PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, TIME INTEREST EARNED, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)
THE INFLUENCE OF COMPANY SIZE, PROFITABILITY, BUSINESS RISK, TIME INTEREST EARNED, GROWTH, ASSET STRUCTURE
AND LIQUIDITY ON CAPITAL STRUCTURE
(Study on Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange time period 2012-2015)
Skripsi
Oleh
Bayu Anugerah Putra 20130410448
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(2)
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)
THE INFLUENCE OF COMPANY SIZE, PROFITABILITY, BUSINESS RISK, TIME INTEREST EARNED, GROWTH, ASSET STRUCTURE AND
LIQUIDITY ON CAPITAL STRUCTURE
(Study on Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange time period 2012-2015)
Skripsi
Oleh
Bayu Anugerah Putra 20130410448
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(3)
Nomor Mahasiswa : 20130410448
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, TIME INTEREST
EARNED, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKUR AKTIVA,
LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut untuk dibatalkan.
Yogyakarta, 10 Mei 2017
(4)
“
Kamu tidak akan pernah jatuh jika kamu takut untuk memanjat. Tapi
tidak akan ada kebahagiaan ketika kamu hanya hidup di tanah
”
“
Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja,
hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya
dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan
perutnya dengan makanan.
”
–
Frederick E. Crane
“
Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam
masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik.
”
–
Robert Hal
“Saya melakukan yang terbaik yang saya tahu, saya melakukan yang
sangat baik yang saya bisa dan saya melakukan yang terbaik sampai
(5)
kemampuan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini kupersembahkan dengan sangat manis untuk kedua orang tua saya yang sangat ingin saya bahagiakan yakni Ibu
Samirah dan Bapak (Alm. Khafiyun) yang sudah mendoakan saya hingga terselesaikannya skripsi ini. Juga saya persembahkan skripsi ini dengan sangat romantis untuk Amin Nurul Fatimah serta kakak-kakak terbaikku, Teguh Hermawan
yang tak lekang menyisihkan rezekinya untuk saya kuliah sampai selesai seperti sekarang ini. Terlebih dari pada itu, saya harus memberikan ucapan rasa terimakasih kepada Almamaterku tercinta, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta dan orang yang terkait didalamnya yang sudah memberikan pengalaman serta pelajaran yang berharga
selama tiga tahun lebih ini.
Lagi-lagi, saya harus mengucapkan terima kasih banyak kepada teman lembur skripsi saya, Reza Budi Cahyono, Toyib Nur Fajri dan Fatkhurrohman yang sudah ikhlas
membantu saya dalam memburu gelar sarjana ini. Terimakasih!
Teman-teman kuliah, KKN, (Alm.Ivan Adi Saputra) dan cinta yang sudah berlalu lalang selama tiga tahun ini dan semuanya yang sudah terlibat dalam perjuangan saya
selama kuliah di UMY. Matursembah Nuwun nggeh..
Big Thanks untuk Kota Yogyakarta, dengan sejuta kenangan pahit dan manis yang selalu kuelu-elukan. Saya tumbuh menjadi pria dengan semakin dewasa di kota pelajar ini dan “BIARKAN AKU UNTUK SELALU PULANG LAGI SAAT JIWA SEPI TANPA TEROBATI..”
(6)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Time Interest Earned, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Likuiditas terhadap Struktur Modal”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi serta memberikan masukan dan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan proses studi.
2. Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang telah mengarahkan, membantu dan mengoreksi kesalahan penulis serta mengarahkan penulis sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan semua proses studi yang telah ditempuh.
(7)
dan perhatian kepada penulis hingga bisa menyelesaikan studi.
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi ini).
Sebagai akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih memiliki banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalam karya tulis dengan topik ini.
Yogyakarta, 10 Mei 2017
(8)
HALAMAN JUDUL ... ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... ... iv
MOTTO ... ... v
KATA PERSEMBAHAN ... ... vi
INTISARI ... ... vii
ABSTRAK ... ... viii
KATA PENGANTAR ... ... ix
DAFTAR ISI ... .... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... .... 1
A. Latar Belakang ... .... 1
B. Rumusan Masalah ... .... 5
C. Tujuan Masalah ... .... 5
D. Manfaat Penelitian ... .... 6
E. Batasan Penelitian ... .... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... .... 7
A. Landasan Teori ... .... 7
B. Teori Struktur Modal... .... 7
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... ... 9
D. Penelitian Terdahulu ... .... 13
E. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis ... .... 14
F. Model Penelitian ... .... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... .... 21
A. Obyek Penelitian ... .... 21
B. Data dan Teknik Pengambilan Sampel ... .... 21
C. Populasi dan Sampel ... .... 22
(9)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ... .... 33
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... .... 33
B. Analisis Statistik Deskriptif ... .... 34
C. Analisi Linear Berganda ... .... 38
D. Hasil Uji Asumsi Klasik ... .... 41
1. Uji Normalitas ... .... 41
2. Uji Multikolinearitas ... .... 43
3. Uji Heteroskedastisitas ... .... 44
4. Uji Auttokorelasi ... .... 46
E. Hasil Uji Hipotesis ... .... 47
1. Uji T Hipotesis ... .... 47
2. Uji Koefisien Determinasi ... .... 50
F. Pembahasan ... .... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .... 59
A. Kesimpulan ... .... 59
B. Saran ... .... 61
C. Keterbatasan ... .... 62
DAFTAR PUSTAKA ... .... 64
(10)
4.3 Tabel Hasil Uji Analisis Linear Berganda ... .... 39
4.4 Tabel Hasil Uji Normalitas ... .... 42
4.5 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas ... .... 44
4.6 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas Awal ... .... 45
4.7 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah tranformasi logaritma ... .... 46
4.8 Tabel Hasil Uji Autokorelasi ... .... 47
4.9 Tabel Hasil Uji t ... .... 48
(11)
(12)
(13)
(14)
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Statistik SPSS. Sampel yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek pada periode 2012 sampai 2015. Dalam penelitian ini ada sebanyak 15 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kriteria saya, yaitu perusahaan yang mempunyai laba dan beban bunga pada periode penelitian tersebut.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Kata kunci : struktur modal, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, likuiditas.
