FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015

(1)

BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK

MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ANGKATAN 2015

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

HAFIDZ ARDITA

20120320111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK

MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ANGKATAN 2015

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

HAFIDZ ARDITA

20120320111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii


(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hafidz Ardita

Nim : 20120320111

Prodi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Allhamdulillah Hafidz Ardita Telah Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Saya Mensyukuri Proses Panjang Yang Telah Saya Lalui

Saya Persembahkan Karya Tulis Ilmiah Saya Kepada Allah SWT

Dan Nabi Muhammad SAW

Keluarga Saya Bapak, Ibu, Adek, Om, Mbah Dan Seluruh Keluarga Besar

Dosen Pendamping, Dosen Penguji dan Rekan Karya Tulis

Gugun, Nadia, Deva, Fanny, Bombay, Archil, Deby, Ahmad, Dian, Fery, Yudan,

Rizaludin, Koko, Ariffah, Viki, Jumanto, Aris, Fitri


(6)

v

KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal Karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih ingin penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, khususnya kepada:

1. Rasiman, S.kep, Susanti, Farikh Muchlisal, Agus Harianto, S.Ked, Arif Wahyu Setiobudi, S.Kep., Ns selaku keluarga, mentor dan orangtua yang telah mendukung dengan segenap tenaga, doa, dan usaha.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Dianita Sugiyo, Ns., MHID selaku mentor atau dosen pembimbing yang telah membimbing kami hingga menyelesaikan proposal ini.

5. Romdzati, S.Kep., Ns., MNS selaku penguji yang telah memberikan saran dan perbaikan demi kebaikan peneliti.

6. Seluruh Tenaga pengajar dan Administrasi di Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(7)

vi

Deva Prayunika, Tiffany Aprilia, Elvira M.A. Bombay, Archiliandi, Aris Handoko, Debi Lestioning Pambudi, Annisa Farah Ardila, Ahmad Nugroho, Ahmad Jumanto, Ferry Ardani T, Dian Putranto, Dwi Sasmoko, Yudan Hary S, Rizaludin Akbar, Ariffah Apriana, Viki Duwila, Fitri A, dan masih banyak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

8. Seluruh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012. Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dalam penulisan proposal ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik dan saran demi kemajuan bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca semoga Allah SWT melindungi kita semua.

Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016


(8)

vii DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH ... i

HALAMAN PENGESAHAN KTI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

INTISARI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Kerangka Konsep ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 21

A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

D. Variabel Penelitian ... 22

E. Definisi Operasional ... 23

F. Instrumen Penelitian ... 24

G. Teknik Pengumpulan Data ... 27

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

I. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 30


(9)

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. HASIL PENELITIAN ... 34

B. PEMBAHASAN ... 44

C. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. KESIMPULAN ... 68

B. SARAN ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 27 Tabel 3.2 Kisi Kisi Kueisoner ... 29 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian ... 40 Tabel 4.2 Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok ... 40 Tabel 4.3 Hasil Anlisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Berhenti Merokok ... 42


(11)

x

DAFTAR SINGKATAN Kemenkes : Kementerian Kesehatan

GATS : Global Adult Tobacco Survey

WHO : World Health Organization

Depkes : Departemen Kesehatan RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar


(12)

ii


(13)

xi

Hafidz Ardita (2016) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015.

Pembimbing :

Dianita Sugiyo, Ns., MHID

INTISARI

Latar Belakang : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2011 melaporkan hampir 6 juta orang per tahun adalah perokok, di antaranya 5 juta orang perokok dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok yang terpapar asap rokok. Adapun penyakit yang mengakibatkan kematian yang disebabkan oleh rokok yang paling sering dijumpai adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke. Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses berhenti merokok. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk berhenti merokok yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015.

Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Non experimental

dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016, dengan responden 54 orang.

Hasil Penelitian : Hasil analisis uji Chi Square dalam penelitian ini menghasilkan adanya hubungan yang signifikan pada faktor kontrol diri terhadap motivasi untuk berhenti merokok dengan nilai p= 0,020. Sedangkan faktor lain tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi berhenti merokok.

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kontrol diri terhadap motviasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin UMY angkatan 2015. Peneliti berharap pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini agar lebih efektif kedepannya.


(14)

xii

Hafidz Ardita (2016) Factors that Influencing the Motivation to Quit Smoking in Students of Mechanical Engineering year 2015 at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lecturer :

Dianita Sugiyo, Ns., MHID

ABSTRACT

Background : Ministry of Healthy of Republic of Indonesia in 2011 reported almost 6 million people per yearare smokers, which are 5 million people are active smokers and ex-active smokers, 600.000 people is pasive smokers. Diseases that caused died bcause cigarretes are cancer, heart disease, lungs, and stroke. Motivation is the important things to quit smoking. There are two factors that affect motivation to quit smoking, they are intrinsic and extrinsic.

Pursposed : The purpose of this research is to know what factors that motivating the students of Mechanical Engineering year 2015 in Muhammadiyah Yogyakarta University.

Method : This research is a quantitative. Non experimental by using

Cross Sectional method. The research is done in August 2016 with 54 correspondences.

Result : Analysis result of Chi Square test showed that there is a significance relation between self control and motivation to cessation smoked with value p= 0,020. Whereas, another factors are not influencing.

Conclusion : There is a significance relation between self control and motivation to cessation smoked of students in Mechanical Engineering year 2015 in Muhammadiyah Yogyakarta University.

Key Words : Factors that Influencing Motivation, Motivation to Quit Smoking.


(15)

1

Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Rokok merupakan hasil dari olahan tembakau yang terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman

Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar, dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama yang ditimbulkan rokok adalah adanya peningkatan prevalensi perokok yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

Berdasarkan prevalensi, jumlah perokok di dunia mencapai lebih dari 1 miliar orang terdiri dari 800 juta pria dan 200 juta perempuan (Ericksen, 2012). Sebanyak 4,8% dari 1,3 miliar perokok dunia ada di Indonesia. Sehingga Indonesia menduduki urutan ke-3 jumlah perokok terbesar dunia setelah India dan Cina, sedangkan menurut Global Adult Tobacco Survey

(GATS, 2015) laki laki Indonesia menduduki rangking pertama di dunia dengan prevalensi 67%, diikuti Rusia dengan 61%. Perilaku merokok penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan sejak 2007, bahkan terjadi peningkatan dari 34,2% menjadi 36,3%, dan sebanyak 64,9% di antaranya adalah laki-laki dan 2,1%


(16)

perempuan (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki persentasi perokok aktif dengan usia penduduk di atas 10 tahun sebesar 21,2%.

Rokok telah membunuh setengah dari penggunanya, hampir 6 juta orang per tahun, di antaranya 5 juta orang perokok dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok yang terpapar asap rokok (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Umumnya perokok aktif maupun pasif tidak menyadari bahwa di dalam sebatang rokok terdapat ribuan senyawa kimia, yang 43 di antaranya merupakan zat karsinogenik (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Tembakau yang merupakan bahan dasar dari rokok memiliki 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (Ericsen, 2012). Oleh karena kandungan kandungan tersebut merokok dapat menyebabkan berbagai efek jangka pendek seperti sesak nafas maupun jangka panjang seperti kanker paru paru (Lampaha & Nurjanah, 2014).

Al-qur’an juga menjelaskan tentang bahaya merokok, di dalam surat Al-Baqarah (2:195) yang Artinya :

Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) karena (menegakan) agama Allah, dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan (dengan bersikap bakhil) dan baikilah (dengan sebaik-baiknya segala usaha dan) perbuatan kamu karena sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya”.


(17)

Dari surah Al-Baqarah (2:195) dapat disimpulkan bahwa orang yang merokok menyalahgunakan uang yang dimiliki untuk suatu hal yang memberikan dampak buruk yang dapat menyebabkan berbagai penyakit bahkan kematian pada dirinya sendiri dan seharusnya uang tersebut dapat digunakan untuk hal yang lebih baik.

“Rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin.” Pesan ini tertera dalam setiap bungkus rokok yang ada di Indonesia. Setiap perokok, sebelum mengambil dari bungkus rokok dan menghisapnya akan membaca tulisan tersebut (Widati, 2013). Selain menyebabkan penyakit, rokok juga menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, penyebab kematian para perokok yang paling sering dijumpai adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke

(Ericsen, 2012).

Melihat dari efek efeknya yang begitu banyak terhadap kesehatan, tidak mengherankan jika 70% perokok ingin berhenti merokok (Williams, Herzogb, & Simmonsc, 2011). Berhenti merokok dipengaruhi oleh niat dan motivasi. Motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang (Ayu, 2014). Faktor faktor yang mempengaruhi motivasi untuk berhenti merokok ada dua yaitu faktor intrinsik meliputi usia, pengetahuan, nilai dan persepsi, pengalaman, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, orang terdekat (keluarga), ekonomi (Marquis dan Huston, 2000 dalam Barus, 2012).


