Sarana Rumah Sakit Struktur Organisasi Kesimpulan

BAB III TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN 3.1 Klasifikasi Rumah Sakit Rumah sakit umum daerah Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit daerah pemerintahan kota Medan yang digolongkan kedalam rumah sakit kelas B. Rumah sakit kelas B merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. RSUD Dr.Pirngadi Medan terletak di jl. H. M Yamin no.47 kelurahan perintis kemerdekaan kecamatan medan timur kota medan. Kepegawaian RSUD Dr. Pirngadi Medan meliputi tenaga medis, tenaga non medis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga umum dan tenaga kesehatan lainnya.

3.2 Sarana Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Pringadi Medan mempunyai: - Luas 76.990,00 m 2 - Ruang rawatan 29 ruangan - 646 tempat tidur - Kamar operasi 12 unit - Klinik rawat jalan 58 unit

3.3 Struktur Organisasi

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang Wakil Direktur yaitu: a. Wakil Direktur bidang administrasi umum. b. Wakil Direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan. c. Wakil Direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. Universitas Sumatera Utara Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan juga dibantu oleh Staf Medik Fungsional yang bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan serta berbagai Instalasi yang bertanggung jawab pada Direktur melalui Wakil Direktur. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Struktur organisasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.4 Struktur Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Medan

Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu unit fungsional bersifat swakelola yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Bidang Administrasi Umum RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Motto instalasi farmasi adalah ”Obat yang Bermutu dan Terjangkau Adalah yang Utama”. Instalasi Farmasi dibagi menjadi empat bagian sub instalasi, yaitu: Sub Instalasi Administrasi, Sub Instalasi Perbekalan, Sub Instalasi Distribusi, dan Sub Instalasi Farmasi Klinis. Struktur Instalasi Farmasi dapat dilihat di Lampiran 2.

3.4.1 Sub Instalasi Administrasi

Sub instalasi administrasi merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian di Instalasi Farmasi. Dalam melaksanakan tugasnya sub instalasi administrasi dibagi dua, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Umum, kepegawaian dan rumah tangga Tugasnya antara lain: - mencatat surat-surat yang masuk ke Instalasi Farmasi dan mengarsipkannya. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat: tanggal, asal surat, isi ringkas, nomor surat dan sebagainya. - mencatat surat-surat yang keluar dari Instalasi Farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggungjawaban yang jelas dan mengarsipkannya. - mengarsipkan data dan mengatur mutasi pegawai di Instalasi Farmasi. - membalas surat yang masuk ke Instalasi Farmasi. - mengarsipkan resep dan kuitansi penjualan resep. - mengurus permintaan keperluan rumah tangga di Instalasi Farmasi misalnya alat tulis, dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga. b. Akuntansi, Laporan dan Statistik Tugasnya antara lain: - mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan dan alat kesehatan. - membuat laporan pengeluaran obat-obatan dan alat kesehatan yang dikeluarkan Instalasi Farmasi dalam bentuk laporan tahunan. - melakukan pemeriksaan silang cross check dengan gudang dan sub instalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan Kartu Administrasi Persediaan Farmasi. - membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan. Universitas Sumatera Utara - menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke Bagian Keuangan Instalasi Farmasi setiap hari. - membuat neraca rugi laba berdasarkan data dari semua bagian IFRS tiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun. Selain itu, sub instalasi administrasi juga bertugas membuat, mengatur, dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plester, dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus: a pasien rawat jalan bulan setiap berkunjung pasien jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya jumlah farmasi perbekalan cost Unit  Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya. b pasien rawat inap bulan setiap rawatan hari Jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya Jumlah farmasi perbekalan cost Unit  Biaya unit cost untuk pasien Askes, Jamkesmas, Medan sehat, PJKMU dan Umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini di input ke komputer, kemudian dihitung jumlahnya oleh petugas Instalasi Farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh Instalasi Farmasi ke bagian keuangan Rumah Sakit. Universitas Sumatera Utara Neraca RugiLaba untuk unit cost setiap bulan dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika mengalami kerugian, yaitu dengan menaikkan tarif unit cost. Contoh biaya yang termasuk Unit Cost serta tindakannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perhitungan Unit Cost Perbekalan Farmasi untuk Pasien Operasi Sedang dan Operasi Besar Tanpa Anastesi Umum No. Nama Perbekalan Farmasi Kemasan Harga Satuan Pemakaian Harga Pemakaian 1. KY Jelly Tube 82 g Rp. 37028., 1,23 g Rp. 555,39,. 2. Kapas Rol 1 Kg Rp. 47.916,. 2,5 gr Rp. 119, 79 3. Plester Rol Rp. 32.859,3,. 0,08 rol Rp. 2.628,04,. 4. Nald Hecting Bks12 buah Rp. 169.400,. 1 buah Rp. 14.116.67,. 5. Scalpel Biasa Buah Rp. 2.464,01., 1,5 buah Rp. 3.696,01,. 6. Sucction Cateter Set Rp. 12.100,. 0,1 set Rp. 1.210,. Jumlah Rp. 22.325,90,. Jumlah harga pemakaian Rp. 22.325,90,. Digenapkan menjadi Rp. 22.500,.

