UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

(1)

SKRIPSI

Oleh : Fajar Dinata NPM: 20120720014

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

ii

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK

DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) strata Satu

pada Prodi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta

Oleh : Fajar Dinata NPM: 20120720014

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

iii

NOTA DINAS

Lamp. : 3 eks. Skripsi Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara :

Nama : Fajar Dinata NPM : 20120720014

Judul : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera di munaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing


(4)

iv

PENGESAHAN Judul Skripsi

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PESERTA DIDIK

DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Nama : Fajar Dinata

NPM : 20120720014

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Pendidikan Agama Islam pada tanggal 29 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Nurul Aisyiyah, M. Pd. ( ... ) Pembimbing : Drs. Yusuf A. Hasan, M.Ag. ( ... ) Penguji : Dr. Muh. Samsudin, M. Pd. ( ... )

Yogyakarta, 29 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

Dr. Mahli Zainuddin Tago, M. Si. NIK 19660717199203113014


(5)

v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Fajar Dinata Nomor Mahasiswa : 20120720014

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri yang belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak dapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Yang Membuat Pernayataan,

FAJAR DINATA 20120720014


(6)

vi

MOTTO

Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia

tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”.

(Q.S Al An'am Ayat 160)

“Jujurlah pada diri sendiri, hal tersebut akan membukakan pintu apapun”. (Vernon Howard)


(7)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim, dengan segenap kemurnian dan keihlasan diri dengan

hati yang baik serta semangat yang kuat.

Karya ini kupersembahkan

untuk:

Ayah dan Ibunda (Basri dan Nurhayana) dan Saudara kandung laki-laki

(Dzaki Ramadhan) dan juga semua keluarga besar Kakek (Awang Arb

a’i

) dan

Kakek (Basa) yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi. tercinta dan tersayang yang selalu memberikan doa

dan motivasi dalam setiap langkah menuju kesuksesan, terimaksih atas

dukungan dan do’a selama ini

semoga kita menjadi keluarga yang bahagia

penuh rasa syukur kepada Allah SWT.

Untuk Almamater ku tercinta yang telah memberikan cahaya yang cerah

berupa ilmu dan saya dapat mewujudkan harapan untuk menempuh masa

depan yang lebih baik.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, serta hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN DI SMPT NEGERI 11 YOGYAKARTA. Dan semoga shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman pembawa pelita bagi kita ke zaman yang terang benderang sekarang ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai derajat Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada Program Studi Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Selain itu juga dimaksudkan sebagai bahan kajian dan pertimbangan bagi masalah yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas. Untuk penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. .Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. .Bapak Dr. H. Abd. Majid, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan yang telah menyetujui dan mengesahkan judul skripsi ini.


(9)

ix

4. .Bapak Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang penuh dengan kesabaran dan keihklasan serta ketulusan hati telah memberikan waktu, mengarahkan, memberikan pengetahuan semampunya yang bermanfaat bagi penulis.

5. .Bapak Dr. Muh. Samsudin, M.Pd. selaku dosen penguji skripsi pada sidang munaqasyah tanggal 29 Desember 2016, terimakasih atas kritik dan sarannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar.

6. Seluruh bapak dan ibu dosen serta karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

7. Dan juga pula, berterimakasih kepada Drs. Sukirno, S.H. Selaku Kepala Sekolah serta guru-guru dan karyawan SMP Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Kepada Bapak Ali Mansur, S.Ag. selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 11 Yogyakarta, berkat bantuan beliau dan telah memberikan waktu untuk melakukan penelitian ini, dan telah membantu mengarahkan penulis dengan ikhlas.

9. Ayah, Ibu, dan Adikku Dzaky Ramadhan yang senantiasa menyemangati dan memberikan motivasi serta do’a kepada Bujangnya dalam menuntut ilmu, dan maafkan Bujang atas keterlambatan menyelesaikan studi.

10.Saudara saudariku dan segenap keluarga Kakek Awang Arba’i yang selalu

memberikan do’a dalam sebuah motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan


(10)

x

11.Kepada sahabat dan teman-teman sekolah ataupun kuliah dan orang-orang yang telah banyak memotivasi dan menginspirasi penulis dalam menyelesaikan studi ini dengan baik.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas semua yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu farmasi khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya, bagi penyusun maupun pembaca.

Wassalamu’alaikum, Wr., Wb.

Yogyakarta,30 Agustus 2016


(11)

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ... ii

NOTA DINAS ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN DAN TABEL... xv

ABSTRAK ... xvi

TRANSLITARI ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

D. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

B. Kerangka Teori... 13

1. Pengertian Upaya ... 13


(12)

xii

a. Guru Yang Baik (a good teacher) ... 16

b. Guru Yang Berhasil (a succesfull teacher) ... 16

c. Guru Yang Efektif (an effektive teacher) ... . 17

3. Pendidikan Agama Islam ... 17

4. Pendidikan Karakter ... ... 19

5. Kejujuran ... ... 22

6. Peserta Didik ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Pendekatan Penelitian ... 28

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Subyek Penelitian ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Analisis Data ... 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Umum SMP Negeri 11 Yogyakarta ... 34

1. Profil Sekolah ... 34

2. Sejarah Sekolah ... 34

3. Visi dan Misi Sekolah ... 37

4. Tujuan Sekolah ... 38

5. Struktur Organisasi Sekolah ... 39

B. Hasil dan Pembahasan ... 43

1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 43


(13)

xiii

C. Hasil Penelitian ... 48

1. Proses Penanaman Karakter Kejujuran SMP N 11 Yogyakarta... .. 48

2. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam SMP N 11 Yogyakarta... ... 51

3. Perubahan Positif Pada Peserta Didik SMP N 11 Yogyakarta... ... 55

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Guru PAI SMP Negeri 11 Yogyakarta... 57

5. Materi dan Metode Pembelajaran PAI SMP Negeri 11 Yogyakarta... ... 60

D. Analisis Hasil Penelitian ... 63

1. Analisis Ditujukan Pada Upaya Guru PAI Dalam Penanaman SMP N 11 Yogyakarta.. ... 64

2. Analisis Ditujukan Pada Peserta Didik SMP N 11 Yogyakarta ... 66

BAB V. PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 71

C. Kata Penutup ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

xiv

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

A. Daftar Bagan Struktur Organisasi SMP N 11 Yogyakarta... 29

B. Tabel 1.1 Daftar Wali Kelas SMP N 11 Yogyakarta ... 30

C. Tabel 2.1 Daftar Guru SMP N 11 Yogyakarta ... 30


(15)

(16)

(17)

xv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa uapaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik. Maka penelitian ini yang akan diuangkap adalah apa saja upaya guru pendidikan agama Isalm dan, apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengupayakan penanaman karakter kejujuran pada peserta didik. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian ini kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, serta empat peserta didik kelas VII dan VIII. Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu; observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

Hasil penelitian ini yaitu : upaya guru pendidikan agama Islam yang dilakukan sebagai pengajar dan pendidik untuk menanamkan karakter kejujuran, sebagai proses pembelajaran peserta didik dalam melatih kepribadiannya menjadi peribadi yang baik dalam meningkatkan prestasi berdasarkan keimanan dan ketaqwaan serta ilmu dan teknologi yang bermanfaat. Dengan adanya informan menuturkan bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik dalam berprilaku terhadap dirinya dan oranglain, karenakan dalam materi-materi yang mengandung nilai-nilai kejujuran itulah menjadi acuan bagi peserta didik untuk berprilaku yang sesuai apa yang diajarkan. Dengan menggunakan metode-metode yang bisa dipahami oleh peserta didik, sehingga bisa cepat dipelajari dan dilakukan dengan benar.


(18)

xvi

ABSTRACT

This study aims to determine how the undertakings of Islamic religious education teachers in planting characters honesty learners. So this research will diuangkap is any attempt Isalm and religious education teacher, what are the supporting factors and obstacles in pursuing planting honesty characters on the learner. This research was conducted in SMP Negeri 11 Yogyakarta.

This study uses descriptive qualitative approach by conducting interviews with parties associated with this research principals, Islamic religious education teachers and four students of class VII and VIII. Data collection techniques researchers use several techniques, namely; observation, interviews and documentation. Analysis of the data in this research is the analysis of qualitative data.

The results of this study are: the efforts of Islamic religious education teachers who do as teachers and educators to instill character of honesty, as the learning process of students in the training of his personality become personal good in improving achievement based on faith and devotion as well as science and technology is beneficial. With the informant said that character education is very important for students to behave against himself and other people, because of the material that contains the values of honesty that was the template for learners to behave appropriate what is taught. By using methods that can be understood by students, so they can be quickly learned and done right.