(18)

Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada November 2015 peneliti telah mendapatkan data bahwa masih banyak mahasiswa yang merokok di lingkungan Fakultas Teknik Mesin angkatan 2015, meskipun di depan pintu masuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdapat tulisan “kawasan bebas asap rokok” pada kenyataannya masih banyak dari mahasiswa yang mengkonsumsi rokok. Selain itu Peraturan Pemerintahan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid, mengeluarkan fatwa bahwa merokok hukumnya haram, karena rokok lebih banyak mudaratnya daripada keuntungannya (Ilyas. 2010). Berdasarkan uraian diatas maka kita perlu mengetahui faktor-faktor yang memotivasi mahasiswa untuk berhenti merokok, agar baik institusi terkait maupun mahasiswa dapat merencanakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah merokok. Dari hasil studi pendahuluan, peneliti mendapatkan 107 perokok aktif dari 210 siswa di Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015 dikarenakan masih banyaknya perilaku merokok di kalangan mahasiswa teknik mesin.


(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan penelitian dalam penelitian ini adalah “Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa Teknik Mesin UMY angkatan 2015 dalam bentuk frekuensi dan persentasi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor yang paling dominan memotivasi mahasiswa Teknik Mesin UMY berhenti merokok.

b. Mengetahui hubungan antara usia, masalah kesehatan, self control, pengetahuan, immediate respond dan pengaruh sosial dan lingkungan terhadap motivasi berhenti merokok mahasiswa teknik mesin UMY angkatan 2015 .

c. Mengetahui nilai probabilitas faktor usia, masalah kesehatan,

self control, pengetahuan, immediate respond dan pengaruh sosial dan lingkungan dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa teknik mesin UMY angkatan 2015.


(20)

D. Manfaat Penelitian 1. Untuk peneliti.

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah, memperluas dan mengembangkan pengetahuan khususnya faktor faktor yang memotivasi untuk berhenti merokok.

2. Untuk instansi terkait

Dengan penelitian ini diharapkan instansi terkait dapat mengetahui faktor faktor yang memotivasi mahasiswa untuk berhenti merokok. Sehingga instansi terkait dapat mengatasi masalah perokok di lingkungannya.

3. Untuk Mahasiswa

Dengan penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk meninggalkan kebiasaan merokok baik di kampus maupun di luar kampus.

E. Keaslian Penelitian

1. Ayu Z.W.2014. Tingkat Ketergantungan Merokok dan Motivasi Berhenti Merokok pada Pegawai FKG USU dan Supir Angkot di-Medan. Penelitian ini berlokasi di Medan dan bersifat deskriptif. Hasil yang di dapatkan dalam penelitian ini yaitu Pada perokok perubahan kondisi rongga mulut yang paling banyak ditemukan adalah stain gigi (89,6%) dan melanosis perokok (88%). Kategori tingkat ketergantungan merokok pada pegawai adalah sedang (50%) sampai rendah (44,1%), sedangkan pada supir angkot berada pada kategori


(21)

sedang (72,5%) sampai tinggi (15,4%). Kategori tingkat motivasi berhenti merokok pada pegawai berada pada kategori tinggi (44,1%) sampai sedang (44,1%), sebaliknya pada supir angkot berada pada kategori sedang (62,6%) sampai rendah (23,1%). Faktor yang mempengaruhi motivasi perokok untuk berhenti merokok adalah harga rokok (95%), dorongan keluarga (85%), kesehatan umum (74,2%). Nasehat dokter gigi hanya mempengaruhi sebanyak 13,3%. Pada mantan perokok faktor yang mempengaruhi berhenti merokok adalah kesehatan umum (80%) dan keimanana (20%). Persamaan penelitian yaitu pada faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok, sifat penelitian yaitu deskriptif. Perbedaan pada penelitian yang pertama terdapat pada tempat penelitian berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang kedua yaitu waktu pada tahun 2014 dan 2015. Yang ketiga adalah sampel yang digunakan, peneliti menggunakan sampel mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Rosemary, R. Antara Motivasi dan Tantangan Berhenti Merokok (Studi kasus mahasiswa Banda Aceh). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan berlokasi di Banda Aceh. Hasil yang didapatkan dalam studi ini adalah banyak remaja berhenti merokok akibat efek buruk kesehatan yang akan di derita jika masih merokok, yang kedua adalah dari segi ekonomi yaitu mahalnya harga rokok, sehingga remaja memilih untuk berhenti merokok. Perbedaan penelitian yang


(22)

dilakukan oleh peneliti dengan peneliti sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya adalah penelitian kualitatif sedangkan peneliti menggunakan metode kuantitatif, kemudian lokasi penelitian yang digunakan, peneliti sebelumnya berada di Banda Aceh sedangkan peneliti di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Perbedaan selanjutnya ada di instrumen yang digunakan, peneliti sebelumnya menggunakan FGD sebagai istrumen sedangkan peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen, perbedaan selanjutnya terletak pada waktu yaitu tahun 2009 dan 2016. Persamaan dari kedua penelitian adalah pada sampel yaitu pada remaja, kemudian kedua penelitian meneliti motivasi berhenti merokok.


(23)

9

Motivasi pada dasarnya dapat bersumber pada diri seseorang (motivasi intrinsik) dan dapat pula bersumber dari luar diri seseorang (motivasi ekstrinsik). Berdasarkan intrinsic-extrinsic model Curry et,al (1990) dalam Pokhrel (2015) mengemukakan, terdapat empat faktor yang mendasari seseorang untuk berhenti merokok. Faktor tersebut meliputi health concerns dan self-control sebagai dimensi motivasi intrinsik serta

immediate reinforcement dan social influence sebagai dimensi motivasi ekstrinsik.

Marquis dan Huston (2000) dalam Barus (2012) juga mengemukakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi menjadi dua yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi usia, pengetahuan, nilai dan persepsi, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, orang terdekat (keluarga), ekonomi.

1. Dimensi Motivasi Intrinsik

a. Masalah Kesehatan (Health Concerns)

Winuri (2011); Jiang, Marshall, Fong, & Li (2010) menyebutkan bahwa keberhasilan seseorang dalam program berhenti merokok adalah motivasi kesehatan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Borland, Ron (2010) menyatakan bahwa ketakutan atas masalah kesehatan mendatang dan gangguan


(24)

kesehatan akibat rokok merupakan pendukung motivasi seseorang untuk berhenti merokok. Menurut Fathelrahman et al. (2009), respon kognitif dan perilaku seseorang terhadap peringatan mengenai masalah kesehatan adalah prediktor bermakna untuk niat berhenti merokok dan merangsang perubahan perilaku merokok. Chang et al. (2009) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peringatan akan masalah kesehatan dengan keinginan berhenti merokok. Responden pada penelitian ini menunjukkan keinginan untu berhenti merokok setelah menerima saran dari pelayanan kesehatan akibat dampak kesehatan mereka yang akan memburuk dan merasakan kerugian sosial ekonomi yang disebabkan oleh rokok.

b. Self-Control (Kontrol Diri)

Self-control oleh Chaplin (2006) didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri, atau dalam arti lain yaitu kemampuan untuk menekan atau menghambat dorongan yang ada. Muraven & Baumeister (2000) mendefinisikan self-control sebagai kemampuan kontrol atas diri, oleh diri sendiri. Artinya, self-control terjadi ketika seseorang (atau organisme lain) mencoba untuk mengubah cara bagaimana dirinya akan berpikir, merasa, atau berperilaku. Self-control dirancang untuk memaksimalkan kepentingan individu dalam jangka panjang.


(25)

Seseorang melakukan self-control ketika berhadapan dengan sebuah aturan atau keinginan yang dapat menunda suatu kepuasan (Muraven & Baumeister, 2000).

Self-control juga merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya, termasuk juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan adanya self-control, individu mampu menampilkan diri dan melakukan sosialisasi, mengendalikan perilaku, melakukan kecenderungan untuk menarik perhatian, memiliki keinginan mengubah perilaku agar sesuai dengan orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (Ghufron & Risnawita, 2010)

Proses self-control mempengaruhi keputusan individu untuk mengelola perilaku kesehatannya. de Ridder & de Wit (2008) mengemukakan bahwa self-control termasuk faktor yang berperan dalam proteksi/perlindungan individu untuk menghindari penggunaan zat-zat berbahaya, termasuk tembakau. Runtuhaku dkk (2015) dalam penelitian cross-sectional-nya pada remaja di SMKN 1 Bitungmenyebutkan bahwa semakin tinggi self-control pada remaja semakin rendah perilaku merokoknya. Sebaliknya, semakin rendah self-control semakin tinggi perilaku merokoknya.Hal serupa juga disampaikan oleh Ulhaq dan Komolohadi (2008). Pada


(26)

penelitiannya yang melibatkan 95 siswa dan siswi di SMAN 1 Parakan, Ulhaq dan Komolohadi menyampaikan bahwa self-control memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok dengan kekuatan hubungan bersifat negatif.

Dalam aktivitas konseling psikologi, strategi self-control dapat diterapkan untuk mengurangi perilaku merokok pada individu. Seperti yang dilakukan pada penelitian kualitatif oleh Ananda dkk (2013) pada siswa SMK Negeri 1 Natar. Hasil penelitan tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dapat dikurangi dengan menggunakan pendekatan konseling behavioral strategi self-control, di mana terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kebiasaan merokok siswa sebelum dan sesudah diberikan strategi self-control. Perubahan perilaku merokok setelah pelatihan

self-control juga disampaikan oleh Janah (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan self-control efektif mengurangi perilaku merokok pada kelompok individu dengan perilaku merokok rendah dan sedang. Akan tetapi, jika diterapkan pada kelompok dengan perilaku merokok tinggi, pelatihan self-control

tidak diperoleh hasil yang efektif.

c. Usia (Remaja)

Remaja adalah masa transisi dari masa anak anak menuju dewasa, usia yang dikategorikan remaja adalah 10-19 tahun (WHO,


(27)

2015). Menurut Azizah (2013) salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah usia remaja. Fase remaja berkaitan dengan pencarian jati diri dan remaja menjadikan perilaku merokok menjadi sebuah simbol dari kekuatan. Rasa ingin tahu merupakan salah satu pendorong seorang remaja melakukan eksperimen untuk mencoba merokok.

