FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012-2015
THE FACTORS THAT AFFECTING SISA HASIL USAHA (EQUITIES) IN
EMPLOYEES’ COOPERATIVE IN PEKALONGAN REGENCY
IN 2012-2015
Oleh :
FADZILUR RAHMAN 20120430218
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. ...Latar Belakang Penelitian ... 1
B. ...Kete rbatasan Masalah ... 7
C. ...Rum usan Masalah ... 8
D. ...Tuju an Penelitian ... 8
E. ...Manf aat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. ...Land asan Teori ... 10
1. ...Kope rasi ... 10
(3)
2. ...Sisa Hasil Usaha ... 16 a. ...Peng
ertian Sisa Hasil Usaha ... 16 b. ...Perhi
tungan Sisa Hasil Usaha ... 19 c. ...Fakt
or-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha ... 22 3. ...Ang
gota Koperasi ... 23 a. ...Peng
ertian Anggota Koperasi ... 23 b. ...Hak
dan Kewajiban Anggota Koperasi ... 24 4. ...Hake
kat Permodalan ... 25 5. ...Mod
al Sendiri ... 26 a. ...Peng
ertian modal Sendiri ... 26 b. ...Sum
ber Modal Sendiri ... 27 6. ...Mod
al Luar atau Modal Pinjaman ... 28 a. ...Peng
ertian Modal Luar ... 28 b. ...Sum
ber Modal Luar ... 28 B. ...Hub
(4)
3. ...Hub ungan Modal Luar dengan SHU ... 32 C. ...Pene
litian Terdahulu ... 32 D. ...Kera
ngka Berfikir ... 36 E. ...Hipo
tesis ... 38 BAB III METODE PENELITIAN ... 39 A. ...Popu
lasi dan Sampel ... 39 B. ...Jenis dan Sumber Data ... 39 C. ...Vari
bel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 40 D. ...Meto de Pengumpulan Data ... 41 E. ...Mod
el Analisis Data ... 42 1. ...Mod
el Analisis Ekonometrika ... 42 2. ...Tekn
ik Penaksiran Model ... 44 a. ...Uji
Hausman ... 46 b. ...Uji
Chow Test ... 46 c. ...Uji
(5)
A. ...Kon disi Fisik Daerah ... 56 B. ...Gam
baran Umum Objek Penelitian ... 57 1. ...Kead aan Modal Sendiri pada Koperasi Pegawai Kabupaten Pekalongan ... 57 2. ...Keda
an Modal Luar pada Koperasi Pegawai Kabupaten Pekalongan ... 59 3. ...Kead
aan Jumlah Anggota pada Koperasi Pegawai Kabupaten Pekalongan ... 61 4. ...Kead
aan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Kabupaten Pekalongan ... 62 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65 A. ...Hasil Penelitian ... 65 1. ...Uji
Heteroskedastisitas ... 65 2. ...Uji
Multikolinearitas ... 65 B. ...Pemi
lihan Model Analisis ... 66 1. ...Uji
Chow ... 66 2. ...Uji
Hausman ... 67 C. ...Anal
isis Model Terbaik ... 68 D. ...Hasil Estimasi Model Data Panel ... 69
(6)
A. ...Kesi mpulan ... 77 B. ...Kete
rbatasan Penelitian ... 78 C. ...Sara
n ... 78 DAFTAR PUSTAKA
(7)
(8)
(9)
i
FACTORS INFLUENCING NET-PROFIT COOPERATIVE SERVANTS IN THE DISTRICT PEKALONGAN
PERIOD 2012-2015
Diajukan oleh
FADZILUR RAHMAN 20120430218
Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing
Dr. Masyudi Muqarrobin, M.Sc.,Akt. Tanggal 4 November 2016
(10)
ii
FACTORS INFLUENCING NET-PROFIT COOPERATIVE SERVANTS IN THE DISTRICT PEKALONGAN
PERIOD 2012-2015
Disusun oleh
FADZILUR RAHMAN 20120430218
Skripsi ini telah Dipertahankan dan disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 16 November 2016
Yang terdiri dari
Dr. Masyudi Muqarrobin, M.Sc.,Akt Ketua Tim Penguji
Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si. Anggota Tim Penguji
Ayif Fathurrahman, SE., M.Si. Anggota Tim Penguji
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dr. Nano Prawoto S.E., M.Si NIK: 19660604199202143016
(11)
iii
Nama : Fadzilur Rahman
Nomor Mahasiswa : 20120430218
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “Faktor-faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di kabupaten Pekalongan Tahun 2012-2015” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, Agustus 2016
(12)
iv
(Al-Baqarah: 153)
“Harga kebaikan manusia adalah di ukur menurut apa yang telah dilaksanakan/diperbuatnya”
(Ali Bin Abi Thalib)
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah” (HR. Turmudzi)
“Jadilah seperti orang asing atau perantau di dunia ini” (HR. Al-Bukhari)
“Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah”
(Kahlil Gibran)
“Pengalaman bukan jaminan untuk menang, karena tiap generasi akan selalu tumbuh dengan lebih baik”
(Hatake Kakashi)
“ Kewajiban kita adalah menjadi contoh dan membantu generasi berikutnya” (Fadzilur Rahman)
(13)
v
tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala nikmat yang diberikan untuk penulis. Sehingga tiada alasan bagi penulis untuk berhenti bersyukur.
“Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah”
2. Nabi Muhammad SAW yang memberikan teladan kepada seluruh umatnya. Termasuk penulis, dimana mendorong penulis untuk selalu ingin menjadi orang yang lebih baik lagi.
3. Bapak dan ibu saya, yang tidak pernah berhenti mendoakan anaknya, mengingatkan untuk sholat dan mengaji, yang menjadi tempat diskusiku, yang selalu sabar, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang yang amat sangat tulus untukku. Doa yang selalu panjatkan untuk kebaikan dan kebahagianku, inspirasiku, motivasiku, dan guru terbaikku,
4. Saudara-saudaraku tercinta kakak terbaik, yang menjadi teladan bagiku, yang selalu memberikan saran bagiku.
5. Bapak Dr. Masyudi Muqarrobin, M.Sc.,Akt yang selalu sabar dalam membimbing atas penyelesaian skripsi ini. Bapak bukan hanya sebagai dosen melainkan orangtua yang terbaik. Doa yang tak pernah henti untuk Bapak agar selalu diberi kesehatan, kebaikan, dan kebahagiaan.
6. Seluruh dosen Ilmu Ekonomi FE UMY atas segala ilmu yang sangat bermanfaat untuk penulis.
(14)
vi
bermanfaat.
(15)
vii pernah hentinya kalian berikan untuk ku.
Saudara-saudaraku tercinta kakak terbaik, yang menjadi teladan bagiku, yang selalu memberikan saran bagiku.
Teman-teman Ku semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu Persatu, Terima Kasih atas semua doa, dukungan, dan semangatnya. Semoga kita semua dipermudah segalah urusan dan semoga ilmu yang kita miliki berguna bagi masyarakat sekitar.
(16)
viii
kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan para anggota. Dalam perkonomian nasional, koperasi sangat diharapkan dapat menempati posisi dan kedudukan yang penting. Koperasi juga diharapkan menjadi soko guru perekonomian nasional Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan usaha menejemen koperasi adalah Sisa Hasil Usaha. Sisa Hasil Usaha digunakan untuk peningkatan kesejahteraan anggota dan digunakan untuk menjamin kelangsungan serta kesinambungan kehidupan koperasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada Pusat Koperasi Pegawai di Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan tahunan Koperasi Pegawai Kabupaten Pekalongan periode 2012 hingga 2015. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel dengan menggunakan fixed effect model.
Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha diantaranya adalah modal sendiri, modal luar dan jumlah anggota koperasi. Menunjukan bahwa modal sendiri dan modal luar berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha, selanjutnya jumlah anggota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha pada Pusat Koperasi Pegawai di Kabupaten Pekalongan.
(17)
ix
member, to work together like in a family to run business to enhance the welfare of the members. In the national economy, cooperative is highly expected to occupy an important position and status. Cooperative is also expected to be a cornerstone of the national economy of Indonesia.
One indicator of business success is the cooperative management of equities. Equities are used to increase the welfare of members and are used to ensure the continuity and sustainability of the cooperative’s life. This study aims to analyze how much the factors affecting the equities on Employee’s Cooperative Center in Pekalongan Regency. This study uses secondary data and annual reports from Employees Cooperative in Pekalongan regency during the period of 2012 to 2015. This study uses panel data regression analysis with a fixed effect model.
The results of the study is that the factors that affect the equities are its own capital, external capital and the number of members of the cooperative. It also shows that the own capital and external capital positively and significantly give impact on equities. Furthermore, the number of members significantly and negatively affect the equities in the Employee Cooperative Center in Pekalongan Regency.