Keywords: Efforts of Islamic religious education teachers, Planting Character Honesty, Students


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang berkatian hubungan antara manuia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia, atau pendidikan yang mencakup ajaran dunia dan akhirat yang didasarkan pada Alquran dan Sunnah sebagai sumber acuannya. Dengan begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Isalam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

Demi mewujudkan keinginan tersebut, maka guru pendidikan agama Islam harus mampu berupaya pada keberhasilan anak didiknya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam itu dengan mengajarkan dan mendidik berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam. Sebgaimana (Shaleh, 2005: hal ini sesuai dengan rumusan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Agama Islam bahwa, pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa serta berakhlak mulia.


(20)

2

SMP Negeri 11 Yogyakarta merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dahulunya berawal dari sekolah kerajinan dari tahun 1959-1964, dirubah lagi menjadi Sekolah Teknik Negeri Jurusan Tekstil dan Jahit pada tahun 1965, kemudian dirubah kembali menjadi SMP Negeri 11 Yogyakarta dari tanggal 17 Februari 1979 sampai sekarang. Dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi SMP Negeri 11 Yogyakarta tidak lain hanyalah untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan harapan para peserta didik yang lulus nantinya bisa memiliki nilai akademik yang tinggi, berbudi pekerti luhur, berkarakter, berakhlak mulia, serta berguna bagi Bangsa dan Negara.

Menilik dari uraian diatas sedikit menggambarkan bahwa SMP Negeri 11 Yogyakarta adalah lembaga pendidikan yang memiliki peran yang bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sudah semestinya pendidikan agama Islam diterapkan disana, karena dilihat dari banyak jumlah guru dan peserta didiknya mayoritas beragama Islam. Dengan begitu pada proses penanaman karakter kejujuran yang diupayakan oleh guru pendidikan agama Islam pada peserta didik terdukung dijadikan sebagai dasar penunjang keberhasilan untuk mencapai aspek yang disebut diatas menurut visi, misi,dan tujuan Sekolah tersebut.

Penanaman karakter kejujuran merupakan penanaman yang didasarkan nilai-nilai kehidupan dengan berbudi pekerti yang jujur sesuai


(21)

dengan ajaran-ajaran Islam seperti yang ditegaskan dalam firman Allah SWT., “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang benar” (At-Taubah : 119). Kejujuran juga merupakan impelentasi dari iman yang berbentuk sipat atau keadaan prilaku yang jujur, ketulusan hati, dan kelurusan hati (Nashir, 2013: 71). Dengan begitu, kejujuran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta, karena termasuk kedalam tujuan pendidikan agama Islam (PAI) itu sendiri sesuai ajaran-ajaran Islam.

Pendapat diatas dapat dipahami bahwa penanaman karakter kejujuran dalam menjadikan anak didik yang memiliki pandangan hidupnya berpegang teguh pada nilai-nilai Islam atau ajaran-ajaran Islam adalah hal yang utama, karena sesuai dengan tujuan pendidkan agama Islam tetapi juga sangat erat kaitannya dengan Iman. Karena dalam timbangan amalpun kejujuran yang terberat. Selain itu kejujuran juga merupakan prilaku yang sangat disukai Allah SWT, karena dengan berprilaku jujur hubungan manusia dengan Allah SWT, dan manusia dengan manusia tetap terjalin dengan baik dengan penuh kebahagiaan.

Pada realitasnya, jika membicarakan Negeri ini berada dalam krisis multidimensional yang tak kunjung usai, kondisi diperburuk dengan krisis moral dan budi pekerti para pemimpin bangsa yang berimbas kepada generasi muda. Tawuran antar pelajar, budaya tak tahu malu, tata nilai dan


(22)

4

norma yang semakin merosot tidak hanya di perkotaan tapi sudah merambah ke pedesaan. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Upaya mengatasi kondisi tersebut maka diperlukan pemahaman dan langkah untuk membangun kembali karakter bangsa sesuai nilai-nilai Pancasila. Karakter yang dimaksud dalam pendidikan adalah karakter bangsa Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila antara lain Beriman dan Bertakwa, Jujur dan Bersih, Santun dan Cerdas, Bertanggung jawab dan Kerja keras, Disiplin dan Kreatif, Peduli dan Suka menolong. Maka dengan Pendidikan karakter diharapkan agar pendidikan karakter terintegrasi dalam setiap mata pelajaran sehingga dengan adanya pendidikan karakter diharapkan masa depan Indonesia lebih baik (Sartono, 2011: 6).

Akan tetapi realitas yang terjadi di SMP Negeri 11 Yogyakarta, menurut peneliti menunjukkan bahwa sekolah tersebut memiliki dukungan, sehingga dalam memberikan pelajaran atau penanaman karakter kejujuran peserta didik di Sekolah sudah terdukung karena dengan satu keyakinan dan berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman serta ajaran-ajaran Islam. Hanya ada beberapa sedikit hambatan yang terjadi di Sekolah, menunjukkan bahwa kedisiplinan peseta didik dalam mengemban ilmu di sekolah kurang bagus dalam hal berprilaku seperti itu, dan serta sarana prasarana yang kurang memadai sehingga sulit dalam


(23)

memberikan kajian atau pelajaran di sekolah. Tidak melihat satu sisi saja, tidak di dalam SMP Negeri 11 Yogyakarta itu saja, melainkan bahwa diluar sana juga mempunyai perebedaan yang dimana pengupayaan dalam penanaman karakter pada peserta didik memliki beberapa macam dukungan dan hambatan juga di sekolah tersebut.

Dari uraian diatas diakatakan bahwa dalam mengatasi persoalan-persoalan ketidakdisiplinan tentang kejujuran pada anak didik yang terjadi pada pengupayaan penaman karakter di sekolah saat ini masih dianggap normal, walaupun terdapat sebuah hambatan seperti itu. Tetapi, dengan dukungan yang kuat proses pengupayaan penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta berjalan dengan baik, karena untuk menggapai suatu keberhasilan itu membutuhkan proses dan kerja keras dalam mendapatkan hasil yang memuaskan.

Maka dari itu juga, dengan lebih memperkuat dan ingin mendapatkan hasil yang memuaskan, pemahaman-pemahaman pendidikan agama Islam tentang keujuran dalam proses penanaman karakter peserta didik, harus lebih ditingkatkan dengan bimbingan dan arahan pada penanaman nilai-nilai kehidupan berislam sehari-hari, sehingga mampu meluruskan tujuan dari sekolah itu, ataupun upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan upaya mengatasi berbagai hambatan dan mengatasi persoalan yang berdasarkan prilaku-prilaku yang menyimpang dari pelakunya.


(24)

6

Dengan mengetahui betapa pentingnya pendidikan agama Islam bagi kehidupan manusia, yang dimaksudkan juga untuk mengetahui upaya sekolah serta guru pendidikan agama Islam, dan mengetahui adanya dukungan hambatan dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik sebagai generasi penerus masa depan Bangsa ini. Maka peneliti ingin mengetahui lebih jelas lagi seberapa upaya dan mendapatkan dukungan serta mengatasi hambatan tersebut. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan sebelumnya, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan mengusung judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Penanaman Karakter Kejujuran Peserta Didik di SMP Negeri 11

Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut adalah mengenai:

1. Bagaimanakah upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta ? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam penanaman

karakter kejujuran peserta didik oleh guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 11 Yogyakarta ?


(25)

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk :

a. Adakah upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta. b. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam penanaman

karakter kejujuran peserta didik oleh guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang akan di aplikasikan dari rumusan masalah dan tujuan masalah memuat 2 (dua) hal, yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat di aplikasikan dalam mengatasi problematika pendidikan terkait pembentukan karakter peserta didik.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi penulis, mendapatkan pengalaman tentang upaya penanaman karakter kejujuran melalui guru pendidikan agama Islam.

2) Untuk guru, sebagai contoh atau motivator dalam pembentukan karakter peserta didik yang berkualitas.

3) Untuk Sekolah, sebagai tempat yang berguna dalam menambah khazanah keilmuwan pendidikan terutama di


(26)

8

bidang pembentukan karakter peserta didik yang di ajarkan oleh gurunya.

D. Sistematika Pembahasan

Di dalam sistematika pembahasaan ini peneliti menguraikan secara rinkas gambaran umum dari proposal yang akan diajukan. Terdapat lima Bab dalam proposal yang peneliti tulis yakni:

Bab I dimulai dari menguraikan latar belakang masalah yang merujuk kepada peneltian yang akan dilaksanakan, kemudian dari uraian latar belakang masalah dirumuskanlah sebuah rumusan masalah sesuai dengan judul yang akan diteliti sehingga jelas permasalahan yang akan diteliti, kemudian lanjut kepada tujuan penelitian berisi tentang poin-poin penting yang merujuk kepada hasil dari penelitian, setelah tujuan penelitian, lanjut ke kegunaan penelitian.

