2.2.4 Diskriminasi atas Jenis Kelamin
Diskriminasi yang dialami oleh kelompok homoseksual tidak dapat dipisahkan dengan diskriminasi atas jenis kelamin, diskriminasi ini terjadi akibat
adanya konsep peran gender dalam masyarakat, yakni tatanan sosial yang melekatkan jenis kelamin lahir seseorang pada beberapa hal, mulai dari nama,
pakaian, gaya rambut, cara bicara, bahasa tubuh, minat, karakter, perilaku, kedudukan, dan tujuan hidup.
18
Dalam konsep peran gender ini, wanita dianggap lemah, tidak memiliki kemampuan apa-apa, serta menggantungkan hidup dan
nasibnya pada pria,
19
wanita hanya bertugas mengasuh anak, memasak, membersihkan rumah dan melayani suami serta melakukan pekerjaan domestik
lainnya.
20
Sedangkan pria dilekatkan dengan maskulinitas, mewajibkan pria berperilaku jantan, kuat, tidak cengeng dan bekerja diluar rumah untuk menafkahi
keluarga.
21
Hal ini menimbulkan anggapan bahwa pria memiliki kedudukan lebih unggul dibanding wanita atau biasa disebut patriarki.
Budaya patriarki ini membentuk wanita bergantung pada pria, wanita tidak mampu mengambil keputusan bahkan untuk dirinya sendiri.
22
Diskriminasi ini juga dibenarkan oleh tradisi dan ajaran agama, sebab pada umumnya tradisi dan
agama meletakkan norma hanya pada perspektif pria.
23
Hal ini kemudian dilegitimasi ke dalam aturan-aturan hukum dan kebijakan negara yang bias
18
Curtis O. Byer et. al., 2002, Dimension of Human Sexuality, Sixth Edition, McGraw-Hill Higher Education, New York, h. 288.
19
Free Hearty, 2015, Keadilan Jender: Perspektif Feminis Muslim dalam Sastra Timur Tengah, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, h. 80.
20
Ibid, h. 141.
21
Hendri, Op.Cit, h. 25.
22
Free, Op.Cit, h. 138.
23
Free, Op.Cit, h. 80-81.
gender. Para wanita kemudian menyuarakan hak-haknya dan memperjuangkan kesetaraan dengan pria, gerakan menuntut kesetaraan hak dengan pria ini biasanya
dikenal dengan istilah feminisme. Salah satu bentuk kesetaraan yang dituntut dalam gerakan ini adalah hak untuk memilih pasangan, sebab selama ini wanita
hanya dijadikan objek seks pria, wanita tidak benar-benar dapat memilih pasangannya sendiri.
Diskriminasi terhadap homoseksual kemudian dianggap sebagai salah satu bentuk dari diskriminasi gender yang didasarkan pada budaya patriarki, sebab
menurut budaya ini wanita menggantungkan hidup pada pria, dengan demikian hubungan yang dijalin oleh pasangan jenis kelamin terutama sesama wanita tidak
mungkin dapat dilakukan karena wanita dianggap lemah, sehingga butuh pria sebagai pelindung dan pemimpin.
2.3. Pengertian Homoseksual