3.4.2 Sub Instalasi Perbekalan

Sub instalasi perbekalan farmasi dipimpin oleh seorang apoteker. Sub instalasi ini bertugas membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam hal perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit. Sub instalasi perbekalan farmasi dibagi atas dua bagian, yaitu: a. Unit perencanaan dan pengadaan. Unit perencanaan dan pengadaan mempunyai tugas sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara - Merencanakan seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di dalam rumah sakit. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan data pemakaian periode yang lalu, sisa persediaan, dan data catatan medik, kemudian ditambahkan sebesar 10. - Memesan dan menyediakan perbekalan farmasi sesuai permintaan untuk kebutuhan rumah sakit. Bahan-bahan obat dan alat kesehatan di pesan oleh bagian perencanaan dan pengadaan untuk kebutuhan selama satu bulan berdasarkan permintaan dari gudang kecuali ada permintaan kebutuhan khusus yang mendesak. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai sesuai dengan formularium yang berlaku di rumah sakit tersebut. Proses pengadaan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut:  Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Jika barang yang diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang maka gudang akan membuat permohonan pembelian barang dengan menggunakan Formulir P1 Lampiran 4 dan menyerahkannya pada unit pengadaan.  Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat pesanan pembelian kepada Pedagang Besar Farmasi PBF setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan direktur. Untuk pemesanan obat-obat Askes harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon Harga Obat dan disetujui oleh petugas Askes. Universitas Sumatera Utara  Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti Codein, Pethidin dan Fentanyl dilakukan oleh unit pengadaan dengan menggunakan surat pesanan form N-9 Lampiran 5 kepada PT. Kimia Farma yang ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan direktur. Sedangkan obat psikotropika seperti Diazepam dan Luminal dapat dipesan dari PBF lainnya selain PT. Kimia Farma. Contoh formulir pemesanan obat psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 6 yang hanya ditandatangani oleh kepala instalasi farmasi.  Perbekalan farmasi yang telah dipesan selanjutnya akan diantar oleh PBF ke bagian gudang. Adapun prosedur penerimaan dan penyimpanan perbekalan farmasi di gudang instalasi farmasi yaitu: a. Petugas memeriksa kesesuaian perbekalan farmasi yang terdapat di dalam faktur dengan pesanan pembelian b. Nama perbekalan farmasi sesuai dengan surat pesanan c. Jumlah sesuai order pembelian d. Bentuk sediaan sesuai dengan permintaan e. Dosis sediaan sesuai permintaan f. Bentuk fisik sediaanperbekalan farmasi g. Tanggal kadaluwarsa h. Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku barang masuk disertai potongan harganya, lalu dicatat di kartu stok gudang dan dimasukkan ke komputer oleh petugas gudang. Harga di buku barang masuk gudang sudah disesuaikan dengan Harga Pokok Penjualan HPP yaitu harga modal ditambah PPN 10. Jika barang yang diterima tidak Universitas Sumatera Utara sesuai dengan faktur dan surat pesanan maka barang akan dikembalikan. i. Petugas gudang menandatangani faktur pembelian.  Penagihan oleh PBF diusulkan dua minggu sebelum jatuh tempo dengan membawa faktur asli beserta kuitansi, copy surat pesanan, dan faktur pajak standar. Pembayaran dilakukan apabila berkas penagihan telah disetujui oleh Direktur Rumah Sakit Lampiran 7-13. b. Unit Gudang Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan mensuplai perbekalan farmasi ke seluruh unit pelayanan farmasi yang ada di rumah sakit. Unit gudang dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a Gudang obat-obatan Bertugas membuat permohonan pembelian obat, menerima, menyimpan, dan mensuplai permintaan unit pelayanan farmasi berupa obat- obatan. Gudang obat terbagi dua yaitu gudang obat AskesJamkesmas dan gudang obat swakelola. b. Gudang alat kesehatan habis pakai Bertugas membuat permohonan pembelian alat kesehatan, menerima, menyimpan dan mensuplai alat kesehatan habis pakai threeway, infus set, plester, urine bag, i.v chateter, dan lain-lain. Bahan-bahan cairan seperti alkohol, formalin, dan hidrogen peroksida juga disimpan dan disuplai oleh gudang alat kesehatan habis pakai. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat Universitas Sumatera Utara narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci. Obat- obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin, insulin, albumin, antitetanus dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Seluruh perbekalan farmasi yang ada di gudang alat kesehatan dan gudang obat disalurkan ke: - Pelayanan farmasi rawat inaprawat jalan umum - Pelayanan farmasi rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat, PJKMU dan Pemprovsu - Pelayanan farmasi rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, PJKMU dan Pemprovsu - Pelayanan farmasi distribusi ruangan - Pelayanan farmasi IBS Instalasi Bedah Sentral - Pelayanan farmasi IGD Instalasi Gawat Darurat Seluruh permintaan tersebut dilayani dua kali seminggu dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang harus dicatat dalam buku besar barang masuk dan barang keluar kemudian dicatat dalam kartu stok gudang yang dapat dilihat pada Lampiran 14 serta dimasukkan ke komputer oleh petugas gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub Instalasi Distribusi dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi kadaluwarsa perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang. Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Sub Instalasi Distribusi