Bab II berisi tentang tinjauan pustaka yang mengacu pada rujukan penelitian sebelumnya yang dianggap ada kesamaan dalam penelitian yang akan diteliti, kemudian lanjut kepada kerangka teori berisikan sumber-sumber buku yang dirasa penting sebagai penguat dari sub tema atau judul yang akan diangkat.

Bab III menjelaskan tentang gambaran umum dari letak geogafis, struktur sekolah, jumlah murid, jumlah tenaga pengajar, serta visi dan misi dari sekolah tersebut.


(27)

Bab IV menjelaskan tentang metode penelitian terkait subjek penelitian didalamnya, kemudian lanjut kepada tehnik pengumpulan data, keabsahan data dan menganalisi data hasil penelitian.

Bab V menjelaskan kesimpulan dan saran.

Pada bagian akhir memuat tentang daftar pustaka sebagai kejelasan referensi yang digunakan beserta lampiran yang diperlukan. Lampiran ini berupa semua dokumen yang menunjang dianggap penting.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sejauh mana otentitas suatu karya ilmiah serta posisinya diantara karya-karya yang ada. Selanjutnya, penelitian ini mengambil refresensi dan memaparkan dari beberapa penelitian yang berwujud skripsi, dan jurnal sebagai refrensinya , yang seidkit banyak berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu tentang pendidikan karakter.

Pertama, Alfa Deti Wulandari (2013) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang berjudul, “Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak dalam Keluarga Single di Dusun Gamplong 1 Sumber Rahayu Moyudan Sleman”. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field Research) yang berispat kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Penanaman Akhlak pada Anak dalam Keluarga Single Parent dan menganalisis faktor pendudkung dan penghambat dalam Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak dalam Keluarga Single Parent di Dusun Gamplong 1 Sumber Rahayu Moyudan Sleman. Hasil penelitian ini bahwa, Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak dalam Keluarga Single Parent di Dusun Gamplong 1 Sumber Rahayu Moyudan Sleman ini sudah sesuai dengan indikator yang diinginkan dan perkembangan serta pengetahuan anak semakin membaik dan anak tersebut dapat mempraktekkan dan dapat menerapkan apa yang diajarkan baik oleh Orang tua maupun lingkungan


(29)

sekitar. Letak perbedaannya, terlihat dari masalah yang akan diteliti. Pada penelitian ini masalah yang diangkat mengarah pada Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak dalam Keluarga Single Parent di Dusun Gamplong 1 Sumber Rahayu Moyudan Sleman, sedangkan masalah yang akan diteliti oelh peneliti mengarah pada Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Karakter Kejujuran di SMP Negeri 11 Yogyakarta. Letak persamaannya, masalah yang diteliti sama mengarah pada Penanaman Nilai-nilai Akhlak yang diantaranya yaitu kejujuran, menghormati Orang tua, disiplin, dan latihan pribadatan.

Kedua, penelitian Sriyadi (2014) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Nilai-nilai Keagamaan di KKG PAI SD IV Patuk”. penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam mencerminkan dan memberi contoh prilaku, tingkah laku yang berakhlak sehingga siswa mengikuti prilaku guru dan panutan dalam melakukan perbuatan. Selain upaya peningkatan akhlak dilaksanakan oleh Orang tua, untuk mengetahui dan menganilisis nilai-nilai keagamaan yang diterapkan di Kelompok Kerja Guru (KKG) pendidikan agama Islam SD IV Patuk Gunungkidul. Hasil penelitian adalah nilai-nilai keagamaan yang diterapkan di Kelompok Kerja Guru (KKG) pendidikan agama Islam SD IV Patuk Gunungkidul meliputi 3 aspek yaitu: (1) aspek Aqidah akhlak meliputi Ikhlas beribadah, taat, menjaga dari sipat Hasud, membiasakan diri bersikap Tasamuh, Kooperatif, kerja keras. (2) aspek


(30)

12

Ibadah bagi anak Sekolah Dasar meliputi Tayamum dan Taharah, Shalat, Haji, Shiyam. (3) aspek Al-Qur’an Hadits bagi anak Sekolah Dasar meliputi Taman Pendidikan Al-qur’an dan peningkatan menghafal surah-surah pendek. Letak perbedaannya, dilihat dari tujuan penlitian tersebut, penliti tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganilisis nilai-nilai keagamaan di Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam SD IV Patuk Gunungkidul. Sedangkan dari penelitian saya, bertujuan untuk

mengetahui “Upaya Guru dalam Penanaman Karakter Kejujuran Peserta

didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta”. Letak persamaannya, sama-sama mengarah pada upaya guru pendidikan agama Islam tersebut.

Ketiga, penelitian Rafiq Ridho (2015) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang berjudul “Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah dan Mengatasi Prilaku Menyimpang Siswa MTs. Ma’arif NU 02 Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan subyek penelitian guru pendidikan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan macam-macam prilaku menyimpang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta untuk mengetagui usaha guru pendidikan agama Islam dalam mencegah dan

mengatasi prilaku menyimoang siswa MTs. Ma’arif NU 02 Kecamatan

Bruno Kabupaten Purworejo dan hasil usaha yang dilakukan. Hasil penelitian ini adalah ada berbagai macam prilaku yang dilakukan siswa

MTs. Ma’arif NU 02 Bruno diantaranya adalah membolos, membawa


(31)

terlambat, serta tidak sopan terhadap guru. Hal ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Usaha yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam mencegah dan mengatasi prilaku menyimpang siswa sudah sangat efektif, karena siswa menjadi menajadi lebih baik dalam berprilaku sekitar 80% kasus terselesaikan dengan baik walaupun kasus penyimpangan yang ditangani tergolong berat. Letak perbedaannya, di lihat dari tujuan penelitian tersebut yang berjudul “Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah dan Mengatasi Prilaku Menyimpang Siswa MTs. Ma’arif NU 02 Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo” dan dari hasil penelitian tersebut. Sedangkan dari hasil penelitian saya yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Karakter Kejujuran Peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta” dengan bertujuan untuk mengetahui upaya guru pendidikan agam Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik. Letak persamaannya, tujuan dan hasil penelitiannya mengarah pada guru pendidikan agama Islam, adakah upaya atau usaha dari guru pendidikan agama Islam tersebut.

B. Kerangka Teori 1. Pengertian Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dalam pengertian dijelaskan bahwa upaya merupakan suatu usaha atau ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya) yang dilakukan oleh manusia dalam kegiatan


(32)

14

hidupnya untuk menggapai apa yang diinginkan, dalam bermacam-macam bentuk usaha dan permasalahan yang ingin dicapai (Sudaryati, 2010: 17).

Dengan sebuah pengertian upaya tersebut, penulis dapat mengetahui tujuan dari upaya tersebut yang berkaitan dengan proses penelitian yang dilakukan.

2. Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dalam literatur kependidikan islam seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mu’alim, murabbiy,

mursyid, mudarris, dan mu’addib, yang artinya orang memberikan ilmu

pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik (Sudaryati, 2010: 18).

Guru merupakan peganti orang tua saat di Sekolah, peran guru sama halnya dengan peran orangtua dirumah. Di sekolah mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaiakan kualitas pribadi peserta didik. Guru harus memiliki peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, innovator, teladan, pribadi, peneliti, aktor, evaluator, dan sebagai kulminator. Guru juga harus yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup


(33)

tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah (Mulyasa, 2011: 37).

Ada beragam julukan yang diberikan keapda sosok guru. Salah

satu yang paling terkenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.

Julukan ini mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga disebut sebagai pahlawan. Namun, penghargaan terhadap guru ternyata tidak sebanding besarnya jasa yang telah diberikan. Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi material, misalnya sangat jauh dari harapan (Naim, 2011: 1).

Dalam konsep pendidikan tradisional Islam, posisi guru begitu terhormat. Guru diposisikan sebagai orang yang ‘alim, wara’, shalih, dan sebagai uswah sehingga guru dituntut juga beramal saleh sebagai aktualisasi dari keilmuan yang memilikinya. Sebagai guru, ia bertanggungjawab kepada para siswanya, tidak saja ketika dalam proses pembelajaran langsung, tetapi juga dalam proses pembelajaran


(34)

16

berakhir, bahkan sampai di akhirat. Oleh karena itu, wajar jika mereka diposisikan sebagai orang-orang penting dan mempunyai pengaruh besar pada masanya, dan seolah-olah memegang kunci keselamatan rohani dalam masyarakat (Naim, 2011: 5).