(15)
listed in Indonesia Stock Exchange. This study using purposive sampling method. The analytical tool used was SPSS Statistics. Samples that I use in this research is manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period from 2012 to 2015. In this study, there are 15 manufacturing companies that fall into my criteria, it is companies that distribute ds and interest expense in the period of the study.
Based on the analysis that has been done shows that the size, growth, asset structure of significant positive effect on d Policy, and profiability, business risk, time interest earned, liquidity significant negative effect on d Policy.
Keywords: capital structure, size, profitability, business risk, time interest earned, growth, asset structure, liquidity.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dana suatu perusahaan sangat penting dikarenakan berkaitan langsung dengan berjalannya perusahaan dan kesempatan perusahaan untuk berkembang. Struktur modal juga mempunyai efek langsung dengan posisi keuangan perusahaan. Dalam pemenuhan kebutuhan dana ada dua sumber meliputi sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Pemenuhan kebutuhan pendanaan internal merupakan dana yang diperoleh sendiri oleh perusahaan misalnya laba yang tidak dibagikan ,sehingga dapat dikatakan perusahaan tersebut melakukan pembelanjaan dari pendanaan intern (internal financing) (Riyanto, 2001).
Sedangkan pengertian pembelanjaan sendiri itu adalah dalam arti sempit, karena hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan dana. Semakin besar dana internal yang berasal dari laba ditahan maka akan semakin memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan dalam menghadapi kesulitan keuangan di masa yang akan datang. Laba ditahan ini digunakan suatu perusahaan untuk cadangan menghadapi kerugian yang timbul di masa yang akan dating, melunasi hutang perusahaan yang ada, menambah modal kerja dan
(17)
membelanjai ekspansi perusahaan di masab yang akan datang (Riyanto, 2001).
Selain sumber dana internal ada sumber dana yang lain diantaranya sumber eksternal, yaitu sumber pendanaa berasal dari tambahan penyertaan modal pemilik atau penerbitan saham baru, penjualan obligasi, dan kredit dari bank (Riyanto, 2001). Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya menggunakan sumber dari luar, disebut dengan pembelanjaan eksternal. Penentuan alternatif pendanaan dianggap penting karena masing-masing sumber pendanaan tersebut memiliki biaya modal yang berbeda-beda. Manajer keuangan diharapkan mampu untuk menerapkan pemilihan alternatif sumber dana yang paling tepat bagi perusahaan. Kemudian perusahaan perlu mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut dananya dipenuhi dari saham, hutang, atau kombinasi dari keduanya. Selanjutnya perusahaan harus mempertimbangkan keseimbangan secara optimal dalam menentukan struktur modalnya.
Keputusan pendanaan serta pengelolaan strukur modal berkaitan dengan nilai perusahaan dan jumlah biaya modal yang harus dikeluarkan. Pendanaan eksternal yang dilakukan oleh perusahaan melalui hutang akan menimbulkan biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur. Di lain sisi, jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri, maka akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang yang dilakukan secara tidak cermat
(18)
akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan.
Berbagai teori mengenai strktur modal dapat menjelaskan perilaku pengambilan keputusan struktur modal oleh pihak manajemen perusahaan, seperti asymmetric information theory, agency theory, trade off theory, dan pecking order theory. Kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam pengelolaan keuangan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan dalam pencarian sumber dana (financing) dan kegiatan penggunaan dana (investment) (Mamduh, 2004). Manajer harus dapat mengambil keputusan untuk memilih sumber-sumber dana yang akan digunakan dan juga seberapa besar dana-dana tersebut digunakan untuk pembiayaan perusahaan sehingga nantinya dana yang diperoleh tidak memberatkan perusahaan. Selain itu manajer keuangan juga harus dapat mengambil keputusan yang sesuai dalam penggunaan dana yang diperoleh agar dana tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga manajer keuangan harus dapat mengombinasikan antara keputusan-keputusan tersebut agar nantinya keputusan yang diambil dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Alasan memilih industri manufaktur karena saham-saham ini yang paling tahan terhadap krisis ekonomi di banding sektor industri lainnya. Karena dalam kondisi krisispun atau tidak kebutuhan manufaktur tetap dibutuhkan. Meskipun sebagian produknya bukan kebutuhan sehari-hari, tetapi biasanya setiap rumah tangga memilik persediaan produk-produk
(19)
manufaktur sesuai dengan yang dibutuhkan, kesenangan dan selera masing-masing rumah tangga. Sehingga sangat dimungkinkan keseharian masyarakat menngkonsumsi produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur.
Disisi lain perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang produknya dibutuhkan sehari-hari sehingga kecil kemungkinan akan rugi. Dengan memiliki saham perusahaan manufakur kemungkinan kecil akan rugi dan di harapkan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari tingkat kerugiannya. Penelitian terhadap struktur modal masih mungkin untuk dikaji karena adanya bukti empiris yang menyimpulkan perbedaan hasil penelitian terdahulu. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Firnanti (2011) dengan hasil penelitian yang menyatakan faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan penelitian Yuliati (2011) factor yang mempengaruhi struktur modal yaitu ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Dengan adanya perbedaan hasil riset di atas sangat menarik untuk
diteliti lebih lanjut, sehingga diajukan judul penelitian: “Analisis pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015”.
(20)
Kelebihan dari penelitian ini adalah penelitian ini membahas tentang struktur modal perusahaan dan faktor-faktornya, sebagaimana kita tahu bahwa dalam menjalankan suatu perusahaan memerlukan pemasukan dana atau modal, sehingga penelitian ini sangat berguna sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mencari dana atau modal
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal? 2. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal? 3. Apakah terdapat pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal?
4. Apakah terdapat pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal? 5. Apakah terdapat pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal? 6. Apakah terdapat pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal?
7. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal? C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal. 2. Untuk menguji pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal. 3. Untuk menguji pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal.
4. Untuk menguji pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal. 5. Untuk menguji pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal. 6. Untuk menguji pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal.
(21)
7. Untuk menguji pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas wawasan tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, likuiditas terhadap struktur modal.
2. Secara praktek penelitian ini memberikan masukan atau saran bagi pihak perusahaan untuk memperbaiki masalahnya bahwa ada faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal. Dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan, masukan dan acuan penelitian.