3.4.3.1 Pelayanan Farmasi Rawat InapRawat jalan umum.

Pelayanan farmasi rawat jalan melayani pasien umum dan pasien kredit. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien umum ini berasal dari poliklinik seperti poliklinik THT, gigi, paru, mata, jantung dan lain-lain. Pasien kredit yaitu pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan rumah sakit yaitu Kantor Pos. Untuk Pasien kredit ini tidak dipungut biaya langsung, tetapi pihak rumah sakit akan menagih biaya tersebut pada perusahaan yang bersangkutan dan penagihan ini dilakukan setelah pasien pulang. Bagi pasien umum dan kredit pemilihan obat sesuai dengan permintaan dokter. Prosedur pelayanan farmasi pasien rawat Inapjalan umum: a. Pasienkeluarga pasien memberi resep kepada Apoteker. b. Resep diskrining, diberi harga dan diinformasikan kepada pasien oleh petugas farmasi. c. Jika pasien setuju resep dinomori dan dibuat kuitansi pembayaran. d. Obat disiapkan lalu diserahkan kepada pasien beserta kuitansi. e. Penyerahan obat kepada pasien disertai dengan informasi cara pemakaian obat. f. Resesp asli dan copy kuitansi diarsipkan. Prosedur pelayanan farmasi pada pasien Rawat Inapjalan kredit: a. Pasienkeluarga pasien memberi resep dan surat dari perusahaan yang telah disetujui oleh bagian keuangan rumah sakit kepada Apoteker. b. Resep diskrining dan obat disiapkan. Universitas Sumatera Utara c. Obat diserahkan kepada pasienkeluarga pasien disertai informasi obat. d. Pasienkeluarga pasien manandatangani resep sebagai bukti tanda telah menerima obat. e. Resep, kuitansi dan surat keterangan dari perusahaan, diarsip untuk diserahkan kepada bagian keuangan rumah sakit. Kemudian bagian keuangan rumah sakit akan melakukan pengklaiman ke perusahaan yang bersangkutan. Pelayanan farmasi rawat jalanrawat inap umum juga melayani obat bagi pasien HIVAIDS. Pasien HIVAIDS membawa resep beserta kartu VCT yang berasal dari poliklinik VCT RSUD Dr. Pringadi. Kemudian obat langsung diserahkan tanpa pembayaran, pasien menandatangani buku dokumentasi. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan pengobatan gratis bagi pasien HIVAIDS. Pemakaian obat golongan narkotika untuk pasien rawat inapjalan dicatat ke Formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika Lampiran 15 yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan sebagai bukti pertinggal di Sub Instalasi Distribusi untuk keperluan administrasi dan pelaporan narkotika.

3.4.3.2 Pelayanan Farmasi Rawat Inap AskesJamkesmasMedan sehat

PJKMUPemprovsu Pasien Askes adalah pasien yang berasal dari Instansi Pemerintahan yaitu PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istri dan 2 orang anak. Jaminan untuk anak maksimum sampai umur 21 tahun kecuali disertai surat aktif kuliah, maka jaminan berlaku sampai umur 25 tahun. Universitas Sumatera Utara Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien AskesPJKMU: a. perawat membawa resep rangkap tiga, status pasien, kartu obat, surat jaminan perawatan dan protokol terapi seperti Lampiran 16, jika di perlukan ke bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap AskesPJKMU. b. petugas Askes memeriksa kesesuaian resep dengan status pasien dan memeriksa kelengkapan resep tanda tangan dokter dan kepala ruangan. c. obat yang diresepkan harus sesuai dengan DPHO dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian untuk obat oral dan satu hari pemakaian untuk obat injeksi. Untuk obat-obat tertentu harus disertai protokol terapi dan hasil laboratorium. d. Lalu resep diberikan kepada tim supervisi untuk diperiksa rasionaltas penggunaan obatnya. e. resep dinomori dan dicatat lalu disiapkan obat-obat sesuai dengan resep. f. dibuat Catatan Pemberian Obat CPO sesuai dengan obat yang diresepkan. Form Catatan Pemberian Obat dapat dilihat pada Lampiran 17. g. kemudian obat diantar ke ruangan oleh petugas dan diperiksa oleh perawat. Prosedur pelayanan farmasi untuk pasien PJKMU sama halnya dengan pasien Askes. Tetapi ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi yaitu: - Foto copy KTP - Foto copy kartu keluarga - Surat dari lurah - Surat dari dinas kesehatan - Surat rujukan dari Puskesmas Universitas Sumatera Utara Jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas adalah suatu program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang termasuk dalam kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat. Medan Sehat adalah salah satu program pemerintah daerah kota Medan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kota Medan yang tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Jamkesmas atau Askes. Jika pasien berasal dari keluarga yang mampu, maka tidak diperbolehkan mengikuti program Medan Sehat. Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien JamkesmasMedan Sehatpemprovsu: a. perawat membawa resep rangkap tiga, status pasien,kartu obat, surat jaminan perawatan dan protokol terapi jika di perlukan ke bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap Jamkesmas. b. obat yang diresepkan harus sesuai dengan Formularium Jamkesmas dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian untuk obat oral dan satu hari pemakaian untuk obat injeksi. Untuk obat-obat tertentu harus disertai protokol terapi dan hasil laboratorium Lampiran 18 c. lalu resep diberikan kepada tim supervisi untuk diperiksa kelengkapan persyaratan dan rasionalitas penggunaan obatnya. d. resep dinomori dan dicatat lalu disiapkan obat-obat sesuai dengan resep. Universitas Sumatera Utara e. dibuat Catatan Pemberian Obat CPO sesuai dengan obat yang diresepkan. Form Catatan Pemberian Obat dapat dilihat pada Lampiran 17. f. setelah obat disiapkan,obat diserahkan ke perawat. Adapun prosedur penagihan biaya pasien JamkesmasMedan Sehat pemprovsu dilakukan dengan cara: a. Semua resep direkap per hari sesuai dengan urutan tanggal resep b. Semua data dalam resep tersebut diketik kembali dan dicetak c. Data akan diperiksa ulang oleh apoteker dan diparaf, kemudian ditandatangani kepala instalasi farmasi d. Lampiran resep yang berwarna merah jambu serta data rekapan yang telah diprint diberikan kepada bagian verifikasi resep setiap sebulan sekali dimana untuk pasien Jamkesmas diverifikasi oleh Tim verifikasi independent sedangkan untuk Medan SehatPemprovsu disebut verifikasi internal rumah sakit. e. Hasil dari verifikasi diserahkan ke farmasi dan bagian keuangan rumah sakit f. Kemudian bagian keuangan rumah sakit mengklaim ke Menkes untuk pasien Jamkesmas, Pemko untuk Medan sehat dan Gubernur untuk Pemprovsu g. Farmasi akan menagih ke bagian keuangan rumah sakit, lalu semua dana yang masuk tersebut diserahkan ke bendahara tim swakelola Instalasi Farmasi.