Guru pendidikan agama Islam merupakan sosok pribadi yang menjadi idola dan teladan bagi siswa, yang menampilkan sosok pribadi muslim panutan, jujur, berpakaian bersih rapih, rendah hati, penyayang, disiplin, ramah, penolong, demokratis, berakhlak karimah. Dengan demikian, guru agama harus senantiasa hadir di kelas sebagai guru

“baik” (Shaleh, 2005: 283).

Dalam melaksanakan tugas dan peranannya, guru yang profesional mempunyai kualfikasi personal tertentu. Ada beberapa ungkapan untuk melukiskan kualifikasi personal, diantaranya adalah: a. Guru yang baik (a good teacher)

Baik dalam arti disini yaitu punya konotasi sifat/atribut-atribut moral yang baik. Sifat-sifat diutamakan dari asumsi dsar bahwa manusia itu sejak lahir sudah membawa sifat-sifat yang baik, seperti jujur, setia, sabar, dan bertanggungjawab.

b. Guru yang berhasil (a succesfull teacher)

Seorang guru dikatakan berhasil bila dalam mengajar ia dapat menunjukkan kemapuannya sehinga tujuan-tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai oleh para siswa. Hal itulah, sebab setiap


(35)

guru yang mengajar harus dapat melihat dengan jelas tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

c. Guru yang efektif (an effective teacher)

Seorang guru disebut guru efektif bila ia dapat mendayagunakan waktu dan tenaga yang sedikit, tetapi mencapai hasil yang banyak. Guru yang pandai menggunakan strategi mengajar dan mampu menerapkan metode-metode mengajar secara berdayaguna akan disebut guru yang efektif (Naim, 2011: 39).

Jadi guru Pendidikan Agama Islam adalah sebuah rofesi yang memerlukan kemampuan khusus sebagai guru Pendidikan Agama Islam. Dengan begitu pengertian guru agama islam, adalah seorang pendidik yang mengajarkan ajaran islam dan membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Pendidikan Agama Islam

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab I tentang ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik seara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian


(36)

18

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Shaleh, 2005: 2).

Dengan demikian, pendidikan agama adalah pendidikan yang materi bimbingan dan arahannya adalah ajaran agama yang ditujukan agar manusia memperayai dengan sepenuh hati akan adanya Tuhan, patuh dan tunduk melaksanakan perintah-Nya dalam bentuk beribadah, dan berakhlak mulia. Pendidikan agama adalah pendidikan yang diarahkan untuk menumbuhkembangkan rasa intuisi keagamaan yang ada dalam diri seseorang kemudian melaksanakannya ajaran-ajarannya dengan penuh ketundukan. (Shaleh, 2005: 5).

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Pendidikan Agama Islam adalah untuk memberikan “corak

Islam” pada sosok lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memberikan materi/pengalaman yang berisi ajaran agama Islam, yang pada umumnya telah tersusun secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman (Thoha, 2004: 4).

Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi dikatakan bahwa, pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terenana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran


(37)

agama Islam dari sumber utamanya kita suci Alquran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa (Shaleh, 2005: 7).

Pendidikan agama Islam yang kedudukannya sebagai mata pelajaran wajib diikuti seluruh siswa yang beragama Islam pada semua satuan jenis, dan jenjang sekolah. Hal ini sesuai UUD 1945 yang menjamin warga negara untuk beribadah menurut keperayaan agamanya masing-masing. (Shaleh, 2005: 39).

Dari sekian pengertian diatas pada dasarnya saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama, yakni agar peserta didik dalam aktivitas kehidupannya tidak lepas dari pengamalan agama, berkahlak mulia, dan proses dalam penanaman karakter kejujuran itu berdasarkan ajaran agama Islam.

4. Pendidikan Karakter

Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani,

charassein, yang artinya ‘mengukir’. Dari sini kemudian bisa

memberikan gambaran mengenai apa yang dimaksud dengan karakter. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang diukir. Tidak mudah usang tertelan waktu atau aus terkena gesekan. Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir itu. Sebab, ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya.


(38)

20

Berbeda dengan gambar atau tulisan tinta yang hanya disapukan di atas permukaan benda. Karena itulah, sifatnya juga berbeda dengan ukiran, terutama dalam hal ketahanan dan kekuatannya dalam menghadapi tantangan waktu (Munir, 2010: 3).

Menurut American Dictionary of the English Language (2001) sebagaimana dikutip (Wibowo, 2013: 11) karakter itu didefinisikan sebagai kualitas-kualitas yang teguh dan khusus yang dibangun dalam kehidupan seorang, yang menentukan responnya tanpa pegaruh kondisi-kondisi yang ada. Secara ringkas menurut American Dictionary of the Engslih Language, karakter merupakan istilah yang menunjuk kepada aplikaasi nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.

Depdiknas (2008) dalam (Wibowo, 2013: 12) Sementara

dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan sebagai

tabiat, sipat-sipat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga bisa berarti huruf, angka, ruang, dan simbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Karakter tokoh dalam film berhubungan dengan para pemain khususnya yang menyangkut perwatakan peamin.

Dalam Dorland’s Pocket Medical Dictionary (1968) dalam (Hidayatullah, 2010: 12) dinyatakan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu; sejumlah atribut yang


(39)

dapat diamati pada individu. Sementara dalam kamus psikologi dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif.

Pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja unruk mengembangkan karakter yang baik, berdasarkan nilai-nilai inti yang baik untuk individu dan baik untuk masyarakat. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008), pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah, yang meliputi komponen pengetahuan, Kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Secara ringkas pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai: “The deliberate use of all dimensions of

school life to foster optimal character development” (Wibowo, 2013:

39).

Seara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan bai-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Wibowo, 2013: 41).

Adapun kreteria pribadi yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa,


(40)

22

secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indoensia adalah pendidika nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indoensia itu sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda (Wibowo, 2013: 40).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dilakuakn untuk mengembangkan kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang yang harus melekat pada pendidik menjadi pendorong dan penggerak dalam melakukan sesuatu, serta yang membedakan dengan individu lain.

5. Kejujuran

Jujur atau bisa dikatakan dengan benar (sidiq) adalah memberikan informasi kepada oranglain berdasar keyakinan akan kebenaran yang dikandungnya. Informasi yang diberikan tidak sebatas melalui bahasa isyarat atau tindakan tertentu (Amin, 1995: 213).

“kebenaran adalah menginformasiakan seuatu sesuai dengan

kenyataan, mengarah kepada cara berpikir yang positif” (Syukur, 2004:

274).

Secara harfiah, jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang. Jujur merupakan nilai penting yang harus dimiliki setiap orang.


(41)

Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam prilaku sehari-hari (Naim, 2012: 132).

Kejujuran merupakan prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. Prilaku kejujuran ini didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya, baik itu dalam perkataan mapun perbuatan;baik terhadap dirinya sendiri maupun oranglain. Tanpa adanya kejujuran, manusia tidak mempunyai kebaikan di hadapan oranglain. Oleh karena tu, karakter kejujuran ini harus dibangun sejak anak berusia dini melalui proses pendidikan (Azzet, 2011: 89).

Penanaman nilai kejujuran dapat dilakukan melalui kegiatan keseharian yang sederhana dan sebagai suatu kebiasaan, yaitu prilaku yang dapat membedakan milik pribadi dan milik oranglain. Kemampuan dasar untuk membedakan merupakan dasar untuk bersikap jujur. Oleh karena itu, dapat dikombinasikan dengan kebiasaan dan sopan santun dalam hal pinjam-meminjam. Apabila menggunakan barang hak milik oranglain, selalu memohon izin, dan setelah selesai harus mengembalikannya dan selalu menguapkan terimakasih atas budi baiknya (Zuriah, 2007: 44).

Dari sekian uraian tentang kejujuran diatas, kejujuran merupakan sipat yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Sifat jujur harus ditanamkan dan dilatih sedini mungkin supaya


(42)

24

ketika kita berada di masyarakat kita bisa bersikap jujur dan dapat dipercaya oleh oranglain. Dan orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak orang. Karena orang yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu yang penting. Hal ini disebabkan orang yang memberi kepercayaan tersebut akan merasa aman dan tenang atau hubungan dengan orang lain pun akan menjadi baik dan harmonis.

6. Peserta Didik

Mappiare mengatakan “Peserta Didik”, kata itu mengandung aneka kesan. Ada orang berkata peserta didik merupakan kelompok yang biasa aja, tiada beda dengan kelompok manusia yang lain. Sementara pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang yang sering menyusahkan orang-orangtua. Pada pihak lainnya juga menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi, manakala remaja sendiri yang dimintai kesannya, maka mereka akan menyatakan yang lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketakcuhan, atau ketidak-perdulian orang-orang dewasa terhadap kelompok mereka. Atau mungkin ada pula remaja yang mendapatkan kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang-orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja bahwa kelompok adalah kelompok yang bertanggungjawab terhadap bangsa dalam masa depan (Mappiare, 1982: 11).

