Sistem Pengawasan Internal Pengeluaran Kas

BAB III PEMBAHASAN

A. Sistem Pengawasan Internal Pengeluaran Kas

Transaksi pengeluaran kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan aset berupa kas yang dimiliki perusahaan berkurang. Pengeluaran kas harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya. Untuk memberikan keyakinan yang tinggi bahwa setiap transaksi yang mengakibatkan keluarnya uang kas benar-benar ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan dan kewajiban yang diembannya serta tidak salah penggunannya, maka diperlukan pengawasan yang tinggi dan memuaskan agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Sistem pengawasan pengeluaran kas meliputi prosedur- prosedur yang dibuat untuk menjaga atau mengamankan dana perusahaan. Sistem ini menciptakan pengawasan intern terhadap pengeluaran kas, diperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan. Istilah pengawasan intern meliputi sistem-sistem, prosedur-prosedur dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh suatu perusahaan untuk membantu memastikan bahwa transaksi-transaksi telah diotorisasi, dipriksa dan dicatat secara layak. 23 Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah digelapkan. Oleh kaena itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kas terutama pada saat terjadinya pengeluaran kas. Langkah yang paling efektif untuk mencegah penggelapan terhadap kas yaitu dengan pengendalian intern terhadap pengeluaran kas. Menurut Simamora Hal : 238 2001: “Pengendalian Intern atas Pembayaran-Pembayaran Kas hendaknya memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran-pembayaran dilakukan hanya untuk transaksi-transaksi yang sah. Selain itu, pengawasan haruslah memastikan bahwa kas dipergunakan secara efisien.” Sistem pengendalian intern yag baik mengharuskan setiap pengeluaran kas dilakukan dengan cek dan untuk pengeluaran yang tidak dapat dilakukan dengan cek karena jumlahnya yang relatif kecil, dilakukan melalui dana kas kecil. Dengan unsur-unsur pengendalian intern dalam sistem kas pengeluaran kas dengan cek dan penyelenggaraan dana dengan kas kecil dengan system imprest system, maka perusahaan dapat memanfaatkan catatan pihak bank untuk mengawasi catatan kas pihak perusahaan. Menurut Mulyadi Hal : 163 2001: Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dirancang dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan unsur praktek yang sehat. Untuuk mengetahu efektif atau tidaknya suatu pengendalian dapat dilihat dari penilaian pengendalian pada tabel quisoner dibawah ini : 24 PERTANYAAN MENGENAI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN KAS Bagian : Dinas Keuangan Perusahaan : PT. Angkasa Pura II Persero Bandara Polonia Medan Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda √ pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini: No. Pertanyaan Pilihan Jawaban STS KS R S SS Skor 1 2 3 4 5 Organisasi 1. Fungsi penyimpanan kas terpisah dari fungsi akuntansi, √ 2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kas sejak awal sampai akhir tanpa campur tangan dari fungsi yang lain. √ Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat berwenang. √ 4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang, √ 5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek harus didasarkan pada bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung lengkap. √ Praktik yang Sehat 6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya √ 7. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kas setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan, √ 8. Penggunaan rekening koran bank, yang merupakan informasi dari pihak ketiga, √ 25 untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas, 9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan √ 10. jika pengeluaran kas menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yamg akuntansinya dilaksanakan dengan imprest system, √ 11. secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik ka yang ada ditangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi √ 12. Kas yang ada ditangan cash insafe dan kas yang ada iperjala cash in transit diasuransikan dari kerugian. √ 13. Kasir diasuransikan fidelity bond insurance √ 14. kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan misalnya mesin register kas, almari besi dan strong room. √ 15. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kas. √ Keterangan: STS: Sangat Tidak Setuju KS : Kurang Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju SS : Sangat Setuju Kriteria Penilaian: 0 – 5 = Tidak Efektif 5 – 15 = Kurang Efektif 15 – 25 = Cukup Efektif 25 – 35 = Efektif 35 - 45 = Sangat Efektif Jumlah : STS : 0 KS : 0 R : 1 x 3 = 3 S : 5 x 4 = 20 SS : 9 x 5 = 45 26 Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban pertanyaan responden perusahaan, tentang unsur pengendalian intern dalam prosedur pengeluaran kas. Maka dalam perumusan masalah peneliti, Apakah sistem pengawasan internal kas pada PT. Angkasa Pura II Persero telah efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan kriteria penilaian mencapai skor 67 dengan 15 pertanyaan yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Dapat disimpulkan bahwa pengawasan internal pada PT. Angkasa Pura II Persero Bandara Polonia Medan telah mencapai kata Sangat Efektif. Sistem pengawasan internal kas yang berfungsi dengan baik tidak saja bergantung pada rencana organisasi