(18)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demokrasi ekonomi telah memberikan kesempatan kepada setiap orang atau lembaga untuk berperan serta dalam membangun perekonomian. Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 bahwa pembangunan ekonomi nasional kita dilakukan oleh tiga pelaku ekonomi, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan yang meningkat. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha.
Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. Kerjasama merupakan inti dari adanya sebuah koperasi yaitu sebuah kerjasama yang terjalin antar anggotanya demi teruwujudnya sebuah kesejahteraan anggota masyarkat dan membangun sebuah tatanan perekonomian nasional. Koperasi tidak hanya milik rakyat kelas bawah namun juga milik rakyat kelas menengah dan kelas atas karena koperasi milik seluruh rakyat.
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu dikelola secara terarah dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan usaha dan berperan penting dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam perekonomian nasional. Undang-Undang No.25 Tahun 1992 menjelaskan tujuan koperasi yaitu memajukan kesejahteraan
(19)
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945.
Pandji Anoraga & Ninik Widiyanti (2003:1) koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai reaksi terhadap sistem liberalisme ekonomi, pada saat itu sekelompok kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka hidup berlebih, sedangkan kelompok besar dari masyarakat yang lemah kedudukan sosial ekonominya makin terdesak. Oleh karena itu tumbuh gerakan yang menentang aliran individualisme dengan asas kerja sama dengan bertujuan umtuk kesejahteraan masyarakat yang dinamakan gerakan koperasi.
Keberadaan koperasi saat ini masih diperhitungkan oleh berbagai pihak diantaranya pemerintah dan masyarakat. Meskipun demikian, koperasi tetap eksis berdiri di tengah kondisi krisis perekonomian Indonesia.Selain itu koperasi juga berkembang di berbagai wilayah Indonesia disaat banyaknya persaingan badan usaha yang beroperasi.Koperasi berkembang dengan memperluas kegiatan usahanya dalam berbagai bidang, diantaranya dalam bidang produksi, pendistribusian barang dan jasa, jasa simpan pinjam serta kerajinan hasil karya masyarakat.Perekembangan usaha tersebut berguna untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu koperasi bias disebut sebagai “soko guru”
perekonomian di Indonesia. Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti masih diperlukan tertutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil dan menengah. Koperasi telah menyumbang
(20)
sepertiga pasar kredit mikro di Indonesia yang sangat dibutuhkan masyarakat luas dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Pada dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan mensejahterakan anggotanya dan masyarakat pada umumnya, bukan hanya untuk mengejar keuntungan semata melainkan beroreintasi pada manfaat. Koperasi tidak mengutamakan keuntungan, akan tetapi usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi harus memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha) yang layak sehingga koperasi dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan meningkatkan kemampuan usahanya. SHU (Sisa Hasil Usaha) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Dalam setiap tahunnya SHU yang diperoleh koperasi disisihkan dan dibagikan untuk keperluan cadangan koperasi. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian, dana sosial dan keperluan koperasi. Adapun cara dan besarnya penyisihan SHU, pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) masing-masing koperasi. Melalui SHU koperasi dapat memupuk modal sendiri yaitu dengan cara cadangan yang disishkan setiap akhir tutup buku, sehingga akan memperkuat struktur modalnya. Selain itu dana-dana yang disisihkan dari SHU yang belum dicairkan atau digunakan maka akan digunakan sebagai tambahan modal pinjaman tanpa dikenakan biaya modal. Oleh sebab itu apabila koperasi dapat
(21)
meningkatkan perolehan SHU dalam setiap tahun dengan sendrinya akan memperkuat struktur finansialnya. Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan anggota dan pada masyarakat umumnya dan untuk meningkatkan perolehan SHU bergantung pada beberapa aspek, sebagai contoh yaitu jumlah anggota yang berpatisipasi dan besarnya modal yang berhasil dihimpun koperasi.
Peranan anggota koperasi mempunyai konstribusi yang penting karena kegiatan koperasi simpan pinjam yaitu melakukan pemungutan uang kepada anggotanya yang dijadikan sebagai modal awal koperasi tersebut. Kemudian modal tersebut dikelola dan diolah oleh pengurus koperasi dalam melakukan pelayanan jasa berupa pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Koperasi simpan pinjam bisa disebut juga sebagai Banknya anggota koperasi untuk menyimpan dan meminjam uang sebagai usaha bagi anggotanya. Semakin besar jumlah simpanan anggota semakin besar pula dana yang bisa dipinjamkan kepada anggota lain yang membutuhkan. Semakin besar pinjaman yang dilakukan dengan pengembalian sesuai yang diharapkan, maka akan menambah keuntungan bagi koperasi tersebut.Keuntungan dari kegiatan koperasi salah satunya yaitu dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggotanya. SHU yang diberikan koperasi sebagai pelayanan untuk memajukan kesejahteraan anggota koperasi. SHU dibagikan sesuai dengan besarnya jasa usaha yang diberikan oleh anggota untuk koperasi tersebut.
Peranan modal didalam operasional koperasi mempunyai kontribusi yang sangat penting karena tanpa modal yang cukup koperasi tidak akan berjalan
(22)
dengan lancar. Menurut Partomo S.T. dan Abdul Rahman S. (2002:76) perkembangan usaha koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnya dana atau modal yang digunakan. Semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi dewasa ini, menyebabkan semakin besarlah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi. Hal ini berarti semakin besar pula tanggungjawab manajemennya.Faktor modal dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal, suatu usaha yang bersifat ekonomis tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Andjar Pachta W, dkk (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari partisipasi anggota, jumlah modal sendiri, kinerja pengurus, jumlah unit usaha yang dimiliki, kinerja manajer serta kinerja karyawan.Faktor luarnya terdiri dari modal pinjamandari luar, perilaku konsumen luar selain anggota dan pemerintah.
Selain faktor modal, aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut (Arifin Sitio 2001). Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi.
Pertumbuhan koperasi tidak hanya dirasakan di masyrakat umum namun juga berkembang di setiap instansi pemerintahan. Koperasi-koperasi di instansi pemerintahan sering disebut sebagai Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(23)
(KPRI). Sebagai salah satu Pusat Koperasi Pegawai di Kabupaten Pekalongan. Merupakan pusat atau perkumpulan dari koperasi simpan pinjam yang memberikan pelayanan jasa simpan pinjam kepada anggotanya. Mengingat fungsi SHU yang sangat penting bagi kelangsungan hidup koperasi, maka kegiatan usaha yang dijalankan harus senantiasa dapat meningkatkan perolehan SHU. Dengan jumlah anggota dan pengelolaan modal yang baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan (Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi.
Data yang diperoleh dari Koperasi Pegawai di Kabupaten Pekalongan menunjukan gejala sebagai berikut :
1. Dari tahun 2012 ke 2013 jumlah sisa hasil usaha yang diperoleh mengalami kenaikan dari 1.298.314.259 ke 1.322.213.658, jumlah modal sendiri mengalami kenaikan dari 26.429.111.604 ke 26.901.085.504, jumlah modal luar mengalami penurunan dari 23.079.170.700 ke 19.757.899.150 dan jumlah anggota mengalami penurunan dari 5.823 ke 5.486 (sisa hasil usaha naik, modal sendiri naik, modal luar turun, jumlah anggota turun).
2. Dari tahun 2013 ke 2014 jumlah sisa hasil usaha yang diperoleh mengalami kenaikan dari 1.322.213.658 ke 1.413.779.641, jumlah modal sendiri mengalami kenaikan dari 26.901.085.504 ke 33.204.481.081, jumlah modal luar mengalami kenaikan dari 19.757.899.150 ke 31.499.575.659 dan jumlah anggota mengalami penurunan dari 5.486 ke 5.482 (sisa hasil usaha naik, modal sendiri naik, modal luar naik, dan jumlah anggota turun).
3. Dari tahun 2014 ke 2015 jumlah sisa hasil usaha yang diperoleh mengalami kenaikan dari 1.413.779.641 ke 1.646.912.705, jumlah modal sendiri
(24)
mengalami kenaikan dari 33.204.481.081 ke 37.016.436.048, jumlah modal luar mengalami penurunan dari 31.499.575.659 ke 30.272.720.277 dan jumlah anggota mengalami penurunan dari 5.482ke 5.361 (sisa hasil usaha naik, modal sendiri naik, modal luar turun, dan jumlah anggota turun).
