TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, TIME INTEREST EARNED, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada
3. Karena kebijakan dividen yang konstan sticky, dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan
menyebabkan aliran kas yang diterima perusahaan lebih besar di bandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu. Dan
lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar utang atau membeli surat berharga dan jika kas lebih
kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang ada atau menjual surat berharga.
4. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan memulai dengan
utang , selanjutnya diikuti dengan surat berharga campuran hybrid seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai
pilihan terakhir.
C. Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal
Ada beberapa faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut Riyanto 2001, variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah:
tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat
manajemen, besarnya suatu perusahaan. Sedangkan menurut Brigham dan Houston 2011, variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah :
stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operation, tingkat pertumbuhan,
profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Maka
peneliti mengambil 7 variabel dalam penelitian ini, diantaranya yaitu : 1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham yang besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya berpengaruh kecil
terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan Riyanto, 2001. Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan dimana ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keputusan investasi bagi investor.
2. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau
keuntungan melalui sejumlah kebijakan yang telah ditetapkan oleh manjemen perusahaan. Menurut Pearce, 2008, profitabilitas merupakan hasil bersih dari
sejumlah kebijakan dan keputusan yang dipilih oleh manajemen suatu organisasi. Sedangaka menurut Kusuma 2013, profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional perusahaanya dengan menggunakan dana asset yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Risiko Bisnis Risiko bisnis merupakan risiko dasar yang dimiliki perusahaan selain
financial risk sebagai tambahan risiko akibat penggunaan hutang. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya, dengan kata lain risiko yang timbul akibat perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis merupakansalah satu risiko yang
dihadapi perusahaan ketika menjalankan kegiatan operasinya Gitman, 2003, yaitu kemungkinan ketidakmungkinanperusahaan untuk mendanai kegiatan
operasionalnya. 4.
Time Interest Earned Time interest earned merupakan kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga pinjamannya kepada kreditor dengan menggunakan pendapatan operasionalnya. Kemampuan tersebut akan mempengaruhi
kepercayaan kreditor terhadap perusahaan tersebut. Semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar bunga pinjamnnya semakin tinggi
kapasitas hutang perusahaan tersebut Baral, 2004. 5. Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih mengandalkan modal eksternal. Pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar dari
pada untuk penerbitan surat utang, yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Pertumbuhan perusahaan merupakan
perkembangan perusahaan yang diukur dengan tingkat pertumbuhan total aktiva. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka akan semakin besar
pula kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
6. Struktur Aktiva Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan aktiva yang
dimiliki perusahaan Husnan, 2002. Menurut Adrianto dan Wibowo 2007, aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan perusahaan akan meningkatkan
utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan hutang.Perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan
hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang. Dan juga perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang lebih besar
kemungkinan juga akan lebih mapan dalam industri, memiliki risiko lebih kecil yang akan menyebabkan leverage yang besar Chen dan Hammes, 2002
dalam Supriyanto dan Falikhatun, 2008. Dan dapat disimpulkan bahwa dengan struktur aktiva yang besar maka perusahaan memilik rasio hutang
yang besar. 7. Likuiditas
Likuiditas merupakan
kemampuan suatu
perusahaan dalam
mengembalikan pinjaman atau hutang perusahaan. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya sumber daya jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut Van Horne dan Wachowicz, 2001. Menurut pecking order theory,
perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi tidak akan menggunakan
pembiayan hutang meliankan menggunakan dan internal terlebih dahulu disebabkan perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi mempunyai
dana internal yang besar.
D. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
sudah banyak dilakukan oleh banyak peneliti, berikut ini adalah penelitian- penelitian yang telah dilakukan diantaranya :
1. Putri 2012 dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang
terdafar di BEI”. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur akitva, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas
berpengaruh positif dan tidak signifikan. 2.
Yuliati 2011 dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Manufaktur Di BEI”. Hasil
dalam penelitian ini menunjukan profitabilitas, likuiditas berpengaruh negatif signifikan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif,
sedangkan struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan.