Penelitian yang dilakukan oleh Rosemary (2013) menyebutkan bahwa mayoritas remaja mulai merokok pada usia 10 tahun keatas, namun usia tidaklah beridiri sendiri. Ada faktor pendorong lain yang mempengaruhi hal tersebut yaitu adanya faktor lingkungan dan keluarga yang mayoritas adalah perokok serta teman sebaya yang membujuk untuk merokok.

d. Pengetahuan

Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada seseuatu yang diketahui berdasarkan stimulus yang diberikan, dengan adanya stimulus maka seseorang akan mengetahui atau memiliki pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan tentang rokok adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang tentang zat zat yang dikandung oleh rokok, penyakit yang disebabkan oleh rokok, disebabkan oleh perilaku merokok dan pengetahuan umum seputar rokok seperti akibat merokok pada


(28)

wanita hamil, remaja, orang dewasa serta perokok pasif (Rosaria, 2014).Rosaria (2014) juga menjelaskan tentang bahaya merokok pada perokok aktif dan pasif yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker paru paru, bronkitis kronis, gangguan pernafasan.

Didalam sebuah penelitian di Makassar pada remaja usia 10 – 24 tahun menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu karakteristik yang dianggap berhubungan secara signifikan dengan beberapa perilaku berisiko termasuk perilaku merokok (Hidayaningsih et al, 2011). Berbeda dengan penelitian Utami dan Winarno menunjukkan ada 6 hubungan yang searah dan signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang bahaya merokok. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan hasil yang positif antara usia dengan perilaku merokok. Sehingga dalam penelitian ditemukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap penolakan terhadap perilaku merokok (Wismanto dan Sarwo, 2007 dalam Azizah, 2013).

2. Dimensi Motivasi Ekstrinsik

a. Immediate Response (Penguatan Segera)

Dalam penelitian Rosemary (2013) yang menyatakan bahwa enam dari 31 responden penelitian mengungkapkan alasan finansial sebagai motivasi berhenti merokok. Mereka mengakui bahwa anggaran untuk membeli rokok mengurangi anggaran yang


(29)

seharusnya mereka gunakan untuk kebutuhan lainnya, misalkan makan, transportasi, buku dan lain-lain. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2013), untuk memotiavasi perokok supaya berhasil berhenti merokok, ditekankan pada keuntungan langsung yang akan di dapatkan. Misalnya dalam hal ekonomi, berhenti merokok dapat menurunkan pengeluaran uang ataupun juga dapat dialokasikan kepada kebutuhan yang lain. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rosdiana (2015) menyatakan sebagian besar motivasi seorang perokok untuk berhenti merokok adalah ingin menghemat uangnya. Buczkowski (2014) juga menambahkan tingginya biaya merokok meningkatkan motivasi perokok untuk menghentikan perilaku merokok. Responden dalam penelitian ini mengatakan bahwa “rokok itu tergolong mahal dan itu membuat saya berfikir bahwa saya harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli rokok setiap tahunnya”. Menaikan harga dan pajak tembakau merupakan salah satu langkah yang di ambil banyak negara untuk mengurangi dan menekan angka konsumsi tembakau (GATS, 2015). Perilaku merokok kebanyakan dilakukan oleh para buruh, nelayan atau petani dimana tingkat ekonomi mereka adalah menengah dan kebawah (RISKESDAS, 2013).

Selain dampak terhadap ekonomi rokok juga memiliki pengaruh buruk untuk kesehatan, menurut Badan Pengawas Obat


(30)

dan Makanan (Badan POM, 2014) menjelaskan bahwa rokok memiliki efek jangka pendek yang meliputi rambut , mulut dan baju berbau rokok, kekurangan oksigen ke otak dan paru-paru serta peningkatan tekanan darah dan efek jangka panjang seperti risiko kematian karena penyakit kardiovaskuler meningkat sebanyak 2-3 kali daripada non perokok, keganasan (kanker), infeksi saluran pernafasan dan lain lain.

b. Social Influence (Pengaruh Sosial) dan Lingkungan

Menurut Pokhrel (2015), pengaruh sosial dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok dapat datang dari orang tua, saudara, pasangan dan lingkungan.

Dukungan dan sikap orang tua sangat berperan dalam penghentian merokok oleh remaja (Tworek et al., 2014). Dalam penelitan yang dilakukan oleh Kumalasari (2013) menyatakan bahwa keluarga merupakan prediktor terkuat yang mempengaruhi niat untuk berhenti merokok pada perokok Korea-Amerika. Hal ini didukung oleh penelitian Rosemary (2013) yang mengutip sebuah penelitian tentang studi kualitatif terapi berhenti merokok, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keputusan berhenti merokok dipengaruhi oleh tiga faktor dan salah satunya adalah faktor keluarga. Buczkowski (2014) juga mendukung ketiga pernyataan diatas dengan adanya kehamilan, menyusui dan anak


(31)

kecil di rumah, akan meningkatkan motivasi perokok untuk menghentikan perilaku merokoknya demi keluarganya.

Kebiasaan merokok didalam keluarga biasanya diwariskan secara turun temurun diperparah dengan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh para perokok menjustifikasi perilaku merokok seseorang (Rosemary,2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Johnston et al (2012) yang menyatakan bahwa, keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok. Kebebasan yang diberikan oleh orang tua kepada anak seperti memfasilitasi penggunaan tembakau menjadi pengaruh yang besar untuk seseorang untuk menajdi seorang perokok. Orang tua merupakan role model bagi anak di keluarga.

Anak akan dipengaruhi oleh saudara, kakak, orang tua untuk mencoba merokok disamping juga adanya fasilitas dari orang tua untuk menggunakan tembakau. Hal lain yang dapat membuat seseorang tetap merokok adalah kurangnya dukungan keluarga dalam memberikan motivasi untuk berhenti merokok (Joshi et al,

2010). Seorang perokok wanita memilih tetap merokok meskipun mereka sudah mencoba untuk berhenti merokok, namun ia mengaku pernah berhenti merokok dua kali yaitu saat dua kali kehamilan (Buczkowski, 2014).


(32)

Selain penagruh keluarga, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perokok di Korea-Amerika didapatkan fakta bahwa, responden berhenti merokok karena pasangannya yang menyuruhnya berhenti merokok. Kehamilan merupakan salah satu faktor seorang perokok wanita mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan merokoknya. Hal ini dikarenakan mereka mengetahui resiko yang dapat terjadi kepada janin dalam kandungan mereka.

Faktor lingkungan juga diduga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi remaja dalam berhenti merokok bahkan dengan adanya larangan merokok dan pemberitahuan bahaya merokok membuat seseorang mengurangi dalam merokok. Didalam penelitian yang dilakukan oeh Rosemary (2013) menyatakan bahwa selain faktor adiktif dalam rokok, kebiasaan merokok dikalangan mahasiswa dipicu oleh kondisi lingkungan mayoritas mereka, dimana rata rata adalah seorang perokok. Hal tersebut membuat dapat membuat seseorang ingin merasakan merokok dan terus merokok saat mulai kecanduan.

Didukung oleh penelitian Buczkowski (2014) yang menyebutkan bahwa motivasi berhenti merokok muncul akibat larangan merokok baik dirumah ataupun di tempat kerja, oleh sebab itu perokok berusaha untuk mengurangi bahkan menghilangkan perilaku merokoknya. Banyaknya tempat kerja


(33)

yang memiliki ketentuan untuk tidak merokok, juga mempengaruhi seseorang untuk berusaha mengurangi jumlah batang rokok yang di konsumsi.

Penelitian Olomofe dan Akinyandenu (2012) menyatakan bahwa lingkungan pesta merupakan sebuah faktor yang kuat untuk mempengaruhi seseorang merokok. Hal ini dikaitkan dengan pengaruh teman ketika berada di lingkungan pesta. Azizah (2013) menambahkan adanya ajakan merokok dari teman sebaya merupakan sebuah prediktor yang membuat seseorang berniat untuk merokok dan meminum alkohol kedepannya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kumalasari (2013) menyatakan bahwa dukungan ustad tidaklah valid untuk memotivasi santri untuk berhenti merokok. Hal tersebut disebabkan karena seharusnya ustad menjadi role model di lingkungan pesantren yang notabennya tidak memberikan contoh dalam hal merokok.


(34)

B. Kerangka Konsep

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti Dimensi Motivasi

Ekstrinsik 1. Penguatan

Segera 2. Pengaruh

Sosial dan Lingkungan Dimensi Motivasi Intrinsik

1. Masalah Kesehatan 2. Kontrol Diri 3. Usia

4. Pengetahuan

Motivasi untuk berhenti merokok


(35)

21

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dengan jenis penelitian non eksperimental. Metode yang digunakan adalah metode regresi ganda dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu waktu pengukuran data atau variabel dilakukan hanya satu kali di satu saat (Nursalam, 2013).