Tabel 1.1
SisaHasil Usaha, Modal Sendiri, Modal Luar dan Jumlah Anggota pada Koperasi Pegawai Kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015
No. Tahun
SisaHasil Usaha (Rupiah)
Modal sendiri (Rupiah)
Modal Luar (Rupiah)
JumlahAnggota (orang) 1 2012 1,298,314,259 26,429,111,604 23,079,170,700 5,823 2 2013 1,322,213,658 26,901,085,504 19,757,899,150 5,486 3 2014 1,413,779,641 33,204,481,081 31,499,575,659 5,482 4 2015 1,646,912,705 37,016,436,048 30,272,720,277 5,361 Sumber:Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kab. Pekalongan
Dari gejala problematis tabel 1.1 penulis berkeinginan untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai di KabupatenPekalongantahun 2012-2015.
B. KETERBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, banyak faktor yang berhubungan dengan perolehan Sisa Hasil Usaha akan tetapi peneliti membatasi lingkup penelitian hanya pada jumlah anggota dan modal koperasi dikarenakan adanya keterbatasan waktu, tenaga serta dana, pengambilan sampel pada Koperasi Pegawai di Kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015.
(25)
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan gejala problematis yang ada, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015?
2. Adakah pengaruh yang signifikan antara modal luar dengan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015?
3. Adakah pengaruh yang signifikan antara jumlah anggota koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini mengacu pada permasalahan yang telah disebutkan diatas yaitu untuk mengetahui:
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh antara modal sendiri dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh modal luar dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015.
(26)
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh antara jumlahanggota koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun secara praktis.
1. Signifikan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu mendukung pendapat menurut Dr.G.Fauquet
(2007:22) “koperasi bukan suatu usaha yang memburu keuntungan, melainkan suatu perkumpulan pemberi jasa, dengan demikian dalam koperasi tidak terdapat profit atau keuntungan, melainkan surplus atau kelebihan hasil, yang berarti sisa hasil usaha. Koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, tetapi perkumpulan orang-orang yang mengabdi kepada perikemanusiaan dan bukan pada kebendaan, jadi berwatak non kapitalistis dan yang diperolehnya merupakan sisa hasil usaha”.
2. Signifikan Praktis
Penelitian ini dapat menjadi feedback (umpan balik) bagi pengurus koperasi-koperasi di kabupaten Pekalongan dalam melakuakan perbaikan-perbaikan serta memberikan pengetahuan dalam upaya untuk meningkat Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berhubungan dengan anggota dan modal koperasi, serta bahan informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam aspek yang berkenaan dengan jumlah anggota dan modal dalam koperasi.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Koperasi
A. Pengertian koperasi
Koperasi berasal dari bahasa latincoopere atau cooperation dalam bahasa Inggris.Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, co berarti bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha. Jadi cooperation adalah bekerja bersama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama.
Menurut Rudianto (2006:2) koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumberdaya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.
Koperasi bukan sebuah perkumpulan modal akan tetapi perkumpulan orang-orang yang akan menjadi anggota koperasi. Sistem kerjasama yang ada dalam koperasi berdasarkan pada sebuah rasa persamaan suatu derajat, tidak membeda-bedakan anatara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. Kerja koperasi juga didasari atas adanya rasa kesadaran yang dimiliki oleh seluruh anggotanya. Koperasi dijadikan sebagai salah satu wadah sosial dan wadah demokrasi ekonomi. Sistem kerja yang
(28)
terjadi didalam sebuah koperasi disesuaikan dengan kemauan anggotanya yang dihasilkan melalui proses mufakat yang telah disetujui oleh seluruh anggota koperasi.
Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia ditunjukkan pada pasal 33 UUD 1945 UU No 17 tahun 2012. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 berbunyi bahwa :
“perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan”
dan ayat (4) berbunyi bahwa “perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan”.
Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2012 pasal 1 ayat (1) tentang perkoprasian menegaskan bahwa :
“koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”.
Berdasarkan penjelasan dari kutipan pasal 33 UUD 1945 dan UU No 17 tahun 2012 pasal 1 ayat (1) tersebut, dapat diketahui bahwa koperasi di Indonesia dapat dipandang sebagai bentuk badan usaha yang memiliki asas dan prinsip tersendiri, selain itu koperasi di Indonesia juga dipandang sebagai alat untuk membangun sistem perekonomian. Hal ini sesuai dengan tujuan koperasi sebagaimana dikemukakan di dalam pasal 4 UU No 17 tahun 2012 yaang berbunyi bahwa:
“koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasioanal yang demokratis dan berkeadilan, berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
(29)
B. Tujuan dan Prinsip Koperasi 1. Tujuan Koperasi
Menurut Tiktik S. Partomo tujuan perusahaan koperasi, antara lain sebagai berikut:
a) Mempertahankan, jika mungkin meningkatkan bagian pasar dari satu (beberapa) barang dan jasa, dan menekan serendah-rendahnya biaya produksi, yang harus lebih rendah atau sekurang-kurangnya sama dengan biaya produksi para pesaingnya.
b) Melindungi potensi ekonomisnya, menjaga atau mengamankan likuiditasnya, dan menciptakan ekonomisnya.
2. Prinsip-prinsip koperasi
Prinsip-prinsip koperasi adalah garis-garis penuntun yang digunakan oleh koperasi untu melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam praktik atau menjalankan koperasi, adapun prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
a) Keanggotaan Sukarela dan Terbuka
Koperasi adalah perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang mampu menggunakan jasa-jasa perkumpulan dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa diskriminasi jender, social, rasial, politik atau agama.
(30)
Koperasi perkumpulan demokratis yang dikendalikan oleh para anggota secara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan-kebijakan perkumpulan dan mengambil keputusan.Pria dan wanita mengabdi sebagai wakil-wakil yang dipilih, bertanggung jawab kepada para anggota. Dalam koperasi primer anggota-anggota mempunyai hak suara yang sama (satu anggota, satu suara), dan koperasi pada tingkatan – tingkatan lain juga di atur secara demokratis. c) Partisipasi Ekonomi Anggota
Anggota menyumbang secara adil dan mengendalikan secara demokrasi modal dari koperasi mereka. Sekurang-kurangnya sebagian dari modal tersebut biasanya merupakan milik bersama dari koperasi. Anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas bilamana ada, terhadap modal. Anggota membagi surplus untuk sesuatu atau tujuan pengembangan koperasi mereka, kemungkinan dengan membentuk cadangan sekurang-kurangnya sebagian padanya tidak dapat dibagi, pemberian manfaat kepada anggota sebanding dengan transaksi mereka dengan koperasi, dan mendukung kegiatan-kegiatan yang disetujui oleh anggota
d) Otonomi Dan Kebebasan
Koperasi bersifat otonom, merupakan perkumpulan yang menolong diri sendiri dan dikendalikan oleh anggotanya. Koperasi mengadakan kesepakatan dengan perkumpulan lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari sumber – sumber luar, dan hal itu dilakukan dengan persyaratan yang
(31)
menjamin adanya pengendalian anggota serta dipertahankannya ekonomi koperasi.
e) Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya, para wakil yang dipilih, manajer dan karyawan, sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi perkembangan koperasi mereka. Mereka memberi informasi kepada masyarakat umum, khususnya orang-orang muda pemimpin-pemimpin opini masyarakat mengenai sifat dan kemanfaatan kerjasama.
f) Kerjasama diantara Koperasi
Koperasi akan dapat memberikan pelayanan paling efektif kepada para anggota dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara bekerja sama melalui struktur local, nasional, regional, dan internasional.
g) Kepedulian terhadap Komunitas
Koperasi bekerja bagi pembangunan yang berkesinambungan dari komunitas-komunitas mereka melalui kebijakan-kebijakan yang disetujui oleh anggotanya.
Adapun prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992Pasal 5 adalah sebagai berikut :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis
(32)
3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
4) Pemberian balas jasa terhadap modal terbatas 5) Kemandirian
6) Pendidikan perkoperasian 7) Kerjasama antar koperasi
Jika ditinjau lebih dalam ada beberapa perbedaan anatra koperasi dengan badan usaha yang dilainnya. Dilihat dari segi pengertian koperasi dengan pengertian badan usaha yang lain saja sudah berbeda. Selain itu, ada juga beberapa hal yang dapat membedakan antara koperasi dengan badan usaha yang lainnya. Perbedaan itu adalah: 1) Dari segi organisasi, koperasi memiliki perbedaan dengan badan usaha lain. Kekuatan paling tinggi didalam koperasi ada di tangan anggotanya, koperasi juga tidak membeda-bedakan kepentingan anggotanya, sedangkan pada badan usaha lain, anggotanya dibatasi pada orang-orang yang mempunyai modal saja, didalam pelaksanaan kegiatan kekuasaan paling tinggi ada ditangan pemilik modal paling besar.
