memberikan landasan hukum transaksi dan komunikasi elektronik seperti e-business, e-commerce, dan e-banking.
Catatan terhadap ketentuan Pasal 27 ayat 3 UU. ITE dan Pasal 45 ayat 1 UU. ITE, adalah tidak ada definisi apa yang dimaksud
dengan penghinaan atau pencemaran nama baik. Karena itu, untuk menentukan apakah telah dipenuhinya unsur-unsur pencemaran nama
baik harus merujuk kembali kepada Pasal 310 KUHP.
2.2.2. Unsur-unsur Pencemaran Nama Baik Menurut Pasal 310 ayat 2
KUHP dan Pasal 311 ayat 1 KUHP.
Pasal 310 KUHP berbunyi demikian : Ayat 1 “Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau
nama baik seseorang dengan menuduh suatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam, karena pencemaran
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.
Ayat 2 “Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan, dipertunjukkan pada umum atau ditempelkan, maka
yang berbuat itu dihukum karena menista dengan tulisan dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda
sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah”. Adapun penafsiran terhadap Pasal 310 KUHP adalah demikian :
23
23
M. Karjadi, R. Soesilo, Op. cit. H. 225-226.
a. Bahwa menghina yaitu menyerang kehormatan dan nama baik
seseorang. Yang diserang itu biasanya merasa malu. Kehormatan yang disini hanya mengenai kehormatan tentang nama baik, bukan
kehormatan dalam arti seksual. Semua penghinaan ini hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan dari orang yang menderita delik
aduan, kecuali bila penghinaan-penghinaan itu dilakukan terhadap seorang pegawai negeri pada waktu sedang menjalankan
pekerjaannya yang sah.
b. Objek daripada penghinaan-penghinaan tersebut di atas harus
manusia perseorangan, bukan instansi pemerintah, pengurus suatu perkumpulan, segolongan penduduk, dan lain-lain.
c. Supaya dapat dihukum, maka penghinaan itu harus dilakukan
dengan cara menuduh seseorang telah melakukan perbuatan yang tertentu, dengan maksud tuduhan itu akan tersiar atau diketahui
orang banyak.
d. Dan perlu diketahui pula, bahwa tidak termasuk sebagai penghinaan
atau penistaan dan tidak dapat dihukum apabila tindakan itu dilakukan untuk membela kepentingan umum atau terpaksa untuk
membela kepentingan umum.
Pasal 311 ayat 1 berbunyi demikian “Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ini
ia diizinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia tiada dapat membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya
tidak benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun”.
Adapun penafsiran terhadap Pasal 311 KUHP adalah demikian : Membuktikan kebenaran tuduhan itu hanya diizinkan dalam
hal yang berikut di bawah ini :
24
a. Kalau hakim menganggap perlu akan memeriksa kebenaran itu,
supaya dapat menimbang perkataan si terdakwa, bahwa ia telah melakukan perbuatan itu untuk kepentingan umum atau karena
untuk mempertahankan dirinya.
24
Ibid. H. 226.
Untuk membela kepentingan umum misalnya menunjukkan kekeliruan-kekeliruan dan kelalaian-kelalaian yang nyata-nyata
merugikan atau membahayakan kepentingan umum dari pihak-pihak yang berwajib.
Terpaksa untuk membela diri, misalnnya orang yang disangka telah melakukan perbuatan sebenarnya tidak benar, lalu menunjukkan
orang yang sebenarnya salah dalam hal ini.
b. Kalau seorang pegawai negeri yang dituduh melakukan perbuatan
dalam menjalankan pekerjaannya. Selain itu, ada disprasitas ancaman pidana cukup besar antara
ketentuan Pasal 310 KUHP dengan Pasal 45 ayat 1 UU. ITE. Terhadap pencemaran nama baik, Pasal 310 KUHP memberikan
ancaman maksimum 9 bulan penjara atau denda empat ribu lima ratus rupiah. Bandingkan dengan ketentuan Pasal 45 ayat 1 UU. ITE yang
mengancam pelaku dengan pidana penjara paling lama 6 tahun danatau denda paling banyak 1 miliar rupiah.
Dalam kasus Prita, jika Polri menjeratnya dengan Pasal 310- 311 KUHP, kiranya dasar penahanan tidaklah relevan, mengingat
penahan itu tidak memenuhi syarat karena ancaman pidana dalam Pasal 310-311 KUHP di bawah 5 tahun penjara.
Tindakan Prita menulis e-mail berisi komplain atas pelayanan RS.Omni Internasionalbukan merupakan tindak pidana. Itu karena Prita
hanya menulis apa yang dialaminya dan hal itu patut diketahui publik demi kepentingan umum. Dasar pemikiran ini, berpijak dari isi Pasal
310 ayat 3 KUHP yang berbunyi “tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan
umum atau karena terpaksa untuk membela diri”. Dan Prita tidak bisa
dijerat UU. ITE karena ia menceritakan kejadian yang ia alami dan itu merupakan fakta.
2.2.3. Tindakan Mengirimkan Maling List Tentang Ketidakpuasan