E. Batasan Penelitian
Batasan dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya dilakukan dengan periode yaitu tahun 2012 – 2015. 2. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI. 3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,
profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan campuran sumber – sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan (Keown 2010), sedangkan menurut Riyanto (2001), struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri Sartono (2008), menyatakan bahwa struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
B. Teori Struktur Modal 1. Tradeoff-Theory
Menurut Brigham & Houston (2011), dijelaskan mengenai ringkasan toeri pertukaran (trade-off theory) adalah adanya fakta bahwa bunga yang dibayarkan sebagai beban pengurang pajak membuat hutang menjadi lebih murah dibandingkan dengan saham biasa atau saham preferen. Secara tidak langsung, pemerintah membayar sebagian biaya hutang atau dengan kata lain hutang memberikan manfaat perlindungan pajak.
(23)
2. Pecking Order Theory
Secara ringkas pecking order theory menyatakan bahwa (Brealley dan myers, 1991 dalam Suad, 2008) : Pertama, perusahaan lebih menyukai
internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan). Kedua, perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara drastic. Ketiga, kebijakan dividen yang konstan dengan fluktuasi dan profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak dapat bisa di duga. Keempat, apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas paling “aman” terlebih
dahulu.
Menurut Mamduh (2004) pecking order theory menyatakan secara spesifik, perusahaan dalam penggunaan dana secara urut diantaranya :
1. Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
2. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. Dan perusahaan selalu berusaha menghindari perubahan dividen yang terjadi secara tiba-tiba (pembayaran dividen diusahakan selalu konstan, atau kalua berubah terjadi secara gradual atau berubah dengan signifikan).
(24)
3. Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky), dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima perusahaan lebih besar di bandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu. Dan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar utang atau membeli surat berharga dan jika kas lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang ada atau menjual surat berharga.
4. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan memulai dengan utang , selanjutnya diikuti dengan surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.
C. Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal
Ada beberapa faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut Riyanto (2001), variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah: tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2011), variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah : stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operation, tingkat pertumbuhan,
(25)
profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Maka peneliti mengambil 7 variabel dalam penelitian ini, diantaranya yaitu :
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham yang besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya berpengaruh kecil terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001). Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan dimana ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keputusan investasi bagi investor.
2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan melalui sejumlah kebijakan yang telah ditetapkan oleh manjemen perusahaan. Menurut (Pearce, 2008), profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dipilih oleh manajemen suatu organisasi. Sedangaka menurut Kusuma (2013), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional perusahaanya dengan menggunakan dana asset yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Risiko Bisnis
Risiko bisnis merupakan risiko dasar yang dimiliki perusahaan selain
financial risk sebagai tambahan risiko akibat penggunaan hutang. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
(26)
kegiatan bisnisnya, dengan kata lain risiko yang timbul akibat perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis merupakansalah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika menjalankan kegiatan operasinya (Gitman, 2003), yaitu kemungkinan ketidakmungkinanperusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya.
4. Time Interest Earned
Time interest earned merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjamannya kepada kreditor dengan menggunakan pendapatan operasionalnya. Kemampuan tersebut akan mempengaruhi kepercayaan kreditor terhadap perusahaan tersebut. Semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar bunga pinjamnnya semakin tinggi kapasitas hutang perusahaan tersebut (Baral, 2004).
5. Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih mengandalkan modal eksternal. Pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar dari pada untuk penerbitan surat utang, yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Pertumbuhan perusahaan merupakan perkembangan perusahaan yang diukur dengan tingkat pertumbuhan total aktiva. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka akan semakin besar pula kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
(27)
6. Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan aktiva yang dimiliki perusahaan (Husnan, 2002). Menurut Adrianto dan Wibowo (2007), aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan perusahaan akan meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan hutang.Perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang. Dan juga perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang lebih besar kemungkinan juga akan lebih mapan dalam industri, memiliki risiko lebih kecil yang akan menyebabkan leverage yang besar (Chen dan Hammes, 2002 dalam Supriyanto dan Falikhatun, 2008). Dan dapat disimpulkan bahwa dengan struktur aktiva yang besar maka perusahaan memilik rasio hutang yang besar.
7. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam mengembalikan pinjaman atau hutang perusahaan. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sumber daya jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut (Van Horne dan Wachowicz, 2001). Menurut pecking order theory,
(28)
pembiayan hutang meliankan menggunakan dan internal terlebih dahulu disebabkan perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sudah banyak dilakukan oleh banyak peneliti, berikut ini adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan diantaranya :
1. Putri (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang
terdafar di BEI”. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur akitva, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan.
2. Yuliati (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Manufaktur Di BEI”. Hasil
dalam penelitian ini menunjukan profitabilitas, likuiditas berpengaruh negatif signifikan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif, sedangkan struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan.
(29)
3. Indrajaya (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan
Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal”. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, risiko bisnis berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan.
4. Lusangaji (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan dan struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan.
E. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Semakin besar perusahaan, maka semakin besar juga dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk kegiatan operasionalnya. Semakin besar perusahaan, maka semakin mudah juga perusahaan itu memperoleh hutang. Perusahaan yang besar akan memiliki kemudahan akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga akan lebih besar karena pihak kreditur akan lebih suka untuk memberikan kredit kepada perusahaan besar. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Menurut
(30)
pecking order theory, yang menyatakan bahwa jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu, dimulai dengan hutang dan selanjutnya diikuti dengan surat berharga campuran (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Yuliati (2011), Lusangaji (2012), Putri (2012), Yovin (2012), menunjukan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
Menurut Sartono (2008) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modal. Menurut pecking order
(31)
theory, suatu perusahaan akan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Finanti (2011), Yuliati (2011), Lusangaji (2012), menunjukan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal 3. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
Dalam perusahaan risiko bisnis dari perusahaan akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi atau semakin banyak. Hal ini juga akan meningkatkan kebangkrutan perusahaan (Kartika, 2014). Semakin tinggi risiko yang dimiliki suatu perusahaan, maka seharusnya perusahaan harus mengurangi hutang. Dengan tingginya risiko bisnis dari suatu perusahaan maka modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan akan semakin kecil. Sehingga ketika perusahaan tetap menggunakan hutang dalam resiko yang tinggi maka kemungkinan perusahaan untuk bangkrut akan semakin tinggi juga.