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa perokok aktif di Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yoyakarta Angkatan 2015 yang berjumlah 107 orang.

2. Sampel Penelitian

Jumlah sampel pada penelitian ini diambil sebanyak 50% dari populasi penelitian yaitu 54 orang, karena populasinya terhitung sedikit yaitu 107 orang (Arikunto, 2010). Sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel ditentukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2013).


(36)

a. Kriteria Inklusi

1) Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2015. 2) Perokok aktif.

3) Mahasiswa yang memiliki keinginan untuk berhenti merokok.

4) Bersedia menjadi responden penelitian dan dapat bekerjasama dalam penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

Responden yang mengundurkan diri di tengah waktu penelitian.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2016. D. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependent

Variabel Dependent di dalam penelitian ini adalah motivasi berhenti merokok.

2. Variabel Independent di dalam penelitian ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok.


(37)

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Motivasi

berhenti merokok

Sebuah motif subjektik atau keinginan untuk berhenti dari perilaku merokok yang dirasakan saat penelitian ini sedang berlangsung Kuesion er Ya Tidak Nomin al Masalah Kesehatan

Persepsi akan adanya masalah kesehatan dan kerugian yang didapat tubuh yang timbul akibat konsumsi rokok dalam jangka waktu tertentu.

Kuesion er

Tinggi jika skor

masalah kesehatan > nilai median Rendah jika dibawah nilai median

Ordinal

Kontrol Diri

Sebuah persepsi

diwujudkan dalam bentuk tindakan dalam mengontrol diri untuk berhenti merokok dikarenakan adanya

pembanding untuk

memberikan manfaat yang lain di dirinya.

Kuesion er

Tinggi jika skor Kontrol diri > nilai median Rendah jika dibawah nilai median

Ordinal

Usia Lama hidup yang

dihubungkan dengan karakteristik seseorang

seseuai tingkat

perkembangan Kuesion er demogra fi 10-19 tahun ≥ 20 tahun

Ordinal

Pengetahua n

Kumpulan informasi yang dimiliki responden mengenai rokok, kandungan rokok, masalah kesehatan yang disebabkan oleh rokok, regulasi mengenai konsumsi rokok di area kamus, dan efek adiksi rokok.

Kuesion er

Tinggi jika skor

pengetahuan > nilai median Rendah jika dibawah nilai median

Ordinal

Penguatan Segera

a. Sebuah tindakan dalam bentuk respon seseorang yang muncul segera setelah keinginan untuk berhenti merokok timbul yang memicu kejadian perilaku

Kuesion er

Tinggi jika skor respon segera> nilai median Rendah jika dibawah


(38)

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala tertentu. Hal ini dapat

berhubungan dengan tindakan yang berhubungan dengan penampilan, barang, dan ekonomi.

nilai median

Pengaruh Sosial dan Lingkungan

b. Adanya pengaruh atau dorongan untuk berhenti merokok yang timbul dari orang tua, saudara, pasangan dan lingkungan sekitar.

Kuesion er

Tinggi jika skor

pengaruh sosial> nilai median Rendah jika dibawah nilai median

Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Kueisoner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kueisoner adaptasi dari berbagai sumber kemudian dipilih sesuai kebutuhan penelitian. Sumber sumber yang digunakan oleh peneliti adalah ARFQ (Myers, 2008) dan kuesioner dalam penelitian Ayu Z.W. (2014). Kuesioner ini memiliki 2 domain yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Domain intrinsik memiliki 4 sub domain dan ekstrinsik memiliki 2 sub domain. Skala yang digunakan untuk penilaian kueisoner adalah skalaGuttman dengan data ordinal.


(39)

Tabel 3.2 Kisi Kisi Kuesioner Sub

Pernyataan

Item Pernyataan

Keterangan Item Jawaban Penilaian

Motivasi berhenti merokok

1 Menunjukkan adanya keinginan untuk berhenti merokok saat dilakukan penelitian ini a. Ya b. Tidak 1 0 Masalah Kesehatan

7 Pernyatan ingin berhenti merokok karena merasakan gejala fisik yang telah terjadi

a. Ya b. Tidak

1 0 11 Pernyatan ingin berhenti

merokok karena dapat menggambarkan efek merokok terhadap tubuh 14 Pernyatan ingin berhenti

merokok karena mengetahui kejadian mortalitas akibat rokok 19 Pernyatan ingin berhenti

merokok karena tahu dampak rokok dapat memperendek usia

Kontrol Diri 2 Pernyatan ingin berhenti merokok karena ingin menunjukkan kepada diri sendiri tentang suatu tekad untuk berubah

a. Ya b. Tidak

1 0

8 Menyatakan kesukaan terhadap perubahan diri yang terjadi

12 Pernyatan ingin berhenti merokok agar merasakan adanya kontrol terhadap diri

15 Pernyatan ingin berhenti merokok karena agar dapat membuktikan mengenai keinginan untuk mencapai sesuatu

20 Pernyatan ingin berhenti merokok karena ingin membuktikan diri mengenai perubahan dalam tingkat kecanduan rokok

Pengetahuan 3 Pernyatan ingin berhenti merokok karenatahu kandungan berbahaya


(40)

Sub Pernyataan

Item Pernyataan

Keterangan Item Jawaban Penilaian

rokok b. Tidak 0

16 Pernyatan ingin berhenti merokok karena tahu efek negatif terhadap perokok pasif

21 Pernyatan ingin berhenti merokok karena tahu peraturan pemerintah mengenai larangan merokok di tempat umum Penguatan

Segera

4 Pernyatan ingin berhenti merokok karena ingin menghindari bau rokok di tubuh dan pakaian

a. Ya b. Tidak

1 0 6 Pernyatan ingin berhenti

merokok karena ingin menghindari efek boros rokok terhadap diri

9 Pernyatan ingin berhenti merokok karena ingin menghindari segera efek buruk rokok terhadap pakaian dan perabotan rumah

17 Pernyatan ingin berhenti merokok karena keinginan untuk menabung dari uang membeli rokok

22 Pernyatan ingin berhenti merokok karena ingin meghindari kegiatan membersihkan sisa rokok dan bau rokok di rumah atau kamar

Pengaruh Sosial dan Lingkungan

5 Pernyataan ingin berhenti merokok karena ingin menghindari omelan keluarga dan kerabat

a. Ya b. Tidak

1 0 10 Pernyataan ingin berhenti

merokok karena ancaman orang lain

13 Pernyataan ingin berhenti merokok karena hadiah yang ditawarkan orang terdekat


(41)

Sub Pernyataan

Item Pernyataan

Keterangan Item Jawaban Penilaian

18 Pernyataan ingin berhenti merokok karena tidak ingin membuat sedih orang terdekat

23 Pernyataan ingin berhenti

merokok agar

mendapatkan uang dari keluarga

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer dikumpulkan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan yang disusun secara tertutup yang diperoleh dari hasil mengisi kuesioner.

Untuk memperoleh proses penilaian, peneliti menyajikan rangkaian kegiatan selama proses penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Melakukan survey pendahuluan

Pada tahapan ini peneliti melakukan studi pendahuluan dengan memberikan kuesioner sebanyak 210 kopi kepada 210 mahasiswa teknik mesin UMY dan didapatkan 107 mahasiswa perokok aktif. b. Menyelesaikan proposal penelitian

Pada tahap ini peneliti menyelesaikan penyusunan BAB 1 BAB 2 dan BAB 3, dan kemudian melakukan seminar Proposal.


(42)

c. Melakukan uji validitas dan reliabilitas

Pada tahap ini peneliti mengambil 30 responden dari program studi teknik elektro yang memiliki kriteria yang mirip dengan teknik mesin. Setelah selesai peneliti melakukan uji melewati software

SPSS 15.

d. Melakukan uji etik penelitian

Pada proses ini peneliti melakukan uji etik di FKIK UMY dan menunggu surat kelayakan etik selama 1 bulan.

2. Tahap pelaksanaan

a. Responden mengisi informed consent

Pada proses ini peneliti meminta persetujuan mahasiswa untuk menjadi responden penelitian dengan memberi check list dalam kolom persetujuan pada kuesioner online.

b. Proses penelitian

Pada proses ini peneliti membuat kuesioner secara online melalui

googleform. Setelah selesai pembuatan kuesioner tersebut, peneliti menyebar kuisioner melewati media sosial, yaitu LINE yang dibantu oleh asisten penelitian. Asisten penelitian yang membantu peneliti merupakan mahasiswa program studi teknik mesin angaktan 2015. Setelah kuesioner disebarkan, peneliti memberi informasi kepada asisten penelitian bahwa proses pengisian kuesioner diberikan waktu 4 hari. Setiap hari peneliti memonitor kuesioner online tersebut, apabila jumlah responden yang telah


(43)

ditentukan yaitu sebanyak 54 orang belum tercapai, peneliti kembali menyebarkannya melewati asisten yang berbeda. Pada proses penelitian, peneliti sudah mendapatkan jumlah responden sebanyak 55 orang dalam waktu 4 hari, tetapi peneliti hanya mengmbil 54 orang sesuai dengan jumlah responden yang peneliti rencanakan di awal, sehingga link kuesioner peneliti tutup dan tidak bisa menerima pengisian kuesioner kembali.

c. Peneliti mengumpulkan kuesioner dan melakukan analisa dari hasil yang telah didapatkan dari kueisoner tersebut.

