Tempat dan Waktu Penelitian .1 Tempat Penelitian Prosedur Penelitian .1 Pembuatan Ekstrak Etanol Pegagan

13. Inkubator CO 2 Sanyo, Japan 14. Pipet mikro Gilson, France 15. Piring petri Pyrex, Japan 4.6 Tempat dan Waktu Penelitian 4.6.1 Tempat Penelitian 1. Laboratorium Obat Tradisional Farmasi USU 2. Laboratorium Lembaga Pusat Penyakit Tropis UNAIR

4.6.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah 6 bulan November 2011  April 2012 4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Pegagan Pegagan dicuci bersih dengan air mengalir lalu diambil seluruh bagian yang berada di atas tanah kecuali akar dan stolonnya Gambar 4 kemudian ditimbang sebanyak 3 kg Gambar 5 lalu dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu 40 C selama 3 hari. Tanaman dikatakan sudah kering apabila bagian tanaman hancur ketika diremas Gambar 6. Pegagan yang telah kering kemudian ditimbang kembali, dihaluskan dengan blender Gambar 7, diayak dan didapat simplisia Gambar 8 lalu diletakkan dalam wadah dan tuangkan etanol 96 sebanyak 1500 ml untuk merendam simplisia Gambar 9 dan didiamkan selama 1 jam dengan suhu 25 C. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan dengan sendok, kemudian tuangkan etanol 96 sebanyak 300 ml dan Universitas Sumatera Utara disaring dengan selapis kertas saring, biarkan sampai cairan mulai menetes untuk mengetahui apakah perkolator sudah berfungsi dengan baik. Perkolator ditutup dan dilakukan maserasi selama 24 jam. Perkolator dibuka kembali dan cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan ± 20 tetesmenit Gambar 10, etanol ditambahkan berulang-ulang secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia sampai didapat 10 liter ekstrak cair. Ekstrak cair diuapkan dengan alat vacuum rotavapor Gambar 11 pada suhu 46°C selama 5 jam untuk 2,5 liter ekstrak cair per hari. Penguapan dengan vaccum rotavapor dilakukan selama 4 hari karena jumlah keseluruhan ekstrak cair yang diperoleh adalah 10 liter, sampai diperoleh ekstrak kental dengan konsistensi seperti madu. Ekstrak pegagan dimasukkan ke dalam botol kaca tertutup lalu disimpan di tempat yang sejuk. Gambar 4. Bagian pegagan yang diambil Gambar 5. Penimbangan pegagan 1 cm Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Pengeringan pegagan dalam lemari pengering Gambar 7. Penghalusan pegagan kering dengan blender Gambar 8. Simplisia pegagan Gambar 9. Perendaman simplisia Gambar 10. Proses perkolasi pegagan Gambar 11. Penguapan ekstrak cair dengan vacuum rotavapor Universitas Sumatera Utara

4.7.2 Pembuatan Suspensi Bahan Uji

Ekstrak pegagan dalam pelarut etanol ditimbang menggunakan electronic balance dan massanya disesuaikan dengan konsentrasi yang diinginkan dengan cara dilarutkan dengan media Mueller Hinton Broth MHB. Mula-mula dilarutkan 1 gram ekstrak kental pegagan ke dalam 1 ml MHB untuk mendapatkan konsentrasi 100 ekstrak pegagan. Kemudian diambil setengah dari konsentrasi 100 dan dilarutkan dalam 1 ml MHB agar diperoleh konsentrasi 50, dan seterusnya sampai didapat konsentrasi 3,125. Masing-masing konsentrasi dimasukkan ke dalam tabung dan diberi label.

4.7.3 Pembuatan Media Bakteri

Sebelum spesimen dibiakkan, terlebih dahulu dibuat media Mueller Hinton Agar MHA. Sebanyak 12 gram MHA dilarutkan dalam 240 ml akuades kemudian dituangkan ke dalam petri 20 mlpetri lalu media disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan tekanan 2 atm dan suhu 121 C. Kemudian media dimasukkan kedalam inkubator selama 24 jam untuk melihat apakah ada kontaminasi bakteri atau tidak. Jika media steril, media sudah dapat digunakan untuk membiakkan spesimen.