Berdasarkan hasil penelitian Prabansari dan Kusuma (2005), menunjukan bahwa risiko bisnis secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
(32)
4. Pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal
Baral (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman nya, maka semakin rendah pula tingkat kapasitas hutang perusahaan. Time interest earned
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjamannya kepada kreditor. Dengan kemampuan membayar bunga semakin tinggi menandakan perusahaan mempunyai laba ditahan yang besar. Dengan dana internal yang besar perusahaan tidak perlu melakukan hutang karena perusahaan sudah dapat menutupi biaya operasionalnya dengan laba ditahan. Hal ini sesuai dengan esensi pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan dana internal terlebih dahulu dari pada menggunakan dana eksternal.
Berdasarkan hasil peneliti Putra (2009), menunjukan bahwa time interest earned secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H4 : Time interest earned berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
5. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal
Pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu cara untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya dan untuk memperoleh kemudahan pendanaan eksternal bagi perusahaan tersebut. Dengan hal tersebut pertumbuhan perusahaan dapat mempengaruhi
(33)
kepercayaan para kreditor untuk memberikan kesediaan modal pendanaan melalui hutang jangka panjang. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya jumlah aktiva yang digunakan, sehingga akan meningkatkan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini didukung dengan pecking oder theory, suatu perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang terlebih dahulu dibandingkan menerbitkan saham campuran (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Firnanti (2011), menunjukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H5 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
6. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki perbandingan aktiva tetap jangka panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Brigham & Houston, 2011). Dengan demikian stuktur aktiva dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur modal. Hal ini didukung dengan
pecking order theory yang menyatakan bahwa jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling
(34)
aman terlebih dahulu, dimulai dengan hutang dan selanjutnya diikuti dengan surat berharga campuran.
Berdasarkan hasil penelitian Putri (2012), menunjukan bahwa struktur aktiva secara signifikan berpengaruh positif terhadap struktuir modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H6 :Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
7. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal
Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan cenderung tidak menggunakan hutang di karenakan perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, perusahaan yang mempunyai dana internal besar akan mampu membiayai kegiatan operasioanl atau investasinya dengan dana internal tesebut, sehingga perusahaan akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai kegiatan perusahaan atau investasinya sebelum menggunakan dana eksternalnya melalui hutang. Hal ini sesuai dengan esensi pecking order theory, yang menyatakan suatu perusahaan akan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan (Mamduh, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Yuliati (2011), menunjukan bahwa likuiditas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
(35)
H7 : Likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
F. Model Peneltian
Gambar 3.1 Model Penelitian
Time Interest Earned Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Pertumbuhan Perusahaan
Struktur Aktiva
Likuiditas
(36)
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur, sedangkan untuk subyek penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.
B. Data dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar badan usaha (Pihak eksternal perusahaan). Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan publikasi yang ada di BEI tahun 2012-2015. Selain itu data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan sumber lain yang berhubungan dengan kategori data eksternal.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu menetapkan kriteria sampel (Sekar 2003 dalam Herlina dan Magdalena, 2008). Maksudnya peneliti mengambil sampel perusahaan manufaktur dengan mempertimbangkan kriteria perusahaan yang dibutuhkan sebagai sampel penelitian.
(37)
Sedangkan pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan kriteria sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI) 2. Perusahaan yang mempunyai laba dan beban bunga selama periode
2012-2015.
3. Perusahaan yang masuk kriteria variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, likuiditas pada periode 2012-2105.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
D. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberikan arti untuk menspesifkasikan kegatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengkur variabel tersebut (Sugiyono, 2004). Definisi operasional variabel berguna untuk memahami secara lebih dalam mengenai variabel di dalam sebuah penelitian
(38)
1) Variabel Dependent
Variabel dependent merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent adalah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya adalah mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel dependent dalam penelitian ini yaitu :
a) Strktur Modal
Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah huang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang serta saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2010). Hal ini dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan proporsi pendanaan yang yang terdiri dari hutang, modal sendiri dan saham biasa maupun saham preferen yang berguna untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan dalam waktu jangka panjang. Struktur Modal dapat di hitung dengan Debt to Equity Ratio (DER), dengan rumus :
2) Variabel Independent
Variabel Independent merupak tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel Independent adalah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam
(39)
diagram tidak ada panah yang menuju ke arahnya. Selain pada bagian kesalahan pengukuran. Variabel ini berfungsi sebagian variabel bebas / penyebab (Sarwono, 2012). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu :
a) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham yang besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya berpengaruh kecil terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001). Menurut Nadeem dan Wang (2011), cara mengukurnya adalah sebagai berikut :
)
b) Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2008). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pendekatan aktivanya. Menurut Nadeem dan Wang (2011), cara mengukurnya adalah sebagai berikut :
(40)
c) Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dengan kata lain risiko yang timbul akibat perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis dapat diukur dengan standar deviasi profitabilitas. Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika menjalankan kegiatan operasinya (Gitman, 2003), Risiko bisnis dapat dihitung dengan rumus :
d) Time Interest Earned
Time interest earned adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya atau besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Time interest earned
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bunga tahunan dan laba operasi (EBIT) serta mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman (Sawir, 2014).
(41)
e) Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana eksternal (Song, 2005). Menurut Kuntari (2002) mengukur variabel tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan melihat investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan rumus :
f) Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan aktiva yang dimiliki perusahaan (Husnan, 2002). Menurut Adrianto dan Wibowo (2007), aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan perusahaan akan meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan hutang. Struktur aktiva dapat diukur dengan rumus :
(42)
g) Likuiditas
Likuiditas merupakan indicator keuangan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam semua kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Tingkat likuiditas (CR) adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah yang besar. Diukur dengan rumus sebagai berikut (Kutipan dari James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2012)) :
E. Teknik Analisis
Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode standart yang dibantu dengan program Statistical Package Social Sciences (SPSS). Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis untuk menganalisis 7 (tujuh) variabel independen terhadap variabel dependen.