Dalam proses ini peneliti mengambil data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Setelah itu peneliti melakukan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS 15.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti pada instrumen faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok menggunakan

Pearson Product Moment Correlation. Nilai validitas yang digunakan adalah ≥ 0,3610 (Arikunto, 2010).

Pada penelitian ini, isntrument faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok telah diujikan pada 30 responden yang memiliki kriteria yang sama di Program Studi Teknik Elktro angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dari hasil uji validitas


(44)

yang telah di lakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa seluruh pertanyaan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada instrumen faktor faktor yang mempengaruhi motivasi merokok menggunakan rumus Cronbach Alpha. Instrumen dikatakan reliable jika nilai ≥ 0,6 (Arikunto,2010). Pada penelitian ini instrumen faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok diujikan kepada 30 responden yang memeiliki kriteria inklusi yang sama di Program Studi Teknik Elektro angkatan 2015. Hasil dari uji Reliabilitas didapatkan hasil 0,954, yang artinya instrumen yang digunakan oleh peneliti reliabel.

I. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2007) pengolahan data adalah cara untuk mengolah data agar dapat disimpulkan dan ditransformasikan menjadi sebuah informasi. Dimana sebelum pengolahan data ini diperlukan analisa data terlebih dahulu. Tahap pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing

Editing merupakan usaha untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah data terkumpul.


(45)

b. Coding

Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini digunakan apabila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer.

c. Data Entry

Data Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah

decoding kedalam master tabel atau databese komputer, kemudian membuat tabel kontingensi.

2. Analisis Data

Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data menggunakan bantuan program komputer. Penelitian ini menggunakan analisa data :

a. Univariat

Analisa univariat digunakan untuk menganalisis data karakteristik demografi responden yang akan ditampilkan dengan persentasi dan frekuensi (Notoadmodjo, 2010).

b. Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa bivariat digunakan peneliti untuk mencari adanya hubungan antar faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2015. Peneliti menggunakan analisis hipotesis komparatif asosiasi dengan uji Chi Square. Syarat menggunakan


(46)

uji Chi Square adalah tabel yang digunakan 2x2, kategori data nominal atau ordinal dan nilai Expected Count > 5. Hasil analisis uji Chi Square jika p < 0,05 maka terdapat hubungan antara variabel yang di uji.

c. Multivariat

Analisa multivariat digunakan untuk menghubungkan antara faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan 2015. Analisa ini digunakan untuk mencari faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa teknik mesin angkatan 2015. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik karena variabel terikatnya adalah variabel kategorik dikotom. Variabel yang dimasukkan ke dalam analisis regresi logistik adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p < 0,25 (Dahlan, 2013).

Untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok serta kekuatan hubungannya, peneliti akan melihat nilai Odd Ratio (OR). Bila nilai OR = 1 maka nilai probabilitas = 50%, bila nilai OR = 2 maka nilai probabilitas = 66,6%, bila nilai OR = 3 maka nilai probabilitasnya = 75%, dan apabila nilai OR= 3,55 maka nilai probabilitasnya = 78%. Kemudian setelah mendapatkan nilai OR peneliti akan tahu


(47)

variabel mana yang paling tinggi probabilitasnya (kemungkinan) dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok (Dahlan, 2013). J. Etika Penelitian

Nursalam (2013) menyatakan bahwa dalam penelitian harus memperhatikan prinsip-prinsip etik. Peneliti telah melakukan uji etik sebelum melakukan penelitian kepada responden yang telah ditentukan dengan nomor etik 291/EP-FKIK-UMY/VIII/2016. Prinsip-prinsip etik tersebut antara lain :

1. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity).

Dalam hal ini, yang termasuk dalam prinsip menghargai hak asasi manusia adalah informed consent atau lembar persetujuan. Informed consent merupakan suatu lembar persetujuan yang diberikan peneliti kepada responden untuk menjelaskan maksud, tujuan dan dampak dari penelitianyang dilakukan.

2. Prinsip keadilan (right to justice).

Prinsip keadilan dalam penelitian adalah confidentiality atau menjaga rahasia. Sebuah penelitian harus menjunjung kerahasiaan data yang diperoleh dari responden dan menggunakan data sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3. Prinsip manfaat.

Penelitian yang dilakukan harus memberikan manfaat sebanyak mungkin tanpa memberikan kerugian dan penderitaan pada subjek yang diteliti


(48)

34 1. Distribusi Jawaban Responden

a. Pertanyaan mengenai masalah kesehatan

Diagram 4.1 Distribusi jawaban responden mengenai masalah kesehatan

Dari hasil kuesioner mengenai masalah kesehatan didapatkan hasil bahwa 88,9% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 7 megenai adanya gejala fisik yang diakibatkan oleh rokok yang mulai menyerang responden. Sebanyak 77,8% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 11 mengenai kemampuan responden untuk menggambarkan secara grafis efek merokok pada tubuh responden. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 14 mengenai bahaya merokok yang telah terlihat secara nyata pada kehidupan

0 10 20 30 40 50 60

Pernyataan 7 Pernyataan 11 Pernyataan 14 Pernyataan 19

Benar


(49)

orang lain sebanyak 79,6%. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 19 mengenai kekhawatiran responden bahwa merokok dapat memperpendek umurnya sebanyak 87%.

b. Pertanyaan mengenai kontrol diri

Diagram 4.2 Distribusi jawaban responden mengenai kontrol diri

Dari hasil kuesioner mengenai kontrol diri mahasiswa didapatkan hasil bahwa 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 2 mengenai keinginan responden untuk menujukkan padanya dirinya sendiri bahwa responden mampu dan bisa untuk berhenti mereokok. Sebanyak 87% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 8 tentang perasaan responden jika responden mampu untuk berhenti meorkok. Responden yang menjawab benar pada pernyataan nomor 12 bahwa responden merasakan ada kontrol diri didalam diri mereka sebanyak 88,9%. Sebanyak 88,9% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 15 bahwa responden akan merasa bahwa responden

0 10 20 30 40 50 60

Pernyataan 2 {ernyataan 8 Pernyataan 12

Pernyataan 15

Pertanyaan 20

Benar


(50)

telah mencapai hal yang penting dalam dirinya dan 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 20 bahwa responden ingin membuktikan bahwa responden tidak kecanduan pada rokok.

c. Pertanyaan mengenai pengetahuan.

Diagram 4.3 Distribusi jawaban responden mengenai pengetahuan

Dari hasil kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang bahaya merokok didapatkan hasil, 98,1% menjawab benar pada pernyataan nomor 3 mengenai rokok yang mengandung zat berbahaya dan lebih dari 40 zat yang dapat memicu kanker, serangan jantung, impotensi, dan stroke. Sebanyak 90,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 16 mengenai bahaya rokok pada perokok pasif dan 68,5% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 21 mengenai pengetahuan responden tentang larang merokok di tempat umum.

0 10 20 30 40 50 60

Pernyatan 3 Pernyataan 16 Pernyataan 21

Benar


(51)

d. Pertanyaan mengenai penguatan segera (immidiate respond)

Diagram 4.4 Distribusi jawaban responden mengenai immediate respond

Dari hasil kuesioner mengenai penguatan segera (immediate respond) terkait dengan ekonomi didapatkan hasil bahwa 88,9% responden menjawab benar pada penyataan nomor 4 tentang alasan responden ingin berhenti merokok supaya rambut dan pakaian responden tidak bau. Sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada penyataan nomor 6 mengenai dampak ekonomi yang lebih boros dirasakan oleh responden. Responden yang menjawab benar pada pernyataan nomor 9 tentang keinginan responden untuk tidak melubangi pakaian, sofa, sprei dan karpet dengan bara api rokoknya sebanyak 88,9%. Sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 17 mengenai keinginan responden untuk menyimpan uang yang biasa dibelikan rokok dan 66,7% responden

0 10 20 30 40 50 60

Pernyataan 4 Pernyataan 6 Pernyataan 9 Pernyataan 17 Pernyataan 22

Series 1


(52)

menjawab benar pada pernyataan nomor 22 tentang responden yang tidak perlu membersihkan abu rokok dikamarnya.

e. Pertanyaan mengenai pengaruh sosial dan lingkungan

Diagram 4.5 Distribusi jawaban responden mengenai pengaruh sosial dan lingkungan

Dari hasil kuesioner mengenai pengaruh sosial dan lingkungan didapatkan hasil bahwa, 81,5% responeden menjawab benar pada pernyataan nomor 5 tentang keinginan responden untuk mengakhiri omelan dari orang tua, saudara dan orang terdekat responden. Sebanyak 54,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 10 tentang pengakuan responden yang pernah mendapatkan peringatan karena perilaku merokoknya. Responden yang menjawab tidak benar pada pernyataan nomor 13 bahwa mereka akan mendapatkan hadiah spesial apabila berhenti merokok seanyak 57,4%. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 18 tentang perasaan orang

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Pernyataan 5 Pernyataan 10

Pernyataan 13

Pernyataan 18

Pertanyaan 23

Benar


(53)

lain yang sedih jika melihat responden masih merokok sebanyak 83,3%, dan 64,8% responden menjawab tidak benar mengenai imbalan berupa uang dari keluarga, teman, kampus jika responden mampu dan bisa berhenti merokok.