3.4.3.3 Pelayanan Farmasi untuk Pasien Rawat Jalan JamkesmasMedan

SehatPemprovsu Universitas Sumatera Utara Pelayanan farmasi ini khusus melayani pasien rawat jalan JamkesmasMedan Sehat. Pasien JamkesmasMedan Sehat ini berasal dari berbagai poliklinik di rumah sakit. Prosedur pelayanan farmasi pasien rawat jalan JamkesmasMedan Sehatpemprovsu: a. Pasien menyerahkan Resep rangkap dua,kartu JamkesmasMedan SehatPemprovsu, protokol terapi jika diperlukan dan hasil laboratorium untuk obat-obat khusus. b. Petugas farmasi menyesuaikan nomor peserta JamkesmasMedan SehatPemprovsu dengan kartu kendali obat pasien Lampiran 19. c. Petugas farmasi memberi nomor antrian lalu mengembalikan kartu JamkesmasMedan Sehatpemprovsu kepada pasien. d. Petugas memberi nomor resep, menulis nama pasien, asal poliklinik, dan nomor kartu kendali di pembukuan. e. Apoteker memeriksa kerasionalan obat yang diresepkan dan melegalisasikan resep yang diberikan dokter apakah sudah sesuai dengan formularium Jamkesmas, kemudian resep ditandatangani oleh apoteker. f. Petugas farmasi menyiapkan obatnya, memberi etiket dan menulis obat yang diresepkan oleh dokter tersebut di kartu kendali obat, lalu memeriksa ulang kebenaran obat tersebut. g. Obat diserahkan ke bagian penerimaan resep dan dilakukan pemeriksaan ulang, kemudian obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil sesuai nomor antrian. Universitas Sumatera Utara h. Pasien memberikan nomor antrian dan mengembalikannya kepada petugas farmasi. i. Petugas farmasi menyerahkan obat serta memberi informasi cara pemakaiannya, lalu pasien menandatangani lembar resep. Penagihan biaya dilakukan satu bulan sekali setelah semua berkas dan data-data terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi. Kemudian bagian keuangan rumah sakit akan mengklaim ke Menteri Kesehatan untuk peserta Jamkesmas, Pemerintah kota untuk Peserta Medan Sehat dan Pemerintah provinsi untuk peserta Pemprovsu. Jika sudah selesai pengklaiman, farmasi akan menagih ke bagian keuangan rumah sakit. Kemudian semua dana yang masuk tersebut diserahkan ke bendahara tim swakelola Instalasi farmasi. Obat-obat yang diberikan biasanya untuk pengobatan selama tiga sampai tujuh hari, sedangkan untuk penyakit kronis diberikan selama lima belas hari.