(43)
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaannya sebagai berikut:
Keterangan :
= Struktur Modal
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi
UK = Ukuran Perusahaan
Prof = Profitabilitas
RB = Risiko Bisnis
TIE = Time Interest Earned
PP = Pertumbuhan Perusahaan
SA = Struktur Aktiva
(44)
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007). Dasar pengambilan keputusan yaitu (Ghozali, 2007): (1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; (2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
(45)
multikolinearitas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana residual variansi tidak konstan (identik). Adanya heteroskedastisitas menyebabkan model yang akan diestimasi menjadi terganggu karena model tersebut menjadi tidak efisien. Maka hal ini perlu ditangani. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual
terhadap variabel prediktornya. Kemudian lihat pada nilai estimasi β,
apabila berpengaruh secara signifikan maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Hasil pendeteksian heteroskedastisitas pada data menunjukkan bahwa nilai P-value yang didapatkan adalah 0.004 untuk X1 dan 0.000 untuk X2, nilai tersebut lebih kecil dari nilai tingkat
signifikansi α=0.01. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
heteroskedastisitas pada data. d. Uji Autokorelasi
Ghozali (2007) menyatakan uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian
(46)
ini digunakan uji statistic Durbin- Waston (uji DW) dengan ketentuan sebagai
berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti terjadi autokorelasi negative.
3. Uji Hipotesis a. Uji t (hipotesis)
Ghozali (2007) menyatakan uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan tingkat
signifikan level 0,05 (α=5%). Kriteriannya: (1) Jika nilai signifikan >
0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen; (2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis
diterima. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
b. Uji F - Statistik
Ghozali (2007) menyatakan uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
(47)
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen/terikat. Untuk menguji kelayakan data ini digunakan uji statistik F, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Taraf signifikan α =
0,05; (2) Kriteria pengujian dimana p value < α berarti model layak untuk di uji, sedangkan apabila p value > α berarti model tidak layak
untuk di uji.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
(Ghazali, 2007) Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel. Dependen dimana nilai R2
berkisar antara 0 sampai 1(0≤ R2≤1). Koefisien determinasi (R2)
dapat di interprestasikan sebagai berikut: (1) Jika nilai R2 mendekati 1, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat; (2) Jika nilai R2 mendekati 0, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah.
(48)
(49)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun 2012 sampai dengan 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2012 sampai dengan 2015 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana ada beberapa keriteria dalam memilih jumlah sampel yang akan digunakan dalam peneltitan ini. Adapun prosedur pemilihan sampel, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1
Keterangan Pemilihan Sampel
No Keterangan 2012 2013 2014 2015
1 Perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI pada periode 2012 sampai dengan 2015 yang datanya tersedia.
110 129 129 144
2 Perusahaan yang tidak memiliki informasi beban bunga selama kurun waktu tahun 2012-2015
(64) (80) (85) (93)
(50)
3 Perusahaan yang tidak memiliki data yang terkait dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
(30) (33) (32) (41)
Jumlah sampel perusahaan yang memiliki kriteria
16 16 12 10
Jumlah keseluruhan sampel 54 Sumber : Lampiran 2
B. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, penyajian dan peringkasan berbagai karakteristik data sehingga dapat menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2012-2015 yaitu sebanyak 54 data pengamatan, Deskriptif variabel ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean atau rata-rata dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan tujuh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, stuktur aktiva dan likuiditas. Hasil pengujian statistik deskriptif variabel penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini :
(51)
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Sumber : lampiran 3
Hasil pengujian statistik deskriptif diatas, menunjukkan besaran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Data tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat lima variabel yang memiliki nilai rata-rata melebihi standar deviasi atau penyimpangan. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya fluktuasi data dari variabel tersebut yaitu data Struktur Modal, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned,
Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Struktur Modal 0,237 6,341 1,644 1,176
Ukuran Perusahaan 12,113 30,248 23,954 5,943
Profitabilitas 0,010 1,194 0,141 0,216
Risiko Bisnis 0,005 0,637 0,057 0,129
Time Interest Earned
0,116 128,532 13,932 27,098
Pertumbuhan Perusahaan
0,008 0,522 0,176 0,133
Struktur Aktiva 0,015 0,598 0,287 0,122
(52)
pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas. Untuk variabel Risiko bisnis memiliki standar deviasi atau penyimpangan yang tinggi dari rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa ini nilai standar deviasi variabel Risiko Bisnis lebih tinggi dari nilai rata-ratanya dimana variabel tersebut menggambarkan fluktuasi data yang tinggi. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diketahui :
1. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal perusahaan memiliki nilai minimum 0,237 dan nilai maksimum 6,341. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,237 sampai 6,341 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 1,644 dan nilai standar deviasi 1,176. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang sebesar 1,644 kali dengan standar deviasi 1,176.
2. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 12,113 dan nilai maksimum 30,248. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 12,113 sampai 30,248 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 23,954 dan nilai standar deviasi 5,943.
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan memiliki nilai minimum 0,010 dan nilai
(53)
maksimum 1,194. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,010 hingga 1,194 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,141 dan nilai standar deviasi 0,216.
4. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis perusahaan memiliki nilai minimum 0,005 dan nilai maksimum 0,637. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,005 hingga 0,637 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,057 dan nilai standar deviasi 0,129.
5. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa time interest earned perusahaan memiliki nilai minimum 0,116 dan nilai maksimum 128,532. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,116 hingga 128,532 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 13,932 dan nilai standar deviasi 27,098.
6. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum 0,008 dan nilai maksimum 0,522. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,008 hingga 0,522 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 1,733 dan nilai standar deviasi 0,133.
(54)
7. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva memiliki nilai minimum 0,015 dan nilai maksimum 0,287. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,015 hingga 0,287 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,287 dan nilai standar deviasi 0,122.
8. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas memiliki nilai minimum 0,677 dan nilai maksimum 4,961. Hasil tersebut menunjukkan besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,677 hingga 4,961 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 1,733 dan nilai standar deviasi 0,899.