2) Dari segi tujuan usaha koperasi juga berbeda dengan badan usaha lain. Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan semua anggotanya dan melayani anggota secara adil, tidak membeda-bedakan antara anggota yang satu dengan anggota lainnya. Jika pada badan usaha yang lain tujuannya adalah untuk memperoleh suatu keuntungan.
(33)
3) Dilihat dari segi sikap hubungan usaha koperasi juga berbeda dengan badan lainnya. Koperasi senantiasa melakukan kerjasama dengan koperasi lainnya, jika badan usaha lain tdak bekerjasama melainkan melakukannya adanya persaingan.
4) Dari segi pengolahan usahapun koperasi berbeda dengan badan usaha lain, jika pada koperasi pengolahan usahanya dilakukan secara terbuka pada semua anggotanya, jika pada badan usaha pengolahan usahanya cenderung lebih tertutup.
2. Sisa Hasil Usaha (SHU)
A. Pengertian Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha dalam koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun dikurangi penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan. Pada hakikatnya sisa hasil usah sama dengan laba untuk perusahaan yang lain (Soemarno, 2005:2008).
Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue)dengan biaya-biaya atau biaya total (Total Cost) dalam satu tahun bukun (Sitio dan Tamba, 2001:87).
Mengingat pentingnya pengembangan perkoperasian, maka salah satu syarat untuk mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya adalah perluasan investasi.Untuk mencapai hal tersebut, koperasi harus meraih keuntungan yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU), yang nantinya digunakan
(34)
sebagai salah satu indikator untuk menilai keberhasilan koperasi dalam mengelola usahanya.Menurut UU Koperasi No.25 tahun 1992Sisa Hasil Usaha (SHU) tentang Perkoperasian adalah sebagai berikut :
1) SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lain termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan.
2) SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan dengan aggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi sesuai dengan rapat anggota.
3) Biasanya pemupukan modal dana cadangan dalam rapat anggota.
Sisa hasil usaha setelah dikurangi untuk dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota. Disamping itu, sisa hasil usaha juga digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan rapat anggota. Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi. Oleh sebab itu, sisa hasil usaha harus selalu ditingkatkan agar rencana yang ditetapkan dalam rapat anggota dapat berjalan lancar.
SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri (dalam Sitio dan Tamba, 2001:89), yaitu :
(35)
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari anggota koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
2) SHU atas jasa usaha
Jasa ini menjelaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.
Sisa hasil usaha bersumber dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri yaitu sisa hasil usaha atas jasa modal dan sisa hasil usaha atas jasa anggota. Sisa hasil usaha atas jasa modal adalah anggota sebagai pemilik atau investor dari koperasi karena anggota adanya jasa anggota atas jasa modal yang berupa simpanan, jadi sepanjang koperasi tersebut menghasilkan sisa hasil usaha, maka anggota dari koperasi itu akan menerimanya. Sedangkan sisa hasil usaha atas jasa usaha adalah anggota selain menjadi pemilik juga merupakan sebagai pelanggan dan pemakai. Jadi dari jasa yang dilakukan oleh anggota terhadap usaha yang ada pada koperasi tersebut juga akan memperoleh sisa hasil usaha.
Perolehan sisa hasil usaha oleh masing-masing anggota tergantung besar kecilnya partisipasi modal dan tranksaksi ysng dilakukan oleh anggota tersebut terhadap usaha-usaha yang ada pada koperasi. Dengan artian semakin besar partisipasi modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota terhadap koperasi, maka semakin besar pula sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota tersebut dan juga sebaliknya.
(36)
B. Perhitungan Sisa Hasil Usaha
Menurut Soemarno (2005:2008), sisa hasil usaha setelah dikurangi untuk dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota. Disamping itu, sisa hasil usaha juga digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan rapat anggota. Pembagian sisa hasil usaha, bila diktisarkan adalah sebagai berikut :
1) Anggota
2) Cadangan koperasi 3) Bagian pengurus
4) Bagian pegawai/karyawan 5) Program pendidikan koperasi 6) Program pembangunan daerah kerja 7) Program sosial
Prinsip-prinsip pembagian Sisa Hasil Usaha (Sitio dan Tamba, 2001:91) sebagai berikut:
1) SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2) SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
3) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. 4) SHU anggota dibayar secara tunai.
Sesuai dengan salah satu sendi-sendi dasar koperasi, yang mengatakan pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota, maka
(37)
pembagian SHU dibedakan antara yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota (Widiyanti dan Sunindhia, 2003:157).
Perhitungan akhir tahun yang menggambarkan penerimaan pendapatan koperasi dan alokasi penggunaanya untuk biaya-biaya koperasi berdasarkan pasal 45 ayat 1 UU No.25/1992 (dalam Partomo, dkk, 2002:83) dapat dirumuskan sebagai berikut:
SHU = Pendapatan – (Biaya + Penyusutan + Kewajiban Lain + Pajak) Rumus diatas dapat disederhanakan menjadi:
SHU = TR – TC
Sisa hasil usaha merupakan pendapatan total koperasi dari seluruh usaha yang diperoleh dengan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan dalam satu tahun yang sama. Dengan demikian sisa hasil usaha tergantung pada dua hal, yaitu volume usaha yang dicapai dan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan.
Dari persamaan (SHU = TR – TC) tersebut, maka akan ada tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu:
a. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar dari jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU positif, yang berarti kontribusi anggota pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi. Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi kepada para anggotanya.
b. Jumlah pendapatan anggota koperasi lebih kecil daripada jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negative atau SHU minus, yang berarti kontribusi anggota koperasi terhadap pengeluaran untuk
(38)
biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi. Kekurangan kontribusi anggota tersebut ditutup dengan dana cadangan. Dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
c. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terjadi SHU nihil atau berimbang, yang berarti dimana pengeluaran biaya dan pendapatan koperasi seimbang. Dalam hal ini koperasi harus memperbaiki kinerjanya agar dapat meningkatkan pendapatannya untuk memperoleh SHU positif. Koperasi harus bekerja dan melaksanakan kegiatannya secara efisien baik internal maupun alokasi sumber dayanya. Sisa hasil usaha yang selalu berkembang adalah sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Sisa hasil usaha pada koperasi bersumber dari anggota dan non anggota, maka sisa hasil usaha ini juga akan dibagikan kembali. Pembagian sisa hasil usaha untuk anggota sesuai dengan jasa masing-masing anggota.Jadi pembagian sisa hasil usaha harus sesuai dengan partisipasi anggota, baik itu terhadap modal, transaksi dan usaha koperasi yang lainnya.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)
Menurut Atmadji (2007:219) faktor-faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi dicerminkan oleh indikator keuangan koperasi seperti, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan sisa hasil usaha koperasi.Disamping itu tentu saja indikator non-keuangan juga ikut mewarnai perkembangan koperasi itu sendiri
(39)
seperti, jumlah anggota, jumlah tenaga kerja yang terserap serta jumlah unit koperasi itu sendiri.
Sedangkan menurut Iramani dan E. Kristijadi (1997:75), faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU) koperasi adalah jumlah anggota koperasi, volume usaha, jumlah simpanan (modal sendiri), jumlah hutang (modal asing).
Adapun faktor-faktor penghambat perkembangan koperasi adalah keterbatasan modal, banyak dikalangan Pembina yang belum mendalami hakikat koperasi, sikap yang tidak konsisten terhadap koperasi, terbatasnya sarana pelayanan rendahnya kesadaran anggota tentang kedudukannya sebagai pemilik dan langganan.
Dengan meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU) dan mengulangi adanya faktor-faktor penghambat perkembangan koperasi, maka sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi juga akan meningkat, sehingga kesejahteraan anggota koperasipun akan meningkat. Dengan meningkatnya sisa hasil usaha diharapkan koperasi dapat mampu menjaga kelangsungan hidup koperasi tersebut.
Yang dimaksud sisa hasil usaha (SHU) dalam penelitian ini adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
(40)
3.Anggota Koperasi
A. Pengertian anggota koperasi
Anggota koperasi adalah orang-orang / badan hokum koperasi yang memiliki kepentingan yang sama yaitu sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi itu sendiri, berpatisipasi aktif untuk mengembangkan usaha koperasi dan syarat-syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku anggota. Menurut UU No 17 Tahun 2012 Pasal 26
“Anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka bagi semua yang bias dan mampu menggunakan jasa koperasi dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan”
Kemudian yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga negara Indonesia yang :
a. Mampu melakukan tindakan hokum
b. Menerima landasan idiil, asas-asas maupun sendi dasar koperasi
c. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi yang lain.