3.4.3.4 Pelayanan Farmasi Instalasi Gawat Darurat IGD

Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi di IGD selama 24 jam dilayani oleh petugas yang terbagi atas 3 shift yaitu pagi, siang dan malam hari. Pada setiap pergantian shift dilakukan serah terima barang dan uang. Permintaan perbekalan farmasi dari unit gudang dengan menggunakan formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi di IGD: a. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk dari IGD, baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja dan hari libur. Melayani pasien umum, Universitas Sumatera Utara pasien Askes, pasien Jamkesmas, pasien Medan Sehat, pasien PJKMU, pasien Pemprovsu, pasien kredit dan pasien yang tidak diketahui identitasnya Mr.Mrs. X. b. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang memerlukan tindakan bedah di KBE Kamar Bedah Emergensi, yaitu tindakan bedah yang dilakukan 24 jam untuk yang tidak terjadwal. c. Pasien yang membutuhkan Observasi ODC One Day Care Fungsi ODC One Day Care yaitu sebagai tempat observasi pasien yang memerlukan penanganan khusus seperti pasien jantung, hipertensi. Pemantauan keadaan pasien di ODC ini dilakukan 1 hari 12 jam. Jika pasien tidak diperbolehkan untuk pulang lebih dari 12 jam maka pasien dimasukkan ke ruang rawat inap. Prosedur pelayanan farmasi di IGD: a. Pasien Umum - Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu obat Lampiran 20 dan di resep sementara Lampiran 21 - Perawat IGD membawa kartu obat dan resep tersebut ke pelayanan - Petugas pelayanan farmasi IGD memberikan perbekalan farmasi yang diminta dan menginput ke komputer pada pelayanan obat pasien umum. - Pembayaran langsung dipungut oleh juru pungut IGD untuk pasien PBJ Pulang Berobat Jalan. Sedangkan untuk pasien rawat inap dipungut oleh juru pungut ruangan. Selanjutnya juru pungut instalasi farmasi akan Universitas Sumatera Utara menghitung dan mengklaim jumlah biaya perbekalan farmasi yang dipakai ke pihak RSUD Dr. Pirngadi. - Petugas farmasi IGD memberi harga pada resep dan menginformasikan pada keluarga pasien. Bila keluarga pesien setuju maka petugas IGD menyiapkan perbekalan farmasi dan menginput ke komputer pada penjualan langsung dan mencetak kuitansi. Kuitansi asli diberikan pada keluarga pasien bersamaan dengan penyerahan perbekalan farmasi setelah pembayaran. b. Pasien Askes Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien Askes yaitu pasien harus membawa kartu Askes. Perbekalan farmasi yang diberikan untuk pasien Askes harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon Harga Obat. Prosedur pelayanan pasien Askes: - Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara yang dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD. - Obat yang diresepkan harus sesuai DPHO. Jika diluar DPHO, maka petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat yang sesuai dengan DPHO. - Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawatkeluarga pasien. - Jika pasien tidak membawa kartu Askes, maka pasien dianggap pasien Calon Askes dan resep diinput di komputer pada pelayanan obat pasien umum. Apabila dikemudian harinya pasien menyerahkan fotokopi kartu Askes, Universitas Sumatera Utara maka petugas IGD merubah status pasien ke komputer menjadi pelayanan obat pasien Askes. - Penagihan biaya obat dilakukan oleh instalasi farmasi ke PT.Askes c. Pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien Jamkesmasmedan sehat yaitu membawa kartu JamkesmasMedan Sehat. Perbekalan farmasi yang diberikan harus sesuai dengan formularium Jamkesmas. Prosedur pelayanan pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu : - Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara yang dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD. - Obat yang diresepkan harus sesuai formularium Jamkesmas. Jika diluar Formularium Jamkesmas, maka petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat yang sesuai dengan Formularium Jamkesmas. - Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawatkeluarga pasien. - Jika pasien tidak membawa kartu JamkesmasMedan SehatPemprovsu , maka pasien dianggap pasien Umum dan resep diinput di komputer pada pelayanan obat pasien umum. Apabila dikemudian hari 2 x 24 jam kerja pasien menyerahkan kelengkapan jaminan kesehatan, maka petugas farmasi IGD merubah status pasien di komputer menjadi pelayanan obat sesuai dengan jaminan kesehatan pasien tersebut. d. Pasien Mr.Mrs. X Universitas Sumatera Utara Untuk pasien Mr.Mrs. X perbekalan farmasi yang diberikan sama seperti pada pasien Jamkesmas. Biaya perbekalan farmasi dimasukkan ke komputer pada pelayanan obat pasien umum dan akan ditagih ke bagian keuangan rumah sakit setelah pasien meninggalkan rumah sakit, sehingga pasien tersebut tidak perlu membayar biaya pengobatan dan perbekalan farmasi yang digunakan. e. Pasien KBE - Petugas KBE akan mencatat semua kebutuhan operasi ke dalam formulir pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi. - Obat dan alat kesehatan disiapkan, petugas farmasi IGD menganalisa dan melayani kebutuhan operasi sesuai dengan jenis operasi. Petugas KBE menulis prakiraan kebutuhan perbekalan farmasi selama operasi berlangsung setelah operasi selesai maka petugas farmasi akan menginput total pengeluaran farmasi ke komputer pada pelayanan obat pasien berdasarkan status pasien tersebut. - Untuk obat golongan narkotika, petugas farmasi IGD mencatat ke formulir pemakaian narkotika yang dilengkapi nama dokter, nama pasien dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan untuk keperluan pelaporan narkotika setiap bulannya. Pembuatan laporan seluruh narkotika yang digunakan di rumah sakit dilakukan oleh bagian administrasi instalasi farmasi rumah sakit RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