C. Analisis Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda untuk menguji hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS. Berikut adalah hasil analisis regresi berganda pada penelitian ini :
(55)
Tabel 4.3
Uji Regresi Linear Berganda
Sumber : lampiran 8
Dari tabel 4.7 diatas dapat diambil persamaan regresi sebagai berikut :
Struktur Modal = 0,152 + 0,075UP + 0,123Prof – 0,149RB - 0,363TIE + 0,057PP – 0,330SA + 0,0671Lik
Nilai konstanta sebesar 0,152, yang menyatakan bahwa struktur aktiva, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas mempengaruhi struktur modal, maka rata-rata besarnya kebijakan adalah sebesar 0,152. Variabel ukuran perusahaan mempunyai koefesien regresi dengan arah positif 0,075. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan 1 persen maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,075 persen. Variabel
Koefisien Regresi Sig. Keterangan
Kostanta 0,152
Ukuran Perusahaan 0,075 0,814 Tidak Signifikan
Profitabilitas 0,123 0,332 Tidak Signifikan
Risiko Bisnis -0,149 0,202 Tidak Signifikan
Time Interest Earned -0,363 0,003 Signifikan
Pertumbuhan Perusahaan 0,057 0,524 Tidak Signifikan
Struktur Aktiva -0,330 0,073 Tidak Signifikan
(56)
profitabilitas mempunyai koefesien regresi dengan arah positif 0,123. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel profitabilitas akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami kenaikan sebesar 0,123 persen. Variabel risiko bisnis mempunyai koefesien regresi dengan arah negatif -0,149. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel risiko bisnis akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar -0,149 persen. Variabel time interest earned mempunyai koefesien regresi dengan arah negatif -0,363. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel time interest earned akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar -0,363 persen. Variabel pertumbuhan perusahaan mempunyai koefesien regresi dengan arah positif 0,057. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel pertumbuhan perusahaan akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami kenaikan sebesar 0,057 persen. Variabel struktur aktiva mempunyai koefesien regresi dengan arah negatif -0,330. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel profitabilitas akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar -0,330 persen. Variabel likuiditas mempunyai koefesien regresi dengan arah negatif -0,583. Hal ini berkaitan bahwa setiap kenaikan satu persen dari variabel likuiditas akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar -0,583 persen.
(57)
D. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah mendekati normal. Normalitas umumnya dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berkut :
1. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
Analisis ini menggunakan analisis regresi linier dengan syarat model regresi yang baik adalah distribusi data masing-masing variabel yang normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov – Smirnov yang dilakukan terhadap nilai residual (Ghozali, 2002).
(58)
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
Sumber : lampiran 4
Gambar 4.1 Normal Probability lot
Unstandardized Residual N
Normal Parameters Mean
Std. Deviation Most extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp Sig.(2-tailed)
54
0,0000000 0,52073041 0,140 0,069 -0,140 1,032 0,237
(59)
Hasil pengujian normalitas residual pada tabel 4.3 menunjukan sudah berdistribusi normal yang ditunjukan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogrov-Smirnov tersebut lebih besar dari 0,05 atau 5 % dari fungsi regresi variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas sebesar 0,237. Dan pada grafik normal plot data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel bebas atau independent. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance
atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai Variance Inflation Factor
(VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Sedangkan jika nilai variance inflation factor lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka terjadi masalah multikolonieritas. Ringkasan hasil uji multikolonieritas penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
(60)
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Ukuran Perusahaan 0,734 1,362 Bebas multikolinearitas
Profitabilitas 0,437 2,288 Bebas multikolinearitas
Risiko Bisnis 0,492 2,031 Bebas multikolinearitas
Time Interest Earned
0,224 4,460 Bebas multikolinearitas
Pertumbuhan Perusahaan
0,820 1,220 Bebas multikolinearitas
Struktur Aktiva 0,562 1,780 Bebas multikolinearitas
Likuiditas 0,328 3,047 Bebas multikolinearitas
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.4 suatu model regresi dinyatakan model bebas multikolonieritas adalah jika nilai variance inflation factor dibawah 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Dari tabel tersebut di peroleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai VIF yang rendah di bawah angka 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Dengan demikian diperoleh hasil tidak adanya masalah multikolonieritas pada model regresi.
3. Uji Heteroskdeastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan
(61)
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas dan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Dan dalam penelitian ini untuk menguji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser. Dikatakan terjadi heteroskedastisitas jika ditemukan hubungan nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas jika ditemukan hubungan nilai signifikansi lebih dari 0,05. Ringkasan hasil uji heteroskedastias dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Awal
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada 54 data menunjukan bahwa variabel struktur aktiva terjadi heteroskedastisitas (signifikansi dibawah 0,05). Karena analisis regresi mensyaratkan homoskedastisitas. Maka
Variabel Bebas Sig. Kesimpulan
Ukuran Perusahaan 0,169 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Profitabilitas 0,602 Terjadi Heteroskedastisitas
Risiko Bisnis 0,639 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Time Interest Earned 0,990 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Pertumbuhan Perusahaan 0,672 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Struktur Aktiva 0,045 Terjadi Heteroskedastisitas
(62)
dengan demikian penormalan data dilakukan dengan melakukan transformasi logaritma (Ghozali, 2005).
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah transformasi data
Sumber : lampiran 6
Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas lebih dari 0,05 atau 5%, maka semua variabel diatas tidak terjadi heteroskedastisita karna nilai signifikansinya lebih dari atau diatas 0,05 atau 5%. Hal ini menunjukan tidak ada masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi bertujuan untuk mengidentifikasi
Variabel Bebas Sig. Kesimpulan
Ukuran Perusahaan 0,374 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Profitabilitas
0,158 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Risiko Bisnis
0,220 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Time Interest Earned
0,400 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Pertumbuhan Perusahaan
0,098 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Struktur Aktiva
0,247 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Likuiditas
(63)
apakah terdapat autokorelasi antara eror yang terjadi antar periode yang diujikan dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dilihat dari nilai uji Durbin-Watson (DW). Berikut ini tabel uji autokeralasi dan nilai (DW) sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
,571 ,506 ,55895 1,897
Sumber : lampiran 7
Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil pengujian diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,897. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai dU dan 4-dU yang diambil dari tabel Durbin Watson dengan ketentuan n=54 dan k=7, sehingga diperoleh nilai dU sebesar 1,8632. Kemudian dilkukan pengambilan keputusan dengan ketentuan dU<DW<4-Du (1,8632<1,897<2,1368). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut tidak terjadi autokorelasi antara variabel dependen.