B. Hak dan kewajiban anggota koperasi
Hak dan kewajiban bagi semua anggota koperasi adalah sama tidak ada prioritas diantara para anggotanya, tidak ada yang didahulukan baik sebagai anggota ataupun
(41)
sebagai pengawas semuanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Kewajiban anggota koperasi sesuai dengan UU N0 17 tahun 2012 pasal 29 yaitu sebagai berikut :
1. Mematuhi anggaran dasar, anggota rumah tangga, dan keputusan rapat anggota
2. Berpatisipasi aktif dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi, dan
3. Mengembangkan dan memelihara nilai sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 Hak anggota koperasi sesuai dengan UU No 17 tahun 2012 pasal 30 yaitu sebagai berikut :
1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota
2. Mengemukakan pendapat atau saran kepada penguru di luar rapat anggota baik diminta atau tidak
3. Memilih atau dipilih menjadi pengawas atau pengurus
4. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasa 5. Memanfaatkan jasa yang disediakan oleh koperasi
6. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperai sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar, dan
mendapatkan selisih hasil usaha koperasi dan kekayaan sisa hasil penyelesaian koperasi.
(42)
4. Hakekat Permodalan
Setiap perkumpulan atau organisasi dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuannya memerlukan sejumlah dana. Sebagai badan usaha, koperasi memerlukan dana sesuai dengan lingkup dan jenis usahanya. Dalam rangka mendirikan badan usaha koperasi, yang ditetapkan oleh pembuat undang-undang sebagai syarat minimum untuk mendirikan sebuah okperasi adalah jumlah anggota pendiri.Sedangkan besar modal minimum yang harus disetor sebagai modal awal koperasi oleh para pendirinya tidak ditentukan, hal ini sesuai dengan karakteristik koperasi yang mengedepankan jumlah anggota ketimbang besar modal usaha.
Sedikitnya ada tiga alasan koperasi membutuhkan modal, anatara lain: Pertama, untuk membiayai proses pendirian sebuah koperasi atau disebut biaya pra-organisasi untuk keperluan: pembuatan akta pendirian atau anggaran dasar, membayar biaya administrasi pengurusan izin yang diperlukan, sewa tempat bekerja, ongkos transportasi, dan lain-lain.Kedua, untuk membeli barang-barang modal.Barang-barang modal ini dalam perhitungan perusahaan digolongkan menjadi harta tetapatau barang modal jangka panjang.Ketiga, untuk modal kerja.Modal kerja biasanya digunakan untuk membiayai operasional koperasi dalam menjalankan usahanya.
a. Modal Sendiri
1. Pengertian Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko (equity) atau merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah (Atmadji,
(43)
2007:224). Sedangkan menurut Riyanto (2001:240), modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya.
Menurut Tohar (2000:19), modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang ditanam untuk jangka tertentu. Modal sendiri selain yang berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan.Modal sendiri yang berasal dari sumber intern berupa cadangan keuntungan yang ditahan, sedangkan modal sendiri yang berasal dari sumber eksternal adalah modal dari pemilik perusahaan atau badan usaha tersebut.
Modal sendiri merupakan modal yang bersumber dari dalam perusahaan itu sendiri. Modal sendiri koperasi dalam penelitian ini adalah simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, dana cadangan dan donasi/hibah. Suatu perusahaan koperasi yang mempunyai laju pertumbuhan harus menyediakan modal yang cukup untuk membiayai usahanya. Modal yang produktif biasanya menggunakan penghasilan lebih untuk ditanamkan kembali pada saham.Penghasilan setelah pajak dapat digunakan untuk konsumsi atau ditanamkan kembali. Laba bersih yang tidak dikonsumsi akanmenambah modal sendiri, sehingga akan mengurangi rasio utang. Selanjutnya, pertumbuhan modal sendiri akan meningkatkan konsumsi di masa yang akan datang (Maryati, 2002:60)
(44)
2. Sumber Modal sendiri
Modal sendiri pada koperasi terdiri atas: a) Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan pada saat masuk menjadi anggota oleh setiap anggota kepada koperasi, yang besarnya untuk masing-masing anggota adalah sama (Hadhikusuma, 2000:96). Simpanan pokok ini tidak bisa diambil oleh anggotanya selama anggota tersebut menjadi anggota koperasi.Mengenai jumlah simpanan pokok yang dibayarkan oleh anggota tergantung pada anggaran dasar koperasi yang telah ditetapkan.Simpanan pokok ini ikut menanggung resiko.
b) Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh setiap anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang nilainya untuk masing-masing anggota tidak harus sama (Hadhikusuma, 2000:97). Simpanan wajib ini sama halnya dengan simpanan pokok, yaitu tidak dapat diambil kembali oleh anggota selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Namun simpanan wajib ini tidak ikut menanggung kerugian.
c) Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian jika diperlukan (Hadhikusuma, 2000:97). Dana cadangan
(45)
ini tidak boleh dibagikan kepada anggota koperasi, walaupun terjadi pembubaran koperasi. Karena dana ini digunakan untuk membayar hutang-hutang koperasi, menutup kerugian koperasi dan yang lainnya.
d) Hibah/Donasi
Hibah merupakan hadiah atau pemberian secara cuma-cuma kepada seseorang atau organisasi. Modal donasi ini merupakan bantuan yang diberikan tanpa ada perjanjian atau syarat apapun dan modal ini digunakan untuk operasional koperasi yang tidak bisa dipindah tangankan.
b. Modal Luar atau Modal Pinjaman
1. Pengertian Modal Luar
Modal yang terbaik adalah modal sendiri tanpa adanya pinjaman modal dari yang lainnya.Namun karena modal sendiri kurang mencukupi untuk pengembangan usaha yang dilakukan koperasi, maka diperlukanlah bantuan dari luar sebagai pinjaman modal. Pinjaman ini diperoleh dari bantuan atau pinjaman pemerintah dan lain-lain.
2. Sumber Modal Luar
Modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari: 1) Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
(46)
2) Pinjaman dari Koperasi lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit, tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
3) Lembaga keuangan lainnya
Yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keungan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
4) Penerbitan obligsi dan surat utang lainnya,
Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
(47)
5) Sumber lain yang sah
Pinjaman yang diperolah dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.
B. Hubungan Antar Variabel
Maka hubungan antar variabel pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hubungan Jumlah Anggota dengan Sisa Hasil Usaha
Anggota koperasi mempunyai peranan penting dalam memajukan koperasi, tanpa adanya anggota koperasi maka usaha tidak akan berjalan. Anggota adalah pemilik sekaligus pengguna pelayanan koperasi, kesadaran anggota terhadap koperasinya sangat penting dan sangat diperlukan dengan tujuan utamanya adalah meningkatnya partisipasi anggota dalam usaha koperasinya.
Sebagai anggota koperasi berhak menerima sisa hasil usaha sesuai dengan jasa yang telah diberikan kepada koperasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari R.M. Ramudi Arifin (meirsyahnp.blogspot.com), yang menyatakan bahwa “dalam batas
ekonomi, kesejahteraan seseorang/masyarakat dapat diukur dari pendapatan yang diperolehnya, dengan demikian tujuan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dapat dioperasionalkan menjadi meningkatkan pendapatan anggota”. Pendapatan yang diterima oleh seorang anggota koperasi dapat berupa pendapatan nominal (uang) dan pendapatan riil dalam bentuk barang.
(48)
2. Hubungan Modal Sendiri dengan Sisa Hasil Usaha
Setiap kegiatan usaha memerluka modal sebagai penggerak operasional.Modal tersebut merupakan pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha termasuk koperasi untuk mendapatkan hasil atau laba yang diinginkan. Oleh karena itu koperasi harus berusaha meningkatkan modal usahanya. Modal usaha yang cukup akan membantu koperasi untuk melakukan kegiatan secara efisien.
Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan usaha sangat tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan menanamkan modalnya dengan cara pemupukan berbagai sumber keuntungan dan banyaknya jumlah anggota. Modal anggota bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini bertujuan untuk mendidik koperasi sebagai badan usaha yang mandiri dengan kekuatan sendiri.
Semakin besar jumlah anggota, maka semakin besar pula modal yang dimiliki koperasi. Artinya kemampuan usaha koperasi semakin beraneka ragam dan pada gilirannya akan memperbesar sisa hasil usaha. Usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya.
Berarti faktor variabel modal sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap sisa hasil usaha. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gitosudarmo (2002) bahwa dengan modal yang lebih dari cukup akan mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan atau laba. Menurut Kusmuriyanto (2003), partisipasi
(49)
anggota dalam kontribusi modal berpengaruh terhadap pemupukan modal sendiri sehinggan nantinya akan meningkatkan penghasilan.