3.4.3.5 Pelayanan Farmasi Instalasi Bedah Sentral IBS

Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS melayani kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum, pembiayaan obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam operasi di Universitas Sumatera Utara tanggung sendiri. Untuk pasien AskesPJKMU, biaya penggunaan obat-obat operasi ditanggung oleh PT. Askes dan obat yang digunakan harus sesuai DPHO. Sedangkan untuk pasien JamkesmasMedan Sehatpemprovsu, biaya penggunaan obat-obat ditanggung oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai formularium Jamkesmas. Bagi pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, PJKMU dan pemprovsu harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu, yaitu: a. Kartu AskesJamkesmasMedan SehatPJKMUPemprovsu b. Surat Jaminan Perawatan SJP c. Protokol terapi yang dapat dilihat pada Lampiran 16 untuk penggunaan yang melebihi batas ketentuan DPHO d. Resep Prosedur pelayanan farmasi IBS: - Satu hari sebelum operasi dilaksanakan kepala IBS, membuat jadwal operasi - Jadwal disampaikan ke CSSD, anastesi, ruangan dan farmasi IBS paling lambat jam 11.00 - Pada format operasi, untuk bagian bedah, kebutuhan farmasi diminta pada saat operasi.untuk kebutuhan obat-obat anastesi, obatnya disiapkan satu hari sebelum tindakan operasi dilakukan. - Petugas farmasi IBS mengambil obat-obatan dan alat kesehatan yang habis pakai dari farmasi IBS. - Selesai operasi, alat kesehatan habis pakai dan obat-obatan yang berlebih dikembalikan ke satelit farmasi IBS dan dilakukan serah terima. Prosedur pelayanan IBS untuk pasien sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara A. Pasien AskesJamkesmasPJKMUMedan SehatPemprovsu: - Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah - Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat- obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23 - Petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di format tersebut. - Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form pemakaian obat-obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan. - Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh perawat ke apotek. - Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. - Petugas farmasi menuliskan perbekalan farmasi yang digunakan sesuai dengan DPHOFormularium Jamkesmas ke resep sementara Lampiran 24, kemudian menempelkannya di status pasien untuk dibuatkan resep AskesJamkesmasPJKMUMedan SehatPemprovsu - Perawat di ruangan memindahkan resep sementara tersebut ke resep asli dan melampirkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan seperti yang telah disebutkan di atas. - Keluarga pasien membawa resep asli tersebut beserta kelengkapannya ke pelayanan farmasi IBS dan petugas farmasi menginput perbekalan farmasi ke komputer. - Petugas farmasi menyerahkan resep tersebut ke pelayanan Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pempropsu rawat inap untuk diklaim. Universitas Sumatera Utara - Untuk perbekalan farmasi yang masuk paket operasi seperti benang-benang, ETT, elektroda dan Prostigmin dibuat harganya di form pemakaian obat- obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi, lalu form tersebut diserahkan ke bagian administrasi instalasi farmasi untuk diklaim ke bagian keuangan rumah sakit. B. Pasien Umum - Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah - Petugas farmasi meminta keluarga pasien untuk membayar biaya perbekalan farmasi sejumlah tertentu ke Bank Bukopin sebagai panjar - Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23 - Petugas farmasi menginput data obat ke sistem SIRS sesuai dengan nama dan nomor MR pasien. Kemudian menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di form tersebut. - Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form pemakaian obat-obat dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan. - Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh perawat ke apotek. - Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. - Semua biaya perbekalan diiput ke komputer dan ditagih ke bendahara rumah sakit oleh petugas keuangan farmasi. Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah obat-obatan sediaan injeksi terutama obat anestesi dan alat kesehatan habis Universitas Sumatera Utara pakai. Obat-obat dan alat-alat kesehatan habis pakai di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi farmasi yang diminta sekali seminggu dengan menggunakan Formulir Permintaan dan Pengeluaran Farmasi Formulir B2. Pemakaian obat narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini akan memudahkan instalasi farmasi rumah sakit untuk mengetahui jumlah pemakaian obat narkotik sehingga mudah untuk membuat laporan penggunaan obat-obat golongan narkotik. Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam Buku Pemasukan dan Pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan. Setiap akhir bulan petugas apotek melakukan stock opname.

3.4.3.6 Distribusi Ruangan

Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik rawat jalan dan ruang inap. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang inap adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan habis pakai yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan inap merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, alkohol, plester, dan sebagainya. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang inap adalah berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi yang dapat dilihat pada Lampiran 25. Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari senin. Universitas Sumatera Utara Perbekalan farmasi berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya diamprah pada hari Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.

3.4.4 Sub Instalasi Farmasi Klinis

Instalasi farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat.

3.4.4.1 Pelayanan Informasi Obat PIO

Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. Adapun formulir PIO dapat dilihat pada Lampiran 26.

3.4.4.2 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS

Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaanya dilakukan oleh apoteker. Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit tuberkulosis, Universitas Sumatera Utara hipertensi, dan diabetes melitus di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan jamkesmasmedan sehat.Adapun penyuluhan yang diberikan adalah: a. Pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalaninya. b. Memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat. c. Memberikan informasi tentang cara penggunaan obat.