E. Uji Hipotesis
a. Uji t hipotesis
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis pertama
(64)
sampai ketujuh. Dari hasil pengujian persamaan regresi hasil nilai t hitung sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji t
Koefisien Regresi
t Sig. Keterangan
Kostanta 0,152
Ukuran Perusahaan 0,075 0,237 0,814 Positif, Tdk Signifikan
Profitabilitas 0,123 0,981 0,332 Positif, Tdk Signifikan
Risiko Bisnis -0,149 -1,294 0,202 Negatif, Tdk Signifikan
Time Interest Earned -0,363 -3,146 0,003 Negatif, Signifikan Pertumbuhan Perusahaan 0,057 0,642 0,524 Positif, Tdk Signifikan Struktur Aktiva -0,330 -1,833 0,073 Negatif, Tdk Signifikan
Likuiditas -0,583 -1,877 0,067 Negatif, Tdk Signifikan
Sumber : Lampiran
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa uji hipotesis t digunakan untuk melihat hubungan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis,
time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal secara parsial. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa :
1. Nilai koefesien variabel ukuran perusahaan sebesar 0,075. Nilai uji t sebesar 0,237, sedangkan nilai signifikansinya 0,814 lebih besar
(65)
dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal. Dengan demikian Ho di terima dan Ha ditolak.
2. Nilai koefesien variabel profitabilitas sebesar 0,123. Nilai uji t sebesar 0,981, sedangkan nilai signifikansinya 0,332 lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal. Dengan demikian Ho di terima dan Ha ditolak.
3. Variabel risiko bisnis memiliki nilai koefesien sebesar -0,149. Nilai uji t sebesar -1,294, sedangkan nilai signifikansinya 0,202 lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Dengan demikian Ho di terima dan Ha ditolak.
4. Variabel time interest earned memiliki nilai koefesien sebesar -0,363. Nilai uji t sebesar -3,146, sedangkan nilai signifikansinya 0,003 lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa time interest earned berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Dengan demikian Ho di tolak dan Ha diterima. 5. Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai koefesien sebesar
0,057. Nilai uji t sebesar 0,642, sedangkan nilai signifikansinya 0,524 lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
(66)
pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Dengan demikian Ho di terima dan Ha ditolak. 6. Variabel struktur aktiva memiliki nilai koefesien sebesar -0,330.
Nilai uji t sebesar -1,833, sedangkan nilai signifikansinya 0,073 lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Dengan demikian Ho di terima dan Ha ditolak.
7. Variabel likuiditas memiliki nilai koefesien sebesar -0,583. Nilai uji t sebesar -1,877, sedangkan nilai signifikansinya 0,067 lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Dengan demikian Ho di terima dan Ha ditolak.
b. Uji Koefesien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi atau Adjusted R2 digunakan untuk mengukur kebaikan dari persamaan regresi linear berganda yaitu memberikan presentase variasi total dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi :
(67)
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R Square Adjusted R
Square
1 0,571 0,506
Sumber : lampiran 8
Pada tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa koefesien determinasi yang ditunjukan sebesar (Adjusted R2) sebesar 0,506. Hal ini bearati bahwa 50,6 % variabel dependen yaitu struktur modal dapat dijelaskan oleh 7 variabel independen diantaranya ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas. Sedangkan sisanya sebesar 40,4 % struktur modal dijelaskan oleh variabel lainnya.
F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, risioko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, likuiditas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015. 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Hasil analisis statisitik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan positif. Hal ini menunjukan bahwa ukuran
(68)
perusahaan bukan merupakan pertimbangan suatu manajer dalam menentukan struktur modal. Karena besar kecilnya perusahaan tidak berpengaruh dalam pengambilan hutang (modal eksternal) serta mempunyai kesamaan pola. Dan juga ukuran perusahaan tidak menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan lancarnya kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian ukuran perusahaan tidak menjamin minat investor atau kreditor untuk menanamkan dananya ke perusahaan. Dikarenakan suatu kreditor tidak hanya melihat ukuran perusahaan sebagai acuan untuk menanamkan modalnya tetapi juga melihat prospek perusahaan tersebut. Karena perusahaan yang besar belum tentu mempunyai prospek yang bagus dan sebaliknya. Setiap perusahaan baik perusahaan besar ataupun kecil pasti akan menggunakan sumber dana yang lebih aman terlebih dahulu (pendanaan secara internal), dari pada menggunakan sumber dana dari luar. Selain itu, didukung dengan kondisi ekonomi perusahaan yang tidak stabil mengakibatkan setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing dalam menentukan struktur modalnya. Pada penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan positif. Hasil ini didukung oleh pecking order theory, yang menyatakan bahwa perusahaan akan lebih senang menggunakan dana internal terlebih dahulu dari pada dana eksternal (Mamduh, 2004).
(69)
Hasil penelitian ini di dukung oleh Novitaningtyas (2014), Firnanti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan positif. Dan bertentangan dengan hasil penelitian Yuliati (2011) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
Hasil analisis statisitik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan positif. Dikarenakan ada tinggi rendahnya laba yang diterima perusahaan tidak berpengaruh terhadap besaran struktur modal. Tinggi ataupun rendahnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan tidak bisa menjamin dalam menentukan struktur modal perusahaan. Karena investor dan kreditor tidak melihat besaran laba karena investor atau kreditor melihat dari sisi lain diantaranya manajemen keuangan perusahaan, jumlah asset dan lain-lain. Dengan demikian profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar karena tingkat keuntungan yang tinggi
(70)
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan. Hasil ini didukung oleh pecking order theory, yang menyatakan suatu perusahaan akan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan (Mamduh, 2004).
Hasil penelitian yang mendukung hasil ini diantaranya Rafiqoh (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan dan negatif signifikan terhadap struktur modal. Dan hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Yuliati (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negative dan signifikan terhadap struktur modal.
3. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
Hasil analisis statisitik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 bahwa risiko bisnis tidak bepengaruh signifikan dan negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa besar kecilnya risiko bisnis suatu perusahaan ternyata tidak mempengaruhi struktur modalnya dan juga tidak memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan kemampuan membayar hutangnya Namun resiko bisnis yang tinggi dapat mengarah kepada kebangkrutan perusahaan, dengan tingkat resiko yang tinggi itu dapat memungkinkan kreditor akan menuntut tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Selain itu kreditor juga dapat mengandalkan aktiva tetap perusahaan sebagai
(71)
jaminan dari pendanaan atau pinjaman yang diberikan. Dengan demikian, tingkat risiko bisnis suatu perusahaan tidak dapat menunjukan secara pasti sumber pendanaan yang akan dipilih oleh suatu perusahaan.