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang


(43)

hidupnya. Ciri-ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.

Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikannya membutuhkan bantuan dan bimbingan.

b. Individu yang sedang berkembang.

Yang dimaksud dengan perkembangan disini ialah perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak manusia lahir bahkan sejak manusia berada dalam kandungan ia berada dalam proses perkembangan. Proses perkembangan melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat. Tiap tingkat (fase) mempunyai sifat-sifat khusus. Tiap fase berbeda dengan fase lainnya. Anak yang berbeda fase bayi berbeda dengan fase remaja, dewasa, dan orangtua. Perbedaan-perbedaan ini meliputi perbedaan minat, kebutuhan, kegemaran, emosi, inteligensi, dan sebagainya. Perbedaan tersebut harus diketahui oleh pendidik pada masing-masing tingkat perkembangan tersebut. Atas dasar itu pendidikan dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.


(44)

26

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

Dalam proses perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya, seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri. Tetapi kenyataannya untuk kebutuhan perkembangan hidupnya, ia masih menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang menggejala:

1) Keadaannya yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini menimbulkan kewajiban orangtua untuk membantunya.

2) Adanya kemampuan untuk mengambangkan dirinya, hal ini membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk membimbingnya. Agar bantuan dan bimbingan itu menapai hasil maka harus disesuikan dengan tingkat perkembangan anak. d. Individu yang memiliki keampuan untuk mandiri.

Dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan. Pada diri anak ada kecenderungan untuk merdekakan diri. Hal ini menimbulkan kewajiban pendidik dan orang tua (si pendidik) untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan dan pada akhirnya mengundurkan


(45)

diri. Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar peserta didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggungjawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri. Pada saat ini si anak telah dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri (Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 52).

Dari beberapa uraian diatas mengenai pengertian peserta didik, didalam proses pendidikan seorang peserta didik yang berpotensi adalah objek atau tujuan dari sebuah sistem pendidikan yang secara langsung berperan sebagai subjek atau individu yang perlu mendapat pengakuan dari lingkungan sesuai dengan keberadaan individu itu sendiri. Sehingga dengan pengakuan tersebut seorang peserta didik akan mengenal lingkungan dan mampu berkembang dan membentuk kepribadian sesuai dengan lingkungan yang dipilihnya dan mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya pada lingkungan tersebut. Sehingga agar seorang pendidik mampu membentuk peserta didik yang berkepribadian dan dapat mempertanggungjawabkan sikapnya, maka seorang pendidik harus mampu memahami peserta didik beserta segala karakteristiknya.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam mengadakan penelitian metode mempunyai peranan yang sangat penting, karena metode adalah suatu cara yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data yang dapat dijadikan kerangka penelitian, sehingga akan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun metode yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pendekatan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan atau metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu fenomena , peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pemikiran, kepercayaan, persepsi orang secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2005: 60).

Penelitian kualitatif pada dasarnya menggali masalah dengan cara induktif, yang mana peneliti harus terjun langsung ke lapangan dalam jangka waktu tertentu untuk menggali masalah dan menemukan realita-realita yang ada dengan cara berinteraksi langsung dengan subjek yang akan diteliti (Putra, 2012: 41).

Adapun alasan utama mengapa peneliti memilih metode kualitatif adalah karena dalam menanamkan karakter kejujuran siswa pada proses pembelajaran, guru dituntut untuk mengembangkan model pembelajaran terpadu. Jadi peneliti harus terjun ke lapangan untuk mengetahui bagaimana


(47)

realitas pembelajaran di lapangan. Data kulitatif dalam dunia pendidikan sangatlah bermanfaat untuk menemukan hakikat atau fakta di dalam proses pendidikan itu sendiri, dalam hal ini adalah proses pembelajaran. Dari data tersebut dapat diketahui bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses tersebut, bagaimana interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran, bagaimana sumber-sumber dan media dioptimalkan, bagaimana guru menangani kesulitan siswanya, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang menghasilkan data kualitatif untuk menganalisis konsep pendidikan (Hadi dan Haryono, 1998: 19).

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berusaha untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam menanamkan karakter kejujuran siswa secara naratif kualitatif. Peneliti akan melakukan studi kasus, yaitu suatu bentuk penelitian yang diarahkan untuk menghimpun suatu data mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari suatu kasus atau fenomena tertentu (Sukmadinata, 2005: 64).

B. Lokasi Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah SMP Negeri 11 Yogyakarta. Peneliti memandang sekolah ini layak dan perlu untuk dijadikan obyek penelitian.


(48)

30

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat variabel penelitian yang melekat. Subyek merupakan sumber data, dimana penulis dapat memperoleh data yang diperlukan dalam rangka penelitian. Adapun subyek penelitian yang diperlukan dalam penelitian tersebut meliputi: 1. Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Yogyakarta.

2. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 11 Yogyakarta.

3. Peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta yang aktif dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, masing-masing 5 anak dari setiap kelas.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Peneliti akan berusaha mengumpulkan data dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Langkah bertujuan untuk mengetahui bagaimana para guru menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan ilmiah (scientific approach), sudah sesuaikah dengan prinsip-prinsip atau teori-teori yang ditetapkan oleh pemerintah maupun yang dikembangkan oleh para ahli. Selain itu peneliti juga bermaksud mengetahui sejauh mana guru dapat mengembangkan metode pembelajaran dan pemanfaatan media yang tersedia.


(49)

2. Dokumentasi

Untuk memperkuat dan memperlengkap data yang diperoleh dari lapangan, peneliti melakukan dokumentasi yaitu mengumpulkan seluruh data yang berkaitan dengan fenomena di lapangan dengan cara mencatat maupun mengambil gambar dari proses pembelajaran yang terjadi. Selain itu peneliti juga akan mengumpulkan dokumen-dokumen pembelajaran. Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, suratkabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206).

3. Wawancara

Di samping dokumentasi, peneliti akan melakukan wawancara atau interview secara mendalam dan intensif kepada para guru. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengklarifikasi dari apa yang telah ditemukan ketika observasi dan dokumentasi. Selanjutnya wawancara dimaksudkan untuk memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden dalam hal ini adalah guru tentang kompetensi pedagogik dan profesional. Selain itu, pada sesi interview ini peneliti akan berusaha untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi para guru pada proses pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013.

Setelah itu data-data dari hasil temuan di lapangan akan diinterpretasikan atau dijelaskan secara rinci dengan teori-teori yang ada. Selanjutnya dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan dari penelitian ini.


(50)

32

E. Anilisis Data

Analisis data yang digunakan sejak awal penelitian mulai penyusunan sampai akhir menggunakan konsep analisa yang terdiri dari langkah-langkah:

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi perrumusan dan pembatasan masalah serta merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan data. Kemudian merumuskan sumber data yang akan di rumuskan dalam penelitian, subyek penelitian serta lokasi penelitian.

b. Memulai Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik, menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu-individu dan kelompok yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan informan yang telah dipilih, pengumpulan data melalui interview di lengkapi dengan data pengamatan dan dokumentasi (triangulasi). Data tersebut selanjutnya dicatat, disusun, dan dikelompokkan dalam analisis data. c. Pengumpulan Data Dasar

Setelah peneliti berpadu pada situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih diintensifkan secara mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen yang lebih intensif, mendengarkan, membaca, dan merasakan apa yang ada penuh perhatian. Deskripsi dan


(51)

konseptualisasi diterjemahkan dan dirangkumkan dalam diagram-diagram yang bersifat integratif. Setelah pola-pola dasar terbentuk peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup.

d. Pengumpulan Data Penutup

Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir penelitian tidak bisa ditentukan sebelumnya seperti dalam penelitian kualitatif, tetapi proses penelitian itu sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah, kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti. Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan lagi data baru.

e. Melengkapi

Langkah melengkapi merupakan kegiatan menyempurnakan hasil analisis data dan menyusun fakta-fakta hasil temuan dilapangan. Kemudian peneliti membuat diagram-diagram. Tabel, gambar-gambar, dan bentu-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar tersebut di interprestasika, dikembangkan menjadi proporsi dan prinsip-prinsip (Sukmadinata, 2012:114).