3. Indrajaya 2011 dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Struktur
Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal”. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, risiko bisnis berpengaruh positif signifikan dan profitabilitas berpengaruh
negatif signifikan. 4.
Lusangaji 2011 dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan berpengaruh
signifikan dan struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan.
E. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Semakin besar perusahaan, maka semakin besar juga dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk kegiatan operasionalnya.
Semakin besar perusahaan, maka semakin mudah juga perusahaan itu memperoleh hutang. Perusahaan yang besar akan memiliki kemudahan
akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga akan lebih besar karena pihak kreditur akan lebih suka untuk memberikan kredit kepada
perusahaan besar. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Menurut
pecking order theory, yang menyatakan bahwa jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling
aman terlebih dahulu, dimulai dengan hutang dan selanjutnya diikuti dengan surat berharga campuran Mamduh, 2004.
Berdasarkan hasil penelitian Yuliati 2011, Lusangaji 2012, Putri 2012, Yovin 2012, menunjukan bahwa profitabilitas secara signifikan
berpengaruh terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Menurut Sartono 2008 adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana
internal laba ditahan yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan
lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas
tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh
sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modal. Menurut pecking order
theory, suatu perusahaan akan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan
operasional perusahaan Mamduh, 2004. Berdasarkan hasil penelitian Finanti 2011, Yuliati 2011, Lusangaji
2012, menunjukan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal 3. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
Dalam perusahaan risiko bisnis dari perusahaan akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi atau semakin banyak. Hal ini juga akan
meningkatkan kebangkrutan perusahaan Kartika, 2014. Semakin tinggi risiko yang dimiliki suatu perusahaan, maka seharusnya perusahaan harus
mengurangi hutang. Dengan tingginya risiko bisnis dari suatu perusahaan maka modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan akan semakin
kecil. Sehingga ketika perusahaan tetap menggunakan hutang dalam resiko yang tinggi maka kemungkinan perusahaan untuk bangkrut akan
semakin tinggi juga. Berdasarkan hasil penelitian Prabansari dan Kusuma 2005,
menunjukan bahwa risiko bisnis secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H3 : Risiko bisnis berpengaruh negatifsignifikan terhadap struktur modal.
4. Pengaruh Time Interest Earned terhadap Struktur Modal Baral 2004 menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga pinjaman nya, maka semakin rendah pula tingkat kapasitas hutang perusahaan. Time interest earned
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjamannya kepada kreditor. Dengan kemampuan membayar bunga semakin tinggi
menandakan perusahaan mempunyai laba ditahan yang besar. Dengan dana internal yang besar perusahaan tidak perlu melakukan hutang karena
perusahaan sudah dapat menutupi biaya operasionalnya dengan laba ditahan. Hal ini sesuai dengan esensi pecking order theory yang
menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan dana internal terlebih dahulu dari pada menggunakan dana eksternal.
Berdasarkan hasil peneliti Putra 2009, menunjukan bahwa time interest earned secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur
modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H4 : Time interest earned berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal. 5. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal
Pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu cara untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya dan untuk
memperoleh kemudahan pendanaan eksternal bagi perusahaan tersebut. Dengan hal tersebut pertumbuhan perusahaan dapat mempengaruhi
kepercayaan para kreditor untuk memberikan kesediaan modal pendanaan melalui hutang jangka panjang. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
menyebabkan meningkatnya jumlah aktiva yang digunakan, sehingga akan meningkatkan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini
didukung dengan pecking oder theory, suatu perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang terlebih dahulu dibandingkan menerbitkan
saham campuran Mamduh, 2004. Berdasarkan hasil penelitian Firnanti 2011, menunjukan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H5 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
6. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki perbandingan aktiva
tetap jangka panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan
sebagai jaminan hutang Brigham Houston, 2011. Dengan demikian stuktur aktiva dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang
jangka panjang yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur modal. Hal ini didukung dengan
pecking order theory yang menyatakan bahwa jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling
aman terlebih dahulu, dimulai dengan hutang dan selanjutnya diikuti dengan surat berharga campuran.