Hasil penelitian yang mendukung hasil ini Hardanti (2010), Saidi (2002) yang menyatakan risiko bisnis tidak berpengaruh signfikan dan negatif. Dan hasil ini bertentangan dengan Prabansari dan Kusuma (2005), menunjukan bahwa risiko bisnis secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
4. Pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal
Hasil analisis statisitik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 bahwa time interest earned
berpengaruh negatif dan signifikan. Time interest earned menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjamannya kepada kreditor. Dikatakan berpengaruh karena semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban bunganya menandakan perusahaan itu mempunyai laba di tahan yang besar. Dengan laba di tahan yang besar perusahaan itu mampu menutupi biaya operasionalnya dengan laba ditahan tanpa perlu melakukan hutang. Hal ini berarti semakin tinggi
time interest earned semakin rendah struktur modalnya. Hasil ini didukung oleh pecking order theory, yang menyatakan suatu perusahaan akan lebih senang menggunakan dana internal dahulu dari pada dana eksternal (Mamduh, 2004).
(72)
Hasil penelitian yang mendukung hasil ini Putra (2009) yang menyatakan time interest earned berpengaruh negatif dan signifikan. 5. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal
Hasil analisis statisitik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh dan positif. Pertumbuhan perusahaan dikatakan tidak berpengaruh dikarenakan bahwa perubahan kenaikan atau penurunan suatu asset pada perusahaan yang diperoleh perusahaan setiap waktu tidak akan mempengaruhi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan pendanaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana perusahaan. Dan juga perusahaan tidak hanya melihat dari total asset saja tetapi juga melihat dari tingkat penjualan perusahaan. Dengan adanya ktidakpastian itu perusahaan tidak terlalu mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan untuk menentukan struktur modalnya.
Hasil penelitian yang mendukung hasil ini diantarnya Novitaningtyas (2014), Sansoethan (2016) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal. Dan bertentangan dengan hasil penelitian Firnanti (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.
(1)
Lampiran 9 : Tabel Keterangan Pemilihan Sampel
No
Nama Perusahaan
Kode
1
PT
Alumindo Light Metal Industry
Tbk
ALMI
2
PT Astra International Tbk
ASII
3
PT Budi Acid Jaya Tbk
BUDI
4
PT Cahaya Kalbar Tbk
CEKA
5
PT Gudang Garam Tbk
GGRM
6
PT Panasia Indo Resources Tbk
HDTX
7
PT Champion Pasific Indonesia Tbk
IGAR
8
PT Indal Alumunium Industry Tbk
INAI
9
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
JPFA
10
PT Kalbe Farma Tbk
KLBF
11
PT Mayora Indah Tbk
MYOR
12
PT Nipress Tbk
NIPS
13
PT Pan Brothers Tbk
PBRX
14
PT Pelangi Indah Canindo Tbk
PICO
15
PT Ricky Putra Globalindo Tbk
RICY
16
PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
SCCO
(2)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Struktur Modal 54 .237 6.341 1.64419 1.176945
Ukuran Perusahaan 54 12.113 30.248 23.95400 5.943108
Profitabilitas 54 .010 1.194 .14163 .216875
Risiko Bisnis 54 .005 .637 .05713 .129052
Time Interest Earned 54 .116 128.532 13.93239 27.098346
Pertumbuhan Perusahaan 54 .008 .522 .17617 .133491
Struktur Aktiva 54 .015 .598 .27857 .122317
Likuiditas 54 .677 4.961 1.73391 .899398
Valid N (listwise) 54
Lampiran 11 : Tabel Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .52073041
Most Extreme Differences
Absolute .140
Positive .069
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z 1.032
Asymp. Sig. (2-tailed) .237
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(3)
Lampiran 12 : Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) .152 1.022 .148 .883
Ukuran Perusahaan .075 .318 .027 .237 .814 .734 1.362
Profitabilitas .123 .125 .143 .981 .332 .437 2.288
Risiko Bisnis -.149 .115 -.178 -1.294 .202 .492 2.031
Time Interest Earned -.363 .115 -.642 -3.146 .003 .224 4.460
Pertumbuhan Perusahaan .057 .089 .068 .642 .524 .820 1.220
Struktur Aktiva -.330 .180 -.236 -1.833 .073 .562 1.780
Likuiditas -.583 .311 -.316 -1.877 .067 .328 3.047
(4)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .972 .490 1.985 .053
up .021 .015 .204 1.396 .169
pr -.329 .627 -.117 -.525 .602
rb -.514 1.087 -.108 -.473 .639
tie 5.291 .004 .002 .013 .990
pp .267 .626 .058 .426 .672
sa -1.437 .696 -.288 -2.064 .045
lik -.259 .134 -.381 -1.935 .059
a. Dependent Variable: ABS_RES
Lampiran 14 : Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi Logaritma
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.067 .625 -.108 .915
Ukuran Perusahaan .175 .194 .134 .898 .374
Profitabilitas -.110 .077 -.277 -1.434 .158
Risiko Bisnis .087 .070 .226 1.243 .220
Time Interest Earned -.060 .071 -.229 -.850 .400
Pertumbuhan Perusahaan .092 .054 .238 1.689 .098
Struktur Aktiva -.129 .110 -.200 -1.173 .247
Likuiditas .077 .190 .090 .404 .688
(5)
Lampiran 15 : Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .756a .571 .506 .55895 1.897
a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Struktur Aktiva, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Time Interest Earned
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Lampiran 16 : Tabel Hasil Analisis Linear Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .756a .571 .506 .55895
a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Struktur Aktiva, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Time Interest Earned
(6)
1 Residual 14.371 46 .312
Total 33.508 53
a. Dependent Variable: Struktur Modal
b. Predictors: (Constant), Likuiditas, Struktur Aktiva, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Time Interest Earned
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .152 1.022 .148 .883
Ukuran Perusahaan .075 .318 .027 .237 .814
Profitabilitas .123 .125 .143 .981 .332
Risiko Bisnis -.149 .115 -.178 -1.294 .202
Time Interest Earned -.363 .115 -.642 -3.146 .003
Pertumbuhan Perusahaan .057 .089 .068 .642 .524
Struktur Aktiva -.330 .180 -.236 -1.833 .073
Likuiditas -.583 .311 -.316 -1.877 .067