yang efektif, sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang memadai, paktik-praktik yang sehat, tetapi juga tergantung pada kemampuan perjalanan serta kejujuran pegawai untuk melakukan prosedur-posedur. Menurut Mulyadi Hal : 164 2001: Suatu sistem Pengawasan Internal yang memuaskan haruslah: 1 suatu struktur organisasi yang memisahkan tangung jawab-tanggung jawab fungsional secara tepat, 2 suatu sistem wewenang dan prosedur pembukua yang baik, yang berguna untuk melaukan pengawasan akuntansi yang cukup terghadap harta milik, utang-utang dan biaya-biaya, 3 praktek-prakterk yang sehat harus dijalankan didalam melakukan tugas-tugas dari fungsi-fungsi setiap bagian organisasi, 27 4 suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab. Pengendalian intern atas pengeluaran kas disusun atas dasar kebijakan perusahaan masing-masing, sama halnya dengan PT. Angkasa Pura II Persero. Pada PT. Angkasa Pura II Persero terdapat dua jenis pengeluaran yaitu pengeluaran kas dan pengeluaran Bank, dibawah ini terdapat beberapa langkah pengendalian internal yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II Persero terhadap pengeluaran kasnya: a Pengeluaran kas Berikut adalah langkah-langkah pengendalian atas pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II: • setiap pengeluaran kas harus didasarkan bukti pengeluaran kas berikut dokumen pendukungnya yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan PT. Angkasa Pura II persero yang belaku, • setiap penerbitan bukti pengeluaran kas harus diberi nomor urut oleh Ka.Sub.Unit Adm.KeuanganPetugas yang ditunjuk pada tanggal transaksi, • Ka.Sub. Unit Adm.Keuangan harus membuat laporan harian pengeluaran selambat-lambatnya satu hari kerja pada hari kerja berikutnya, • sembayaran pada pihak eksteren yang ilainya sampai dengan Rp 1.000.000,- satu juta rupiah dibayarkan dengan kas, • untuk jumlah pengeluaran pada pihak ekstern yang nilainya melebihi jumlah Rp. 1000.000,- satu juta rupiah harus dilakukan dengan cek, giro, transfer atau pemindahbukuan rekening bank, • pengeluaran kas kepada pihak intern meliputi antara lain pembayaran berkaitan dengan pegawai yaitu restitusi, lembur dan tunjangan profesi, serta pembayaran atas permohonan uang muka dari unit kerja seuai dengan ketetuan PT. AP II, • penanggung jawab atas pengeluaran kas tersebut adalah Ka.Sub.Unit Adm.Keuangan, • setiap pengeluaran kas kecuali untuk biaya pegawai harus mendapat konfirmasi tersedianya anggara dan disetujui oleh pejabat yang berwenang. Gambar 3.1 Bukti Pengeluaran Kas 29 PT. ANGKASA PURA-II PERSERO Disetujui BANDAR UDARA POLONIA MEDAN BUKTI PENGELUARAN KAS No. ……………………………kk Tanggal …………………………. K E T E R A N G A N KODE JUMLAH Dibayarkan : Rp. Kontrol Akuntansi: Diterima oleh: Terbilang : ……………………………………………………………… ……………………………………………………………………………. b Pengeluaran Bank Pengeluaran Bank pada PT. Angkasa Pura II Persero dibagi menjadi Pengeluaran Transfer dan Pengeluaran Pemborongan pekerjaanPengadaan barang dan jasa. Langkah-langkah pengendalian yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II Persero atas Pengeluaran Bank ini adalah sebagai berikut: • pengeluaran bank melalui cek, giro dan transfer dilaksanakan untuk pembayaran kepada pihak ekstern yang jumlahnya lebih besar dari Rp 1.000.000,- satu juta rupiah, • pembayaran pengadaan barang dan jasa PT. AP II mengacu pada keputusan direksi PT. AP II No. Kep 390PL.10AP II2001 tanggal 5 November 2001 tentang pengadaan barang dan jasa di PT. AP II dan keputusan direksi lainnya serta ketentuanundang-undang Pemerintah serta ikatan kerjasurat perjanjian yang masih berlaku yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa, • setiap pengeluaran Bank harus didukung oleh dokumen yang sah dan berdasarkan bukti Pengeluaran Bank yang telah diotorisasi oleh pejabat berwenang, • setiap penerbitan bukti Pengeluaran Bank harus diberi nomor urut oleh Ka.Sub. Unit Adm.Keuangan petugas yang ditunjuk sesuai tanggal transaksi, • pembayaran yang dilakukan oleh kasir harus berdasarkan bukti Pengeluaran Bank yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku, 30 • pembayaran kepada Rekanan Perusahaan yang nilainya sampai Rp 5.000.000,- dapat dibayar dengan cek tunai atas tunjuk sedangkan pembayaran diatas Rp 5.000.000,- dilakukan dengan cek atas nama Rekanan yang bersangkutan dengan mencoret tulisan “Pembawa” pada cek tersebut, • sekurang-kurangnya setiap bulan Ka.Sub.Unit Adm. Keuangan harus melakukan rekonsiliasi bank. PT. Angkasa Pura II Persero dalam melakukan pengeluaran dalam jumlah kecil tidak dilakukan dengan cek karena tidak praktis dan memerlukan biaya besar. Untuk mengatasi pengeluaran jumlah kecil ini perusahaan menggunakan kas kecil, jenis pengeluaran yang dapat diambil dari dana kas kecil harus ditentukan dengan baik oleh perusahaan. Dalam pembentukan dana kas kecil ini perusahaan menggunakan sistem imprest, apabila pengeluaran telah mencapai jumlah tertentu, maka kasir dapat menyampaikan permohonan pengisian kembali dengan menyerahkan bukti pengeluaran kas. Menurut peneliti secara keseluruhan pengawasan internal pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II Persero, sudah sesuai dengan tujuan dan harapan pihak perusahaan yaitu dengan adanya pengawasan internal terhadap pengeluaran kas ini maka segala bentuk kecurangan terhadap kas dapat dihindari. 31 Gambar 3.2 Bukti Pengeluaran Bank

B. Prosedur Pengeluaran Kas