Berdasarkan hasil penelitian Putri 2012, menunjukan bahwa struktur aktiva secara signifikan berpengaruh positif terhadap struktuir modal.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H6 :Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
modal. 7. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal
Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan cenderung tidak menggunakan hutang di karenakan perusahaan yang mempunyai likuiditas
tinggi mempunyai dana internal yang besar, perusahaan yang mempunyai dana internal besar akan mampu membiayai kegiatan operasioanl atau
investasinya dengan dana internal tesebut, sehingga perusahaan akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai kegiatan
perusahaan atau investasinya sebelum menggunakan dana eksternalnya melalui hutang. Hal ini sesuai dengan esensi pecking order theory, yang
menyatakan suatu perusahaan akan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba keuntungan yang dihasilkan dari
kegiatan operasional perusahaan Mamduh, 2004. Berdasarkan hasil penelitian Yuliati 2011, menunjukan bahwa
likuiditas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H7 : Likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
F. Model Peneltian
Gambar 3.1 Model Penelitian Time Interest Earned
Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Pertumbuhan Perusahaan
Struktur Aktiva
Likuiditas Struktur Modal
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur, sedangkan
untuk subyek penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.
B. Data dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar badan usaha Pihak
eksternal perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan publikasi yang ada di BEI tahun 2012-2015. Selain itu data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan sumber lain yang berhubungan dengan kategori data eksternal.
2. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Metode purposive sampling yaitu menetapkan kriteria sampel Sekar 2003 dalam Herlina dan Magdalena, 2008. Maksudnya peneliti
mengambil sampel perusahaan manufaktur dengan mempertimbangkan kriteria perusahaan yang dibutuhkan sebagai sampel penelitian.
21
Sedangkan pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan kriteria sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi BEI 2. Perusahaan yang mempunyai laba dan beban bunga selama periode
2012-2015. 3. Perusahaan yang masuk kriteria variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas, risiko bisnis, time interest earned, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, likuiditas pada periode 2012-2105.
C. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyeksubjek yang mempunyai kuantitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Arikunto 2006, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel. D. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberikan arti untuk menspesifkasikan
kegatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengkur variabel tersebut Sugiyono, 2004. Definisi operasional variabel berguna
untuk memahami secara lebih dalam mengenai variabel di dalam sebuah penelitian
1 Variabel Dependent Variabel dependent merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent adalah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju kearah variabel
tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya adalah mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel dependent dalam penelitian ini
yaitu : a Strktur Modal
Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah huang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang serta
saham preferen dan saham biasa Sartono, 2010. Hal ini dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan proporsi pendanaan
yang yang terdiri dari hutang, modal sendiri dan saham biasa maupun saham preferen yang berguna untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan dalam waktu jangka panjang. Struktur Modal dapat di hitung dengan Debt to Equity Ratio DER, dengan rumus :
2 Variabel Independent Variabel Independent merupak tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel Independent adalah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam
diagram tidak ada panah yang menuju ke arahnya. Selain pada bagian kesalahan pengukuran. Variabel ini berfungsi sebagian variabel bebas
penyebab Sarwono, 2012. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu :
a Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham
yang besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya berpengaruh kecil terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan Riyanto, 2001. Menurut Nadeem dan Wang 2011, cara mengukurnya adalah sebagai
berikut :
b Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri Sartono, 2008. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
menggunakan pendekatan aktivanya. Menurut Nadeem dan Wang 2011, cara mengukurnya adalah sebagai berikut :
c Risiko Bisnis Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dengan kata lain risiko yang timbul akibat perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis
dapat diukur dengan standar deviasi profitabilitas. Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika
menjalankan kegiatan operasinya Gitman, 2003, Risiko bisnis dapat dihitung dengan rumus :
d Time Interest Earned