4.7.4 Pembiakan Spesimen

E.faecalis yang digunakan adalah spesimen stem sel E.faecalis ATCC 29212 yang dibiakkan secara murni pada media MHA dalam suasana anaerob hingga didapatkan pertumbuhan yang sehat, yang berarti bahwa bakteri tumbuh subur. Ambil beberapa koloni bakteri dengan ose steril lalu diencerkan dengan larutan NaCl 0,9 Universitas Sumatera Utara hingga konsentrasi 10 6 CFU ml CFU: Colony Forming Unit atau setara dengan 0,5 Mc Farland Standard .

4.7.5 Penentuan KHM Bahan Coba

Konsentrasi ekstrak etanol pegagan yang diuji dalam penelitian ini adalah 100, 50, 25, 12,5, 6,25, dan 3,125. Dari masing-masing konsentrasi ekstrak etanol pegagan dari pengenceran yang telah dilakukan tersebut, ambil 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 1 ml suspensi bakteri dengan menggunakan mikropipet ke dalam masing-masing tabung bahan coba tersebut kemudian dicampur dengan vorteks, lalu diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam pada inkubator CO 2 . Kemudian amati perubahan kekeruhan yang terjadi dengan bantuan spektrofotometer, lalu bandingkan tabung-tabung tersebut dengan kontrol untuk menentukan nilai KHM.

4.7.6 Penentuan KBM Bahan Coba

Dari hasil prosedur penentuan nilai KHM dilanjutkan dengan penghitungan jumlah koloni menggunakan metode Drop Plate Miles Mesra yaitu ekstrak etanol pegagan 100, 50, 25, 12,5, 6,25, dan 3,125. Setelah diinkubasi pada prosedur penentuan KHM, bahan coba dengan konsentrasi seperti di atas dicampur dengan vorteks dan diambil 50 µ l dengan mikropipet untuk tiap konsentrasi lalu diteteskan ke dalam MHA, dilakukan 4 replikasi, diamkan selama 15-20 menit. Setelah mengering diinkubasi dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 C selama 24 jam. Universitas Sumatera Utara Jumlah koloni bakteri dihitung dengan prinsip satu sel bakteri hidup bila dibiakkan pada media padat akan tumbuh menjadi satu koloni bakteri. Apabila bentuk koloni melebar dianggap berasal dari satu koloni, bila bentuknya dua koloni bersinggungan dianggap sebagai dua koloni. Setelah dihitung jumlah koloni bakteri pada masing-masing tetesan, dikalikan dengan faktor pengenceran dan faktor pengali. Oleh karena pada penelitian konsentrasi yang dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri merupakan konsentrasi awal sebelum dilakukan dilusi maka faktor pengenceran x 1. Selain itu karena pada penetesan suspensi bahan coba dan bakteri pada media padat sebanyak 50 µ l, maka hasil perhitungan harus dikali dengan faktor pengali 20 untuk mendapatkan hasil sesuai satuan standar CFUml. Contoh cara perhitungan koloni bakteri pada bahan coba dengan metode Drop Plate Miles Mesra adalah : • Ambil 50 µl bahan coba dengan mikropipet dan diteteskan pada MHA. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh pada media dihitung. • Jika tetesan berjumlah 5 koloni, maka jumlah kuman pada sampel cair tersebut adalah : 5 x 1 faktor pengenceran x 20 faktor pengali = 100 CFU ml

4.8 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

39 299 83

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

9 130 100

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica) sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In Vitro)

3 56 77

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernoniaamygdalina) Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar Terhadap Enterococcus Faecalis(Secarain Vitro)

21 182 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara In-Vitro)

3 71 74

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Aloe vera Terhadap Enterococcus faecalis Secara in Vitro.

3 112 71

Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Aloe vera Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

8 106 83

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

0 0 13