3. Hubungan Modal Luar terhadap Sisa Hasil Usaha
Modal luar adalah modal yang diperoleh dari bantuan atau pinjaman dari pemerintah, koperasi lainnya, lembaga keuangan dan lain-lain.Tetapi modal yang terbaik adalah modal sendiri tanpa adanya pinjaman modal dari yang lainnya. Namun karena modal sendiri kurang mencukupi untuk pengembangan usaha yang dilakukan koperasi, maka diperlukanlah bantuan dari luar sebagai pinjaman modal.
Bantuan atau pinjaman yang diperoleh digunakan sebagai tambahan modal bagi usaha koperasi.Sehingga modal luar berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha. Karena jika modal luar diperoleh semakin besar, maka unit usaha-usaha koperasi yang dikembangkan juga akan semakin besar. Sehingga dapat meningkatkan sisa hasil usaha koperasi.
C. Penelitian Terdahulu
1. Aji Setiyono (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Modal Sendiri, Modal Asing, dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Kabupaten Kebumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pengujian hipotesis secara parsial antar variabel modal sendiri, modal asing, dan volume usaha berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha.
(50)
2. Putu Trisna Ganitri, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini (2014) dalam penelitiannya yang bejudul “Pengaruh Modal sendiri, Model Pinjaman, dan Volume Usaha terhadap Selisih Hasil Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Klungkung. Hasil penelitiannya ada pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan dari modal sendiri, modal luar, modal pinjaman, dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha koperasi simpan pinjam di Kabupaten Klungkung
3. Agustin Rusiana Sari dan Beny susanti yang berjudul “Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar, dan Volume Usaha pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakrta. Hasil penelitiannya yaitu Modal sendiri, modal luar, volume usaha secara bersama-sama mempengaruhi sisa hasil usaha, sedangkan secara parsial hanya volume usaha yang mempengaruhi sisahasil usaha di Provinsi DIY.
4. Km bayu pariyasa, Anjuman Zukhri, Luh Indrayani yang berjudul “Pengaruh Modal, Volume dan Anggota terhadap SisaHasil Usaha pada Koperasi Serba
Usaha KecamatanBuleleng”. Hasil penelitiannya yaitu variabelmodal, volume usaha dan jumlah anggotasecara simultan berpengaruh terhadap sisahasil usaha (SHU).
5. Helina Ria Patmi dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar, dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi di
(51)
Kabupaten Bantul”. Hasil penelitiannya ada pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan dari modal sendiri, modal luar, dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha koperasi di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Variabel Model Hasil
Aji Setiyono (2009)
”Pengaruh Modal
Sendiri, Modal Asing, dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi
Unit Desa (KUD)
Kabupaten Kebumen
Variabel dependen: Sisa Hasil Usaha
Variabel independen: Modal Sendiri, Modal Asing, dan Volume Usaha
Analisis
Deskriptif, dan Analisis
Inferensial
Pengujian hipotesis secara parsial antar
variabel modal
sendiri, modal asing, dan volume usaha berpengaruh
signifikan terhadap sisa hasil usaha
Putu Trisna Ganitri, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini
(2014) “Pengaruh
Modal sendiri, Model Pinjaman, dan Volume Usaha terhadap Selisih Hasil Usaha pada
Koperasi Simpan
Pinjam di Kabupaten Klungkung
Variabel dependen: Selisih Hasil Usaha Variabel Independen: Modal Sendiri, Model Pinjaman, dan Volume Usaha
Analisis yang digunakan Penelitian Kuantitatif Kausal
Ada pengaruh yang
positif dan
signifikan secara simultan dari modal sendiri, modal luar, modal pinjaman, dan
volume usaha
terhadap sisa hasil
usaha koperasi
simpan pinjam di Kabupaten
Klungkung Agustin Rusiana Sari
dan Beny susanti
“Pengaruh Modal
Variabel dependen: Sisa Hasil
Analisis Statistik
Deskriptif, Uji
Modal sendiri,
modal luar, volume
(52)
Sendiri, Modal Luar, dan Volume Usaha pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di Provinsi
Daerah Istimewa
Yogyakrta Usaha Variabel independen: modal sendiri, modal luar, dan volume usaha
Asumsi Klasik untuk Regresi Berganda, dan Analisis
Regresi Berganda
bersama-sama mempengaruhi sisa
hasil usaha,
sedangkan secara
parsial hanya
volume usaha yang mempengaruhi sisa hasil usaha di Provinsi DIY.
Km bayu pariyasa, Anjuman Zukhri, Luh Indrayani “Pengaruh Modal, Volume dan
Anggota terhadap
SisaHasil Usaha pada Koperasi Serba Usaha Kecamatan
Buleleng”
Variabel dependen : Sisa Hasil usaha
Variabel independen : Modal, Volume Usaha, dan jumlah Anggota
Penelitian Kausal dengan Teknik
Analisis adalah Analisis
Regresi Berganda
Variabel
modal, volume
usaha dan jumlah anggota
secara simultan berpengaruh
terhadap sisa hasil usaha (SHU)
Helina Ria Patmi,
“Pengaruh Modal
Sendiri, Modal Luar, dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha di Kabupaten Bantul tahun
2012-2015”
Variabel dependen : Sisa Hasil Usaha
Variabel Independen : Modal Sendiri, Modal Luar, Volume Usaha Penelitian dengan Analisis Metode Panel
ada pengaruh yang
positif dan
signifikan secara simultan dari modal sendiri, modal luar, dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha koperasi di Kabupaten Bantul
(53)
D. Kerangka Berfikir
Menurut purwanto (2007:81) kerangka berfikir adalah argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban yang bersifat sementara dengan masalah yang diajukan. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti. Kerangka berfikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
Anggota koperasi memegang peranan penting dalam menjalankan kegiatan koperasi. Jumlah anggota yang berperan aktif dalam pembiayaan koperasi berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela serta pemanfaatan berbagai potensi pelayanan yang disediakan koperasi akan meningkatkan modal koperasi, terutama modal kerja dan omset usaha koperasi. Hal ini tentu akan membuat koperasi akan berkembang lebih baik dan akan menguntungkan anggota terutama dengan adanya kenaikan perolehan sisa hasil usaha koperasi.
Dengan banyaknya jumlah anggota yang berperan aktif dalam kegiatan koperasi maka kegiatan koperasi dapat berjalan dengan lancar. Semakin banyak jumlah anggota koperasi akan semakin meningkatkan modal yang dimiliki koperasi. Modal inilah yang perlu diperhatikan oleh para pengurus koperasi untuk mengelolanya dengan baik, sehingga modal itu dapat digunakan secara ekonomis dan
(54)
efektif untuk pembiayaan operasional koperasi sehari-hari.Ada dua macam modal dalam koperasi yaitu modal sendiri dan modal luar (pinjaman) yang akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha pada koperasi.
Di dalam koperasi sisa hasil usaha (SHU) erat hubungannya dengan jumlah anggota, modal sendiri dan modal pinjaman yang dimiliki oleh koperasi. Semakin banyak jumlah anggota koperasi maka akan semakin banyak pula modal yang dimiliki koperasi. Dengan modal yang banyak maka koperasi dapat menghasilkan sisa hasil usaha (SHU) bagi para anggotanya.
Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan salah satu indikator keberhasilan koperasi. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kegiatan usaha koperasi. Koperasi harus mampu membiayai kegiatan operasionalnya dengan sisa hasil usaha yang dihasilkan. Dengan demikian jumlah anggota, modal sendiri, dan modal luar berhubungan dengan sisa hasil usaha koperasi.
Modal Sendiri (X1)
Modal Luar/Pinjaman (X2)
Sisa Hasil Usaha (Y)
Jumlah Anggota (X3)
(55)
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian
E. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011 : 64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis tersebut akan diuji menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga akan diketahui kebenarannya secara empiris. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah dibuat, kemudian peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara modal sendiri koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015.
2. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara modal luar koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015.
3. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara jumlah anggotakoperasi dengan perolehan sisa hasil usaha pada koperasi pegawai kabupaten Pekalongan tahun 2012-2015.
(56)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi pegawai republik Indonesia yang masih aktif dan koperasi yang terdaftar di Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindakop) Kabupaten Pekalongan, selama tahun 2012-2015. Sehingga diperoleh 20 jenis koperasi yang masih aktif beroperasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metodepengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti dimana syarat yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi oleh sampel. Kriteria Koperasi yang akan menjadi sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Koperasi yang memiliki Data Keragaan Tahunan Koperasi mengenai modal sendiri, modal luar, jumlah anggota dan sisa hasil usaha selama periode 2012-2015.
2. Melaksanakan RAT selama periode penelitian yaitu 2012-2015, sehingga diperoleh sampel sebanyak 20 jenis koperasi.
B.Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder. Data yang digunakan merupakan data-data kuantitatif, meliputi laporan Data Keragaan
(57)
Koperasi Pegawai Kabupaten Pekalongan yang meliputi modal sendiri, modal luar, jumlah anggota dan sisa hasil usaha koperasi selama periode 2012 sampai 2015.
2. Data sekunder yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari publikasi oleh instansi-instansi yang terkait seperti Disperindakop, Badan pusat statistik (BPS) dan dengan cara survei langsung ke kantor instansi-instansi tersebut atau dengan
browse ke website mereka, seperti: www.bps.go.id.
C.Variabel Penelitan dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian
Berdasarkan pendahuluan dan landasan teori yang telah dipaparkan, variabel dependen dan independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel dependen yaitu: Sisa Hasil Usaha (SHU)
b. Variabel independen yaitu: Modal Sendiri, Modal Luar, Jumlah Anggota
2. Definisi Operasional Variabel
W.Gulo mengatakan (2010:44) definisi operasional dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia bisa berfungsi sebagai penunjuk untuk menemukan data yang tepat dalam dunia empiris. Definisi operasional memberikan informasi-informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti dan dapat memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(58)
digunakan dalam penelitian, yaitu: a. Modal Sendiri
Modal sendiri adalaha modal yang menanggung resiko (equity) atau merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah.
b. Modal Luar
Modal luar atau modal pinjaman adalah pinjaman modal yang diperoleh dari anggota, koperasi lainnya, Bank dan lembaga keuangan lainnya dan sumber lain yang sah
c. Jumlah Anggota
JumlahAnggota adalah jumlah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi, keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota.
D.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Metode Studi Pustaka
Yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti berbagai majalah, jurnal, dan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian.
2. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini, yang terdapat dalam publikasi Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Pekalongan.
(59)
E.Model Analisis Data
1. Model Analisis Ekonometrika
Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka dalam menganalisis permasalahan (data) penulis akan menggunakan metode regresi Data Panel. Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan struktur data yang merupakan data panel. Umumnya pendugaan parameter dalam analisis regresi dengan data cross section dilakukan menggunakan pendugaan metode kuadrat terkecil atau disebut Ordinary Least Square (OLS).
Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Menurut Widarjono (2009) penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan lebih menghasilkan degree of freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series
dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (omitted-variabel).
Hsiao (1986), mencatat bahwa penggunaan panel data dalam penelitian ekonomi memiliki beberapa keuntungan utama dibandingkan data jenis cross section
maupun time series. Pertama, dapat memberikan peneliti jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom (derajat kebebasan), data memiliki variabelitas yang besar dan mengurangi kolinearitas antara variabel penjelas, di mana
(60)
dapat menghasilkan estimasi ekonometri yang efisien. Kedua, panel data dapat memberikan informasi lebih banyak yang tidak dapat dberikan hanya oleh data cross section dan time series saja. Dan ketiga, panel data dapat memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam inferensi perubahan dinamis dibandingkan data cross section
(A.T. Basuki dan I. Yuliadi, 2015).
Menurut Wibisono (2005) keunggulan regresi data panel antara lain:
1) Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu.
2) Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model prilaku lebih kompleks. 3) Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulang-ulang
(time series), sehingga metode data panel cocok digunakan sebagai study of dynamic adjustment.
4) Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih variatif dan kolinearitas (multiko) antara data semakin berkurang, dan derajat kebebasan (degree of freedom/ df) lebih tinggi sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
5) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks.
Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu.
(61)
2. Teknik Penaksiran Model
Pada penelitian ekonomi, seorang peneliti sering menghadapi kendala data.Apabila regresi diestimasi dengan data runtut waktu, observasi tidak mencukupi.Jika regresi diestimasi dengan data lintas sektoral terlalu sedikit untuk menghasilkan estimasi yang efisien. Salah satu solusi untuk menghasilkan estimasi yang efisien adalah dengan menggunakan model regresi data panel. Data panel (pooling data) yaitu suatu model yang menggabungkan observasi lintas sektoral dan data runtut waktu. Tujuannya supaya jumlah observasinya meningkat. Apabila observasi meningkat maka akan mengurangi kolinieritas antara variabel penjelas dan kemudian akan memperbaiki efisiensi estimasi ekonometri (Insukindro, 2001).
Hal yang diungkap oleh Baltagi (Puji dalam Irawan, 2012), ada beberapa kelebihan penggunaan data panel yaitu:
a. Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam tiap unit.
b. Penggunaan data panel lebih informatif, mengurangi kolinieritas antar variabel, meningkatkan derajat kebebasan dan kebih efisien.
c. Data panel cocok utnuk digunakan karena menggambarkan adanya dinamika perubahan.
d. Data panel dapat meminimalkan bias yang mungkin dihasilkan dalam agregasi.
(62)
Untuk menguji estimasi pengaruh jumlah unit usaha, nilai investasi, nilai produksi dan upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil digunakan alat regresi dengan model data panel.Ada dua pendekatan yang digunakan dalam mengalisis data panel. Pendekatann Fixed Effect dan Random Effect. Sebelum model estimasi dengan model yang tepat, terlebih dahulu dilakukan uji spesifikasi apakah Fixed Effect dan Random Effect atau keduanya memberikan hasil yang sama.
Metode GLS (Generated Least Square) dipilih dalam penelitian ini karena adanya nilai lebih yang dimiliki oleh GLS dibanding OLS dalam mengestimasi parameter regresi. Gujarati (2003) menyebutkan bahwa metode OLS yang umum mengasumsikan bahwa varians variabel adalah heterogen, pada kenyataannya variasi pada data pooling cenderung heterogen.Metode GLS sudah memperhitungkan heterogenitas yang terdapat pada variabel independen secara eksplisit sehingga metode ini mampu menghasilkan estimator yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
Dari beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka dapat dibuat model penelitan sebagai berikut:
Yit = β0+β1X1it+ β2X2it +β3X3it t+ε
Keterangan :
Yit = Sisa Hasil Usaha (SHU)
(63)
β123 = Koefisien variabel 1,2,3
X1 = Modal Sendiri
X2 = Modal Luar
X3 = Jumlah Anggota
i = 20 Jenis Koperasi t = Periode Waktu ke-t
ε = Error Term
Dalam menguji spesifikasi model pada penelitian, penulis menggunakan beberapa metode :
a. Uji Hausman
Uji Spesifikasi Hausman membandingkan model fixed effect dan random di bawah hipotesis nol yang berarti bahwa efek individual tidak berkorelasi dengan regresi dalam model (Hausman dalam Venia, 2014). Jika tes Hausman tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p > 0,05), itu mencerminkan bahwa efek random estimator tidak aman bebas dari bias, dan karena itu lebih dianjurkan kepada estimasi fixed effect disukai daripada efek estimator tetap.
b. Uji Chow Test
Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Fixed Effect atau
Random Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah:
H0 = Common Effect Model atau pooled OLS
(64)
Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan F-statistik dengan F-tabel.Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F table maka Ho di tolak yang berarti model yang digunakan adalah Cammon Effect Model (Widarjono, 2009). Perhitungan F statistic didapat dari uji chow dengan rumus (Baltagi, 2005):
Keterangan:
SSE1 = Sum Square Error dari model Common Effect
SSE2 = Sum Square Error dari model Fixed Effect
N = Jumlah perusahaan (cross section)
nt = Jumlah cross section x jumlah time series
k =Jumlah variable independen
sedangkan variable F table didapat dari :
Keterangan:
a = tingkat signifikan yang dipakai n = jumlah Bank (cross section) nt = jumlah cross section x time series
(65)
k = jumlah variable independen
c. Uji Asumsi Klasik
Dengan pemakaian metode Ordinary Least Squared (OLS), untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang lebih tepat, maka diperlukan pendeteksian apakah model tersebut menyimpang dari asumsi klasik atau tidak, deteksi tersebut terdiri dari:
1) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kombinasi kolinier dari variabel yang lainnnya.Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi ini ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Jika terjadi korelasi maka dinamakna terdapat problem multikolinieritas. Salah satu cara mendeteksi adanya multikolinieritas yaitu :
R2 cukup tinggi (0,7 – 0,1), tetapi uji-t untuk masing-masing koefisien regresi nya tidak signifikan.Tingginya R2 merupakan syarat yang cukup (sufficent) akan tetapi bukan syarat yang perlu (necessary) untuk terjadinya multikolinearitas, sebab pada R2 yang rendah < 0,5 bisa juga terjadi multikolineraritas.
