Prinsip Dasar Hak Asasi Manusia .1 Konsep Hak Asasi Manusia
1 Nilai kesamaan
Dihadapan hukum semua pihak harus dipandang sama, sebab hukum menjamin kedudukan yang sama bagi setiap anggota masyarakat, aturan
hukum harus berisi kriteria objektif yang berlaku bagi semua pihak karena hukum berlaku umum. Nilai kesamaan inilah yang dalam etika politik disebut
keadilan. 2
Nilai kebebasan Hukum mencegah pihak yang kuat mencampuri pihak yang lemah, sebab
pada dasarnya hukum melindungi kebebasan manusia. Inti dari kebebasan ialah bahwa setiap orang atau sekelompok orang berhak untuk mengurus
dirinya sendiri lepas dari dominasi pihak lain yang dipaksakan secara sewenang-wenang.
3 Nilai kebersamaan
Hukum adalah institusional dari kebersamaan manusia, sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama, pengakuan terhadap solidaritas ini
mengharuskan tatanan hukum untuk menjamin sikap senasib dan sepenanggungan. Sehingga dalam tatanan hukum tidak boleh ada pihak yang
dibiarkan menderita apalagi dikorbankan demi kepentingan orang lain. Ketiga nilai tersebut harus terkandung dalam setiap instrumen hukum agar tujuan
hukum dapat tercapai.
2.2 Prinsip Dasar Hak Asasi Manusia 2.2.1 Konsep Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia HAM ialah hak yang melekat pada setiap individu sejak lahir yang diberikan oleh Tuhan, sehingga tidak boleh ada orang, institusi
sosial, budaya atau bahkan negara yang boleh melanggar hak-hak individu tersebut.
4
John Locke menyatakan dalam teori hukum alam bahwa negara bukanlah pencipta hak individu, namun bertanggungjawab atas pelaksanaannya,
5
dan fungsi negara hanyalah menciptakan kondisi agar HAM dapat dinikmati oleh setiap orang dan negara tidak berwenang mencabut HAM seseorang.
6
Namun menurut Jeremy Bentham, hak adalah anak dari hukum, hak nyata berasal dari
hukum yang nyata undang-undang, sebaliknya, hukum imajiner hukum alam menimbulkan hak yang imajiner, artinya hak tersebut tidak memiliki arti apa-apa
jika tidak diatur oleh undang-undang.
7
Pendapat Jeremy Bentham ini sesuai dengan aliran positivisme hukum dan digunakan dalam praktik hukum HAM saat ini, sebab sesuatu hal tidak mungkin
diakui dan dilindungi sebagai hak jika tidak ada aturan hukum yang mengatur dan mengakuinya sebagai hak, selain itu HAM juga diinpretasikan berbeda di setiap
negara, misalnya hak atas perkawinan, di beberapa negara perkawinan dianggap sebagai hak setiap individu tanpa terkecuali, termasuk bagi pasangan sejenis,
namun di negara lain hanya pasangan beda jenis kelamin yang dapat
4
Tony Evans, 2011, Human Rights in the Global Political Economy, Critical Processes, Lynne Riener Publishers, Inc., Boulder, Colorado, h. 31.
5
Masykuri Abdillah, 2015, Islam dan Demokrasi, Respons Intelektual Muslim Terhadap Konsep Demokrasi 1966- 1993 Edisi Revisi, Prenadamedia Group, Jakarta, h. 91.
6
M. Said Nasar, 2006, Kewarganegaraan Pemahaman dalam Konteks Sejarah, Teori dan Praktik, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta, h. 63.
7
Peter Mahmud, 2009, Pengantar Ilmu Hukum, Cet. III, Kencana, Jakarta, h. 165.
melangsungkan perkawinan. Atas dasar inilah, maka dalam hukum HAM dikenal dua istilah hak, yaitu
8
: a.
Hak alam natural rights, yaitu hak yang diperoleh seseorang karena ia manusia dan bersifat universal; dan
b. Hak hukum positive rights, yaitu hak yang diperoleh seseorang karena
menjadi warga negara, hak ini bersifat domestik. Dalam praktiknya, hanya hak hukum yang diakui oleh negara, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa hak hukum adalah hak alam yang diundangkan, artinya bukan hukum yang menciptakan hak, melainkan hak yang memaksa adanya
hukum.
9
Karena itulah hukum HAM terus berkembang sesuai tuntutan hak masyarakatnya.