Time interest earned adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan
beban bunga. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya atau besarnya jaminan keuangan untuk
membayar bunga utang jangka panjang. Time interest earned digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban bunga tahunan dan laba operasi EBIT serta mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan
dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman Sawir, 2014. Time interest earned dapat dihitung dengan rumus :
e Pertumbuhan Perusahaan Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana eksternal Song, 2005. Menurut Kuntari 2002
mengukur variabel tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan melihat investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan
rumus :
f Struktur Aktiva Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan
aktiva yang dimiliki perusahaan Husnan, 2002. Menurut Adrianto dan Wibowo 2007, aktiva berwujud yang semakin besar akan
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain
konstan perusahaan akan meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan hutang. Struktur aktiva dapat diukur
dengan rumus :
g Likuiditas Likuiditas merupakan indicator keuangan yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam semua kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Tingkat likuiditas CR adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang
dalam jumlah yang besar. Diukur dengan rumus sebagai berikut Kutipan dari James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR
2012 :
E. Teknik Analisis Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan adalah analisis
kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode standart yang dibantu dengan program Statistical
Package Social Sciences SPSS. Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis untuk
menganalisis 7 tujuh variabel independen terhadap variabel dependen.
1. Analisis Regresi Berganda Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai
dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaannya sebagai berikut:
Keterangan : = Struktur Modal
β
1
, β
2,
β
3,
β
4,
β
5
= Koefisien Regresi UK
= Ukuran Perusahaan Prof
= Profitabilitas RB
= Risiko Bisnis TIE
= Time Interest Earned PP
= Pertumbuhan Perusahaan SA
= Struktur Aktiva Lik
= Likuiditas
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya memiliki
distribusi normal atau mendekati normal Ghozali, 2007. Dasar pengambilan keputusan yaitu Ghozali, 2007: 1 Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas; 2 Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolonieritas Ghozali 2007 menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel
independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance atau variance inflation factor VIF. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance TOL
tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolinearitas VIF = 1Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 110 = 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana residual variansi tidak
konstan identik. Adanya heteroskedastisitas menyebabkan model yang akan diestimasi menjadi terganggu karena model tersebut
menjadi tidak efisien. Maka hal ini perlu ditangani. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji
Glejser ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel prediktornya. Kemudian lihat pada nilai estimasi β,
apabila berpengaruh secara signifikan maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Hasil pendeteksian heteroskedastisitas pada data
menunjukkan bahwa nilai P-value yang didapatkan adalah 0.004 untuk X1 dan 0.000 untuk X2, nilai tersebut lebih kecil dari nilai tingkat
signifikansi α=0.01. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada data.
d. Uji Autokorelasi Ghozali 2007 menyatakan uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian
ini digunakan uji statistic Durbin- Waston uji DW dengan ketentuan sebagai
berikut: 1 Angka D-W di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif; 2 Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi
autokorelasi; 3 Angka D-W di atas +2 berarti terjadi autokorelasi negative.
3. Uji Hipotesis a. Uji t hipotesis
Ghozali 2007 menyatakan uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan tingkat signifikan level 0,05 α=5. Kriteriannya: 1 Jika nilai signifikan
0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen; 2 Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen b. Uji F - Statistik
Ghozali 2007 menyatakan uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependenterikat. Untuk menguji kelayakan data ini digunakan uji
statistik F, dengan ketentuan sebagai berikut : 1 Taraf signifikan α =
0,05; 2 Kriteria pengujian dimana p value α berarti model layak untuk di uji, sedangkan apabila p value α berarti model tidak layak
untuk di uji.
c. Uji Koefisien Determinasi R2 Ghazali, 2007 Koefisien determinasi digunakan untuk melihat
seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel. Dependen dimana nilai R2
berkisar antara 0 sampai 10≤ R2≤1. Koefisien determinasi R2 dapat di interprestasikan sebagai berikut: 1 Jika nilai R2 mendekati
1, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat; 2 Jika nilai R2 mendekati 0,
menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah.