Analisis Faktor - Faktor Yang Menguji Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (Kpri) Kabupaten Sragen

USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KABUPATEN SRAGEN

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : RAHMAD PRASETYA UTAMA F.1107018 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

MOTTO

Kebahagian tidak akan kita dapat bila kita mengejarnya, kebahagian akan kita dapatkan bila kita bisa mensyukuri apa yang ada sekarang, dan

ingatlah kawan hidup tidak selalu diatas, nikmati saja apa yang ada sekarang. ( Penulis )

Orang-orang yang terbaik adalah mereka yang selalu

mencoba untuk terus memperbaiki dirinya.

(Imam Gozali)

Karya kecil ini kupersembahkan untuk Allah SWT

Yang telah mencurahkan nikmatnya dikala lapang maupun sempit dan yang telah menolong peneliti apabila datang kesulitan dan memberi

kemudahan

Karya kecil ini kuhadiahkan untuk:

1. Bapak, Ibu, dan kakak tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya.

2. Teman-teman EP seperjuangan.

3. Teman-teman dan sahabat sejati yang

Syukur Alhamdulillah tak henti-hentinya terucap kepada ALLAH SWT atas segala kemudahan, kelancaran serta kesuksesan yang diberikan sehingga Skripsi ini terselesaikan. Skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR -

FAKTOR YANG MENGUJI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI

REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KABUPATEN SRAGEN ” ini dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan demi mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

Dengan segala keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta dibantu oleh para pengajar, dihasilkanlah sebuah karya ini. Diiringi dengan halang rintang dan segala kendala dalam menyelesaikannya, keyakinan selalu muncul untuk memberikan yang terbaik bagi pembaca. Dalam kesempatan ini, ijinkan penulis memberikan ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro. MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs. Supriyono. MSi selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan.

3. Drs. Wahyu Agung S. MSi selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia membagi waktu,pikiran,pengetahuan,nasehatnya dengan penuh kesabarannya sehingga skripsi ini dapat diselasaikan.

4. Dwi Prasetyani. SE MSi selaku Pembimbing akademis yang banyak 4. Dwi Prasetyani. SE MSi selaku Pembimbing akademis yang banyak

6. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

7. Bapak, Ibu dan kakak tercinta atas segala kasih sayang, doa dan pengorbanannya.

8. Teman-temanku Jurusan S1 Non Reguler Ekonomi ( lupita, mas galih, maruf, anton, ujang, adi kampred, bogel, bekasi, adhi, Imam, Lampung, cimpluk, asep, mbah arif, rendi kebo, rendi black, ary, fatih, pras, bang baron, sony, Putra Agung, mas anggit, Mbake janti, dian, anjela, ella, tari, lia, mbak suci. anak-anak kost Bahari, dan Reguler Ekonomi Pembangunan) terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang telah tercipta. Semua itu akan selalu jadi kenangan terindah yang tak akan pernah kulupakan.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Januari 2012

e. Volume Usaha ................................................................. 60

f. Bidang Usaha ..................................................................

61

C. Analisis Data dan Pembahasan ..................................................

62

1. Hasil Uji Statistik ...................................................................

62

a. Hasil Uji t (t Test) ............................................................

64

b. Hasil Uji F (Analisis Varian)...........................................

66

c. Hasil Nilai R 2 (Koefisien Determinasi) .........................

67

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..........................................................

68

a. Hasil Uji Multikolinearitas ..............................................

68

b. Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................ 69

c. Hasil Uji Autokolerasi .....................................................

70

D. Intepretasi Secara Ekonomi.........................................................

71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................

76

B. Saran ............................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

80

LAMPIRAN ...................................................................................................

83

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ………………………………….

31

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ……………....

50 Tabel 4.2

Jumlah Pegawai Negeri…………………………………….

51 Tabel 4.3

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku ……………………………………………… 52

Tabel 4.4

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku ……………………………………………… 53

Tabel 4.5 Jumlah Koperasi Kabupaten Sragen ……………………….

55 Tabel 4.6

Sisa Hasil Usaha …………………………………………...

57 Table 4.7

Modal Sendiri ……………………………………………… 58 Tabel 4.8

Modal Luar ………………………………………………… 59 Tabel 4.9

Jumlah Anggota …………………………………………....

60

Tabel 4.10 Volume Usaha………………………………………………

61

Tabel 4.11 Bidang Usaha……………………………………………….

61

Tabel 4.12 Hasil Regresi Model………………………………………..

63

Tabel 4.13 Hasil Uji t ………………………………………………….

64

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………

68

Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………..

70

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MENGUJI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KABUPATEN SRAGEN

RAHMAD PRASETYA UTAMA (NIM. F1107018)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Menguji Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten Sragen. Negara Indonesia pelaku ekonomi dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Dibawah arus rasionalisasi subsidi dan indepedensi perbankan ternyata koperasi mampu menyumbang sepertiga pasar kredit mikro di tanah air yang sangat dibutuhkan masyarakat luas.

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Perindutrrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (DINPERINDAGKOP DAN UMKM) Kabupaten Sragen, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, serta beberapa studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini. Alat yang digunakan untuk menganalisis Faktor-Faktor Yang Menguji Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten Sragen adalah model Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Squares). Proses pengujian yang digunakan

adalah Uji Statistik dan Uji Asumsi Klasik. Uji statistik yang meliputi uji t, uji F, uji R 2

yang dilanjutkan dengan Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi dan Uji Homoskedastisitas.

Hasil penelitian menunjukkan hasil uji statistik variables modal sendiri, modal luar, volume usaha, bidang usaha. berpengaruh secara nyata terhadap sisa hasil usaha koperasi. Sesangkan variabel jumlah anggota, bidang usaha yang tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha koperasi. Hasil uji asumsi klasik, menunjukkan bahwa tidak terjadi gangguan multikolinieritas, gangguan Autokorelasi dan gangguan Homoskedastisitas.

Dilihat dari hasil analisis data yang telah dilakukan disarankan untuk koperasi yang dengan modal sendiri dan modal luar sedikit untuk ditingkatkan lagi supaya sisa hasil usaha koperasi meningkat. Koperasi yang memiliki jumlah anggota dengan partisipasi yang sedikit, disarankan untuk lebih ditingkatkan lagi karena keuntungan koperasi bukan bergantung pada banyak sedikitnya jumlah anggota melainkan partisipasi anggotanya. Sedangkan koperasi yang memiliki volume usaha sedikit, diharapkan dapat Peningkatan volume usaha yaitu dengan efisiensi terhadap biaya usaha, yaitu harga pokok penjualan, biaya penjualan dan biaya umum, khususnya biaya-biaya yang muncul dari unit usaha. dan untuk bidang usaha yaitu dengan memaksimalkan partisipasi anggota terhadap koperasi dengan memilih bidang usaha yang banyak dibutuhkan oleh anggota koperasi.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Para pelaku ekonomi sangat mempunyai peranan penting dalam perkembangan roda perekonomian dalam suatu negara. Di negara Indonesia pelaku ekonomi dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Sektor swasta ikut berperan serta dalam perekonomian dengan tujuan mencari laba, pemerintah ikut berperan serta di dalam kegiatan perekonomian melalui BUMN dan kebanyakan didirikan dengan tujuan mencari profit, sedangkan koperasi didirikan untuk mensejahterakan para anggotanya.

Pembangunan di Indonesia semenjak jaman kemerdekaan selalu dilandaskan pada asas demokrasi dimana rakyat ikut berpartisipasi. Perekonomian di Indonesia dilandaskan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Selama ini lembaga yang melibatkan rakyat kecil adalah koperasi. Koperasi merupakan lembaga ekonomi rakyat yang menggerakkan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan masyarakat, koperasi merupakan salah satu pilar dalam pertumbuhan ekonomi selain BUMN dan swasta.

jauh diatas kemampuaan perbankan yang besar sekalipun (Atmadji, 2007: 218). Oleh karena itu koperasi merupakan badan usaha yang sangat berperan dalam kesejahteraan anggota dan masyarakat.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 menyebutkan perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan. Ayat ini mengandung esensi demokrasi ekonomi yaitu kemakmuran rakyat merupakan hal pokok yang diutamakan, produksi dalam organisasi dilakukan oleh semua anggota dan kepemilikannya oleh anggota sehingga dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan koperasi. Oleh karena itu dirasakan perekonomian yang cocok dengan asas kekeluargaan adalah koperasi. Koperasi merupakan pencerminan cita-cita agar kedaulatan rakyat melandasi bidang kehidupan ekonomi. Menurut Undang-Undang Dasar 1945, sokoguru perekonomian Indonesia adalah koperasi. Jadi koperasi harus ditumbuh kembangkan dalam masyarakat.

Koperasi ialah perkumpulan manusia seorang-orang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya (Djojohadikoesoemo dalam Hendrojogi,1998:21). Dapat disimpulkan bahwa dalam berkoperasi terdapat suatu unsur kesukarelaan atau kesadaran untuk menjadi anggota koperasi tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak

kesejahteraan anggotanya dan memberi manfaat ekonomis yang diharapkan. Perkembangan koperasi di Indonesia memang tidak tumbuh secermelang sejarah koperasi di beberapa negara lain dan bahkan sebagian lainnya tidak berhasil ditumbuhkan dengan percepatan seiring dengan kepentingan program pembangunan sektor lain oleh pemerintah. Krisis tahun 1997 telah meninggalkan pelajaran baru, bahwa ketika pemerintah tidak berdaya lagi dan tidak memungkinkan untuk mengembangkan investasi melalui program yang dilakukan, koperasi justru terkuak kekuatan swadaya koperasi (Atmadji, 2007: 218). Perkembangan koperasi di Indonesia dari waktu ke waktu sesuai dengan kemajuan zaman mengalami pasang surut dengan lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda beda. Kegiatan simpan pinjam, kegiatan penyediaan barang-barang konsumsi dan kegiatan penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi. Dari berbagai jenis kegiatan usaha koperasi yang ada, keragaman jenis koperasi dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing- masing koperasi. Selain itu terbentuknya jenis koperasi juga dipengaruhi oleh jenis mata pencaharian anggota, misalnya KPRI, koperasi karyawan, koperasi nelayan.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi

meningkatkan taraf hidup mereka dan secara maksimal dapat memperbaiki kualitas hidup anggota-anggotanya. Pegawai negeri dalam suatu instansi atau dinas tertentu biasanya membentuk koperasi pegawai negeri mengingat dengan bekerjasama dalam koperasi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Selain itu juga dapat memperbaiki kondisi perekonomian mereka. Koperasi ini bukan hanya dari kalangan anggota, orang lain selain anggota koperasi juga dapat memanfaatkannya. Dengan demikian koperasi mengemban tugas untuk menjalankan fungsi dan peran koperasi yaitu memperbaiki kedudukan ekonomi dan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Pegawai Negeri juga dapat dijadikan sebagai suatu wadah bagi para pegawai negeri yang ingin mengembangkan potensi kewirausahaan yang mereka miliki.

Untuk tercapainya tujuan KPRI sebagai suatu badan usaha, KPRI harus senantiasa memperhatikan perkembangan usaha koperasi yang dicerminkan oleh indikator keuangan koperasi seperti modal sendiri, modal dari luar, jumlah anggota, bidang usaha dan volume usaha apakah berpengaruh terhadap keuntungan koperasi atau sisa hasil usaha(SHU). Memperhatikan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor - Faktor Yang

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh modal sendiri Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?

2. Bagaimana pengaruh modal luar Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?

3. Bagaimana pengaruh jumlah anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?

4. Bagaimana pengaruh volume usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?

5. Bagaimana pengaruh bidang usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah modal sendiri turut mempengaruhi sisa hasil usaha.

2. Mengetahui apakah modal luar turut mempengaruhi sisa hasil usaha.

3. Mengetahui apakah jumlah anggota mempengaruhi sisa hasil usaha.

4. Mengetahui apakah jumlah volume usaha mempengaruhi sisa hasil usaha.

Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang perkoperasian.

2. Sebagai masukan bagi anggota, pengelola, penyuluh dan lembaga yang terkait dengan Koperasi Pegawai Negeri (KPN), di dalam usahanya perolehan SHU dapat dipahami lebih jelas, terutama yang berkaitan dengan jumlah anggota, jumlah modal, jumlah asset per tahun.

3. Bagi peneliti dapat berguna untuk menambah pengetahuan dalam bidang perkoperasian.

4. Sebagai bahan referensi/masukan bagi penelitian selanjutnya mengenai masalah Koperasi Pegawai Negeri ataupun koperasi-koperasi lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari bahasa latin coopere atau dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau berusaha (to operate) (Ima Suwandi, 1985:11).

The International Labour Organization (ILO) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung risiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.

Dalam garis besarnya, koperasi pada umumnya dipahami sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan suatu perusahaan yang dikelola secara demokratis.

Pengertian koperasi dilihat dari sudut pandang menurut beberapa tokoh, diantaranya :

Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang halauan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaaan atas tanggungan bersama.

c. Marvin A. Schaars Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya. (Firdaus, 2002:39)

d. Undang-undang No.12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok Perkoperasian Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. (Panji, 1998:4)

e. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Koperasi Indonesia adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan segala e. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Koperasi Indonesia adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan segala

Nilai-nilai dalam koperasi merupakan salah satu aspek penting yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya, karena dalam nilai-nilai koperasi terkandumg unsur-unsur moral dan etika yang tidak dimiliki oleh badan usaha lainnya.

2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia

a. Tujuan Koperasi Koperasi adalah badan usaha (UU No. 25 Tahun 1992). Sebagai badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi system yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi dari manusia, aset-aset fisik dan non-fisik, informasi dan teknologi. Karena itu, koperasi harus dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan organisasi dan usahanya.

Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 Undang- undang No. 25 tahun 1992. Menurut pasal tersebut, koperasi Indonesia Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 Undang- undang No. 25 tahun 1992. Menurut pasal tersebut, koperasi Indonesia

Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi Indonesia bertujuan untuk (Baswir, 1997:48):

a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.

b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional. Dari pasal tiga tersebut, jelas bahwa tujuan dari koperasi adalah

untuk memajukan kesejahteraan anggota, setelah itu baru masyarakat. Karena anggota koperasi juga merupakan anggota masyarakat, berarti peningkatan taraf hidup anggota juga berarti peningkatan taraf hidup masyarakat yang bertahap (Firdaus, 2002:43).

Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-mata hanya pada orientasi laba (profit oriented) melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan (service at a cost). Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada

Koperasi sebagai suatu lembaga ekonomi rakyat selalu berupaya untuk memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Koperasi sebagai sebuah lembaga tentu memilki beberapa fungsi dan peranan. Fungsi dan peranan koperasi adalah:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial

2) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas manusia

dan masyarakat

3) Memperkokoh perekonomian nasional sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

3. Landasan Koperasi Indonesia

Landasan dan asas koperasi umumnya terdiri dari tiga hal sebagai berikut (Revrisond Baswir, 1997:42): Landasan dan asas koperasi umumnya terdiri dari tiga hal sebagai berikut (Revrisond Baswir, 1997:42):

c. Adanya rasa dan karsa untuk hidup dengan mengutamakan tindakan saling tolong-menolong diantara sesama manusia berdasarkan ketinggian budi dan harga diri, serta dengan kesadaran sebagai makhluk pribadi yang harus bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap dasar yang demikian ini dikenal sebagai asas koperasi.

Adapun landasan-landasan koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut (Revrisond Baswir, 1997:43):

a. Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila.

Hal ini tidak lain karena landasan idiil Negara Republik Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah falsafat Negara Republik Indonesia dan sudah menjadi pedoman hidup seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila pancasila merupakan dasar-dasar didalam kehidupan koperasi Indonesia. Sila-sila yang tercantum di dalam Pancasila menjadi falsafah hidup dan aspirasi anggota-anggota koperasi Indonesia. Pancasila harus dihayati dan diamalkan oleh anggota- anggota koperasi Indonesia.

Gerak langkah koperasi Indonesia harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

c. Landasan operasional koperasi Indonesia adalah :

a. UUD 1945 pasal 33 serta penjelasannya.

b. Ketetapan MPR nomor II/MPR/1983 tentang GBHN.

c. UU nomor 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi.

d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Jadi koperasi Indonesia seharusnya tidak akan mengalami hambatan, apalagi tantangan dari pihak siapa atau manapun. Bahkan pemerintah berkewajiban untuk memberikan bimbingan, penyuluhan, pengawasan, dan perlindungan kepada koperasi Indonesia agar koperasi Indonesia mampu menjamin kemajuan dan kesejahteraan bersama.

d. Koperasi Indonesia harus diberi landasan mental.

Anggota-anggota koperasi, terutama pengurus-pengurusnya harus diusahakan memiliki kesadaran berkoperasi dan harga diri yang tinggi. Anggota-anggota koperasi Indonesia harus memiliki kepercayaan akan kemampuan yang ada pada mereka sendiri. Landasan mental ini diperlukan oleh koperasi untuk menghadapi segala rintangan dan hambatan. Landasan mental ini mutlak harus ada bagi koperasi

Sebagaimana dinyatakan pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 25/1992, koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut :

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

4. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia

Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 yang berisi tentang Perkembangan Gerakan Koperasi, pengertian dari penjenisan koperasi adalah pembedaan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi. Dalam peraturan pemerintah tersebut, penjenisan koperasi lebih ditekankan pada lapangan usaha atau tempat tinggal para anggota suatu koperasi (Hendrojogi, 1998:50).

Berdasarkan pasal 16 Undang-undang nomor 25 Tahun 1992, jenis koperasi di Indonesia ada 2, yaitu koperasi berdasarkan kebutuhan dan efisiensi serta koperasi berdasarkan golongan fungsional.

sejarah timbulnya gerakan koperasi :

a. Koperasi konsumsi.

b. Koperasi kredit.

c. Koperasi produksi.

d. Koperasi jasa.

e. Koperasi distribusi (pemasaran). Sedangkan jenis koperasi yang satunya menurut pasal 16 Undang-

undang nomor 25 Tahun 1992, adalah di dasarkan pada golongan fungsionalnya. Koperasi-koperasi tersebut antara lain :

a. Koperasi angkatan darat (Kopad).

b. Koperasi angkatan laut (Kopal).

c. Koperasi angkatan udara (Kopau).

d. Koperasi angkatan kepolisian (Koppol).

e. Koperasi pegawai negeri.

f. Koperasi pensiunan angkatan darat.

g. Koperasi pensiunan.

h. Koperasi karyawan.

i.

Koperasi sekolah. Penjenisan koperasi diatas hanya sebagian kecil saja, masih banyak

Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak sepontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Meraka mempersatukan diri untuk memperkaya dirinya sendiri, seraya ikut mengembangkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang di timbulkan oleh sistem kapitalisme demikian memuncaknya. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara sepontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginanya untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman. Ia dibantu oleh seorang asisten Residen Belanda (Pamong Praja Belanda) Assisten- Residen itu sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan

tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan lumbung- lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung- lumbung desa baru, bank–bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyak Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.

Pada zaman Belanda pembentukan koperasai belum dapat terlaksana, karena:

a. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi

b. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan kopeasi

c. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.

Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi diakses pada tanggal 11 Mei 2011 pukul 12:41)

Koperasi Pegawai Republik Indonesia adalah koperasi primer yang anggotanya para pegawai negeri di Indonesia. Dengan dibentuknya koperasi ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya. KPRI merupakan badan usaha yang harus dikelola dengan baik sebagai layaknya badan usaha lain. para pegawai negeri merupakan kelompok yang homogen dalam arti mempunyai profesi dan kepentingan ekonomi yang sama, maka didirikanlah koperasi fungsional yang dikenal dengan Koperasi Pegawai Negeri.

Pada umumnya KPRI menjalankan usaha simpan pinjam dalam usaha membantu para anggotanya dalam hal penyimpanan dana dan Pada umumnya KPRI menjalankan usaha simpan pinjam dalam usaha membantu para anggotanya dalam hal penyimpanan dana dan

6. Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi ditinjau dari sistem ekonomi manajerial adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue = TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost = TC) dalam satu tahun buku. Dari aspek legalistik, pengertian SHU menurut UU No. 25 / 1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut :

a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggotanya sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing

Anggota.

Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lain, ditetapkan oleh rapat anggota sesuai dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Dalam hal ini, jasa usaha mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal.

Dengan mengacu pada pengertian diatas, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dalam pengertian ini, juga dijelaskan bahwa ada hubungan linear antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang diterimanya. Semakin tinggi jumlah sisa hasil usaha koperasi berarti semakin tinggi alokasi balas jasa terhadap anggota yang akhirnya berdampak pada meningkatnya kesejahteraan anggota koperasi.

7. Modal Koperasi

Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi. Modal koperasi disini merupakan salah satu input usaha Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi. Modal koperasi disini merupakan salah satu input usaha

b. Modal kerja, adalah sejumlah uang yang ditanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dalam jangka paling lama satu tahun dapat dicairkan menjadi uang kas seperti deposito jangka pendek, piutang-piutang dagang, persedian barang dan uang kas.

Menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar, serta modal penyertaan. Modal sendiri dari koperasi adalah modal yang menanggung resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak

sama yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Sama seperti simpanan pokok, simpanan wajib tidak bisa diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang ditujukan untuk memupuk modal sendiri sertauntuk memutup kerugian koperasi bila perlu. Hibah adalah transfer atau pemberian dana dari pihak yang lain secara gratis, yaitu koperasi tidak mempunyai kewajiban untuk membayar kembali baik itu berupa pokok ataupun jasa. Modal luar koperasi berasal dari pinjaman-pinjaman. Modal pinjaman koperasi adalah sejumlah modal yang diperoleh dari pinjaman. Modal pinjaman ini bisa diperoleh dari :

Pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang memenuhi syarat.

a. Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan berdasarkan perjanjian kerjasama.

b. Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lainnya.

c. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasar ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

d. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang d. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang

Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat beberapa alasan tentang pentingnya pengaturan permodalan koperasi, yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi. Pengeluaran- pengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan, akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan yang akan digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh, pembayaran gaji karyawan pada periode kerja berikutnya. Kedua, modal koperasi merupakan suatu alat untuk mengukur likuiditas usaha koperasi. Hal ini berarti modal koperasi bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemampuan usaha suatu koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi. Jika koperasi mampu memenuhi kewajiban finansial/keuangannya, maka koperasi bisa dinyatakan likuid atau lancar.

Jumlah anggota koperasi adalah jumlah anggota sebuah badan usaha koperasi yang mana diharapkan dari jumlah anggota sebuah koperasi berpartisipasi penuh dalam transaksi dan berperan penuh dalam kemajuan koperasi. Partisipasi dari anggota adalah unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam sebuah koperasi (Mutis, 1992:93). Melihat dari pernyataan tersebut, berarti peranan partisipasi anggota sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan sebuah koperasi.

Apabila ditinjau dari sudut pandang anggota perorangan, dimensi partisipasi itu mempunyai keterkaitan sebagai berikut (Hanel,1985:68-70):

a. Para anggota perorangan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan suatu perusahaan koperasi yang secara efisien menunjang kepentingannya.

b. Para anggota harus menyetujui dan harus digerakkan melalui ketentuan-ketentuan organisasi, untuk berperan serta dalam membiayai perusahaan koperasi.

c. Hal itu berarti para anggota memiliki hak dan kemungkinan serta termotivasi dan sanggup berpartisipasi.

Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian partisipasi Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian partisipasi

b. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

c. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan mengungkapkan kebebasannya untuk meletakkan hal itu.

Selain yang telah disebutkan diatas, partisipasi anggota koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang atau anggota menemukan dan mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi (Nasrudin, 2004:16). Pengertian partisipasi menurut Davis & Newstrom adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang pada situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut mengambil bagian terhadap pencapaian tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut. Sedangkan pengertian partisipasi dari kamus istilah yang terdapat dalam website Departemen Koperasi, partisipasi adalah :

a. Keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka,

b. Keterlibatan ego atau diri sendiri dan tidak sekedar keterlibatan

bahwa partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh anggota- anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota.

Partisipasi anggota adalah hal yang penting dalam praktek berkoperasi. Tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan bisa berkembang dengan baik. Ukuran partisipasi suatu anggota dapat dilihat dari seberapa jauh mengetahui pengetahuan tentang koperasi, manfaat- manfaat yang bisa diperoleh dari berkoperasi, kesadarannya untuk sering membeli dari koperasi dan menjual ke koperasi, atau menyimpan uang ke koperasi dan meminjam uang dari koperasi, serta dalam hal rapat anggota.

9. Volume Usaha

Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan

Faktor utama yang mendasari untuk mendirikan suatu perusahaan koperasi adalah adanya kesamaan kebutuhan ekonomi baik itu anggota- anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga. Oleh karena itu koperasi melakukan kegiatan usaha koperasi yang mengutamakan pelayanan atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan usaha ini tentu diharapkan menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan koperasi.

Lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 25/1992, pasal 43 yaitu:

a. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan. Pada hal ini, konsep ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama dengan ketentuan-ketentuan dalam perundang- a. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan. Pada hal ini, konsep ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama dengan ketentuan-ketentuan dalam perundang-

10. Bidang Koperasi

a. Koperasi Konsumsi Koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Tujuannya agar anggota dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak.

b. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur & terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah,murah,cepat dan kesejahteraan dengan tujuan:

1) Agar anggota giat menyimpan sehingga membentuk modal sendiri.

2) Membantu keperluan kredit para anggota dengan syarat ringan.

3) Mendidik anggota hidup hemat dengan menyisihkan penghasilan.

c. Koperasi Produksi Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan & penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun anggota-anggota koperasi, macam c. Koperasi Produksi Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan & penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun anggota-anggota koperasi, macam

d. Koperasi Jasa Koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota atau masyarakat umum.

e. Koperasi Serba Usaha atau Kop Unit Desa (KUD) Mempunyai fungsi yaitu :

1) Perkreditan.

2) Penyediaan & penyaluran sarana produksi pertanian & keperluan sehari-hari.

3) Pengelolaan serta pemasaran hasil pertanian.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi.

Berikut ringkasan penelitian terdahulu :

1. Andika Ari Prabowo pada tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul: 1. Andika Ari Prabowo pada tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul:

2. Novi Hasti Anggraini pada tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul: ”Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kota Surakarta Tahun 2007”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah variabel jumlah anggota, modal sendiri, dan modal luar. Setelah data diolah maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota, modal sendiri dan modal luar koperasi signifikan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan semua variabel independen mempengaruhi variabel SHU koperasi.

3. Galih pada tahun 2010 dalam skripsinya yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Surakarta”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah variabel jumlah anggota, modal sendiri, modal luar, dan volume usaha. Setelah data diolah maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota, modal sendiri, modal luar, dan volume usaha koperasi signifikan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan semua variabel independen mempengaruhi variabel SHU koperasi.

Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan penelitan ini dan mempermudah dalam menganalisa masalah yang dihadapi, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran penelitian untuk mencapai kesimpulan. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya dan mengumpulkan keuntungan yang nantinya dikembalikan ke anggotanya. Dalam sebuah koperasi SHU sangat penting untuk menunjang kinerjanya.

Modal Luar

Modal Sendiri

Jumlah Anggota

Bidang Usaha

Sisa Hasil Usaha

Volume Usaha

usahanya. Jika modal koperasi tersebut besar, maka besar juga kemungkinan koperasi untuk menjadi koperasi yang besar dengan berbagai bidang usahanya. Dan pastinya akan meraup keuntungan yang besar pula dari keseluruhan bidang usahanya tersebut.

Jumlah modal sendiri yang tinggi menentukan jumlah SHU yang akan diperoleh koperasi semakin tinggi pula. Karena dana yang bisa digunakan sebagai modal koperasi juga semakin banyak dan bisa dimanfaatkan dengan lebih optimal. Sehingga akan meningkatkan usaha koperasi yang akan meningkatkan SHU menjadi besar pula.

Seperti halnya modal luar, modal yang didapat dari luar koperasi hendaknya terus ditingkatkan, karena dana yang tersedia dapat menjadi tambahan untuk modal koperasi dalam usahanya yang akan memperbesar jumlah SHU.

Jumlah anggota merupakan faktor dominan dimana koperasi tersebut mendapatkan kepercayaan yang besar di dalam masyarakat. Kepercayaan yang besar pada masyarakat terhadap bidang usaha koperasi menimbulkan minat masyarakat untuk ikut bergabung dalam organisasi usaha koperasi tersebut.

Semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh koperasi untuk Semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh koperasi untuk

D. Hipotesis

Hipotesis adalah Jawaban sementara yang masih memerlukan pengujian berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut :

1. Diduga jumlah modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.

2. Diduga jumlah modal luar berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.

3. Diduga jumlah anggota berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.

4. Diduga volume usaha berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.

5. Diduga bidang usaha berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini mengambil ruang lingkup koperasi- koperasi pegawai negeri di Kabupaten Sragen, Penulisan dilakukan dengan mencari data sekunder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Sragen.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan berasal dari koperasi-koperasi pegawai negeri. yang berhubungan dengan SHU, modal sendiri, modal luar, jumlah anggota, volume usaha, dan bidang usaha. Data Sekunder merupakan data penunjang yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan dari berbagai sumber kepustakaan lain melalui literatur, laporan penelitian dan media massa. Sumber data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah seperti Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sragen, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, dan kajian pustaka yang berkaitan erat dengan penelitian ini.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang diolah dari pihak kedua. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan menggunakan data yang berkaitan dengan objek penelitian yang didapatkan dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM maupun melalui literatur-literatur yang sesuai dengan penelitian ini.

D. Definisi Operasional Variabel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak digunakan. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang berada di Sragen tahun 2010 dengan jumlah 94 KPRI. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan lima variabel independen. Adapun variabel dependennya adalah sisa hasil usaha (SHU). Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah modal sendiri, modal luar, jumlah anggota, volume usaha dan bidang usaha.

1. Sisa Hasil Usaha (SHU) 1. Sisa Hasil Usaha (SHU)

2. Modal Sendiri Modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Modal sendiri merupakan besarnya dana yang diperoleh dari simpanan wajib anggota, simpanan pokok anggota, cadangan, dan hibah yang dihitung dengan satuan rupiah. Simpanan wajib dibayarkan sekali sewaktu anggota tersebut pertama kali bergabung dengan koperasi, simpanan pokok dibayarkan tiap bulan dengan nominal yang sama, cadangan merupakan cadangan modal sedangkan hibah merupakan pemberian sukarela dari anggota yang besarnya tidak sama.

3. Modal Luar Modal luar merupakan sumber dana lainnya yang diperoleh koperasi melalui pinjaman yang dihitung melalui satuan rupiah. Baik dari anggota, koperasi lainnya, bank dan lembaga keuangannya lainnya,

Anggota koperasi merupakan sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah badan usaha koperasi yang mana diharapkan dari jumlah anggota sebuah koperasi berpartisipasi penuh dalam transaksi dan berperan penuh dalam kemajuan koperasi. Data mengenai jumlah anggota koperasi dalam penelitian ini dihitung dalam bentuk jumlah per anggota (orang).

5. Volume Usaha Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio dan Tamba, 2001:141). Dengan demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku sampai dengan akhir tahun buku.

6. Bidang Usaha Bidang usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh koperasi untuk menghasilkan sisa hasil usaha (SHU), bidang usaha koperasi antara lain simpan pinjam dan toko.

Diukur dalam variabel dummy dengan satuan

D = 1 : Bidang usaha simpan pinjam dan toko

D = 0 : Bidang usaha simpan pinjam

Untuk pengujian hipotesis yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modal sendiri, modal luar, jumlah anggota, volume usaha, dan bidang usaha terhadap SHU KPRI di wilayah Sragen digunakan model regresi linear berganda.

Secara umum persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

SHU = β 0 +β 1 MS + β 2 ML + β 3 JA + β 4 VU + β 5 BU + µ

Dimana :

SHU = Besarnya SHU KPRI, MS

= modal sendiri,

ML

= modal luar, JA = jumlah anggota, VU = volume usaha,