Inflamasi merupakan tindakan protektif yang berperan dalam melawan agen penyebab jejas sel. Inflamasi melakukan tindakan pertahanannya dengan cara melarutkan,
menghancurkan, atau menetralkan agen patologis Kumar et al., 2007. Fenomena yang terjadi dalam proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya
permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit menuju jaringan radang. Tanda-tanda dari proses inflamasi antara lain rubor, kalor, tumor, dolor, dan functio laesa Tanu et al., 2002. Rubor,
kalor, dan tumor pada inflamasi akut terjadi karena peningkatan aliran darah dan edema Kumar et al., 2007. Saat berlangsungnya feomena inflamasi ini banyak mediator kimiawi
yang dilepaskan secara lokal seperti histamin, 5-hidroksitriptamin 5HT atau serotonin, faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin Tanu et al., 2002.
Menurut Samsuri et al 2011, dosis deksametason 0,13 mgkg secara subkutan dapat meningkatkan kadar insulin serum dan menurunkan kadar glukosa serum secara
signifikan. Selain itu, obat golongan ini merupakan penyebab terjadinya stres oksidatif pada sel Hegardt, 2003; Renner, 2002; Renner, 2003; Tome, 2004; Tonomura, 2003.
2.3 Radikal Bebas dan Antioksidan
Radikal bebas adalah atom atau beberapa atom yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya sehingga bersifat sangat labil dan
mudah membentuk senyawa baru. Radikal bebas yang terdapat dalam tubuh bisa berasal dari dalam endogen maupun dari luar tubuh eksogen. Radikal bebas endogen merupakan
radikal bebas yang terbentuk sebagai respon normal dari peristiwa biokimia di dalam tubuh secara kontinu. Peristiwa biokimia tersebut meliputi reaksi reduksi-oksidasi normal di dalam
mitokondria maupun peroksisom, dan metabolisme obat-obatan Halliwell dan Gutteridge, 1999.
Radikal bebas di dalam tubuh biasanya dinetralisir oleh antioksidan endogen. Antioksidan endogen utama pada sel-sel tubuh adalah enzim superoksida dismutase SOD.
Enzim ini bekerja spesifik untuk mengeliminasi radikal bebas anion superoksida Carroll et al., 2007. Antioksidan yaitu senyawa atau bahan bioaktif yang dapat berfungsi untuk
mencegah, menurunkan reaksi oksidasi, memutus, menghambat, menghentikan dan menstabilisasi radikal bebas Margail, 2005.
Antioksidan dibedakan atas antioksidan endogen dan antioksidan eksogen. Antioksidan endogen umumnya berbentuk enzim, contohnya superoksida dismutase SOD,
katalase, glutation peroksidase, dan glutation reduktase. Antioksidan eksogen contohnya askorbat, tokoferol, dan karoten Nayak, 2001. Jumlah radikal bebas berpengaruh terhadap
kerja antioksidan endogen. Jumlah radikal bebas yang sedikit akan meringankan kerja antioksidan endogen, sehingga antioksidan tersebut bisa dipertahankan di dalam sel. Namun
jika radikal bebas terlalu banyak, antioksidan endogen tidak akan mampu menetralisirnya. Kekurangan antioksidan menyebabkan stres oksidatif yang berujung pada kerusakan sel dan
menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit degeneratif penuaan dini, kanker, dan lain-lain Evans et al., 2004.
2.4 Vitamin E