oleh rangkaian tersebut. Dan jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan
mikrokontroler AT89S51, maka pergerakan motor dapat dikendalikan oleh program.
Rangkaian untuk mengendalikan perputaran motor DC tersebut adalah sebuah rangkaian yang dikenal dengan jembatan H. Jembatan H ini terdiri dari 4 buah transistor,
dimana 2 buah transistor bertipe NPN dan 2 buah transistor lagi bertipe PNP. Ke-4 transistor ini dirangkai sedemikian rupa sehingga dengan memberikan sinyal low atau
high pada rangkaian maka perputaran motor dapat diatur.
Universitas Sumatera Utara
Untuk perintah maju, maka robot akan memutar maju kedua motor, motor kanan dan kiri. Sedangkan untuk berbelok kekanan, maka robot akan memutar maju motor
sebelah kiri dan memutar mundur motor sebelah kanan, sehingga dengan demikian maka robot akan berbelok kearah kanan. Hal sebaliknya dilakukan jika robot berputar ke
sebelah kiri. Rangkaian jembatan H, ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Vcc Vcc
Vcc Vcc
Motor 330 Ohm
330 Ohm 330 Ohm
330 Ohm TIP127 TIP127
C945
TIP122 TIP122
C945 C945
C945 1 K
1 K 1 K
1 K 18 Ohm
18 Ohm 18 Ohm
18 Ohm
P0.4 P0.6
AT89S51
AT89S51
Gambar 3.4 Rangkaian jembatan H
Pada rangkaian di atas, jika P0.4 diset high yang berarti P0.4 mendapat tegangan 5 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 yang di sebelah kiri akan aktif. Hal ini akan
membuat kolektor dari kedua transistor C945 itu akan mendapat tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri atas diumpankan ke
basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini aktif transistor tipe PNP akan aktip jika
tegangan pada basis lebih kecil dari 4,34 volt. Aktipnya transistor PNP TIP 127 ini akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan kolektornya terhubung ke emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 5 volt dari Vcc.
Sedangkan kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri bawah diumpankan ke basis dari transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis dari transistor TIP
122 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini tidak aktif transistor tipe NPN akan aktif jika tegangan pada basis lebih besar dari 0,7 volt. Karena transistor
TIP 122 ini tidak aktif, maka kolektornya tidak terhubung ke emitor, sehingga kolektor tidak mendapatkan tegangan 0 volt dari ground.
Karena kolektor TIP 122 dihubungkan dengan kolektor TIP 127 yang mendapatkan teganagan 5 volt dari Vcc, maka kolektor dari TIP 122 juga mendapatkan
tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan kaki motor sebelah kiri mendapatkan tegangan 5 volt polaritas positif.
Pada rangkaian di atas, jika P0.4 diset low yang berarti P0.4 mendapat tegangan 0 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 yang disebelah kanan tidak akan aktip. Hal ini
akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 itu akan mendapat tegangan 5 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kanan atas diumpankan ke
basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 5 volt yang menyebabkan transistor ini tidak aktif Karena transistor PNP TIP
127 tidak aktif maka kolektornya tidak terhubung ke emitor sehingga kolektor tidak mendapatkan tegangan 5 volt dari Vcc, tetapi mendapatkan tegangan yang berasal dari
transistor TIP 122 yang berada di bawahnya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri bawah diumpankan ke basis dari transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis dari transistor TIP
122 mendapatkan tegangan 5 volt yang menyebabkan transistor ini menjadi aktip. Karena transistor TIP 122 ini menjadi aktip, menyebabkan kolektornya terhubung ke emitor,
sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt dari ground.
Karena kolektor TIP 122 yang mendapatkan teganagan 0 volt dari ground dihubungkan dengan kolektor TIP 127, maka kolektor dari TIP 127 juga mendapatkan
tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan kaki motor sebelah kanan mendapatkan tegangan 0 volt polaritas negatif. Hal ini akan menyebabkan motor akan berputar ke
satu arah tertentu. Sedangkan untuk memutar motor kea arah sebaliknya, maka logika yang diberikan ke P0.4 adalah low 0 dan logika yang diberikan ke P0.5 adalah high 1.
Sedangkan untuk memutar motor ke arah yang sebaliknya, maka logika yang diberikan ke P0.0 adalah low 0 dan logika yang diberikan ke P0.1 adalah high 1.
Program yang diisikan pada ke mokrokontroler AT89S51 untuk memutar motor kea rah tertentu adalah
Setb motor_kanan1 Clr motor_kanan2
Sedangkan Setb P0.5 akan memberikan logika high ke P0.5 dan perintah Clr p0.4 akan memberikan logika low 0 ke P0.4. Untuk membuat motor berputar kea rah
sebaliknya adalah:
Universitas Sumatera Utara
Clr motor_kiri1 Set motor_kiri2
Perintah Clr P0.7 akan memberikan logika low 0 ke P0.7dan perintah Setb p0.6 akan memberikan logika high 1 ke P0.6. Dengan demikian arah perputaran motor sudah
dapat dikendalikan oleh program yang diisikan ke program mikrokontroler AT89S51.
3.5 Perancangan Sensor Garis