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 11 Yogyakarta. 1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 11 Yogyakarta NSS/NPSN : 201046005009/20403268

Alamat Sekolah : Jalan HOS Cokroaminoto No. 127 Yogyakarta Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

Kota : Yogyakarta

Kecamatan : Tegalrejo

Desa : Sudagaran

Jalan : HOS Cokroaminoto 127 Kode Pos : 57244

Telepon/Fax : (0274) 619229

E-Mail : smp11yk@yahoo.co.id Website : www.smpn11yogya.sch.id

2. Sejarah Sekolah

SMP Negeri 11 Yogyakarta, dahulu berawal dari Sekolah Kerajinan dan beralamatkan di Mergangsan Kidul Yogyakarta dari tahun 1959-1964. Pada tahun 1965 dengan dikeluarkannya SK No 59/Dirjen/1965, Sekolah Kerajinan dirubah menjadi Sekolah Teknik Negeri Jurusan Tekstil dan Jahit (ST Jahit). Kemudian pada tahun 1965-1979 kegiatan belajar mengajar dipindahkan dari Mergangsan Kidul ke lokasi sekarang yaitu kampung Saudagaran Tegalrejo Yogyakarta.


(53)

Pada tahun 1979 ST Jahit dirubah kembali menjadi SMP Negeri 11 Yogyakarta terhitung mulai dari tanggal 17 Februari 1979 sampai sekarang. Perubahan tersebut berdasarkan SK No. 030/U/1979 sehingga sampai saat ini SMP Negeri 11 Yogyakarta sudah berusia 35 tahun. 35 tahun adalah usia yang tidak sedikit, sehingga tidak mengherankan jika terjadi banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi di sekolah ini. Perubahan itu antara lain dalam bangunan sekolah yang dahulu hanya satu ruang kelas besar dengan berlantaikan tanah dan ruangan tersebut hanya diberi sekat kayu/triplek, belum tersedianya ruang perpustakaan, ruang laboratorium ataupun ruang komputer. Dengan semangat dan motivasi yang kuat dari kepala sekolah berserta jajarannya demi kemajuan dan perkembangan SMP Negeri 11 Yogyakarta sampai saat ini SMP Negeri 11 Yogyakarta telah berubah menjadi bangunan yang tegak kokoh berdiri dengan berlantaikan keramik dengan fasilitas-fasilitas yang kian hari kian bervariasi dan berkembang.

Dengan usaha dan jasa dari para pendiri/pendahulu SMP Negeri 11 Yogyakarta yang telah kita rasakan sampai saat ini. Maka sangat besar harapan dan ajakan kami kepada Bapak/Ibu Guru, Karyawan, dan Para Siswa/i untuk bersatu-padu Saiyeg Saeko Proyo, Cancut Tali Wondo, bersama-sama dalam segala bidang untuk lebih bisa memajukan SMP Negeri 11 Yogyakarta baik dari bidang sarpras, kesejahteraan, dan nilai akademik, serta prestasi baik dari bidang


(54)

36

akademis maupun non akademis sesuai dengan Visi dan Misi SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Adapun Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMP Negeri 11 Yogyakarta, antara lain:

a. Abdul Manan, B.A., dengan masa bakti 1 April 1979-1 Maret 1988 b. Drs. Sudarman, dengan masa bakti 1 April 1988-1 Maret 1995. Pada tanggal 11 Juni 1992 Beliau meninggal dunia karena kecelakaan sehingga kepemimpinan Kepala Sekolah saat itu dipimpin oleh Prayoto, S.Pd sampai Agustus 1995.

c. Drs. Kusmiarto, dengan masa bakti dari 1 September tahun 1995-1999.

d. Drs. Marmo Sukidjo, dengan masa bakti dari tahun 1999-2005. e. Drs. Sardiyanto, dengan masa bakti dari tahun 2005-2012.

f. Drs. Sukirno, S.H., dengan masa bakti dari Januari 2013 sampai sekarang.

Pada masa kepemimpinan Drs. Sukirno, S.H. sampai sekarang ini telah mengalami perubahan dan perkembangan yang begitu signifikan diantaranya dengan menerapkan konsep penghijauan di lingkungan sekolah, renovasi pagar sekolah, pemasangan LCD di tiap ruang kelas, penambahan unit komputer diruang perpustakaan, dan pemasangan CCTV di ruang kelas, serta masih banyak lagi program-program yang masih dalam proses pelaksanaan ataupun pengembangan.


(55)

Perubahan dan perkembangan yang terjadi di SMP Negeri 11 Yogyakarta tidak lain hanyalah untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan harapan para peserta didik yang lulus nantinya bisa memiliki nilai akademik yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur/berkarakter serta berguna bagi Bangsa dan Negara.

3. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah

“Mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEK“.

Indikator :

1) Memiliki nilai UNAS rata-rata naik dari tahun ke tahun. 2) Berpretasi di bidang Olahraga.

3) Berprestasi di bidang Kesenian.

4) Berprestasi di bidang aktivitas dan aplikasi keagamaan. b. Misi Sekolah

1) Melakukan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.

2) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

3) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang luhur.


(56)

38

4) Menumbuhkan kesadaran siswa untuk menghayati ajaran Agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5) Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya

peningkatan prestasi. 4. Tujuan Sekolah

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan secara khusus, sesuai dengan visi dan misi sekolah, tujuan SMP Negeri 11 Yogyakarta, yaitu pada setiap akhir tahun pelajaran, mengantarkan siswa didik untuk :

a. Memperoleh kenaikan rata-rata Nilai Ujian Nasional (NUN) sebesar 0,1;

b. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), antara lain PAIKEM, serta layanan bimbingan dan konseling. c. Mengoptimalkan pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar dan

peningkatan kualitas pembelajaran.

d. Memperoleh kejuaraan olimpiade sains tingkat kota.

e. Melestarikan budaya daerah melalui Muatan Lokal (MULOK) bahasa daerah dengan indicator 85 % siswa mampu berbahasa jawa sesuai dengan konteks.


(57)

f. Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.

g. Memiliki jiwa cinta tanah air yang antara lain diinternalisasikan melalui kegiatan kepramukaan.

h. Meraih kejuaraan dalam cabang olah raga di tingkat kota, propinsi maupun nasional.

i. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.

5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi merupakan sistem manajemen yang harus dijelaskan dengan berupa gambaran sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah : Drs. Sukirno, S.H. b. Wakil Kepala Kurikulum : Komarudin, S.Pd. c. Wakil Kepala Urusan SarPras : M. Sujendro, S.Pd.

d. Wakil Kepala Kesiswaan : Tri Eni Ernaningsih, S.Pd. e. Kepala Tata Usaha : Slamet, S.E.

f. Keuangan Sekolah : Very Dian FPP., A.Md.

g. 7 K : Basrowi, S.Pd.

h. UKS : Adrianto P, S.Pd. Jas.

i. Pepustakaan : Dra. Witartini j. Laboratorium IPA : Sri Redjeki, S.Pd. k. Koordinator Komputer : Istiardi, SST. l. Koordinator Lab Bahasa : Sudarsono, S.Pd.


(58)

40

m. Kepramukaan : Sugi Edi Prayitno, S.Pd.

n. BP/BK : Drs. Wiyono

o. Koordinator (LES) : Komarudin, S.Pd. Bagan 1

Struktur Organisasi SMP N 11 Yogyakarta

Kepala Sekolah Drs. Sukirno, S.H.

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan Tri Eni Ernaningsih, S.Pd.

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Komarudin, S.Pd.

Wakil Kepala Sekolah Urusan SarPras M. Sujendro, S.Pd. Kepala Tata Usaha

Slamet, S.E.

7 K Basrowi, S.Pd.

UKS

Adrianto Purnomo, S.Pd. Jas.

Keuangan Sekolah Very Dian FPP A.Md.

Perpustakaan Dra. Witartini

Lab IPA Sri Redjeki, S.Pd.

Koordinator Komputer Istiardi, SST.

Koordinator Lab Bahasa Sudarsono, S.Pd. Kepramukaan

Sugi Edi Prayitno, S.Pd.

Koordinator (LES) Komarudin, S.Pd.

BP / BK Drs. Wiyono


(59)

p. Wali Kelas

Tabel 1.1

Daftar Wali Kelas SMP Negeri 11 Yogyakarta 2015/2016

Kelas Wali Kelas Kelas Wali Kelas

VII A Dra. Lilik Ermawati VIII A Istiardi, SST.

VII B Christiana S, S.Pd. VIII B Dra. Nur Wahyumiati VII C Lestariyanto,S. Pd.I. VIII C Sudarsono, S.pd. VII D Wiwik Suryani, SPd. VIII D Dra. Ekaningsih S.S.

IX A Basrowi S. Pd.