3.4.4.3 Pencampuran Obat Sitotoksik

Pelayanan farmasi di ruang sitotoksik dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab. Sebelumnya pencampuranpengoplosan obat suntik dilaksanakan oleh perawat di ruang perawat non aseptis, jadi tidak terjamin sterilitas produk akhir sitostatikanya. Sekarang sudah ada perubahan paradigma yang baru bahwa pada pencampuranpengoplosan obat suntik dilaksanakan oleh apoteker atau asisten apoteker di instalasi farmasi di ruang aseptis, jadi bukan perawat lagi yang bertanggung jawab dalam pencampuranpengoplosan obat sitostatika. Disini peran apoteker dan asisten apoteker yang diminta dalam menyiapkan obat sitotoksik dan dilakukan di ruang aseptis sehingga memberikan hasil akhir yang terjamin sterilitasnya. Prosedur penyiapan obat sitotoksik yaitu: a. Dokter menulis resep, resep dikirim kebagian farmasi. Apoteker akan memeriksa data pasien. b. Nama obat, dosis dan larutan infus yang digunakan. Bila tidak lengkap, dihubungi perawat ruangandikembalikan lagi ke ruang rawat. Universitas Sumatera Utara c. Asisten apoteker setiap hari memeriksa jadwal untuk pasien rutin telah diketahui jadwal kemoterapinya. d. Apoteker akan memeriksa dosis yang akan diberikan apakah sesuai dengan dosis lazim, dengan memperhitungkan berdasarkan luas permukaan tubuh, bila tidak sesuai dikonfirmasikan kembali kepada dokter yang bertanggung jawab. e. Bila semua data telah lengkap dan benar, asisten apoteker akan mengisi: - perhitungan volume pelarut yang diperlukan dan volume akhir campuran konsentrasi akhir sesuai dosis. - label obat yang terdiri dari ; Nama pasien, nomor MR, nama obat, dosis, jumlah pelarut, tanggal dan jam pembuatan, tanggal kadaluarsa, kondisi penyimpanan. - setelah semua lengkap akan di paraf apoteker. Prosedur pencampuran obat sitostatika : a. petugas pencampuran membawa obat-obat kemoterapi ke ruang pencampuran. b. Sebelum memasuki ruangan steril, matikan lampu UV, nyalakan AC dan lampu penerang ruangan. c. Lepaskan perhiasan, jam tangan serta barang lain yang melekat pada tangan, kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik sampai bersih. d. Gunakan APD Alat Pelindung Diri dengan benar. e. Bersihkan area kerja dengan alkohol 70, kemudian nyalakan Laminer air Flow LAF sesuai dengan protap yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara f. Lakukan pencampuran obat sesuai dengan format pencampuran obat kemoterapi. g. Setelah pencampuran obat dilakukan, matikan Laminer air Flow, kemudian bersihkan kembali area kerja dengan Alkohol 70. h. Buat jam selesainya obat tersebut dicampurkan pada etiket. i. Lepaskan Alat Pelindung Diri, antar obat yang sudah dicampur ke ruangan Setelah itu dilakukan serah terima dengan perawat. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitotoksik berlaku bagi pasien umum, Askes dan Jamkesmas. Sementara itu, pasien Medan Sehat tidak mendapatkan pelayanan sitotoksik. 3.4.4.4.Wawancara dan Konseling Kemoterapi Sitotoksik Sub instalasi farmasi klinis juga melakukan wawancara dan konseling terhadap pasien kemoterapi sitotoksik. Kegiatan ini dilakukan agar pasien dapat menyampaikan hal-hal yang dirasakan selama pengobatan kepada apoteker Lampiran 28. 3.5 Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sendiri telah memiliki instalasi CSSD sebagai pusat sterilisasi rumah sakit. Sejak tahun 2005 CSSD terpisah dari instalasi farmasi dan berdiri sendiri. Instalasi CSSD dipimpin oleh kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Kepala instalasi CSSD RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah seorang apoteker yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga lain seperti asisten apoteker, perawat, administrasi dan teknisi. Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Sistem titipan Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali dalam keadaan steril kepada ruangan yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah poliklinik atau ruang perawatan yang membutuhkan. b. Sistem distribusi Memproses penyediaan dan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusian. Kamar bedah yang dilayani adalah IBS, KBE Kamar Bedah Emergensi, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit. Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di CSSD dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: 1. Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat 2. Direndam dengan larutan desinfektan selama 30 menit 3. Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih 4. Direndam di alat ultrasonik dengan larutan scabimit selama 30 menit 5. Dibilas di alat ultrasonik dengan air panas 6. Dikeringkan di alat ultrasonik 7. Alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi 8. Diberi tanda indikator paper 9. Sterilkan pada suhu 132 o C, selama 15 menit 10. Didistribusikan ke bagian yang membutuhkan. 11. Selama proses sterilisasi dilakukan uji kualitas sterilitas Universitas Sumatera Utara BAB IV PEMBAHASAN Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan adalah Rumah Sakit milik pemerintah. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit pendidikan yang terakreditasi B. Pimpinan Rumah Sakit ini adalah seorang dokter yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga wakil direktur yaitu: wakil direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan, serta wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan adalah instalasi yang telah menerapkan sistem swakelola. Instalasi Farmasi Rumah sakit IFRS memiliki 3 sub instalasi yaitu farmasi klinis, perlengkapan, dan distribusi. Dimana setiap bagian tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan menggunakan sistem Dana Bergulir Revolving Fund Sistem artinya, pemerintah meminjamkan modal awal sebagai suatu pinjaman, selanjutnya instalasi farmasi akan mengelola dana tersebut untuk pengembangan instalasi farmasi. Instalasi Farmasi di rumah sakit ini masih menuju sistem satu pintu. Masih ada apotek lain yang berada di lingkungan rumah sakit yang melayani kebutuhan pasien. Apotek tersebut adalah apotek Husada Farma yang melayani pasien Askes rawat jalan dan Apotek Kimia Farma. Universitas Sumatera Utara Sebagai standar penulisan resep oleh dokter, RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki Formularium Rumah Sakit yang disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi dibawah komite medis yang terdiri dari dokter, Staf Medis Fungsional SMF serta apoteker dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium ini direvisi minimal setiap 3 tahun sekali dengan mempertimbangkan perkembangan pola penyakit di masyarakat serta kemajuan dibidang obat-obatan dan kedokteran. Formularium yang digunakan saat ini adalah formularium rumah sakit tahun 2007. Untuk perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti penggunaan plester, kapas dan alatbahan habis pakai, dibuat dalam sistem unit cost yang akan dikenakan kepada pasien rawat