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki sebuah slogan yaitu “Kampus Bersih dan Bebas Asap Rokok”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai peguruan tinggi Muhammadiyah telah menetapkan peraturan sesuai dengan fatwa PP Muhammadiyah No 6/SM/MTT/III/2010 tentang hukum rokok yang meyatakan bahwa merokok adalah salah satu perbuatan yang haram. Selain itu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah memberikan amanah kepada seluruh pegawai baik dosen maupun karyawannya untuk mengingatkan mahasiswa yang merokok di areal kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin angkatan 2015. Aktivitas mahasiswa teknik mesin yaitu kuliah dan praktikum. Mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa mahasiswa tidak ada yang berkaitan dengan informasi kesehatan, di program studi ini mahasiswa difokuskan dengan materi yang berhubungan dengan mesin dan cara pembuatan alat atau mesin tersebut. Hal tersebut mengakibatkan mahasiswa program studi teknik mesin tidak mendapatkan informasi secara formal tentang hidup


(54)

sehat. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa teknik mesin angkatan 2015 dengan responden berjumlah 54 mahasiswa.

3. Karakteristik Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini berjumlah 54 orang perokok yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil dari karakteristik responden digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden berdasarkan usia. Berdasakan hasil penelitian karakteristik responden dapat dideskripsikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Karakteristik pesponden penelitian berdasarkan usia. Karakteristik Jumlah Responden Persentase Usia sekarang

a. <20 tahun b. ≥20 tahun

22 32

40,7 59,3

4. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok

Distribusi Frekuensi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah yaitu usia, jenis kelamin, usia mulai merokok, motivasi, perduli dengan masalah kesehatan, kontrol diri, pengetahuan, penguatan segera dan pengaruh sosial dan lingkungan ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.2 Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok.

No. Variabel n %

1. Usia <20 ≥20 22 32 40,7 59,3 2. Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 49 5 90,7 9,3 3. Mulai merokok


(55)

No. Variabel n % 10-13 tahun 14-18 tahun 19 39 22,8 72,2 4. Motivasi Tinggi Rendah 52 2 96,3 3.7 5.

Perduli dengan Masalah Kesehatan Tinggi Rendah 35 19 64,8 35,2 6. Kontrol Diri Tinggi Rendah 39 15 72,2 27,8 7. Pengetahuan Tinggi Rendah 34 20 63,0 37,0 8. Penguatan Segera Tinggi Rendah 32 22 59,3 40,7 9. Sosial Lingkungan Tinggi Rendah 31 23 57,4 42,6 Sumber: Data Primer (2016)

Menurut tabel diatas distribusi usia dikategorikan tinggi sebanyak 32 responden (59,3%), distribusi jenis kelamin dikategorikan tinggi sebanyak 49 responden (90,7%), distribusi usia mulai merokok dikatakan tinggi sebanyak 39 responden (72,8%), distribusi motivasi dikatakan tinggi sebanyak 52 responden (96,3%), distribusi data tentang keperdulian terhadap masalah kesehatan dikatakan tinggi sebanyak 35 responden (64,8%), distribusi data kontrol diri dikatakan tinggi sebanyak 39 responden (72,2%), distribusi data tentang pengetahuan respoden dikatakan tinggi sebanyak 34 responden (63%), distribusi data penguatan segera dikatakan tinggi sebanyak 32 responden (59,3%), distribusi data pengaruh sosial dan lingkungan dikatakan tinggi sebanyak 31 responden (57,4%).


(56)

5. Hasil Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Berhenti Merokok

Analisis bivarite dilakukan dengan uji Chi-Square dilakukan untuk menyeleksi variabel yang akan dimasukkan dalam analisis multivariat. Variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariate adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p<0,25 (Dahlan M. S., 2013). Adapun hasil analisis Bivariat ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Hasil analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi berhenti merokok.

No Variabel Tinggi Rendah P RO IK95%

n % N % Min Maks

1 Usia <20 ≥20 21 31 38,9 57,4 1 1 1,9%

1,9% 0,0786 0,677 0,040 11,440 2 Masalah

Kesehatan Tinggi Rendah 35 17 64,8

31,5 2 3,7 0,050 1,118 0,958 1,304 3 Kontrol Diri Tinggi

Rendah

39 13

72,2

24,1 2 3,7 0,020 1,154 0,946 1,407 4 Pengetahuan Tinggi

Rendah

34 18

63,0

33,3 2 3,7 0,060 1,111 0,960 1,286 5 Penguatan

Segera Tinggi Rendah 32 20 59,3

37,0 2 3,7 0,082 1,100 0,964 1,255 6 Sosial dan

Lingkungan Tinggi Rendah 31 21 57,4

38,9 2 3,7 0,094 1,095 0,965 1,242 Sumber: Data Primer (2016)

Menurut tabel diatas hubungan faktor usia terhadap motivasi berhenti merokok diperoleh data bahwa responden di dominasi oleh usia ≥20 tahun dan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi sebanyak 31 responden (57,4%), kemudian nilai P menunjukan nilai 0,0786 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan motivasi berhenti merokok. Dari hasil analisa data didapatkan pula niali RO yaitu 0,677. Selanjutnya hubungan kepedulian terhadap masalah kesehatan terhadap motivasi berhenti merokok yang didominasi oleh kesadaran akan


(57)

masalah kesehatan yang tinggi dan memiliki motivasi yang tinggi sebanyak 35 responden (64,8%), serta memiliki nilai P 0,050 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berhenti merokok dengan faktor pengaruh keperdulian terhadap masalah kesehatan, dari hasil analisis juga didapatkan RO 1,118.

Tabel diatas juga menjelaskan bahwa faktor kontrol diri didominasi oleh kontrol diri yang tinggi dan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi, yaitu sebanyak 39 responden (72,2%). Selain itu didapatkan juga nilai P 0,02 yang artinya faktor kontrol diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi berhenti merokok dan dari tabel didapatkan RO 1,154. Selanjutnya adalah faktor pengetahuan, dimana dalam tabel diatas data didominasi oleh pengetahuan yang tinggi serta motivasi berhenti merokok yang tinggi. Nilai P yang didapatkan yaitu 0,06 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan motivasi berhenti merokok. Nilai RO didapatkan 1,111.

Tabel diatas juga menunjukkan bahwa data di dominasi oleh faktor penguatan segera yang tinggi dan motivasi tinggi untuk berhenti merokok yaity sebanyak 32 responden (59,3%). Nilai P yang didapatkan adalah 0,082 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor penguatan segera dan motivasi berhenti merokok. Nilai RO yang didapatkan sebesar 1,100. Kemudian faktor sosial dan lingkungan budaya, dimana data yang mendominasi adalah pengaruh sosial dan lingkungan budaya yang tinggi dan motivasi berhenti merokok yang tinggi yaitu


(58)

sebanyak 31 responden (57,4%). Nilai P yang didapatkan adalah 0,094 dimana tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh sosial dan lingkungan terhadap motivasi berhenti merokok. Selain itu dari dalam tabel diatas didapatkan nilai RO 1,095.

B. PEMBAHASAN

1. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok

a. Usia

Usia mayoritas mahsiswa perokok dalam penelitian ini adalah usia ≥20 tahun yaitu sebanyak 59,3%, dimana usia tersebut adalah fase dewasa awal. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Salmy dkk (2011) yang mengidentifikasi hubungan tingkat pengethauan perokok tentang KTR dan supersive rumah sakit dengan perilaku merokok di RS Budi Asih Jakarta. Penelitian tersebut melibatkan 96 perokok aktif dan mendapatkan hasil bahwa usia perokok terbanyak adalah usia 21 tahun (9,4%). Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2014) yang meneliti tentang tingkat ketergantungan merokok dan motivasi berhenti merokok pada pegawai FKG USU dan sopir angkot di Medan dimana mayoritas perokok pada responden penelitian tersebut adalah usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 31,2%, sedangkan tingkatan usia lain lebih sedikit persentasenya.


(59)

Berbeda dengan hasil survey GYTS (Global Youth Tobacco Survey) mayoritas usia perokok di Indonesia adalah usia 15-19 tahun 2013 yaitu sebanyak 50,3%. Menurut survey tersebut terjadi peningkatan dari tahun ke tahun dari usia 15 tahun keatas terhitung sejak 2007 sebanyak 34,2%, meningkat menjadi 34,7% pada tahun 2010, dan meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi 36,3%. Begitupula penelitian Kumalasari (2013), yang menyatakan bahwa tingkatan usia yang paling banyak merokok adalah rentang usia 16-19 tahun.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas usia responden adalah usia ≥20 tahun yang dikategorikan pada masa remaja akhir (Depkes RI, 2009). Menurut Ramadhy (2004) pada fase remaja akhir, seorang anak cenderung mulai melakukan pengungkapan kebebasan dalam dirinya dan lebih banyak bergaul dengan teman sebaya diluar rumah sehingga berpotensi membuat anak menjadi berperilaku merokok. Hal tersebut didukung dengan penelitian Arina (2011) semakin tinggi dukungan teman sebaya maka semakin tinggi perilaku merokok anak. Saputra (2013) juga menambahkan bahwa pada tahap awal merokok sebanyak 46% dilakukan bersama teman-teman.

b. Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti data primer menyebutkan bahwa mahasiswa teknik mesin angkatan 2015 yang


(60)

merupakan perokok aktif mayoritas adalah laki-laki dengan persentase 90,7%. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Barus (2011) yang menyebutkan bahwa mahasiswa perokok aktif sebagian besar adalah laki-laki dengan persentase sebanyak 78,1%. Hal selaras juga disampaikan oleh GYTS (Globa Youthl Tobacco Survey) dalam factsheetnya pada tahun 2014 dimana remaja laki-laki di Indonesia yang merokok memiliki persentase sebanyak 35% sedangkan perempuan sebanyak 3%.