IX B Agata S.S., A.Ma.Pd. IX C Sri Widayati, S. Pd. IX D K.P. Erawati, S. Pd.

q. Guru-guru

Tabel 2.1

Daftar Guru SMP Negeri 11 Yogyakarta, 2015/2016

No. Nama Guru Mata Pelajaran

1 Drs. Sukirno, S.H. PPKN 2 Komarudin, S. Pd. IPA

3 Marius Sujendro, S.Pd. Matematika 4 Tri Eni Ernaningsih, S.Pd. IPS


(60)

42

5 Dra. Nur Wahyumiati IPS

6 Agata Sri Sumaryati, A.Ma.Pd. Matematika

7 Karantina Putri Erawati, S.Pd. Prakarya-Keterampilan 8 Sri Widayati, S.Pd. Bahasa Indonesia 9 Sri Redjeki, S.Pd. IPA

10 Basrowi, S.Pd. Seni Budaya 11 Dra. Lilik Ermawati Bahasa Indonesia 12 Adrianto Purnomo, S.Pd.Jas. Penjasorkes 13 Priyo Purwanto, B.A. Bahasa Jawa 14 Dra. Ekaningsih Sri Sulastri IPA

15 Wiwik Suryani, S.Pd. PPKn

16 Drs. Wiyono BK BP

17 Ali Mansur S. Ag. Agama Islam

18 Dra. Witartini IPS

19 Rumiyati, A.Ma Agama Kristen 20 Sudarsono, S.Pd. Bahasa Inggris

21 Istiardi, SST. Tekinkom

22 Dian Sri Widiarti, S.Pd. Matematika 23 Christiana Susilowati, S.Pd. Bahasa Inggris

24 Dra. Widayati BK/BP


(61)

26 Heru Setiyarto, S.Sn. Seni Budaya

r. Tata Usaha Sekolah

Tabel 3.1

Daftar Nama Tata Usaha SMP Negeri 11 Yogyakarta, 2015/2016

No. Nama Ketugasan

1 Slamet, S.E. Kepala Tata Usaha

2 Very Dian Fajari P.P. A.Md. Urusan Keuangan 3 Sigit Hernawan, S.Pd. Urusan Perlengkapan

4 Suradal Urusan Kepegawaian

5 Sri Pujiasih Urusan Gaji

6 Adi Loka Putra Urusan Keamanan 7 Hapizan S. Pd. Urusan Laboratorium 8 Devi Lucia Agvianda Urusan Kesiswaan

9 Refwandi Urusan Perpustakaan

B. Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini peneliti akan menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015-2016, yaitu pada penanaman karakter kejujuran peserta didik, guru pengampu pendidikan agama Islam dan peserta didik


(62)

44

kelas VII dan VIII SMP Negeri 11 Yogyakarta yang masih aktif di dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut. SMP Negeri 11 Yogyakarta beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto No. 127 Yogyakarta, desa Sudagaran, kecamatan Tegalrejo, kota Yogyakarta.

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru pengampu pendidikan agama Islam dan peserta didik SMP Negeri 11 Yogyakarta. Peserta didik tentunya memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda pula. Dalam hal ini berkenaan dengan proses pendidikan karakter yang mereka terima serta problem apa yang mereka hadapi dalam proses pendidikan karakter tersebut. Peneliti dalam hal ini mengambil sampel masing-masing setiap kelas 2 peseta didik dari kelas VII dan kelas VIII, berikut nama guru pendidikan agama Islam dan peserta didik yang peneliti wawancarai:

a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan bagian dari warga sekolah memiliki peran sebagai pendidik, pengajar, administrator, supervisor, pemimpin, pemrakarsa, dan motivator merupakan figure yang harus memberi teladan bagi peserta didik, guru, dan pegawai sekolah. Dalam menjalankan tugasnya, harus mengacu pada nilai-nilai dasar seperti keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, budi pekerti yang luhur, kepribadian yang mantap, keberanian moral, disiplin tinggi, kejujuran, obyektif dan berlaku


(63)

adil dan serta konsekuen melaksanakan dan menegakkan tata tertib sekolah.

b. Guru Pendidikan Agama Islam

Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam disini merupakan peran utama dalam penelitian ini yang terhubung dalam judul penelitian. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di ampu oleh bapak Ali Mansur, S.Ag. merupakan guru pendidikan agama Islam belum lama mengajar di Sekolah Menengah Pertama sekitar 6 tahun sebelumnya mengajar di Sekolah Dasar, jadi menurut pendapat beliau sendiri juga bahwasannya cara menanamkan karakter kejujuran pada peserta didik tersebut belum tuntas dari sekolah dasar hingga ke jenjang sekolah menengah pertama, jadi cara yang dilakukan dalam menanamkan karakter kejujuran pada peserta didik yaitu dengan memberikan materi-materi yang menyangkut dengan moral atau akhlak peserta didik tersebut. Misalnya, memberikan materi tentang akhlak yang berhubungan dengan prilaku peserta didik, menjelaskannya secara terperinci dan menyimpulkannya agar peserta didik ini mengerti dan ditanamkan dalam diri mereka masing-masing. Dan lebih baiknya juga, mengajak ataupun mendidik peserta didik dengan berprilaku sesuai dengan ajaran agama Islam, misalnya shalat berjamaah, belajar jujur dalam ujian, menghormati guru dan orangtua, juga menghargai sesama teman, dan menjadi suri tauladan yang baik di hadapan Allah


(64)

46

pastinya seperti Nabi Allah, yaitu Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan contoh tauladan yang baik bagi umatnya, yang mempunyai prilaku jujur yang sangat luar biasa, sebagai suri tauladan bagi umat Islam.

c. Peserta Didik

Peserta didik yang terdiri dari masing-masing 2 anak setiap kelas VII dan VIII yang di wawancarai. Peseta didik yang peneliti wawancarai ini merupakan peserta didik pilihan atau berdasarkan prestasi yang sangat baik dan menjadi contoh bagi peserta didik lainnya. Adapun hasil wawancara pada peserta didik, yaitu :

1) Ahda Sablia (kelas VII A), berpendapat bahwasannya kegiatan belajar mengajar di kelas yang ampu oleh guru pendidikan agama Islam, merasa nyaman dalam mengajar yaitu menyampaikan, menjelaskan, ataupun memberi pengertian yang terperinci terhadap materi-materi yang diajarkan, tidak merasa ada kendala dalam penyampaian materi di dalam kelas ataupun diluar kelas dalam kegiatan agama Islam. Menurutnya juga, dengan maksud dan tujuan pendidkan agama Islam ini memberikan petunjuk yang benar, penting dipelajari dan dilakukan apa yang telah diajarkan.

2) Gading (Kelas VII B), berpendapat bahwasannya guru pendidikan agama Islam pada saat mengajar di kelas, cara penyampaian materinya sangat nyaman dan sangat disukai.


(65)

Yang menarik pada saat guru menyampaikan materi dengan metode cerita dan mudah dipahami baik anak tersebut dan teman-temannya. Menurutnya, belajar agama Islam sangat baik bagi kehidupan setiap umat muslim, karena agama Islam merupakan agama yang membawa manusia dalam kehidupan yang lebih baik.

3) Intan Cahyaningrum (kelas VIII A), berpendapat bahwasannya guru pendidikan agama Islam dalam menyampaikan materi pelajaran memang mebuat merasa nyaman. Tetapi metode cara penyampaiannya kurang menarik dan membosankan, susah dalam memahami materi yang telah diajarkan. Menurutnya, pendidikan agama Islam sangat berguna bagi kehidupan, menjadi pedoman hidup dan menjadi tuntunan agar menjadi lebih baik.

4) Hero Huda Perwira (kelas VIII A), berpendapat bahwa guru pendidikan agama Islam dalam mengajar di kelas tidak membuat murid merasa bosan, bisa diajak bertukar pendapat, dan saat diluar kelas guru pendidikan Islam meberikan nasehat saat di mushola dan menyuruh seluruh murid untuk shalat. Menurutnya juga pentinya mempelajari pendidikan agama Islam sebagai pedoman hidup manusia sehari-harinya agar idak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif atau merusak moral dan akhlak manusia itu sendiri.


(1)

Pada hal metode yang diberikan oleh kepala sekolah ataupun guru yang bersangkutan menuturkan bahwa, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu metode pembiasaan. Pembiasaan disini diartikan dimana para peserta didik selalu dibiasakan dalam hal yang dapat menghasilkan pendidikan karakter atau bernilai kejujuran, sehingga proses penanaman karakter kejujuran kepada semua peserta didik tanpa memilih peserta didik tersebut. Tetapi proses yang diawali dengan niat peserta didik itu sendiri sehingga para peserta didik menjalaninya dengan senang hati dalam beribadah. Dengan diterapkannya hal tersebut guru pendidikan agama Islam mempunyai harapan yaitu terbentuknya karakter peserta didik yang jujur, mandiri, dan disiplin. Selain menggunakan metode pembiasaan guru pendidikan agama Islam juga menggunakan metode pembelajaran berupa, permainan, quis, dan pengajian rutin membantu peserta didik dalam mengembang ilmu pengetahuan tentang beragama Islam yang baik dan benar. Dan yang paling mencolok dari kepanduan metode pembelajarannya bersifat menarik, menyenangkan dan menantang.