inap, rawat jalan, tindakan medis, operasi dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost ditentukan untuk tiap-tiap tindakan berbeda yang dibuat dalam suatu surat keputusan. Setiap bulan hasil perhitungan unit cost dimasukkan ke dalam neraca RugiLaba bulanan. Selanjutnya neraca RugiLaba ini akan dimasukkan ke dalam neraca RugiLaba tahunan sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh rumah sakit. Apabila dari hasil perhitungan instalasi farmasi memperoleh keuntungan, maka sistem administrasi yang dijalankan akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Apabila mengalami kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan farmasi dilakukan untuk mengantisipasi kerugian, misalnya karena kenaikan harga perbekalan farmasi atau adanya pemakaian yang berlebihan. Universitas Sumatera Utara Perbekalan farmasi di RSUD Dr. Pirngadi Medan sudah didistribusikan dengan baik. Untuk pasien rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat,PJKMU dan Pemprovsu dilakukan dengan kartu kendali yang disimpan di unit pelayanan farmasi tersebut. Kartu ini akan memudahkan petugas untuk memonitor pemberian obat agar tidak terjadi duplikasi pengobatan dari dokter yang berbeda- beda, misalnya penggunaan obat terutama untuk pasien yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya pasien TBC dan penyakit degeneratif. Untuk pasien rawat jalan umum obat diberikan menggunaan individual prescription dimana obat sesuai dengan jumlah yang tertera dalam resep yang diberikan dokter. Pada pasien rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan Sehat,PJKMU dan Pemprovsu pendistribusian perbekalan kesehatan dilakukan dengan sistem One Day Dose Dispensing ODDD dan dikendalikan dengan menggunakan CPO Catatan Pemberian Obat dan Kartu Obat. Hal ini memungkinkan untuk peresepan obat dengan dosis dan jumlah yang tepat sehingga lebih efektif bagi pasien. Untuk pasien umum tidak menggunakan CPO Catatan pemberian obat hanya menggunakan Resepkartu obat. Selain itu tersedia juga Floor Stock ada di lemari-lemari emergency di ruangan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien akan obat sesegera mungkin. Pembagian pelayanan pasien atas beberapa unit pelayanan farmasi dimaksudkan untuk memudahkan pelayanan kepada pasien. Unit pelayanan farmasi untuk pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, PJKMU dan Pemprovsu rawat inap terletak di lantai 3. Untuk pasien Askes rawat inap yang berada dilantai 5 sampai 8 perbekalan farmasinya dilayani oleh unit pelayanan farmasi yang terletak di lantai 5. Untuk pasien Jamkesmas, Medan Sehat,PJKMU dan Universitas Sumatera Utara Pemprovsu rawat jalan dilayani oleh unit pelayanan farmasi rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat,PJKMU dan Pemprovsu. Untuk pasien umum rawat jalanrawat inap umum unit pelayanan farmasi berada di lantai 1 berdekatan dengan poliklinik. Instalasi pelayanan farmasi unit IBS Instalasi Bedah Sentral yang terletak di lantai 4 untuk melayani pasien-pasien bedah terencana. Sedangkan untuk pasien bedah emergency perbekalan farmasi dilayani unit pelayanan farmasi IGD. Demikian juga untuk pasien yang masuk ke ruang gawat darurat. Dengan demikian diharapkan pelayanan obat kepada pasien akan lebih maksimal. Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi sudah baik karena semua sistem sudah melibatkan komputerisasi yang terhubung ke setiap bagian sehingga lebih memudahkan petugas dalam hal proses penagihan dan pembayaran langsung pasien, pemeriksaan perbekalan farmasi dan lain-lain. Di RSUD Dr. Pirngadi Medan terdapat Instalasi CSSD Central Steril Supply Department yaitu pusat sterilisasi dan penyediaan alat-alat steril untuk keperluan rumah sakit. Misalnya alat-alat untuk keperluan operasi sesuai dengan jenis operasi yang dilakukan, kasa steril dan lain-lain. Instalasi ini telah terpisah dari Instalasi Farmasi sejak tahun 2005. Selain menyediakan kebutuhan alat-alat steril, CSSD juga berperan dalam proses sterilisasi ruangan, misalnya ruang bedah serta penyediaan desinfektan. Pelaksanaan farmasi klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan meliputi pemberian informasi obat, baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan lainnya. Selain itu juga dilakukan konseling bagi penderita, pengkajian kerasionalan pemberian obat dan penggunaan obat, penanganan sitostatika serta analisa Universitas Sumatera Utara efektifitas biaya. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat PIO juga secara rutin dilaksanakan. Sedangkan pelaksanaan farmasi klinis lain seperti, pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penyiapan total parenteral nutrition TPN masih belum telaksana karena keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan praktek profesi Rumah Sakit di RSUD Dr. Pirngadi Medan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan Rumah Sakit milik pemerintah yang merupakan Rumah Sakit pendidikan yang terakreditasi B. 2. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan terbagi dalam sub farmasi klinis, perlengkapan, dan distribusi. 3. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan melayani pasien umum, pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat,PJKMU dan Pemprovsu, serta pasien tanpa identitas. Pelayanan dilakukan di unit rawat jalan, rawat inap, IGD dan IBS. 4. Perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dilakukan berdasarkan sisa stok perbekalan farmasi 1 bulan yang lalu, perencanaan bulan lalu ditambah 10 , perkembangan pola penyakit, Formularium Rumah Sakit, DPHO, dan Formularium Jamkesmas. 5. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan sedang menuju sistem satu pintu dalam pengelolaan perbekalan farmasi. 6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan telah dilengkapi Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS. 7. Sistem penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan dengan sisten FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out serta menggunakan kartu stok sebagai kontrol. Universitas Sumatera Utara 8. Pelayanan farmasi klinis baru dilakukan sebatas pemberian informasi obat, konseling, pencampuran sitostatika, pengkajian kerasionalan pemberian dan penggunaan obat, pendidikan dan pelatihan dan analisa efektivitas biaya. 9. Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat,PJKMU dan Pemprovsu, menggunaan kartu kendali obat sebagai pengendalian pendistribusian perbekalan farmasi dan untuk pasien rawat jalan umum dipakai sistem Individual Presciption.. 10. Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan sehat,PJKMU dan Pemprovsu dilakukan dengan sistem One Day Dose Dispensing ODDD, pengamprahan dilakukan setiap hari. Untuk tablet diamprah untuk kebutuhan 3 hari tapi tetap diberikan dalam dosis satu hari ODDD kepada pasien. Untuk sediaan infus dan injeksi diamprah setiap hari dan diberikan dalam dosis satu hari ODDD.

5.2 Saran