Menurut Potter & Perry (2005), seorang perempunan memiliki sifat feminim sehingga perempuan cenderung lebih menjaga sifat dan perilakunya di depan publik. Oleh sebab itu wajar apabila perempuan lebih sedikit yang merokok daripada laki-laki. Hal ini juga bisa disebabkan oleh tempat penelitian, yaitu di program studi teknik mesin, yang memang lebih banyak mahasiswa laki laki daripada mahasiswa perempuannya. Disisi lain tingginya angka perokok pada laki laki dibandingkan dengan perempuan berhubungan dengan karakteristik personal laki laki yang cenderung lebih menunjukkan keberanian daripada perempuan. Menurut Rahal (2012), laki-laki cenderung berani mengambil keputusan dan berani menanggung resiko dibandingkan perempuan.

c. Usia Mulai Merokok

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa mayoritas usia mulai merokok responden penelitian ini


(61)

adalah usia 14-18 tahun yaitu sebanyak 72,2%, dan hal tersebut berarti mayoritas peorkok telah merokok lebih dari 1 tahun. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2014) dimana dalam penelitian tersebut mayoritas perokok telah merokok selama 11-20 tahun. Selaras dengan penelitian Barus (2011) bahwa usia mulai merokok pada mahasiswa cukup bervariasi antara 3-21 tahun, dan rata-rata usia mulai merokok mahasiswa adalah 15,74 tahun. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Rayaa, et al., (2013) mengenai usia pertama kali merokok dibawah usia 18 tahun yang diklasifikasikan menjadi 2 kelompok sesuai rentang usianya dengan hasil 50% pada usia 5-11 tahun dan pada rentang usia 12- 15 tahun 50%.

Menurut Teori Erikson (1950,1968) dalam barus (2011) masa remaja adalah masa masa dimana seseorang mencari jati dirinya, dan mulai untuk meniru keluarga, teman, dan siapa saja yang ia percaya, sehingga dapat disimpulkan bahwa munculnya kebiasaan merokok yang mayoritas pada fase remaja merupakan akibat dari keinginan untuk mencari jati diri. Remaja cenderung mencoba hal baru dengan tujuan pembuktian diri dan kuatnya keinginan mengambil risiko, kuatnya hubungan dan tenggang rasa dengan teman sebaya yang pada akhirnya membawa remaja pada penyalahgunaan obat dan tembakau (Caskey & Anfara, 2013).


(1)

pernyataan nomor 15 bahwa responden akan merasa mencapai suatu hal yang penting apa bila dapat berhenti merokok, selain itu 88,9% responden merasakan adanya kontrol diri dalam diri mereka untuk mengurangi bahkan berhenti merokok.

Selain itu, Jaelani (2013) juga menjelaskan bahwa, terdapat hubungan yang nyata antara religiusitas dengan kontrol diri, semakin tinggi perilaku taat agama seseorang, semakin tinggi juga kontrol diri yang dia miliki. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2013) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara religiusitas dengan kenakalan remaja seperti merokok dan perilaku seksual. Palupi (2013) kemudian menjelaskan bahwa, sikap resligiusitas remaja tersebut memicu tingginya kontrol diri dan mencegah mereka untuk berperilaku negatif. Oleh karena itu, jelas bahwa adanya hubungan antara kontrol diri dengan tingginya motivasi berhenti merokok berhubungan dengan adanya faktor religiusitas dan perkembangan usia yang menjadi tameng dalam berprilaku negatif.

d. Hubungan Antara Pengetahuan

Dengan Motivasi Berhenti Merokok.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden didominasi oleh pengetahuan yang tinggi serta motivasi berhenti merokok yang tinggi. Nilai p= 0,060 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan motivasi berhenti merokok. Adapun hasil distribusi jawaban kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang bahaya merokok yang menyatakan bahwa dari hasil kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang bahaya merokok didapatkan hasil, 98,1% menjawab benar pada pernyataan nomor 3 mengenai rokok yang mengandung zat berbahaya dan lebih dari 40 zat yang dapat memicu kanker, serangan jantung, impotensi, dan stroke. Sebanyak 90,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 16 mengenai bahaya rokok pada perokok pasif dan 68,5% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 21 mengenai pengetahuan responden tentang larang merokok di tempat umum.

Hasil pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi, Lestari, & Yenita (2013) yang juga menunjukkan tidak terdapat


(2)

hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan keinginan untuk berhenti merokok. Hal tersebut dikarenakan, keinginan dan sikap seorang perokok sangat kuat dipengaruhi oleh orang tua, teman sebaya, kepribadian, dan media informasi yang mengiklankan tentang rokok. Menurut Rahmadi, Lestari, & Yenita (2013) teman sebaya mempunyai peran yang sangat berarti bagi remaja, karena remaja lebih sering menghabiskan waktunya bersama teman sebaya. Di antara remaja yang memiliki kebiasaan merokok, 87% diantaranya mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang memiliki kebiasaan merokok begitu pula dengan remaja non perokok.

Tetapi, hasil yang didapat pada penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asma, Zulkifli, & Thaha (2015) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi berhenti merokok (p=0,000). Hal tersebut dijelaskan oleh Ali (2014), seseorang yang paham akan merokok dan bahayanya, akan menjadi faktor pencetus dari dalam dirinya untuk tidak melakukan perilaku merokok tersebut. Oleh karena itu, fakta

yang telah dijelaskan oleh Ali tersebut sesuai dengan hasil crosstab yang ditunjukkan pada penelitian ini dimana, responden didominasi oleh pengetahuan yang tinggi serta motivasi berhenti merokok yang tinggi diikuti fakta jawaban 98,1 % responden yang memiliki pengetahuan tinggi mengenai bahaya rokok dan 90,7% mengerti bahaya rokok terhadap perokok pasif, walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dan motivasi.

e. Hubungan Antara Penguatan

Segera (Immediate Responds)

Dengan Motivasi Berhenti Merokok

Hasil pada penelitian ini di dominasi oleh faktor penguatan segera yang tinggi dan motivasi tinggi untuk berhenti merokok yaitu sebanyak 32 responden (59,3%). Nilai p=0,082 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor penguatan segera dan motivasi berhenti merokok. Adapun hasil distribusi jawaban kuesioner mengenai penguatan segera (immidiate respond) yang menyatakan bahwa dari hasil kuesioner mengenai penguatan segera (immediate respond) terkait dengan ekonomi didapatkan hasil bahwa 88,9% responden menjawab benar pada penyataan nomor


(3)

4 tentang alasan responden ingin berhenti merokok supaya rambut dan pakaian responden tidak bau. Sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada penyataan nomor 6 mengenai dampak ekonomi yang lebih boros dirasakan oleh responden. Responden yang menjawab benar pada pernyataan nomor 9 tentang keinginan responden untuk tidak melubangi pakaian, sofa, sprei dan karpet dengan bara api rokoknya sebanyak 88,9%. Sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 17 mengenai keinginan responden untuk menyimpan uang yang biasa dibelikan rokok dan 66,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 22 tentang responden yang tidak perlu membersihkan abu rokok dikamarnya.

Adapun adanya faktor yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara penguatan segera dengan motivasi berhenti merokok adalah adanya uang saku yang lebih besar daripada orang lain sehingga hal tersebut mengakibatkan perokok merasa tidak masalah apabila uang sakunya terkurangi akibat konsumsi rokok (Noor, 2004). Walaupun responden pada penelitian ini sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada

pernyataan nomor 17 mengenai keinginan responden untuk menyimpan uang yang biasa dibelikan rokok, Kumboyono (2011) menjelaskan bahwa, masih banyak responden tidak merasa mendapatkan keuntungan baik dari segi ekonomi, fisiologi dan sosial apabila mereka berhenti merokok. Selain itu adanya rasa ketergantungan terhadap rokok menyebabkan responden sulit untuk berhenti merokok. Berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dimana sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada penyataan nomor 6 mengenai dampak ekonomi yang lebih boros dirasakan oleh responden dan juga sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 17 mengenai keinginan responden untuk menyimpan uang yang biasa dibelikan rokok

f. Hubungan Antara Sosial dan

Lingkungan Dengan Motivasi Berhenti Merokok

Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh sosial dan lingkungan budaya yang tinggi dan motivasi berhenti merokok yang tinggi yaitu sebanyak 31 responden (57,4%). Nilai p=0,094 dimana tidak ada hubungan yang signifikan antara sosial dan


(4)

lingkungan terhadap motivasi berhenti merokok. Adapun hasil distribusi jawaban kuesioner mengenai pengaruh sosial dan lingkungan terhadap motivasi berhenti merokok yang menyatakan bahwa dari hasil kuesioner mengenai pengaruh sosial dan lingkungan didapatkan hasil bahwa 81,5% responeden menjawab benar pada pernyataan nomor 5 tentang keinginan responden untuk mengakhiri omelan dari orang tua, saudara dan orang terdekat responden. Sebanyak 54,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 10 tentang pengakuan responden yang pernah mendapatkan peringatan karena perilaku merokoknya. Responden yang menjawab tidak benar pada pernyataan nomor 13 bahwa mereka akan mendapatkan hadiah spesial apabila berhenti merokok seanyak 57,4%. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 18 tentang perasaan orang lain yang sedih jika melihat responden masih merokok sebanyak 83,3%, dan 64,8% responden menjawab tidak benar mengenai imbalan berupa uang dari keluarga, teman, kampus jika responden mampu dan bisa berhenti merokok.