Meregresikan variabel independen X dengan variabel-variabel independen yang lain, kemudian di hitung R2 nya dengan uji F;
Jika F* > F tabel berarti H0 di tolak, ada multikolinearitas
Jika F* < F tabel berarti H
(66)
Ada beberapa cara untuk mengetahui multikolienaritas dalam suatu model. Salah satunya adalah dengan melihat koefisien korelasi hasil output komputer. Jika terdapat koefisien korelasi yang lebih besar dari (0,9), mka terdapat gejala multikolinearitas (Rosadi, 2011).
Untuk mengatasi masalah multikolinieritas, satu variabel independen yang memiliki korelasi dengan variabel independen lain harus dihapus. Dalam hal metode GLS, model ini sudah diantisipasi dari multikolienaritas.
2) Uji Heterokedastisitas
Suatu model regresi dikatakan terkena heterokedastisitas apabila terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dan satu pengamatan ke pengamatan yang laintetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.
Adanya sifat heteroskedastisitas ini dapat membuat penaksiran dalam model bersifat tidak efisien. Umumnya masalah heteroskedastisitas lebih biasa terjadi pada data cross section dibandingkan dengan time series (Gujarati, 1978).
Untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas dalam model, penulis menggunakan uji park yang sering digunakan dalam beberapa referensi. Dalam metodenya, Park menyarankan suatu bentuk fungsi spesifik diantara varian kesalahan
σ dan variabel bebas yang dinyatakan sebagai berikut :
(1)
Common
Dependent Variable: SHU? Method: Pooled Least Squares Date: 08/30/16 Time: 18:55 Sample: 2012 2015
Included observations: 4 Cross-sections included: 20
Total pool (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.59900 19.07015 0.765542 0.4463
MS? 0.026589 0.012767 2.082559 0.0407
ML? -0.007270 0.007206 -1.008896 0.3162
JA? 0.089780 0.081284 1.104524 0.2729
R-squared 0.151503 Mean dependent var 71.02063
Adjusted R-squared 0.118010 S.D. dependent var 92.63665 S.E. of regression 86.99909 Akaike info criterion 11.81838 Sum squared resid 575232.0 Schwarz criterion 11.93748 Log likelihood -468.7352 Hannan-Quinn criter. 11.86613
F-statistic 4.523387 Durbin-Watson stat 0.161214
(2)
Fixed
Dependent Variable: SHU?
Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 08/30/16 Time: 18:56
Sample: 2012 2015 Included observations: 4 Cross-sections included: 20
Total pool (balanced) observations: 80
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 84.40561 7.126994 11.84309 0.0000
MS? 0.003974 0.000830 4.790449 0.0000
ML? 0.002236 0.000492 4.548138 0.0000
JA? -0.081058 0.021005 -3.858963 0.0003
Fixed Effects (Cross)
_GIAT--C 14.14576
_ARENA--C -46.96870
_ARUM--C -13.28031
_DASPIN--C 371.3011
_GEMI--C 50.95684
_GURU_KESESI--C -41.01175
_KOPENDA--C 50.62631
_KOPENDJA--C -62.09231
_MANDIRI--C 38.75382
_MEDIKA_JAYA--C -22.73901
_MEGAR--C 12.92353
_RAMA--C -62.44836
_RASA--C -42.25544
_SAMI_MAKMUR--C -61.19701 _SAMI_RUKUN--C 19.91429 _HANDAYANI--C -74.46270 _SEJAHTERA--C -54.03844 _TENIKA_BHAKTI--C -47.14796
_TITI--C -51.76634
_TUTWURI--C 20.78672
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.983235 Mean dependent var 130.4526
Adjusted R-squared 0.976764 S.D. dependent var 122.9951 S.E. of regression 13.21741 Sum squared resid 9957.897
F-statistic 151.9477 Durbin-Watson stat 1.905499
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.983362 Mean dependent var 71.02063
(3)
Random
Dependent Variable: SHU?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/30/16 Time: 18:57
Sample: 2012 2015 Included observations: 4 Cross-sections included: 20
Total pool (balanced) observations: 80
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 53.70528 28.01614 1.916941 0.0590
MS? 0.005379 0.002536 2.121573 0.0371
ML? 0.003354 0.001877 1.786685 0.0780
JA? 0.016699 0.071548 0.233392 0.8161
Random Effects (Cross)
_GIAT--C 12.69710 _ARENA--C -34.31864 _ARUM--C -12.01025 _DASPIN--C 358.4102 _GEMI--C 37.37175 _GURU_KESESI--C -44.04226 _KOPENDA--C -9.540702 _KOPENDJA--C -37.05442 _MANDIRI--C 30.13005 _MEDIKA_JAYA--C -42.54750 _MEGAR--C -5.197084 _RAMA--C -57.83366 _RASA--C -36.73485 _SAMI_MAKMUR--C -47.15176 _SAMI_RUKUN--C 35.51520 _HANDAYANI--C -49.95379 _SEJAHTERA--C -45.23406 _TENIKA_BHAKTI--C -32.61649 _TITI--C -42.07368 _TUTWURI--C 22.18479
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 87.81852 0.9752
Idiosyncratic random 13.99337 0.0248
Weighted Statistics
R-squared 0.096610 Mean dependent var 5.640488 Adjusted R-squared 0.060950 S.D. dependent var 14.59536 S.E. of regression 14.14358 Sum squared resid 15203.10 F-statistic 2.709182 Durbin-Watson stat 1.493156 Prob(F-statistic) 0.050972
Unweighted Statistics
R-squared 0.065947 Mean dependent var 71.02063 Sum squared resid 633234.1 Durbin-Watson stat 0.035849
(4)
Chow
Redundant Fixed Effects Tests Pool: PANEL
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 151.612580 (19,57) 0.0000
Cross-section Chi-square 315.384817 19 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: SHU?
Method: Panel Least Squares Date: 08/30/16 Time: 18:58 Sample: 2012 2015
Included observations: 4 Cross-sections included: 20
Total pool (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.59900 19.07015 0.765542 0.4463
MS? 0.026589 0.012767 2.082559 0.0407
ML? -0.007270 0.007206 -1.008896 0.3162
JA? 0.089780 0.081284 1.104524 0.2729
R-squared 0.151503 Mean dependent var 71.02063 Adjusted R-squared 0.118010 S.D. dependent var 92.63665 S.E. of regression 86.99909 Akaike info criterion 11.81838 Sum squared resid 575232.0 Schwarz criterion 11.93748 Log likelihood -468.7352 Hannan-Quinn criter. 11.86613 F-statistic 4.523387 Durbin-Watson stat 0.161214 Prob(F-statistic) 0.005674
(5)
Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: PANEL
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 4.640338 3 0.2001
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
MS? 0.005046 0.005379 0.000000 0.1146
ML? 0.003277 0.003354 0.000000 0.7728
JA? -0.051707 0.016699 0.002962 0.2088
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: SHU?
Method: Panel Least Squares Date: 08/30/16 Time: 18:58 Sample: 2012 2015
Included observations: 4 Cross-sections included: 20
Total pool (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 73.26064 25.28210 2.897727 0.0053
MS? 0.005046 0.002544 1.983473 0.0521
ML? 0.003277 0.001896 1.728786 0.0893
JA? -0.051707 0.089892 -0.575206 0.5674 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.983536 Mean dependent var 71.02063 Adjusted R-squared 0.977182 S.D. dependent var 92.63665 S.E. of regression 13.99337 Akaike info criterion 8.351069 Sum squared resid 11161.42 Schwarz criterion 9.035902 Log likelihood -311.0428 Hannan-Quinn criter. 8.625638 F-statistic 154.7804 Durbin-Watson stat 2.081093 Prob(F-statistic) 0.000000
(6)
Asumsi klasik
Multi
SHU MS ML JA
SHU 1.000000 0.361706 0.140260 0.319530 MS 0.361706 1.000000 0.577338 0.690448 ML 0.140260 0.577338 1.000000 0.522599 JA 0.319530 0.690448 0.522599 1.000000
Heteros
Dependent Variable: RESID2 Method: Panel Least Squares Date: 08/30/16 Time: 19:03 Sample: 2012 2015
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 46.65712 77.48395 0.602152 0.5489
MS 0.074661 0.051875 1.439236 0.1542
ML 0.010363 0.029277 0.353976 0.7243
JA -0.124642 0.330266 -0.377397 0.7069 R-squared 0.053209 Mean dependent var 140.9957 Adjusted R-squared 0.015836 S.D. dependent var 356.3187 S.E. of regression 353.4862 Akaike info criterion 14.62227 Sum squared resid 9496387. Schwarz criterion 14.74137 Log likelihood -580.8909 Hannan-Quinn criter. 14.67002 F-statistic 1.423720 Durbin-Watson stat 2.190592 Prob(F-statistic) 0.242418