13
Keadaan dimana salah satu pihak mempunyai pengetahuan dan informasi lebih daripada yang lainnya terhadap sesuatu hal disebut asimetri informasi.
Dengan adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk
kepentingan sendiri. Eisenhardt 1989 mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu:
1. Manusia pada umunya mementingkan diri sendiri self interest, 2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
bounded rationality 3. Manusia selalu menghindari resiko risk adverse.
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan
reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan.
2.1.6 Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sebuah karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan menjadi panutan organisasi sebagai pembeda antara satu organisasi
dengan organisasi yang lain. Budaya organisasi juga diartikan sebagai nilai-nilai dan norma perilaku yang diterima dan dipahami secara bersama oleh anggota
organisasi sebagai dasar dalam aturan perilaku yang terdapat dalam organisasi tersebut.
14
Asal muasal budaya organisasi bersumber dari pendirinya karena pendiri dari organisasi tersebut memiliki pengaruh besar akan budaya awal organsiasi
baik dalam hal kebiasaan atau ideologi. Contohnya misi yang dapat dipaksakan pada seluruh anggota organisasi. Dimana hal ini dilakukan dengan pertama
merekrut dan mempertahankan anggota yang sepaham. Kedua, memaksakan atau mensosialisasikan cara pikir dan berperilaku kepada karyawan.
Lalu yang terakhir adalah pendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong anggota untuk mengidentifikasi diri, dan jika organisasi mengalami
kemajuan maka organisasi akan mencapai kesuksesan, visi, dan pendiri akan dilihat sebagai faktor penentu utama keberhasilan. Konteks perusahaan, budaya
organisasi dianggap sebagai salah satu strategi dari perusahaan dalam meraih tujuan serta kekuasaan.
Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sugiwardani, 2012. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa variabel penganganggaran, informasi simetris, budaya dan komitmen organisasi secara keseluruhan berpengaruh signifikan
terhadap budgetary slack di SKPD Kota Kediri dan secara parsial partisipasi penganggaran, informasi asimetris, dan komitmen organisasi memiliki pengaruh
signifikan terhadap budgetary slack di SKPD Kota Kediri dan secara parsial budaya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap budgetary slack.
Penelitian yang dilakukan oleh Djasuli dan Fadilah 2011 menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap budgetary slack, maksudnya bahwa partisipasi penganggaran akan
15
meningkatkan budgetary slack di SKPD Bangkalan. Informasi asimetri merupakan variabel yang memoderasi pada pengaruh partisipasi penganggaran
terhadap budgetary slack.Informasi asimetri membuat pegawai lebih berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk meningkatkan senjangan anggaran.Budaya
organisasi bukan merupakan variabel pemoderasi pada pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack.
SKPD Bangkalan tipe budaya yang paling dominan adalah budaya birokratis, ditandai dengan lingkungan yang terstruktur, teratur, tertib, berurutan
dan memiliki regulasi yang jelas. Group cohesiveness merupakan variabel pemoderasi pada pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack di
SKPD Bangkalan. Dalam kaitannya dengan senjangan anggaran, proses pengambilan
keputusan tergantung pada keselarasan sikap kelompok terhadap tujuan formal dan tujuan organisasi. Jika sikap tersebut menguntungkan dan tingkat kohesivitas
tinggi, maka efisiensi dan efektifitas pengambilan keputusan juga tinggi, maka tingkat efisiensi dan efektivitas akan menurun. Motivasi merupakan variabel yang
memoderasi pada pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack.Jadi motivasi yang tinggi dapat meningkatkan senjangan anggaran.
Widyaningsih 2011 melakukan penelitian yang menunjukkan hasil bahwa Partisipasi penganggaran berpengaruh langsung dan positif terhadap munculnya
senjangan anggaran. Artinya semakin tinggi tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan semakin tinggi budgetary slack senjangan anggaran yang
ditimbulkan dan Pengaruh partisipasi penganggaran terhadap senjangan anggaran
16
tidak dimoderasi oleh gaya kepemimpinan, dalam hal ini gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan.
2.1.7 Komitmen Organisasi