Adapun faktor yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara faktor lingkungan sebaya dengan motivasi berhenti merokok adalah karena kuatnya pengaruh teman sebaya dibandingkan sosial dan lingkungan.Hal tersebut dijelaskan oleh Hartati (2014), Teman sebaya memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan remaja.Agar tetap diterima dalam kelompoknya, remaja selalu berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dan menyamakan pendapatnya dengan kelompoknya. Walaupun responden pada penelitian ini didominasi menjawab benar pada pernyataan nomor 5 tentang keinginan responden untuk mengakhiri omelan dari orang tua, saudara dan orang terdekat responden sebanyak 81,5%, Pramintari, Hastuti, & Djamaludin (2014) menjelaskan bahwa teman sebaya menunjukkan kekuatan hubungan yang lebih besar dengan tingginya perilaku merokok di kalangan remaja.

Selain itu, Kilo, Rahim, & Kau, (2014) dalam penelitiannya memamparkan bahwa teman sebaya memiliki peran yang lebih kuat dibandingkan keluarga dalam pembentukan sikap dan perilaku semasa remaja. Hal tersebut djelaskan sebagai teori kekuatan kohevitas atau


(5)

kelekatan dimana, kekuatan kohevitas antara remaja dengan teman sebaya lebih kuat dibandingkan dengan keluarga. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2015), yang menjelaskan bahwa dibandingkan pengaruh orang tua, teman sebaya memiliki kekuatan korelasi yang lebih kuat dalam mempengaruhi intensitas merokok seseorang yang juga berarti berhasil mempertahankan perilaku merokok tanpa adanya keinginan untuk berhenti. Oleh karena itu, sangat jelas alasan dibalik tidak adanya hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi berhenti merokok dikarenakan teman sebaya memiliki pengaruh yang lebih kuat dalam memepertahankan perilaku merokok remaja.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok pada mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden penelitian berdasarkan usia didominasi oleh usia ≥ 20 tahun, berdasarkan jenis kelamin

mahasiswa perokok mayoritas adalah laki-laki dan usia mulai merokok responden dalam penelitian ini didominasi oleh rentang usia 14-18 tahun, kemudian dari hasil penelitian juga didapatkan motivasi mahasiswa untuk berhenti merokok tinggi, keperdulian mahasiswa perokok terhadap masalah kesehatan tinggi, pengetahuan mahasiswa tentang bahaya merokok tinggi, immediate respond terkait dengan perekonomian mahasiswa tinggi, pengaruh sosial dan lingkungan terhadap mahasiswa dalam perilaku merokoknya tinggi

2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia, keperdulian mahasiswa terhadap masalah kesehatan, pengetahuan, immediate respond, pengaruh sosial dan lingkungan dengan motivasi berhenti merokok.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kontrol diri terhadap motivasi mahasiswa untuk berhenti merokok.

SARAN

1. Bagi Responden

Pada penelitian ini diharapkan responden dapat memotivasi dirinya untuk berhenti merokok, sehingga dapat menerapkan


(6)

motivasi tersebut dikehidupan sehari-hari.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari faktor faktor yang lebih spesifik sehingga dapat mencari faktor yang paling berhubungan dengan motivasi berhenti merokok.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Peneliti berharap institusi pendidikan

mengadakanpenyuluhan tentang bahaya merokok dan motivasi berhenti merokok, dan mengadakan program pembelajaran mengenai narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya disetiap program studi.

DAFTAR RUJUKAN

Ulhaq, M. K. (2008). Hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada siswa siswi SMAN 1 Parakan.

Wulandari, H. (2015). Hubungan Usia, Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sosial dengan Kejadian Merokok pada Remaja di Dusun Widoro Bangunharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Other thesis, STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi Strata 1 Stikes Aisyiyah Yogyakarta .

Wibowo, H. S. (2015). Penagruh Terpaan Iklan Televisi Pictorial Health Warning Rokok Pada Kemasan Rokok Terhadap Sikap Berhenti Merokok Pada Perokok Dewasa Di Kota Yogyakarta . Skripsi Strata 1 Universitas Ahmad Jaya Yogyakarta .

Widati, S. (2013). Efektifitas Pesan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok Terhadap Perilaku Merokok Masyarakat Miskin. Jurnal Promosi Kesehatan .

Williams, R. J., Herzogb, T. A., & Simmonsc, V. N. (2011). Risk perception and motivation to quit smoking: A partial test of the Health Action Process Approach. Addict Behaviour 36(7) , 789–791.

Winardi. (2012). Health Behaviour Theory: A Review. Indonesian Journal of Public Health .

Wisudawati, E. R. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang ASI Eksklusif Terhadap Dukungan Suami Kepada Istri Dalam pemberian ASI Eksklusif. Skripsi Strata 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .

White, A., Kenrick, D., & Neel, R. (2013). From the bedroom to the budget deficit: Mate competition changes men's attitudes toward economic redistribution. Journal of personality Vol 105(6) , 924-940.

World Health Organization. (2015). WHO Report on the Global Tobacco Epidemic Country Profile: Indonesia. WHO.

World Health Organization. (2014 л 4-June). Adolescent Health. Retrieved 2015 л 25-October from Health Topic: http://www.who.int/topics/adolescent_health/en/

World Health Organization. (2012). Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report 2011. Indonesia: World Health Organization and Indonesia Ministry of Health.

Yashinta Octavian Gita Setyanda, D. S. (2015). Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) .

Ayu, Z. W. (2014). Tingkat Ketergantungan Merokok dan Motivasi Berhenti Merokok pada Pegawai FKG USU dan Supir Angkot Medan. Strata Satu Universitas Sumatra Utara . Alaouie H, A. H. (2013). Effectiveness of pictorial health warnings on cigarette packs among Lebanese school and university students. Tobaccocontrol BMJ .

Ali, M. (2014). Pengetahuan, Sikap, Dan Faktor Psikologis Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pada Pegawai Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan Vol.2 Nomor 1 , 101-107.

Alimul, A. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Andrews, J. C., Netemeyer, R. G., Kees, j., & Burton, S. (2014). How Graphic Visual Health Warnings Affect Young Smokers' Thoughts of Quitting. Journal of Marketing Research Vol.51, Issue 2 , 165-183.

American Cancer Society. (2014). Cigarette Smoking. Retrieved 2015 л 7-June from American Cancer Society: http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/00 2967-pdf.pdf

Amin, A. (2014 л 3-September). Pedagang jual sticker pengganti gambar seram bungkus rokok. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

Asma, A., Zulkifli, A., & Thaha, I. L. (2015). Analisis Motivasi Berhenti Merokok Laki-Laki Dewasa Awal di Pesisir Puskesmas Pundata Baji. Skripsi Strata 1 Universitas Hasanuddin . Astiti, A. P. (2015). Pengaruh Pemberian Online Self Help Group Melalui Media Sosial Facebook Terhadap Motivasi Berhenti Merokok Pada Siswa Di Salah Satu SMK Swasta di Bantul. Skripsi Strata 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .

Astiti, A. P. (2015). Pengaruh Pemberian Online Self-Help Group Melalui Media Sosial Facebook Terhadap Motivasi Berhenti Meorkok Pada Siswa SMK 1 Muhammadiyah Gamping. Skripsi Strata 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .

Ardini, & Hendriani. (2012). Proses Berhenti Merokok Secara Mandiri pada Mantan Pecandu Rokok dalam Usia Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 1 No. 02 .

Arikunto, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Baert, S., Omey, E., Verhaest, D., & Vermeir, A. (2014). Mister Sandman, Bring Me Good Marks! On the Relationship Between Sleep Quality And Academic Achievement. Forschungsinstitut Zur Zukunft der Arbeit Discussion Paper No 8232 .

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. (2015). Kecamatan Kasihan Dalam Angka. Bantul: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul.


Dokumen yang terkait

Analisis Kualitatif Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok

6 23 129

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA (Studi Kasus S1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

11 69 155

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015

2 13 112

PENGARUH SELF HELP GROUP (SHG) TERHADAP SIKAP BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015

3 20 114

PENGARUH SELF-HELP GROUP TERHADAP MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015

4 11 110

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa (Studi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 13

FAKEBE Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Berhenti Merokok pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2011.

0 0 18

PENDAHULUAN Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Berhenti Merokok pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2011.

0 0 8

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA ANGKATAN 2013 MASUK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY.

0 0 167

FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES ‘ AISYIYAH YOGYAKARTA

0 0 12