Analisis Hasil Penelitian

Dalam proses mengajar, harus mengetahui pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pembelajaran, metode, peserta didik, guru, lingkungan belajar, dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Dikarnakan dengan komponen itu proses pembelajaran akan menjadi mudah dan membuat suasana belajar mengajar menjadi nyaman bagi seluruh yang memiliki peran di sekolah tersebut. Dengan proses pembelajaran tersebut, peniliti menganalisis dari hasil penelitian, yaitu:


(2)

1. Analisis Ditujukan Pada Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman Karakter Peserta Didik Di SMP Negeri 11 Yogyakarta

Dari data hasil penelitian yang didapat oleh peneliti, bahwasannya upaya guru pendidikan agama Islam harus mempunyai karakter yang baik dan memiliki ilmu agama yang benar, sebagai guru harus memberikan contoh yang baik kepada muridnya, sehingga pada saat mengajar atau mendidik, peserta didik mampu untuk memahami apa yang diajarkan. Seperti yang disebutkan dalam visi sekolah “Mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEK. Karena hal tersebut menyangkut keimanan dan ketaqwaan tentulah upaya tersebut harus sesuai dengan tujuan sekolah SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Dalam penanaman karakter kejujuran disini, guru pendidikan agama Islam harus memberikan pelajaran yang sangat berpengaruh atas prilaku peserta didiknya, misalnya pembelajaran berdasarkan kedisiplinan dan tanggungjawab karna itu berpengaruh dengan karakter kejujuran peserta didik. Jadi pembiasan dalam kedisiplinan dan rasa tanggungjawab harus lebih diperhatikan dan harus di berikan pelajaran yang baik mengenai itu kepada peserta didik, dikarenakan hal yang tidak langsung akan lebih baik dibanding secara langsung, karena dengan begitu peserta didik akan menjadi lebih mandiri, tahu apa yang dilkukan atau tidak boleh dilakukan.

2. Analisis Ditujukan Pada Peserta Didik Yang Menjadi Objek Dalam Pembelajaran di SMP Negeri 11 Yogyakarta

a. Proses pembelajaran pendidikan agama Islam yang diikuti peserta didik

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dengan materi pelajaran, praktek yang diberikan, dan pembiasaan yang peserta didik lakukan menjadi seimbang dan terlihat sangat mudah diterima. Jadi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tidak hanya belajar materi saja, tetapi juga diseimbangkan dengan kegiatan pembiasan berbuat


(3)

disiplin dan beribadah, dan dilain waktu juga ada kegiatan berupa pembelajaran yang didalamnya mendapatkan nilai-nilai kebaikan atau nasehat yang baik. Dengan proses pembelajaran itulah peserta didik menjadi antusias dalam kebaikan dan menambah nilai-nilai kejujuran yang sangat baik, menjadi pedoman untuk kelangsungan hidup di masa akan datang.

b. Problematika yang dihadapi oleh para peserta didik

Pada dasarnya problematika atau masalah yang dihadapi oleh para peserta didik selama ini tidak tergolong berat. Contoh kecil yaitu, dari teman ada yang sengaja tidak mengikuti apa yang telah diajarkan gurunya, misalnya tidak berperilaku jujur dalam berprilaku pada saat ujian ataupun melakukan hal-hal yang mengarah pada nilai-nilai kejujuran. Karena tidak pernah belajar dirumah, ada yang melihat temannya menyontek menjadi menyontek, ini merupakan kebiasan harus dihilangkan dan diberikan penanaman karakter kejujuran yang benar. Hal ini merupakan masalah yang dirasakan oleh para peserta didik, namun dari empat (4) peserta didik yang menuturkan bahwa mengikuti kelas guru pendidikan agama Islam sangat disukai, karena pendidikan agama Islam merupakan ilmu yang mengajarkan kebenaran dan menjadi pedoman hidup bagi siapa saja yang mengkuti ajaran Islam dengan benar sesuai perintah Allah. Selain itu dari prses pembiasaan itu juga merupakan cara melihat karakter peserta didik yang sebenarnya apabila terjadi perubahan tingkah laku atau prilaku yang terlihat, bagaiman memproses dirinya atau memotivasi dirinya mengarah pada kebiasaan yang baik berupa nilai-nilai kejujuran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman Karakter Kejujuran Peserta Didik Di SMP Negeri 11 Yogyakarta. Maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:


(4)

1. Upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta adalah memberikan contoh yang baik pada peserta didik dengan mengajarkan sebuah kedisiplinan dan menjadikan peserta didik yang unggul dalam keimanan dan ketaqwaan serta unggul dalam ilmu dan teknologi. Selain keteladanan tersebut guru pendidikan agama Islam juga memberikan materi dan metode dalam mengajarnya tentang pendidikan agama Islam yang berhubungan dengan penanaman karakter kejujuran itu sendiri, sebab pada dasarnya pendidikan agama Islam merupakan suatu hal yang dianggap benar keberadaannya.

2. Faktor penghambat dan pendukung dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik di SMP Negeri 11 Yogyakarta adalah:

a. Faktor Penghambat

1) kurangnya kedisiplinan dan kurang dalam berprilaku jujur oleh peserta didik yang menjadi hambatan dalam penanaman karakter kejujuran.

2) Sarana prasarana seperti mushola menjadi tempat pembiasaan peserta didik yang kurang memadai, sehingga dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik menjadi kurang efektif.

b. Faktor Pendukung

1) Guru-guru termasuk guru Pendidikan agama Islam di SMP Negeri 11 Yogyakarta 99% bermayoritas agama Islam. Dengan memiliki keyakinan yang sama yang kuat dan hubungan silaturahim yang baik, sehingga dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik tersebut terdukung.

2) Materi dan metode pembelajaran pendidikan agama Islam yang mendukung upaya penanaman karakter kejujuran pada peserta didik, baik itu yang terdapat dalam materi atau metode yang diajarkan dalam penanaman karakter kejujuran peserta didik oleh guru pendidikan agama Islam yang menjadi teladan bagi peserta didik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

Darmiyati, Zuhdan dan Muhsinatun. 2010. “Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran bidang studi di Sekolah Dasar dalam Cakrawala Pendidikan”. Journal.uny.ac.id. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pressindo.

Hadi, Amirul dan Haryono. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Muhaimin, Azzet Ahmad. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia. Jogjakarta:

Ar-Ruzzmedia.

Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogia.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Naim, Ngainun. 2011. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nashir Haedar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Kebudayaan. Yogyakarta: Multi Presindo.

Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Ridho, Rafiq. 2015. “Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah dan Mengatasi

Prilaku Menyimpang Siswa MTs. Ma’arif NU 02 Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Shaleh, Abdul Rachman. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sriyadi. 2014. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Nilai-nilai Keagamaan (Studi di KKG PAI SD IV Patuk)”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter. http://www.kemendiknas.go.id. Diakses tanggal 1 Maret 2010.


(6)

Sudaryati. 2010. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dan Orangtua Wali Murid dalam meningkatkan pengamalan Ibadah Sholat Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Karang Tengah Wonosari Gunungkidul”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tirtarahardja, Umar dan Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Thoha, Zuhri dan Yahya. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo – Pustaka Pelajar.

Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi: Membangun Karakter Ideal Mahasiswa Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wulandari, Deti Alfa. 2013. “Penanaman Nilai-nilai Akhlak pada Anak dalam Keluarga Single

Parent di Dusun Gamplong 1 Sumberrahayu Moyudan Sleman”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Persepektif Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

UPAYA GURU AL-ISLAM DALAM MEMBINA KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH 03 KEPANJEN MALANG

0 16 26

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP ISLAM TERPADU Upaya Guru Pendidikan Agama Islam DalamP Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di SMP Islam Terpadu Mutiara Insan Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2

0 3 12

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Meningkatkan Akhlak Peserta Didik (Penelitian Terhadap Guru Pendidikan Agama Islam di MTs An Nuur Kampung Baru

16 179 103

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM SIDOARJO.

0 4 94

64 penanaman nilai nilai karakter peserta didik melalui pendidikan agama di sekolah

1 1 12

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 32 MAKASSAR

0 3 166

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAK PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 4 LIWA LAMPUNG BARAT - Raden Intan Repository

0 3 103

BAB II KERANGKA TEORI TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKHLAK PESERTA DIDIK A. Teori tentang Profesionalisme - Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Meningkatkan Akhlak Peserta Didik (Penelitia

0 1 49

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERANNYA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KOTA BANJARMASIN TESIS

0 0 22

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

0 15 114